Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Al-Asykal Al-Arba’ah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Ilmu Mantiq

Dosen Pengampu: Ahmad Taufiq, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Hani Supaeroh (2618086)

Kelompok 10

Kelas C

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Al-Asykal Al-Arba’ah”. Meskipun dalam prosesnya banyak
halangan dan hambatan, saya dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Saya berterimakasih kepada Bapak Ahmad Taufiq, M.Pd.I selaku
dosen mata kuliah Ilmu Mantiq yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Dan saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan


makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh
karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk saya
jadikan sebagai bahan evaluasi. Saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan baru dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini

Pekalongan, 4 November 2019

Hani Supaeroh

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Syakal dan Dharb …............................................................ 3


B. Macam-Macam Syakal ........................................................................ 3
C. Bentuk dan Syarat-Syarat Syakal ......................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa sesungguhnya qiyas itu harus tersusun dari tiga
qadhiyah dan tiga had. Dari tiga had itu antara lain ada yang diulang-ulang
pada dua muqaddimah, itulah yang dinamakan haddul ausath. Dan dua had
lainnya masing-masing Nampak, sekali pada muqaddimah shughra dan sekali
pada natijah.
Qadhiyyah pertama disebut muqaddimah shughra (premis minor),
qadhiyyah kedua disebut muqaddimah kubra (premis mayor) dan yang ketiga
adalah natijah (konklusi). Natijah merupakan gabungan dari maudhu’ dan
mahmul yang sudah tercantum pada dua muqaddimah, yakni “kunci”
(maudhu’), “akan memuai jika dipanaskan” (mahmul) dan “besi” sebagai had
wasath. Yang paling berperan dalam qiyas adalah penghubung antara maudhu’
muqaddimah shughra dengan mahmul muqaddimah kubra. Penghubung itu
disebut had wasath. Had wasath harus berada pada kedua muqaddimah
(shughra dan kubra) tetapi tidak tercantum dalam natijah.
Syakal qiyas ditentukan oleh letak had ausath pada dua muqaddimah
shughra dan muqaddimah kubra. Kadang-kadang had ausath menjadi mahmul
pada kedua muqaddimah, atau menjadi maudhu’ pada keduanya, atau menjadi
mahmul pada muqaddimah shughra dan menjadi maudhu’ pada keduanya,
atau menjadi mahmul pada muqaddimah shughra dan menjadi maudhu’ pada
muqaddimah kubra, atau menjadi maudhu’ pada muqaddimah shughra dan
menjadi mahmul pada muqaddimah kubra.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Syakal?
2. Apakah yang dimaksud dengan Dharb?
3. Apa saja macam-macam Syakal?
4. Apa saja bentuk dan syarat-syarat Syakal?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui tentang pengertian Syakal.
2. Mengetahui tentang pengertian Dharb.
3. Mengetahui macam-macam Syakal.
4. Mengetahui bentuk dan syarat-syarat Syakal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertin Syakal dan Dharab


1. Pengertian Syakal

Syakal artinya bentuk. Maksudnya adalah syakal ini salah satu


bentuk qiyas.1

Secara lughawi, berarti bentuk. Secara istilah syakal adalah bentuk


bangunan qiyas yang padanya diletakkan had wasath dalam
muqaddamah sughra dan muqaddamah kubra.2

2. Pengertian Dlarb.
Dhorob yaitu berkumpulnya dua qodhiyyah dengan
memperhatikan adanya soer. Artinya qodhiyyah itu harus menyebutkan
soer. Atau qodhiyyah yang dipakai: qodhiyyah musawwaroh.
Jadi dhorob pasti syakal, tapi syakal belum tentu dhorob. Dhorob
harus memperhatikan soer dan syakal tidak perlu.3

B. Macam-Macam Syakal
Syakal ada empat macam, yaitu:
1. Syakal Awwal
Syakal pertama yaitu apabila had ausath menjadi mahmul dalam
muqaddimah shughra dan menjadi maudhu’ dalam muqaddimah kubra.4
Contoh:
1
Basiq Djalil, Logika Ilmu Mantiq, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 85.
2
Syukriadi Sambas, Mantik Kaidah Berpikir Islami (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1996), hlm. 126.
3
Cholil Bisri Mustofa, Ilmu Mantiq Terjemahan Assulamul Munauroq (Bandung: PT
Alma’arif, 1989), hlm. 47.
4
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarromah, Ilmu Mantiq Undang-Undang Berpikir
Valid ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 98.

