Di susun Oleh
Kelompok 3
1. Holilah 2019010037
2. Mufirotun Wasilah 2019010069
3. Ratna Mulyani 2019010105
STITAL-KHAIRIYAHCITANGKIL
Jl.H.EnggusArjaNo.01CitangkilCilegonBantenTelp.(0254)389606
Email:stitalkhairiyahclg@gmail.com
TAHUNPELAJARAN2020
i
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami penjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan sehat wal'afiyat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Fiqih Jinayah Syiyasyah yang berjudul"Diyat dan ta’zir".
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
materi maupun pikirannya. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat pada diri
kami sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, kami memyadari bahwa masih banyak kesalahan
dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki dalam membuat
makalah yang lain diwaktu yang akan datang.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
4
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar hukum dan pengertian diyat?
2. Apa saja hal-hal kejahatan yang memunculkaan diyat?
3. Apa pengertian, dasar hukum dan macam-macam ta’zir?
C. Tujuan
5
2. Untuk mengetahui hal-hal kejahatan yang memunculkaan diyat?
BAB II PEMBAHASAN
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم القصاص في القتلى الحر بالحر والعبد بالعبد واألنثى باألنثى فمن
ذلك فله عذابoعفي له من أخيه شيء فاتباع بالمعروف وأداء إليه بإحسان ذلك تخفيف من ربكم ورحمة فمن بعد
أليم اعتدى
Pengertian diyat adalah denda/suatu harta yang wajib di berikan pada ahli
waris dengan sebab melukai jiwa atau anggota badan yang lain pada diri manusia.
Diyat terbagi kedalam dua macam yaitu:
6
1) Diyat mugholadloh(denda yang berat):yaitu di sebabkan karna membunuh
seorang yang merdeka islam secara sengaja.
َ َونooُ ( اَلدِّيَةُ ثَاَل ث:ُ ع َْن َج ِّد ِه َرفَعَ ه, ع َْن أَبِي ِه,ب ِ ِم ْن طَ ِر: ُّ َواَلتِّرْ ِم ِذي,ََوأَ ْخ َر َجهُ أَبُو دَا ُود
ٍ يق َع ْم ِر ِو ْب ِن ُش َع ْي
) َوأَرْ بَعُونَ خَ لِفَةً فِي بُطُونِهَا أَوْ اَل ُدهَا,ً َوثَاَل ثُونَ َج َذ َعة,ًِحقَّة
Artinya: Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Amar dan Ibnu
Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu dalam hadits
marfu': "Diriwayatkan 30 ekor hiqqah, 30 ekor jadz'ah, dan 40 ekor unta
bunting yang diperutnya ada anaknya.
1
Ahmad wardi muslich, Hukum Pidan Islam, (Jakarta: Sinar grafika, 2005), hlm 249
2
Abu amar,imron.1983.terjemahan fat-hul qarib.kudus.menara kudus.hal.110
7
30 ekor unta hiqqah(yang telah berumur 3 tahun)
40 ekor unta khalifah(unta yang telah positif bunting) yang dinyatakan oleh
ahli dan disaksikan oleh dua orang yang adil.3
َ َواَل يَ ْقتَ ُل,ال َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم ( َع ْق ُل ِش ْب ِه اَ ْل َع ْم ِد ُمغَلَّظٌ ِم ْث ُل َع ْق ِل اَ ْل َع ْم ِد
َ َ ق:َو َع ْنهُ قَا َل
ُح ) أَ ْخ َر َجه
ٍ َواَل َح ْم ِل ِساَل,ض ِغينَ ٍة
َ اس فِي َغي ِْر ِ َّ فَتَ ُكونُ ِد َما ٌء بَ ْينَ اَلن, ُ َو َذلِكَ أَ ْن يَ ْن ُز َو اَل َّش ْيطَان,ُصا ِحبُه
َ
ُض َّعفَه ْ ُارق
