Anda di halaman 1dari 11

MENGETAHUI QIYAS SYAKEL 1 DAN 2

MAKALAH
Di susun untuk memenuhi
Tugas perkuliahan ilmu mantiq

Oleh kelompok 6 :
 Abdullah (210601159)
 Rizki ardian (210601146)
 Ali mutolib (210601165)
 Namira fitria zalika (210601160)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

MATARAM

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt yang telah membrikan rahmat serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
mantiq dengam makalah yang berjudul “qiyas syakel 1 dan 2. Penyusun juga mengucapkan
trimakasih kepada bapak H. Sajali, Lc, M.A. yang telah membibimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.

Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih begitu banyak
terdapata kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu penyusun membutuhkan adanya kritik dan
saran agar bisa menjadi lebih baik kedepan nya. Penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi orang banyak dan menambah wawasan serta keingin tahuan untuk
menggalihnya lebih dalam.

Mataram 22 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar belakang ...................................................................................... 4


B. Rumusan masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

A. Pengertian qiyasi .................................................................................. 6


B. Pengertian qiyas syakel ........................................................................ 7
C. Bentuk dan syarat-syrat syakel ............................................................ 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpilan ......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah mahluk yang di ciptakan dengan penuh kesempurnaa. Manusia
memiliki akal pikiran yang membedakannya dengan mahluk ciptaan lain. Dengan akal,
manusia dapat memahami apa yang di wahyukan oleh allah swt, dengan akal manusia
bisa membedakan mana yang hak dan yang batil. Dengan akal pula manusia membangun
peradaban.
Perlu di ketahui bersama pada dasarnya ilmu logika itu tidak berhubungan dengan kata,
melainkan dengan makna rasio dari suatu kata, sebab setiap definisi, pembagian dan
hokum jukum yang di ajukan nya senantiasa berkembang dengan arti kata.
Seklipun demikian, disaat tertentu ilmu logika perlu melakukan pendefinisian dengan
mengklasifikasikan hal-hal yang ada hubungan nya dengan kata, meskipun hanya
berdasarkan arti. Dari factor ini ahli logika menyatakan bahwa setiap kata yang di
tetapkan untuk suatu arti yang khusus akan menunjukan arti yang khusus pula. Dari
kenyataan sperti ini sekiranya perlu untuk kita membahas tentang kata pada suatu makna
tertentu dan sebaliknya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan qiyasi
2. Untuk mengetahui qiyas syakel
3. Sperti apa bentuk dan syrat-syrat qiyas syakel
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari qiyasi
2. Untuk mengetahui qiyas syakel
3. Untuk mengetahui sperti apa pembagian qiyas syakel

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian qiyas
Qiyas adalah salah satu bagian dari istidlal atau pencarian dalil,petunjuk, atau indicator
yang menuju pada suatu kesimpulan. Istidlal adalah berpindahnya pikiran dari sesuatu
yang diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui. Sedangkan istidlal secara garis
besar dibagi menjadi diua yaitu istidal qiyasi dan istidlal istiqara’I. kali ini kita akan
membahas istidlal yang berupa qiyas dan istiqarai. Qiyas atau qiyasi ialah merupakan
kalimat yang tersusun dari beberapa qadiyah. Kata qiyas berasal dari bahasa arab yang
berarti ukuran, niqiyas berarti alat mengukur. Maksudnya disini adalah mengukur sesuatu
dengan sesuatu yang lain.
Qiyas dalam ilmu mantiq adalah ucapan atau kata yang tersusun dari dua atau beberapa
qadiyah, manakala qadiyah qadiyah tersebut benae, maka akan muncul daripadanya
dengan sendirinya qadiyah benar yang lain dinamakan natijah. Ada pula yang
mendefinisikan qiyas sebagai suatu pengambilan kesimpulan dimana kita menarik dua
macam keputusan atau qadhiyah yang mengandung unsur bersamaan dan salah satunya
harus universal, suatu keputusan ketiga yang kebenarannya sama dengan kebenaran yang
ada pada keputusan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa istidlal istiqara’I adalah
proses berpikir dengan cara menarik kesimpulan umum berdasarkan fakta fakta setelah
terlebih dahulu dilakukan percobaan percobaan dan penelitian yang cermat serta tepat.
Istilah lain untuk istidlal istaqara’I dalah penarikan kesimpulan secara induktif
(istinbathi). Contoh besi, melalui percobaan memanaskan nya ternyata memuai.
Percobaan ini di lakukan berulang-rulang di berbagai tempat. Dan waktu yang hasilnya
sama, yaitu memuai. Kesimpulan umum lantas ditarik bahwa besi jika di panaskan
memuai. Akhirnya di tarik suatu generisi yang menjadi kesimpulan umum bahwa semua
benda padat jika di panaskan, memuai.
B. Pengertian qiyas syakel
Syakal artinya bentuk. Maksudya adalah syakal ini salah satu bentuk dari sekian
bentuk qiyas. Syakal dalam ilmu mantiq adalah gabungan muqaddimah sughra dan
muqaddimah qubra tanpa melihat sur (kully atau juz’i).[1]

5
Sedangkan menurut istilah syakal adalah bentuk gabungan qiyas yang padanya diletakkan
had wasath dalam muqaddimah sughra dan muqaddimah qubra.[2] Telah kita ketahui
bahwa sesungguhnya qiyas itu harus tersusun dari tiga qadhiyah dan tiga had. Dari tiga
had itu ada antara lain ada yang diulang-ulang pada dua muqaddimah, itulah yang
dinamakan haddul ausath. Dan dua had lainnya masing-masing nampak, sekali pada pada
muqaddimah sughra dan sekali pada natijah.

