Segala puji kami panjatkan kepada Sang Ilahi Rabbi atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada saya, tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelasaikannya dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW.
Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga karya ini menjadi
sumbangsih yang bermanfaat dalam pelajaran Ulumul Qur’an III khususnya
dalam mengenai hal Mutlaq dan Muqayyad.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan yang terbuka dan hati yang ikhlas saya meminta kritik dan
saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Kami memohon maaf jika dalam makalah ini terdapat kesalahan penulisan
atau ketika penyampaian presentasi ada kekeliruan, karena semata-mata kami
masih dalam proses pembelajaran dan yang hanya benar adalah Allah SWT.
Penyusun
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Mutlaq.........................................................................................2
B. Pengertian Muqayyad...................................................................................3
C. Hukum Lafadz Mutlaq dan Muqayyad.........................................................4
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
Ketetapan hukum syar’i yang sudah digariskan oleh Alqur’an dan as Sunnah
harus dipahami dengan sungguh-sungguh, untuk melangkah ke sana diperlukan
kemampuan mumpuni bagi calon-calon mufassir agar tidak terjadi produk hukum
yang tidak benar dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Mempelajari ilmu Ushul
Fiqh, mendalami dan sekaligus menguasainya adalah salah satu batu loncatan
untuk menjadi pencetus hukum yang handal dan diperhitungkan.
Apabila kita selidiki secara seksama tentang keadaan tiap-tiap lafal dari segi
dibatasinya atau tidaknya lafal, tampak bahwa ada keadaannya bebas dan tidak
dibatsi penggunaannya oleh yang lain (muqayyad) dan ada pula hal-hal yang
membatasi yang disebut (al-qaid). Oleh karena itu, berbicara tentang mutlak
terkait pula dengan masalah muqayyad dan al-qaid.
Akhir kata, semoga apa yang kami sampaikan dapat dipertanggung
jawabkan di akhirat nanti.
A. Pengertian Mutlaq
المطلق هو اللفظ الخاص الذي يدل على فرد شائع او افراد على سبيل شيوع و لم يتقيد بصفة
1
من صفات
Mutlak ini didefenisikan oleh para ulama yaitu: meyebutkan bahwa mutlak
itu adalah suatu lafal yang menunjukan kepada sesuatu pengertian tanpa diikat
oleh batasan tertentu Mutlak ialah lafal-lafal yang menunjukan kepada pengertian
yang tidak ada batasan oleh hal lain. Maksudnya lafal tersebut masih mutlak,
seperti firman Allah
Artinya “Maka (wajib atasnya) memerdekakan seseorang hamba sahaya”
(QS Mujadilah 3)
Jadi dapat saya simpulkan bahwa mutlak itu tidak ada ikatan (batas) yang
tertentu, disini dicontohkan dalam firman Allah Swt dalam ayat diatas
menjelaskan tentang hamba sahaya, disini tidak dijelaskan hamba sahaya yang
seperti apa mukmin atau bukan, oleh sebab itu mutlak itu lebih luas
pengertiannya. Mutlak itu lafal nash yang tertentu yang tidak atau tanpa adanya
batasan yang mempersempit cakupan artinya.
Atau
دليلkk وهو مع المقيد كالعام و الخاص قال العلماء متى وجد الkالمطلق الدال على الماهية بالقيد
د النkkد على تقييkkق على االطالق و المقيkkعلى تقييد المطلق صيراليه و اال فال بل يبقى المطل
.2هللا تعالى خاطبنا بالغة العرب
Muthlak adalah suatu kata untuk menunjukan kepada suatu materi dengan tanpa
ikatan. Muthlaq dengan muqayyad itu sama dengan ‘am dan khas. Para ulama
berkata kapan saja ditemukan suatu dalil yang mengikat (menjadikan nya
Bag. Kurikulum, Ushul Fiqh (Gontor, Ponorogo, Darussalam Press 2012), 111
1
A. Pengertian Muqayyad
دال علىkظ الkو الفkفات او هkفة من الصkد بصkائع مقيkرد شkدل على فkاص يkالمقيد هو لفظ خ
مدلول معين
Muqayyad didefinsikan juga oleh para ulama ushul yaitu: menurut Syaikh
Al-Khudari Beik, Muqayyad ialah lafal yang menunjukan suatu objek (afrad) atau
beberapa objek tertentu yang dibatasi oleh lafal tertentu. Sedangkan menurut Zaky
Al-Din Sya’ban, muqayyad ialah suatu lafal yang menunjukan atas satu objek atau
beberapa objek dan ia telah oleh suatu sifat. Dan menurut Mustafa Said Al-Khin,
yaitu petunjuk makna lafal kepada sesuatu yang telah dibatasi dengan suatu
batasan yang mempersempit cakupannya atau petunjuk lafal tersebut telah tertentu
maknanya.
Atau
دليلkk وهو مع المقيد كالعام و الخاص قال العلماء متى وجد الkالمطلق الدال على الماهية بالقيد
د النkkد على تقييkkق على االطالق و المقيkkعلى تقييد المطلق صيراليه و اال فال بل يبقى المطل
.3هللا تعالى خاطبنا بالغة العرب
Muthlak adalah suatu kata unag menunjukan kepada suatu materi dengan
tanpa ikatan. Muthlaq dengan muqayyad itu sama dengan ‘am dan khas. Para
ulama berkata kapan saja ditemukan suatu dalil yang mengikat (menjadikan nya
muqayyad), maka yang mthlaq itu di tafsirkan dengan nya. Dan jika tidak di
temukan, maka juga tidak. Tetapi yang muthlak itu tetap pada kemuthlakan nya.
Dan yang muqayyad tetap pada makna nya karena Allah menurunkan firman nya
kepada kita dengan bahasa Arab.
ِ ؤ ِمنُ بِاهَّللkْ kُانَ يkk ِه َم ْن َكkِ َذ َويْ َع ْد ٍل ِم ْن ُك ْم َوأَقِي ُموا ال َّشهَا َدةَ هَّلِل ِ َذلِ ُك ْم يُو َعظُ بkُوف َوأَ ْش ِهدُوا
ٍ فَإِ َذا بِ َم ْعر
اkkهُ َم ْخ َر ًجk َلْ لkkق هَّللا َ يَجْ َع
ِ َّارقُوه َُّن َو َم ْن يَت ِ َُوف أَوْ ف
kٍ اآلخ ِر بَلَ ْغنَ أَ َجلَه َُّن فَأ َ ْم ِس ُكوه َُّن بِ َم ْعر
ِ مkِ َْو ْاليَو
)4٢(
Apabila mereka telah mendekati akhir iddah nya, maka rujukilah mereka
dengan baik atau lepaskan lah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi yang adil diantara kamu.
1. Jika sebab dan hukum yang ada dalam mutlaq sama dengan sebab dan
hukum yang ada dalam muqayyad. Maka dalam hal ini hukum yang
ditimbulkan oleh ayat yang mutlaq tadi harus ditarik atau dibawa kepada
hukum ayat yang berbentuk muqayyad.
Contoh:
a. Ayat mutlaq: Surat al-Maidah ayat 3 tentang darah yang diharamkan,
yaitu:
[3 ]سورة المائدة
4
Q.S.At-Thalaq Ayat 3
b. Ayat Muqayyad:
Surat al-An’am ayat 145, dalam masalah yang sama yaitu “dam”
(darah) yang diharamkan.
AL AN’AM:145