3
- Alam Raya adalah sesuatu yang berubah.
- Sesuatu yang berubah adalah baru.
- Alam Raya adalah baru.5

Contoh di atas rumusnya adalah sebagai berikut:

- A=B
- B=C
- A=C
2. Syakal Tsani
Syakal kedua yaitu had ausath menjadi mahmul pada muqaddimah
shughra dan kubra.
Contoh 1:
 Tiap-tiap burung mempunyai sayap.
 Tidak ada satupun kambing mempunyai sayap.
 Tidak ada satupun kambing sama dengan burung.
Contoh 2:
 Tiap-tiap perak logam.
 Tidak ada satupun tumbuh-tumbuhan itu merupakan logam.
 Tidak satupun perak itu termasuk tumbuh-tumbuhan.
Contoh di atas rumusnya adalah sebagai berikut:
 A=B
 C=B
 A=C
3. Syakal Tsalist
Syakal ketiga yaitu apabila had ausath menjadi maudhu’ pada
kedua muqaddimah shughra dan kubra.
Contoh 1:
 Tiap-tiap manusia adalah hewan.
 Tiap-tiap manusia mampu belajar membaca dan menulis.

5
Abdurrahman bin Muhammad Al-Akhdhari, Terjemah & Komentar Pengantar Ilmu
Mantiq (Surabaya: Al-Hidayah Surabaya, 2005), hlm. 69.

4
 Sebagian hewan mampu belajar membaca dan menulis.
Contoh 2:
 Tiap-tiap mahasiswi IAIN berkerudung.
 Tiap-tiap mahasiswi IAIN mampu membaca Al-Qur’an.
 Sebagian yang berkerudung mampu membaca Al-Qur’an.
Contoh di atas rumusnya adalah sebagai berikut:
 A=B
 A=C
 B=C
4. Syakal Rabi’
Syakal keempat yaitu apabila had ausath menjadi maudhu’ pada
muqaddimah shughra dan menjadi mahmul pada muqaddimah kubra.
Contoh 1:
 Semua yang berpakaian seragam gagah.
 Semua tentara berpakaian seragam.
 Sebagian yang gagah adalah tentara.
Contoh 2:
 Semua orang zalim buruk akibatnya.
 Semua yang merampas hak daripada hak-hak manusia adalah
zalim.
 Sebagian orang yang buruk akibatnya adalah yang merampas
hak daripada hak-hak manusia.
Contoh di atas rumusnya adalah sebagai berikut:
 A=B
 C=A
 B=C

C. Bentuk dan Syarat-Syarat Syakal


1. Syakal Awwal

5
Disyaratkan untuk syakal pertama ini supaya natijahnya sahih ialah
harus memenuhi dua syarat, yaitu muqaddimah shughranya harus
mujabah dan muqaddimah kubranya harus kulliyyah.

Adapun yang dapat mengeluarkan natijah yang sahih dari syakal


pertama ini hanya ada empat dharab, yaitu:

a. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah


mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah
mujabah.
b. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
c. Juz’iyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.
d. Mujabah juz’iyyah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah salibah.

Contoh syakal pertama dan dharabnya:

a. Semua mahasiswa berhak mengikuti ujian.


Semua yang berhak mengikuti ujian wajib membayar uang SPP.
Jadi, Semua mahasiswa wajib membayar uang SPP.
b. Tiap-tiap kerbau ialah hewan.
Tidak ada satupun kerbau itu termasuk tumbuh-tumbuhan
Jadi, Tidak ada satupun kerbau itu termasuk tumbuh-tumbuhan.
c. Sebagian buah-buahan ialah nanas.
Tiap-tiap nanas manis rasanya.Jadi, Sebagian buah-buahan
manis rasanya.
d. Sebagian mahasiswa pemalas.
Tidak ada satupun pemalas itu mempunyai harapan besar untuk
lulus.

