Disusun Oleh :
Kelompok 7
Puji serta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini insya Allah tepat pada waktunya dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Nanang Kosim, M.Ag yang telah
mendampingi dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan orang tua kami yang telah memberi
dukungan selama kami membuat makalah ini. Kami pun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun maupun
teman-teman yang membacanya.
Bandung,
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu metode yang cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa arab yaitu
Istiqroiyah dan Istintajiah atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan metode induktif dan
deduktif. Pembelajaran Qawaid merupakan salah satu bagian terpenting dalam metodologi
pembelajaran bahasa Arab. Pada prakteknya, pembelajaran qawaid sebagaian besar
menggunakan metode tradisional dipondok-pondok pesantren terutama pesantren salaf.
Berbeda pada pesantren modern sebagaian besar menggunakan metode modern seperti metode
induktif, yaitu dimulai dari contoh-contoh, gambaran umum, kemudian kesimpulan atau
pengertian. Namun pada prakteknya, para guru bahasa Arab masih merasa kesulitan untuk
menerangkan kepada para siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan metode Istiqroiyah dan Istintajiyah ?
2. Apa saja karakteristik dari metode Istiqroiyah dan Istintajiyah ?
3. Bagaimana Langkah Langkah dalam metode Istiqroiyah dan Istintajiyah?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode Istiqroiyah dan Istintajiyah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami maksud dari metode Istiqroiyah dan Istintajiyah
2. Untuk memhami karakteristik metode Istiqroiyah dan Istintajiyah
3. Untuk memahami Langkah Langkah dari metode Istiqroiyah dan Istintajiyah
4. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan metode Istiqroiyah dan Istintajiyah
BAB II
PEMBAHASAN
Metode induktif adalah suatu cara berpikir yang dimulai dengan melihat hal-hal
khusus kemudian menarik sebuah kesimpulan baru yang lebih umum. Metode ini
membiasakan siswa untuk menarik kesimpulan sendiri. Walaupun membutuhkan
waktu pembelajaran yang agak lama, tapi metode ini mendidik anak untuk
menganalisa contoh-contoh yang ada sampai menemukan sendiri kaidah-kaidah
yang ada di dalamnya. Pengajaran seperti ini relatif lebih berkesan bagi anak didik.
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari induktif yaitu cara berpikir yang
dimulai dari hal-hal umum menjadi sebuah kesimpulan yang sifatnya lebih khusus.
Pendekatan atau penalaran deduktif ini sering digunakan oleh para penyidik dan
detektif dalam menyelesaikan sebuah kasus. Metode penalaran deduktif juga
digunakan dalam pengajaran kepada siswa-siswa di kelas. Pendekatan deduktif adalah
proses berpikir yang dilakukan dengan melihat pernyataan-pernyataan umum menuju
ke hal yang sifatnya lebih khusus melalui logika yang benar.
Hasil kerja istiqraiyah memiliki tiga ciri khas, yaitu sintesis, umum (general), dan
aposteriori. Ciri sintesis terlihat ketika kesimpulan ditarik dari partikular-partikular
yang memiliki kesesuaian, yaitu dengan jalan mensintesiskan atau menggabungkan
kasus-kasus yang terdapat dalam premis-premis yang diperoleh. Ciri umum adalah
karena kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak atau
yang lebih umum sifatnya dibandingkan jumlah kasus yang terkumpul dalam premis-
premisnya. Ciri aposteriori adalah karena kasus-kasus konkret yang dijadikan
landasan atau titik tolak argumen. Semua kasus tersebut merupakan buah hasil
pengamatan inderawi, bukan kebenaran-kebenaran fikiran belaka.
Model pembelajaran qawa’id dengan metode ini terdiri dari 5 langkah, yaitu
pendahuluan, penyajian, pengaitan/perbandingan, penyimpulan kaidah, dan aplikasi.
