Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirah


Allah Subhanahu wata’ala yang telah menganugerahkan kepada
kita, sekian banyak nikmat, mau’nah, inayah serta hidayah-Nya.
Sehingga dengan itu semua kita mampu menjalankan segala
bentuk amanah yang dibebankan kepada kita, sekaligus kita
mampu meningkatkan kwalitas diri dan ujud manusiawi kita yang
nota bene sebagai khalifatullah di muka bumi ini.
Sholawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada
junjungan kita, nabi Agung Muhammad SAW yang telah
mengajarkan kita bagaimana seharusnya mengarungi kehidupan
ini, sehingga nantinya kita bisa meraih derajat “sa’adah”,bahagia
dunia-akhirat.
Ucapan terimakasih yang tiada terhingga, penulis
sampaikan kepada Ibu Dosen Siti Hajar S.Th.I.,M.Ag atas segala
bimbingan, arahan dan ilmu yang disampaikan, semoga amal
ibadah bapak dicatat oleh Allah SWT sebagai amal jariyah yang
pahalanya tiada terputus, amien.
Selanjutnya, syukur Alhamdulillah, makalah yang
berjudul “Peradaban Islam di Asia Tenggara” ini dapat
terselesaikan, meskipun masih banyak terdapat kekurangan
disana-sini. Dengan harapan setelah dipresentasikan, kekurangan
yang ada bisa ditambahi dan disempurnakan. Demikianlah,
semoga makalah ini bisa memberikan manfaatk hususnya bagi
penulis dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Cirebon, 14 Januari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................4
C. Tujuan Pembahasan............................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Letak geografis Asia Tenggara............................................... 5
B. Sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara............................7
C. Teori-teori masuknya Islam di Asia Tenggara.......................10
D. Cara Penyebaran Islam di Asia Tenggara............................ 12
E. Pengaruh Peradaban Islam di Asia Tenggara...................... 15

BAB III PENUTUP


Kesimpulan..........................................................................18
Daftar Pustaka.................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana Islam telah menyebar dari Timur Tengah


menuju Asia Tengah dan dari Afghanistan menuju India, maka
Islam menyebar dari berbagai wilayah di India dan Arabia ke
semenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia. Islam dikenalkan
ke wilayah Asia Tenggara dan berkembang dalam bentuk berbeda
jika dibandingkan dengan bentuknya yang berkembang di Timur
Tengah dan anak benua India. Sementara pada beberapa daerah
Islam disebarkan melalui penakhlukan Arab dan Turki, tetapi di
Asia Tenggara Islam disebarluaskan melalui kegiatan kaum
pedagang dan Sufi.1
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di
Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara
masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab,
India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada
abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi
tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan
mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar
Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang
Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar
pesisir.2
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang
patut diperhitungkan,karena hampir seluruh negara yang ada di
Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas
memeluk agama Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi

1
Ira. M. Lapidus, Sejarah sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua, (Yogyakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2000), cet. II, hlm.717

2
Ibid, hlm. 172

3
Negara federasi Malaysia, Kerajaan Brunei Darussalam, negara
Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama
Islam), Burma (sebagian kecil penduduknya beragama Islam),
Republik Filipina, Kerajaan Muangthai, Kampuchea, dan Republik
Singapura.
Dari segi jumlah, hampir terdapat 300 juta orang di seluruh
Asia Tenggara yang mengaku sebagai Muslim. Berdasar
kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah
Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan,
yang mempunyai penduduk Muslim terbesar. Asia Tenggara
dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama
lslamnya.Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di
sebelah timur lndia sampai lautan Cina dan mencakup lndonesia,
Malaysia dan Filipina.
Sebagai seorang muslim yang tinggal di kawasan ASEAN
hendaklah kita mengetahui tentang sejarah masuknya Islam di
kawasan ASEAN. Untuk itulah kiranya makalah yang hendak di
bahas ini akan memberikan gambaran sekilas tentang sejarah
peradaban dan pemikiran islam serta pengaruh-pengaruhnya di
asia tenggara.
B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latarbelakang masalah diatas, maka yang


menjadi pokok bahasandalam makalah yang berjudul “Peradaban
Islam di Asia Tenggara” ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah sejarah masuknya Islam di asia tenggara?


b. Apakah pengaruh peradaban Islam di Asia tenggara?

C. Tujuan Pembahasan

4
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan
pembahasan dan penulisan makalah ini hendak mencapai hal-hal
sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Bagaimanakah sebenarnya sejarah masuknya


Islam di asia tenggara?
b. Untuk menjelaskan Apa sajakah pengaruh peradaban Islam di Asia
tenggara?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Asia Tenggara

Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara


Daratan yaitu: Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam. Dan
Asia Tenggara Maritim yaitu: Brunei Darussalam, Filipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste. 3
Secara geografis, Asia tenggara terletak pada area yang
sangat strategis untuk masuknya peradaban baru, hal ini
dikareakan:

a. Letak Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat


b. Dihubungkan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
c. Adanya beberapa bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai,
Malaka, Batam, Cirebon, Makasar, Brunei, dan Pattani.
d. Ada hubungan dengan Lautan Hindi dan Laut China Selatan
e. Angin muson Barat Daya dan Timur Laut, sehingga
mempertemukan para pedagang.4

3[4]
Ibid,hlm. 35

4[5]
Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,
(Bandung: al-Maarif, tth),hlm. 88

5
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya
Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang
dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia
Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan
perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia
sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula
dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China
dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14),
dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang
Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan
pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang,
telah dating empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama,
bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota
Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang
Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh
dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China.
Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-
Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi).
Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China
membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka,
yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW
sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang
Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang
maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran
Islam. Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di
daerah bagian Timur Asia, yaitu di negeri China, khususnya China
Selatan. Namun ini menimbulkan pertanyaan tentang kedatangan
Islam di daerah Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas

6
Selat Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan
penting. Karena itu, boleh jadi para pedagang dan munaligh Arab
dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh
pelayaran melalui Selat Malaka. Kedatangan Islam di Asia
Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing,
seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan
kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia
kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah
Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut,
dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang
menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang
kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674)

7
B. Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara

Menurut catatan sejarah, bangsa yang pertama kali diketahui


hidup di Asia Tenggara adalah orang Dongson di Vietnam. Mereka
sudah tinggal di negeri itu sejak 5000 tahun sebelum Masehi.
Disusul kemudian oleh bangsa Thai di Thailand pada 3000 tahun
sebelum Masehi. Sedangkan, bangsa Melayu tercatat mulai
mengembangkan kehidupannya di Asia Tenggara pada 2500 tahun
sebelum Masehi. Selanjutnya, datanglah kaum pendatang dari
China, khususnya bangsa Yunani dan lembah Yangtse, di wilayah
China Selatan, kemudian bangsa India, Arab, dan Eropa. 5
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya
Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang
dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia
Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan
perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia
sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula
dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China
dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14),
dan Dinasti Umayyah (660-749).6
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang
Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan
pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang,
telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang
pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap
dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow.

5
Subaguk, Sejarah Peradan di Asia Tenggara, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2000),
hlm. 32

6
Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:
Pustaka 3 LP3ES Indonesia, 1993), hlm. 27

8
Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang
muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam
di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut
masjid Wa-Zhin-Zi. Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim
China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri
mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi
Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin
banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai
pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan
penyebaran Islam. 7
Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di
daerah bagian Timur Asia dan Asia Tenggara. Sebagaimana
dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah
mempunyai kedudukan penting. Karena itu, para pedagang dan
mubaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga
menempuh pelayaran melalui Selat Malaka. 8 Kedatangan Islam di
Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing,
seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan
kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia
kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di sekitar
daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan
tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat
laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk
menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima
(674).9 Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan
Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse
adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab.