Contoh:

Muqaddimah sughra = alkhamru musyriqun

Muqaddimah kubra = kullu musyriqun haram

Natijah = alkhamru haram

Keterangan:

Yang berulang-ulang pada dua muqaddimah ialah musykirun dan dua had lainnya
masing-masing nampak:

a. Muqaddimah sughra yaitu alkhamru yang disebut haddul asghar (minor term)

b. Nampak pada natijah yaitu haram yang disebut haddul akbar (major term).

Haddul ausath dalam dua muqaddimah berbeda letaknya. Dalam muqaddimah sughra
menjadi mahmul (pradikat) dan dalam muqaddimah kubra menjadi maudhu’ (subyek)
atau sebaliknya. Untuk membuat natijah, kita harus menghilangkan haddul ausath yaitu
unsur-unsur yang sama pada dua muqaddimah, pada contoh diatas ialah musykir,
kemudian haddul asghar (alkhamru) disusun menjadi maudhu’ dan haddul akbar (haram)
menjadi mahmul, sehingga menjadi susunan “alkhamru kharam”. Inilah yang disebut
dengan natijah.[3]

C. Bentuk dan syrat-syrat qiyas


Dalam qiyas ditemukan dua bentuk syakal dan berikut ini ditemukan syarat-syaratnya.
Syarat-syarat ke dua syakal, maksudnya adalah untuk mengeluarkan natijah yang benar,
harus memenuhi syarat-syarat masing-masing syakal sebagai berikut:

- Syakal pertama
Muqaddimah sughranya harus mujabah, dan muqaddimah kubranya harus
kulliyah (M-K).

- Syakal kedua

6
Muqaddimah sughranya harus kulliyah, sedang kaefnya harus berbeda.

1. Syakal Pertama (awwal)


Ketentuan syakal pertama adalah: bahwa kandungan haddul ausatnya, mahmul
dari sughra dan maudhu’ dari qubra, (A=B; sedang B=C maka A=C) dan syarat
natijahnya:

a. Muqaddimah sughra adalah mujabah; dan

b. Muqaddimah Kubra adalah Kulliyah.

Contoh I :

Muqaddimah Sughra : tiap bid’ah adalah sesat

Muqaddimah Kubra : tiap kesesatan dalam neraka

Natijah : tiap bid’ah dalam neraka.

Contoh II :

Sughra : tiap bid’ah adalah sesat

Kubra : tidak ada kesesatan dalam surga

Natijah : tidak ada bid’ah dalam surga

Contoh III :

Sughra : sebagian buah-buahan adalah mangga

Kubra : tiap mangga mempunya biji

Natijah : sebagian buah-buahan mempunyai biji

Contoh IV :

Sughra : sebagian buah-buahan adalah mangga

Kubra : tidak ada mangga tidak berbiji

Natijah : sebagian buah-buahan tidak berbiji.

2. Syakal Kedua (Tsani)


Ketentuan syakal kedua adalah: bahwa kandungan haddul ausatnya adalah
mahmul dai muqaddimah sughra dan mahmul dari muqaddimah kubra, (A=B;
sedang C=B; maka A=C) dan syarat natijahnya:

7
a. Muqaddam kubra adalah kulliyah; dan

b. Muqaddimahnya harus berlainan kaef (mujabah/salibah).

Kedua syarat ini dapat mengeluarkan empat bentuk natijah yaitu:

1) KM-KS=KS. Yakni:
Muqaddimah sughra kulliyah mujabah

Sedang muqaddimah kubranya kulliyah salibah

Natijahnya : kulliyah salibah

Contoh: - tiap manusia adalah hewan.

- Tidak satupun tumbuhan itu hewan.


# Tidak satupun manusia itu tumbuhan.

2) KS-KM=KS. Yakni:
Muqaddimah sughra kulliyah salibah

Muqaddimah kubranya kulliyah mujabah

Natijahnya : kulliyah Salibah

Contoh: - tidak satupun pohon itu hewan.

- Tiap-tiap manusia adalah hewan


# Tidak satupun pohon itu manusia.

3) JM-KS=JS. Yakni:
Muqaddimah sughra juz’iyah mujabah

Muqaddimah kubranya kulliyah salibah

Natijahnya: juz’iyah salibah

Contoh: - sebagian hewan adalah manusia

- Tidak satupun pohon itu manusia


# Sebagian hewan itu bukan pohon.

4) JS-JM=JS. Yakni:
Muqaddimah sughra juz’iyah salibah

8
Muqaddimah kubranya kulliyah mujabah

Natijahnya: juz’iyah salibah

Contoh: - sebagian hewan bukan manusia

- Tiap yang berpikir adalah manusia


# Sebagian hewan bukan yang berpikir.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qiyas adalah salah satu bagian dari istidlal atau pencarian dalil,petunjuk, atau indicator
yang menuju pada suatu kesimpulan. Istidlal adalah berpindahnya pikiran dari sesuatu
yang diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui. Sedangkan istidlal secara garis
besar dibagi menjadi diua yaitu istidal qiyasi dan istidlal istiqara’I.
Syakal artinya bentuk. Maksudya adalah syakal ini salah satu bentuk dari sekian
bentuk qiyas. Syakal dalam ilmu mantiq adalah gabungan muqaddimah sughra dan
muqaddimah qubra tanpa melihat sur (kully atau juz’i).[1] Sedangkan menurut istilah
syakal adalah bentuk gabungan qiyas yang padanya diletakkan had wasath dalam
muqaddimah sughra dan muqaddimah qubra.[

B. Saran
Dalam proses penyususnan makalah ini, pemakalah banyak menemukan kesulitan dan
makalah yang penulis sususn ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat di harapakan dari para pembaca.

BAB IV

10
DAFTAR PUSTAKA

http://karyailmu99.blogspot.com/2015/12/asykalul-qiyas.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai