Anda di halaman 1dari 13

MATERI 12

“KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN”

TUGAS MAKALAH
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI AGAMA

Dosen pengampu : Jaelani, S. Ag. M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Eman Sutarman
NIM : 190921033
Kelas : IAT19-B

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja semata hanya kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat tak terhitung kepada makhlukNya. Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, hanya Allah lah yang
disembah dan hanya kepadaNyalah meminta pertolongan, Sang pemberi petunjuk
jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat olehNya bukan jalan
orang-orang yang dimurkaiNya apalagi jalan orang yang sesat.

Sholawat yang disertai salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi


besar Nabi Muhammad SAW Sang Pembawa Syafa’at, yang telah menghantarkan
kita semua dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dari zaman
jahiliyyah ke zaman mahiriyah. Patutlah kita sebagai umatnya menjunjung tinggi
derajat beliau sebagai makhluk sebaik-baiknya akhlak yang diutus untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah “Sosiologi dan antropologi agama” yaitu Bapak Jaelani, S.
Ag. M.Pd.

Ucapan terimakasih tak lupa disampaikan kepada peran-peran yang


terlibat dalam pembuatan makalah ini, tanpa campurtangannya maka kuranglah
hasil dari makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini membawa
kemanfaatan bagi yang membaca terlebih untuk penyusun makalah ini yang
semoga dapat dijadikan pembelajaran dalam setiap jengkal pembuatan makalah
ini dari awal sampai terselesaikannya makalah ini. Dengan berbesar hati maka
dengan sangat untuk dapat menyampaikan kritik dan sarannya agar kedepannya
dapat menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat tersampaikan, kurang lebihnya semoga bermanfaat.

Cirebon, 13 Januari2021

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A.Latar belakang............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.......................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A.Pengertian kebudayaan..............................................................................................2
B.Unsur-unsur kebudayaan............................................................................................2
C. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat........................................6
D. Cara pandang terhadap kebudayaan.........................................................................7
BAB III.................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................9
A.Kesimpulan.................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab
kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang
telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan
bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi
kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.

Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat
ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-
negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia,
Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara)
dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik
dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai
konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial,
budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah


bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam
makalah ini akan dibahas tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.

B.Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kebudayaan ?

2. Apakah yang di maksud unsur-unsur kebudayaan ?

3. Apa saja pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat ?

4. Bagaimana cara pandang terhadap kebudayaan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan BronislawMalinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward BurnettTylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dankemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.

B. Unsur-unsur kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur


kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1.Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi
penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi
yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.

2
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara
lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting
dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi
dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan
dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas
daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal
individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses
saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

2.Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional
yang disebut systempranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek
moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa
dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem
pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan
kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah
tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas
pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah
pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga
mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk
menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui
tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu
sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut.
Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-
tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut

3
Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara
lain:

a. alam sekitarnya.

b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya.

c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya.

d. zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.

e. tubuh manusia

f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia

g. ruang dan waktu.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan
sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan
kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan
lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.

Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu


masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas
atau organisasi sosial.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan


selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk
dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur
kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.

4
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian
mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat
tradisional, antara lain: a. berburu dan meramu

b. beternak

c. bercocok tanam di ladang

d. menangkap ikan

e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa
ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama
dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup
manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil
produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan
pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam


masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan
mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab


lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku

5
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh
umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.

7. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada
kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni
tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni
musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni
sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni
yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni
tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern
adalah film, lagu, dan koreografi.

C. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat

Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang digunakan.


RaphLinton mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan warisan sosial dari anggota
masyarakat.

Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:


• Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan
ditranmisikan, jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap
perkembangan generasi-generasi berikutnya. Misalnya: bahasa dari sebuah suku
akan terus dipakai oleh generasi yang akan datang pada suku tersebut.

• M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni


individu yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak
langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.

6
Misalnya:seseorang yang tinggal di sebuah suku, maka secara otomatis akan
menjadi putra suku tersebut.

• Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap


seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus.
Jadi Newcomb menganggap kebudayaan lebih ke arah keindividuan sebagai salah
satu kreator dari kebudayaan. Disini pengaruh kebudayaan adalah bagaimana
seorang individu itu menerapkan dan mengembangkan kebudayaan yang ia anut.
Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur budaya
sebagai pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah
masyarakat.

D. Cara pandang terhadap kebudayaan

Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan


"budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan
tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan
kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai
"peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu
dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi
dari kebudayaan lainnya.

Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (HighCulture) oleh Edgar Degas. Pada
prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti
misalnya memakai baju yang berkelas, fineart, atau mendengarkan musik klasik,
sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui,
dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang
berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa
seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
"berkebudayaan". Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak
percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada
satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini,
seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan"
disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari

7
kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan
para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi
(highculture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature).

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" Selama Era Romantis, para cendekiawan
di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti
misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari
etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan
kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya
dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya,
budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui
adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau
kebudayaan "primitif." Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata
kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi
itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda
dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi.
Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat
dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan
yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
kebudayaan itu bersifat abstrak.
2.Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru duni. Ada beberapa unsur kebudayaan yaitu : Sistem
Bahasa, Sistem pengetahuan, kekerabatan dan organisasi sosial, ekonomi atau mata
pencarian hidup, religi dan kesenian

3.Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:

a. Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan
ditranmisikan, jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap
perkembangan generasi-generasi berikutnya.
b. M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni
individu yang tinggal pada tempat tersebut secara langsung atau tidak langsung
akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.
c. Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap
seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus.
d. Cara pandang terhadap kebudayaan, Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini,
kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa
pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.

9
B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan kami khususnya selaku penyusun. Kami mengharap saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan berikutnya.
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta
dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/pengertiankebudayaan(diakses rabu,13 januari 2021, jam


21.00 WIB)
Supartono W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: GhalIndonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/unsurunsurkebudayaan(diakses rabu,13 januari 2021, jam


21.00 WIB)

10

Anda mungkin juga menyukai