7
Ibid,hlm. 29

8
Subaguk,Op. Cit, hlm. 63

9]
Ibid,.hlm. 64

9
Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia
Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam. 10
Sebelum kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha
adalah kepercayaan utama di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di
daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya memeluk
agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di kepulauan Melayu
(Nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa
kerajaan yang berkembang di semenanjung ini, awalnya bermula di
daerah yang sekarang menjadi negara-negara Myanmar, Kamboja
dan Vietnam. Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara pada
umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kerajaan-
kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan maritim. Kegiatan utama
kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka kebanyakan
terletak di semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris
adalah Kerajaan Ayutthaya, yang terletak di delta sungai Chao
Phraya (Thailand), dan Kerajaan Khmer yang berada di Tonle Sap.
Kerajaan-kerajaan maritim kegiatan utamanya adalah perdagangan
melalui laut. Kerajaan Malaka dan Kerajaan Sriwijaya adalah
contoh dari Kerajaan Maritim.11
Kekuasaan dominan yang pertama kali muncul di kepulauan
adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari abad ke-5 Masehi, Palembang
sebagai ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan berfungsi
sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada jalur Rempah-
rempah (spice route). Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh
dan pendidikan agama Buddha yang cukup berpengaruh.
Kemajuan teknologi kelautan membuat pengaruh dan
kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut membuat

10
Ibid.,hlm. 65

11
Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta: Logos, 2000,
hlm. 143-144

10
para pedagang Tiongkok dan India untuk dapat secara langsung
mengirimkan barang-barang diantara keduanya.
Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan
agraris yang saling bersaing satu sama lain, termasuk diantaranya
kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram Kuno dan akhirnya
Majapahit. Para pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia
Tenggara pada abad ke-12 Masehi. Samudera Pasai adalah
kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah diambang
keruntuhan akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang
didirikan oleh salah seorang pangeran Sriwijaya, berkembang
kekuasaannya dalam perlindungan Tiongkok dan mengambil alih
peranan Sriwijaya sebelumnya. Agama Islam kemudian menyebar
di sekitar kepulauan selama abad ke-13 dan abad ke-14
menggantikan agama Hindu, dimana Malaka (yang para
penguasanya telah beragama Islam) berfungsi sebagai pusat
penyebarannya di wilayah ini. Beberapa kesultanan lainnya, seperti
kesultanan Brunei di Kalimantan dan kesultanan Sulu di Filipina
secara relatif mengalami sedikit hubungan dengan kerajaan-
kerajaan lainnya.12

C. Teori-teori Masuknya Islam di Asia Tenggara

Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam


di Asia Tenggara ini, ada 3 teori. Teori kedatangan Islam dari:

a. Teori Semenanjung Arab:


1). Dikemukakan oleh John Crawford disokong Syed Muhamad
Naquib l-Attas. Buktinya:
a) Aktivitis perdagangan meneruskan catatan China yang menyataka
orang Arab dan Parsi mempunyai pertempatan di Canton pada 300M.

12
Ibid,,hlm. 150

11
b) Pedagang Arab dapat menguasai laut dari pelabuhan Iskandariah
hingga China. Telah berdagang di rantau ini terutama setelah
kemunculan Islam pada abad 7 M.
c) Pedagang Arab singgah di pelabuhan utama Asia Tenggara sebelum
ke China, tempat menunggu dari angin muson.
d) Menetap beberapa bulan dan mewujudkan perkampungan dan ada
urusan jual beli barang mewah dari China dan India. Perkampungan
Islam Ta Shih di Sumatera Utara pada 650 M menurut catatan China.
e) Perkawinan  dengan orang pesisir.
f)  Wujud  persamaan tulisan kesusasteraan di Asia Tenggara dan
Arab.                                         
g) Pengislaman raja-raja melayu oleh syeikh dari Arab seperti dalam
Hikayat raja-raja Pasai keturunan sufi. Berjaya  mengislamkan Merah
Silu ( Malik al-Salih. ) Raja Pattani Phaya Tu Nakpa diislamkan Syeikh
Said.13
2). Faktor-faktor yang membuat tertarik dengan Islam:
a) Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
b) Amalan pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni
seperti kejujuran pedagang Islam, menjaga kebersihan. 14
3). Catatan tempatan tentang pengislaman Raja-raja Melayu:

a) Hikayat Raja-raja Pasai.


b) Hikayat Merong mahawangsa, Raja Kedah diislamkan oleh Syeikh
Abdullah al-Yamani
c) Hikayat Aceh, Syekh Abdullah Arif berusaha mengembangkan Islam.
d) Sejarah Kepulauan Sulu, Sharif Hasan dan menyebarkan Islam di
Sulu.

b. Teori China
1) Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain:
13
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm. 187

14
Ahmad Ibrahim,Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES,1989), hlm. 45

12
a) Khan Fo atau Canton  menjadi pusat perdagangan Arab sejak  abad
9M
b) Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke
Asia Tenggara.