َ طنِ ُّي َو َ اَل َّد
َ َ ِع ْشرُون: ( ِديَةُ اَ ْل َخطَأ َ أَ ْخ َماسًا:َوع َْن اِ ْب ِن َم ْسعُو ٍد رضي هللا عنه ع َْن اَلنَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل
ُ َو ِع ْشرُونَ بَنِي لَبُو ٍن ) أَ ْخ َر َجه,ت لَبُو ٍن ِ َو ِع ْشرُونَ بَنَا,َاض ِ َو ِع ْشرُونَ بَنَا,ً َو ِع ْشرُونَ َج َذ َعة,ًِحقَّة
ٍ ت َمخ
( بُنِ َي لَبُو ٍن ) َوإِ ْسنَا ُد اَأْل َ َّو ِل: بَ َد َل, ) اض ْ ُاَل َّدا َرق
ٍ ( َو ِع ْشرُونَ بِنِي َم َخ: بِلَ ْف ٍظ,ُطنِ ُّي َوأَ ْخ َر َجهُ اَأْل َرْ بَ َعة
ِ ُصحُّ ِم ْن اَ ْل َمرْ ف
وع َ َ َوهُ َو أ,أَ ْق َوى َوأَ ْخ َر َجهُ اِبْنُ أَبِي َش ْيبَةَ ِم ْن َوجْ ٍه آ َخ َر َموْ قُوفًا
3
As,ad, aliy.1979.terjemah fathul mu,in.yogyakarta.menara kudus.hal.268
8
Artinya: Dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Denda bagi yang membunuh karena kekeliruannya seperlima-
seperlima dari 20 ekor hiqqah (unta yang memasuki tahun keempat), 20 ekor
jadz'ah (unta yang memasuki tahun kelima), 20 ekor bintu labun (unta betina
yang memasuki tahun ketiga), dan 20 ekor ibnu labun (unta jantan yang
memasuki tahun ketiga). Riwayat Daruquthni. Imam Empat juga
meriwayatkan hadits tersebut dengan lafadz: 20 ibnu makhodl menggantikan
lafadz labun. Sanad hadits pertama lebih kuat. Ibnu Abu Syaibah
meriwayatkan dari jalan lain secara mauquf. Ia lebih shahih daripada marfu'.
Diyat yang harus di tanggung oleh pelaku jani terhadap ahliwaris dari
korban pembunuhan yang khata’ ialah,100 ekor unta yang di tentukan dalam
5 kelompok jenisnya yaitu:
4
As’ad,aliy.op.cit.hal.270-274
9
Adapun diyat bagi orang yahudi, nasrani kafir mustakam,maka
diyatnya yaitu sepertiga diyat orang islam, baik membunuh atau melukai.
Sedangkan untuk kafir dzimmi yaitu setengah dari diyat kaum muslimin dan
kafir mu’ahad setengah diyat orang merdeka,
َُ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم ( َع ْق ُل أَ ْه ِل اَل ِّذ َّم ِة نِصْ فُ َع ْق ِل اَ ْل ُم ْسلِ ِمينَ ) َر َواهُ أَحْ َمد:َو َع ْنهُ قَا َل
, ( َع ْق ُل اَ ْل َمرْ أَ ِة ِم ْث ُل َع ْق ِل اَل َّر ُج ِل: ( ِديَةُ اَ ْل ُم َعا ِه ِد نِصْ فُ ِديَ ِة اَ ْل ُح ِّر ) َولِلنِّ َسائِ ِّي:َ َولَ ْفظُ أَبِي دَا ُود.َُواأْل َرْ بَ َعة
َص َّح َحهُ اِبْنُ ُخ َز ْي َمة َ َُحتَّى يَ ْبلُ َغ اَلثُّل
َ ث ِم ْن ِديَتِهَا ) َو
5
As,ad,ali.op.cit.hal.272-273
10
َ:يَ ْعنِي- ( هَ ِذ ِه َوهَ ِذ ِه َس َوا ٌء: ع َْن اَلنَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل,ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما ِ س َرٍ َوع َْن اِ ْب ِن َعبَّا
ُ اَلثَّنِيَّة: َواأْل َ ْسنَانُ َس َوا ٌء,صابِ ِع َس َوا ٌء
َ َ ( ِديَةُ اَأْل:َّاريُّ وَأِل َبِي دَا ُو َد َواَلتِّرْ ِم ِذي
ِ ص َر َواإْل ِ ْبهَا َم ) َر َواهُ اَ ْلبُ َخ
َ اَ ْل ُخ ْن
ََوالضِّ رْ سُ َس َوا ٌء ) وَاِل ْب ِن ِحبَّان
: ( َع َش َرةٌ ِم ْن اَإْل ِ بِ ِل لِ ُكلِّ إصْ بَ ٍع,صابِ ِع اَ ْليَ َدي ِْن َوال ِّرجْ لَ ْي ِن َس َوا ٌء
َ َ) ِديَةُ أ
Artinya: Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Ini dan ini sama saja -yaitu jari kelingking dan ibu jari-." Riwayat Bukhari.