6
Jadi, Sebagian mahasiswa tidak mempunyai harapan untuk
lulus.
2. Syakal Tsani

Telah disebutkan di muka, bahwa syakal kedua ini had wasathnya


harus menjadi mahmul dalam muqaddimah shughra dan kubranya.
Sedang syarat yang harus dipenuhi agar natijahnya sahih ialah
muqaddimah kubranya harus kulliyyah, sadang kaifnya harus berbeda,
artinya jika dalam muqaddimah shughra mujabah, maka dalam
muqaddimah kubra salibah dan sebaliknya (kalau shughranya salibah,
maka kubranya harus mujabah.

Adapun yang dapat mengeluarkan natijah yang shahih dari syakal


kedua ini ada empat dharab, yaitu:

a. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah


salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
b. Kulliyyah salibah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
c. Juz’iyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah salibah
pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah salibah.
d. Juz’iyyah salibah pada muqaddimah shughra, kulliyyah mujabah
pada muqaddimah pada muqaddimah kubra. Natijahnya
juz’iyyah salibah.

Contoh syakal dua dan dharabnya:

a. Semua orang kafir kekal di dalam neraka.


Tidak ada satupun orang mukmim itu kekal di dalam neraka.
Jadi, Tidak ada satupun orang kafir itu orang mukmin.
b. Tidak ada satupun orang sombong disenangi.
Setiap orang tawadhu’ disenangi.
Jadi, Tidak ada satupun orang sombong sama dengan orang
tawadhu’.

7
c. Sebagian manusia pelukis.
Tidak ada satupun petani itu pelukis.
Jadi, Sebagian manusia bukan petani.
d. Sebagian anggota PBB bukan negara maju.
Setiap negara industri adalah negara maju.
Jadi, Sebagian anggota PBB bukan negara industri.
3. Syakal Tsalits
Telah disebutkan dimuka bahwa syakal ketiga ini had wasathnya
harus menjadi maudhu’ pada kedua muqaddimah shughra dan
kubranya. Sedang syarat-syarat yang harus dipenuhi agar natijahnya
sahih ialah muqaddimah shughranya harus mujabah, dan salah satu
dari dua muqaddimah itu harus kulliyyah.
Adapun yang dapat mengeluarkan natijah yang sahih dari syakal
ketiga ini ada enam dharab, yaitu:
a. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.
b. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah salibah.
c. Juz’iyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.
d. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, juz’iyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.
e. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, juz’iyyah
salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah salibah.
f. Juz’iyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
salibah pada, muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah salibah
Contoh syakal tiga dan dharabnya:
a. Setiap emas adalah logam.

8
Setiap emas mahal harganya.
Jadi, Sebagian logam mahal harganya.
b. Setiap pedagang mencari untung.
Tidak satupun pedagang itu pemalas.
Jadi, Sebagian yang mencari untung itu tidak pemalas.
c. Setiap bunga anggrek berwarna merah.
Setiap bunga anggrek termasuk tumbuh-tumbuhan.
Jadi, Sebagian yang berwarna merah termasuk tumbuh-
tumbuhan.
d. Semua pahlawan berjasa.
Sebagian pahlawan orang Jawa.
Jadi, Sebagian yang berjasa orang Jawa.
e. Semua hewan bergerak.
Sebagian hewan bukan manusia.
Jadi, Sebagian yang bergerak bukan manusia.
f. Sebagian bunga mawar berwarna merah.
Tidak ada satupun bunga mawar itu darah.
Jadi, Sebagiaan yang berwarna merah bukan darah.
4. Syakal Rabi’
Di muka telah disebutkan bahwa syakal keempat ini had wasathnya
harus menjadi maudhu’ pada muqaddimah shughra dan menjadi
mahmul pada muqaddimah kubra. Sedang syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar natijahnya sahih ialah tidak boleh berkumpul dua
khissah (salibah dan juz’iyyah) dalam dua muqaddimah atau salah
satunya kecuali (boleh berkumpul) jika shughranya mujabah juz’iyyah
dan kubranya salibah kulliyyah.
Adapun yang dapat mengeluarkan natijah yang sahih dari syakal
keempat ini ada lima dharab, yaitu:
a. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.