Pengajaran qowa’id nahwiyyah ini bertujuan untuk memelihara lisan serta tulisan
(kitabah) dari kealahan. Langkah-langkah tersebut yaitu:
2. Metode Istinjaiyah
Menurut Sudjana dan Suwariyah (1991), ada empat tahapan yang harus
ditempuh dalam proses pembelajaran model deduktif-induktif. Tahapan kegiatan
tersebut diurutkan sebagai berikut:
a. Guru mengajukan masalah atau gejala kepada para siswa. Masalah atau gejala
itu sebaiknya dipilih yang sifatnya aktual yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, atau yang sedang hangat di masyarakat. Namun, permasalahannya atau
gejala tersebut ada kaitannya dengan prinsip-prinsip keilmuan yang terdapat
dalam bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkan. Misalnya, untuk bidang
studi IPA dapat mengambil tema masalah banjir, erosi, pencemaran lingkungan,
dan gempa bumi. Untuk bidang studi ilmu sosial, misalnya pencurian, korupsi,
kepadatan penduduk, kemiskinan, atau pengangguran. Pertanyaan yang
diajukan sehubungan dengan tema masalah tersebut, misalnya: Mengapa hal tu
terjadi? Bagaimana proses terjadinya?
b. Sehubungan dengan tema dan pertanyaan tersebut, setiap siswa diminta
mengkaji kaitan masalah dengan materi bahan pengajaran dari bidang studi yang
sedang dipelajarinya. Untuk itu siswa diminta membaca buku atau berdiskusi
tentang prinsip-prinsip, konsep-konsep bidang studi atau mata pelajaran yang
erat kaitannya dengan masalah atau gejala tersebut, dan mencoba mengajukan
alternatif jawaban masalah (jawaban sementara). Dengan ata lain, siswa harus
menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dari ilmu pengetahuan yang
terdapat dalam bidang studi itu untuk dapat menjelaskan dan menetapkan
jawaban sementara terhadap permasalahan atau gejala yang dilontarkan oleh
guru. Penelaahan ini bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau secara
kelompok melalui diskusi.
c. Siswa diminta mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber
mengenai permasalahan itu. Setelah itu, siswa dibimbing untuk bisa
membuktikan atau menguji kebenaran jawaban sementara berdasarkan data dan
informasi yang telah ditemukannya. Dalam hal ini, peran guru untuk memberi
jalan atau petunjuk kepada siswa sangat diperlukan agar siswa dapat
menemukan jawaban atas masalah atau gejala yang dimaksudkan.
d. Membuat simpulan dari proses yang telah dilakukan oleh siswa, yakni
merumuskan jawaban yang peling tepat bagi masalah itu sesuai dengan konsep
dan prinsip yang terdapat dalam bidang studi (mata pelajaran). Dalam evaluasi,
guru hendaknya melakukan penilaian terhadap proses belajar siswa dan hasil
belajar yang dicapainya. Evaluasi terhadap proses belajar terutama pada saat
siswa mempelajari konsep dan prinsip untuk menjelaskan masalah atau gejala
dan pada saat siswa menguji dan membuktikan konsep dan prinsip dalam
pemecahan masalah atau gejala yang sejenis. Adapun penilaian hasil belajar
dilakukan terhadap perolehan siswa dari proses belajar yang dilakukan melalui
pengamatan dan pertanyaan, baik lisan ataupun tulisan selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada akhir pembelajaran guru membuat simpulan
tentang pelajaran untuk dicatat oleh para siswa.
KESIMPULAN
Metode induktif adalah suatu cara berpikir yang dimulai dengan melihat hal-hal khusus
kemudian menarik sebuah kesimpulan baru yang lebih umum. Melalui pendekatan induktif
tersebut penarikan kesimpulan yang sifatnya umum dilakukan dengan melihat kepada fakta-
fakta konkrit yang bersifat khusus. Semakin banyak fakta-fakta khusus yang digunakan maka
kesimpulan umum yang didapatkan akan semakin bagus.
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari induktif yaitu cara berpikir yang dimulai
dari hal-hal umum menjadi sebuah kesimpulan yang sifatnya lebih khusus. Pendekatan atau
penalaran deduktif ini sering digunakan oleh para penyidik dan detektif dalam menyelesaikan
sebuah kasus. Metode penalaran deduktif juga digunakan dalam pengajaran kepada siswa-
siswa di kelas. Pendekatan deduktif adalah proses berpikir yang dilakukan dengan melihat
pernyataan-pernyataan umum menuju ke hal yang sifatnya lebih khusus melalui logika yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Kosim, Nanang 2016 Strategi dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Bandung: Arvino
Raya
Punawan, Ahmad Sehri bin. 2010. Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa
Arab. Jurnal Hunafa, Vol.7, No.1