Menurut riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi: "Denda jari sama-sama dan gigi-
gigi juga sama; gigi depan dan geraham sama." Menurut Riwayat Ibnu Hibban:
"Denda jari-jari kedua tangan dan kaki sama, sepuluh unta untuk setiap jari."
َ.ُ َواأْل َرْ بَ َعة.ُ خَ ْمسٌ ِم ْن اَإْل ِ بِ ِل ) َر َواهُ أَحْ َمد, ٌح خَ ْمس ِ ض ِ ( فِي ْال َم َوا:ي صلى هللا عليه وسلم قَا َل َّ َِو َع ْنهُ; أَ َّن اَلنَّب
َوابْنُ اَ ْل َجارُو ِد,َص َّح َحهُ اِبْنُ ُخ َز ْي َمة َ َ ( َواأْل:َُو َزا َد أَحْ َمد
َ َع ْش ٌر ِمنَ اَإْل ِ بِ ِل ) َو,ٌ ُكلُّه َُّن َع ْشر,صابِ ُع َس َوا ٌء
Jadi diyat untuk setiap pemotongan sebuah jari itu sama,baik jari
jempol,kelingking yaitu diyatnya sepuluh ekor unta,dan setiap masing-masing
sebuah gigi diyatnya adalah lima ekor unta,dan begitu juga dengan diyat dari
luka yang tulangnya nampak.6
11
sanksi hadd dan kifaratnya. Atau kata lain, ta’zir adalah hukuman yang bersifat
edukatif dan hukumannya di tentukan oleh hakim, atau pelaku tindak pidana atau
pelaku perbuatan maksiat yang hukumannya belum ditentukan oleh syari’at.7
Aturan hukum pidana islam yang paling fleksibel terdapat pada jarimah
ta’zir, Pada kategori jarimah ini, baik kriminalisasi suatu perbuatan maupun
hukumannya diserahkan kepada Hakim. Jadi ta’zir merupakan hukuman bagi
perbuatan pidana (jarimah) yang tidak ada ketetapannya nas tentang hukumnya.8
7
Rokhmadi, Reformasi Hukum Pidana Islam, (semarang: RASAIL Media
Group,2009), Cet. 1, hlm 66
8
Muhammad syahrur, Limitasi Hukum Pidana Islam,(semarang Walisongo
Press,2008), hlm 34
12
1) Jika dilihat dari eksistensinya jarimah ta’zir sama dengan jarimah hudud,
karena keduanya sama-sama sebagai pengajaran (al-ta’lib) untuk mencapai
kemaslahatan dan sebagai tindakan preventif yang macam hukumnya
berbeda-beda sesuai jenis perbuatan dosaatau tindak pidana yang dilakukan.
Jika pada jarimah hudu sudah ditentukan secara pasti dan jelas hukuman-
hukumannya, dan tidak bisa dirubah atau diganti, sedangkan pada jarimah
ta’zir belum ditentukan hukumannya.
Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa Umar bin khathab ra. Pernah
menjatuhkan hukuman ta’zir dan pembinaan dengan memotong rambut,
mengasingkan, dan cambuk. Sebagaiman dia juga pernah membakar warung
para tukang khamar serta kampong tempat perjualan khamar. Dia juga
membakar istana Sa’ad bin Abi Waqqash di kufah lantaran keberadaan istana
ini membuatnya tertutup dengan rakyat. Dia membuat cambuk untuk memukul
orang yang layak mendapatkan cambukan serta membuat bangunan penjara dan
mencambuk wanita yang meratapi jenazah hingga rambutnya terlihat. Tiga
imam Fiqih mengatakan itu wajib, syafi’I mengatakan tidak wajib.
13
wakil masyarakat, yaitu penguasa Negara seperti presiden atau aparat Negara.