9
b. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, juz’iyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya juz’iyyah
mujabah.
c. Kulliyyah salibah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
mujabah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
d. Kulliyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah
salibah pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
e. Juz’iyyah mujabah pada muqaddimah shughra, kulliyyah salibah
pada muqaddimah kubra. Natijahnya kulliyyah salibah.
Contoh syakal empat dan dharabnya:
a. Semua mahasiswa terpelajar.
Semua yang lulus ujian akhir semester ganjil adalah mahasiswa.
Jadi, Sebagian yang terpelajar, lulus ujian akhir semester ganjil.
b. Semua durian ialah buah-buahan.
Sebagian yang manis ialah durian.
Jadi, Sebagian buah-buahan adalah manis.
c. Tidak satupun hewan itu merupakan tumbuh-tumbuhan.
Semua manusia adalah hewan.
Jadi, Tidak satupun tumbuh-tumbuhan merupakan manusia.
d. Semua babi najis.
Tidak seekor pun kambing itu merupakan babi.
Jadi, Sebagian yang najis bukanlah kambing.
e. Sebagian bangsa Indonesia mahasiswa fakultas hukum.
Tidak ada seorang pun orang belanda itu bangsa Indonesia.
Jadi, Sebagian mahasiswa fakultas hukum bukan orang
belanda.6

6
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarromah, Op.Cit.,hlm. 98-117.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syakal yaitu bentuk bangunan qiyas yang padanya diletakkan had
wasath dalam muqaddamah sughra dan muqaddamah kubra. Sedangkan
dharab adalah berkumpulnya dua qodhiyyah dengan memperhatikan
adanya soer. Artinya qodhiyyah itu harus menyebutkan soer.
Macam-macam Syakal, yaitu:
- Syakal awwal = had ausath menjadi mahmul dalam muqaddimah
shughra dan menjadi maudhu’ dalam muqaddimah kubra.
Rumusnya A = B; B = C; A = C.
- Syakal tsani = had ausath menjadi mahmul pada muqaddimah
shughra dan kubra. Rumusnya A = B; C = B; A = C.
- Syakal tsalits = had ausath menjadi maudhu’ pada kedua
muqaddimah shughra dan kubra. Rumusnya A = B; A = C; B = C.
- Syakal rabi’ = had ausath menjadi maudhu’ pada muqaddimah
shughra dan menjadi mahmul pada muqaddimah kubra. Rumusnya
A = B; C = A; B = C.

Syakal beserta dharabnya, yaitu:

- Syakal awwal = empat dharab.


- Syakal tsani = empat dharab.
- Syakal tsalits = enam dharab.
- Syakal rabi’ = lima dharab.

11
B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan, serta berpedoman
kepada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun mengenai
pembahasan makalah di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Basiq, 2010. Logika Ilmu Mantiq. Jakarta: Kencana.


Sambas, Sukriyadi. 1996. Mantik Kaidah Berpikir Islami. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mustofa, Cholil Bisri. 1989. Ilmu Mantiq Terjemahan Assulamul Munauroq.
Bandung: PT Alma’arif.
Abdulchalik , Chaerudji dan Oom Mukarromah. 2013. Ilmu Mantiq Undang-
Undang Berpikir Valid. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Al-Akhdhari, Abdurrahman bin Muhammad. 2005. Terjemah & Komentar
Pengantar Ilmu Mantiq. Surabaya: Al-Hidayah Surabaya.

13
14

Anda mungkin juga menyukai