2)  Menurut Fatimi antara lain dikarenakan: Berpindahahnya


pedagang Islam di Canton ke Asia Tenggara pada 876 M.
3) Bukti lain:
a) Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau
Tambun, Pekan Pahang mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab,
bukti Islam telah sampai sbelum abad 13M.
b) Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang
Rang IndoCina dan Pekan Pahang.
c) Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka
dan Jawa. Di Melaka bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan
kuning pada kayu kepala pintu, lantai, dinding, tangga, dan kolam air. 15

c. Teori India
Dari wilayah Gujarat dan Pantai Coromandel. Abad 13M
Dikemukan oleh Snouck Hurgronge:

a) Hubungan Asia Tenggara dan India sudah lama, karena pedagang


Islam India sudah tersebar di Asia Tenggara
b) Gujarat pelabuhan penting pada zaman Alaudin Khinji di India.
c) Batu marmer pada batu nisan Malik al-Salih di pasai mempunyai
ciri-ciri India.

D. Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara diantaranya:


a. Perdagangan

15
Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Islam
di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif, 1989),hlm. 102

13
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui
perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia
dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri
bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Serta hubungan
dengan pelabuhan-pelabuhan di Selat Malaka, Teluk Siam,
IndoChina, Kepulauan Rempah seperti Maluku dan Makasar
sebagai pusat kegiatan manusia dari berbagai tempat. Saluran
Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena
para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,
bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar
sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-
anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa
tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati
Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang
masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang
sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi dengan
pedagang-pedagang Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka
kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-
tempat tinggalnya.16

b. Pernikahan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga
penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk
menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka
diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung,
daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan

16
Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, , (Jakarta: Grafindo Persada, 2000), hlm. 201

14
berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan
bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih
dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila
antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja
dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu
kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang
terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan
puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja
pertama Demak) dan lain-lain.17

c. Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk
Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di
samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia
Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam
memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan
Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan
Islam itu masuk Islam. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka
dengan Raja Malik al Salih Pasai.18

d. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf,atau parasufi mengajarkan teosofi
yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal yang magis dan
mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka
ada juga yang mengawini masyarakat setempat. Dengan tasawuf
bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah
17
Ibid,.

18
Ibid.,hlm. 202

15
dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang
memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam
pikiran pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah
Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik ini masih
berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.

e. Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren
maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-
kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru
agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari
pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau
berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya,
pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta
Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak
yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam. 19

f. Saluran kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal
adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah
tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak
pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata
dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-
nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan
alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni
bangunan dan seni ukir.20

E. Pengaruh Peradaban Islam di Asia Tenggara


19
Ibid.,hlm. 203

20
Ibid., hlm. 204

16
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Asia Tenggara telah
berpegang pada amalan Hindu, Budha dan roh nenek moyang.
Yang terwujud dalam politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Islam
masuk, unsur-unsur baru yang diperkenalkan, diantaranya adalah:

a.  Pemerintahan

1. Perubahan dalam sistem pemerintahan raja dalam sistem Islam


seperti: Sultan sebagai Raja/ ketua negara dan kerajaan.
2. Penasihat Sultan dengan sebutan jawatan khadi, khatib, bilal,
pemungut zakat, penyelia baitul mal, dan penjaga harta wakaf.
3. Memupuk semangat persaudaraan di kalangan umat Islam.
4. Raja Malaka diberi gelaran Khalifahtul Mukminin artinya pemimpin
orang mukmin.
5. Islam menjadi agama resmi dalam kerajaan Malaka, Brunei.
6. Penggunaan Konsep Khalifah Allah ialah wakil Allah di bumi. Harus
menunaikan amanah, dan perintah dengan adil serta menerapkan
unsur Islam bagi menggantikan konsep dewa raja Hindu. Contoh :
Sultan al-Zahir Samudera Pasai.
7. Undang-undang Syariah diperkenalkan. 21[23]

b. Pendidikan 
1)  Sistem Pendidikan

 Sebelum Islam pendidikan hanya terbatas kepada golongan


bangsawan saja.
 Selepas Islam tersebar luas kepada seluruh masyarakat.
Disebarkan melalui: Istana, Pondok, Pesantren, Madrasah, dan
Surau.