Orang lain, selain penguasa atau orang yang ditunjuk oleh nya tidak boleh
melaksankan hukuman ta’zir, meskipun hukuman tersebut menghilangkan
nyawa. Apabila iamelaksanakan sendiri dan hukumannya berupa hukuman mati
sebagai ta’zir maka ia dianggap sebagai pembunuh, walaupun sebenarnya
hykuman mati tersebut adalah hukuman yang menhilanhkan nyawa.9
Dapat dijelaskan bahwa dari hak yang dilanggar, jarimah ta’zair dapat
dibago kepada dua bagian, yaitu
Dari segi sifatnya, jarimah ta’zir dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu
14
b. Ta’zir karena melakukan perbuatan yang membahayakan kepentingan umum;
Di samping itu, dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya), ta’zir juga
dapat di bagi menjadi kepada tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Jarimah ta’zir yang berasal dari jarimah-jarimah hudud atau qishas, tetapi
syarat-syaratnya tidak dipenuhi, atau ada syubhat, seperti pencurian yang
tidak mencapai nishab, atau oleh keluaraga sendiri.
2) Jarimah ta’zir yang jenisnya disebutkna dalam nas syara’ tetapi hukumannya
belum ditetapkan, sepeti riba, suap,dan mengurangi takaran dan timbangan.
3) Jarimah ta’zir yang baik jenis maupun sanksinya belum ditentukan oleh
syara’.
Jenis ketiga ini sepenuhnya diserahkan kepada ulil amri, seperti pelanggaran
disiplin pegawai pemerintah.
Abdul aziz amir membagi secara rinci kepada beberapa bagian, yaitu
15
Macam-macam hukuman jarimah Ta’zir
Dalam ta’zir, hukuman itu tidak ditetapkan dengan ketentuan (dari Allah dan
rasulnya), dan Qodhi diperkenankan untuk mempertimbangkan baik bentuk hukuman
yang akan dikenakan kadarnya.10
Melukai atau penganiayaan bisa sengaja, semi sengaja, dan kesalahan. Dalam
hal ini para ulama membaginya menjadi lima macam, yaitu:
2) Idzhab ma’a al-athraf, yaitu menghilangkan fungsi anggota badan (anggota badan
tetap ada tapi tidak bisa berfungsi), misalnya membuat korban tuli, buta, bisu, dan
sebagainya.
4) Al-jarh, yaitu pelukaan terhadap selain wajah dan kepala termasuk di dalamnya
yang tidak masuk ke dalam perut atau rongga dada dan yang masuk ke dalam
perut atau anggota dada.
10
Abdur rahman, tindak pidana dalam syariat islam, (Jakarta): Rineka cipta, 1992),
hlm 14
16
5) Pelukaan yang tidak termasuk ke dalam salah satu dari empat jenis pelukaan di
atas.
a. Hukuman mati
Alat yang digunakan untuk hukuman jilid ini adalah cambuk yang
pertengahan (sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalau kecil) atau tongkat.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh imam Ibn Taimiyah, dengan alas an
karena sebaik-baiknya perkara adlah pertengahan.
Apabila orang yang dihukum ta’zir itu laki-laki maka baju yang
menghalanginya sampainya cambuk ke kulit harus dibuka. Akan tetapi,
apabila orang terhukum itu seorang perempuan maka bajunya tidak boleh
dibuka, karena jika demikian akan ternukalah auratnya.
17
a. Hukuman penjara
b. Hukuman pengasingan
إنما جزاء الذين يحاربون هللا ورسوله ويسعون في األرض فسادا أن يقتلوا أو يصلبوا أو تقطع أيديهم
وأرجلهم من خالف أو ينفوا من األرض ذلك لهم خزي في الدنيا ولهم في اآلخرة عذاب عظيم
Yang artinya :
18
dapat men-tasarufkan harya tersebut untuk kepentingan yang mengandung
maslahat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
edukatif yang ditentukan oleh hakim, terhadap pelaku tindak pidana atau pelaku
perbuatan maksiat yang hukumannya belum ditentukan oleh syari’at.
B. Penutup
Alhamdulillah, Demikian makalah ini yang telah kami buat dan kami
paparkan, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. maka dari
itu kritik dan saran dari teman-teman sangat kami harapakan. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pemakalah khusunya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Amiin
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Rokhmadi, Reformasi Hukum Pidana Islam, Semarang: Rasail Media Group
22