2)  Pusat pendidikan awal Islam:

 Kerajaan Perlak di Sumatera Utara – melalui Dayah atau Pondok


21
Ibid,.hlm.115

17
 Samudra Pasai sebagai pusat terjemahan karya agama dan tempat
rujukan kerajaan Islam lain seperti Malaka.
 Pendidikan Pondok muncul awal kedatangan dan peluasan Islam di
Asia Tenggara. Seperti di Pattani, Aceh, dan Jawa.

3) Wanita juga digalakkan belajar dan diberi peluang yang sama dengan
lelaki baik dalam pemerintahan.
4) Lembaga Pendidikan

 Istana: Tempat  ulama bicara hukum dengan sultan dan pembesar ,


juga sampaikan ilmu dan nasihati sultan.
 Surau: Tempat belajar al-Quran secara tidak formal dan gurunya
ajar tidak tetap.
 Madrasah: Sistem pendidikan formal.
 Pondok: Pusat pengajian Islam terutama di Pattani dan Melayu, di
Aceh Dayah dan di Jawa dikenal dengan Pesantren. 22

5)  Materi ajar


Fikih, Usuludin, Tasawuf, hadis, Tafsir, bahasa pengantar yang
digunakan adalah Melayu dan Arab. 23

c. Cara Hidup
Sebelum Islam datang masyarakat dipengaruh oleh
animisme, hindu dan buddha setelah Islam datang berangsur-
angsir hilang. Cara berpakaian Islam seperti berkerudung dan
bersongkok. Sifat tolong menolong, hormat menghormati, dan
berkerjasama, bersatu padu dan wujud semangat kerjasama.

d. Kesenian

22
Hanun Asrofah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.
45

23
Ibid,hlm 55

18
1. Khat pada batu nisan, sebilah mata keris, dan ukiran kayu. Kreativitas
masyarakat tempatan batu nisan semakin menarik seperti Batu  nisan
Sultan al-Malik  Ibrahim ditulis dengan ayat al-Quran, selain syair dan
makam Naina Hisham al-Din 1420M, pengaruh seni Arab Parsi.
2. Seni pada masjid, surau, rumah kediaman guna kaligrafi arab. Seperti
Masjid Ubudiah Kuala Kangsar, Masjid Brunei.24

24
Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Op. Cit, hlm. 130

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah diatas, kiranya penulis dapat


menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Letak Asia Tenggara sangat strategis dikarenakan: kedudukan Asia


Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat, dihubungkan dengan
Selat Melaka dan Laut Cina Selatan, mewujudkan banyak bandar
seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai, Malaka, Batam, Makasar, Brunei,
dan Pattani, juga berhubungan dengan Lautan Hindi dan Laut
China Selatan, yang memungkinkan terjadinya pertemuan para
pedagang.
2. Tiga teori datangnya Islam Asia Tenggara, yaitu : teori
Semenanjung Arab, teori China, teori India.
3. Cara penyebaran Islam di Asia Tenggara diantaranya:
Perdagangan, pernikahan, Politik, Saluran Tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian.

demikianlah, makalah ini dibuat, saran dan kritik yang


membangun senantiasa kita harapkan demi penyempurnaan
makalah sederhana yang penuh dengan kekurangan ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ira. M. Lapidus, Sejarah sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan


dua, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet. II,

Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya


di Indonesia, (Bandung: al-Maarif, tth)

Subaguk, Sejarah Peradan di Asia Tenggara, (Jakarta: Gelora


Aksara Pratama, 2000)

Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia


Tenggara, (Jakarta: Pustaka 3 LP3ES Indonesia, 1993)

Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta:


Logos, 2000

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: Pustaka


Setia,2008)

Ahmad Ibrahim,Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES,1989)

Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan


Berkembangnya Islam Islam di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif,
1989)

Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, , (Jakarta: Grafindo Persada,


2000)

Hanun Asrofah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana


Ilmu, 1999.

21

Anda mungkin juga menyukai