Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI METODE THARIQAH TASALSULI

DALAM KECAKAPAN MENGHAFAL SURAH AD-DUHA


PADA SANTRI TPA AL-ISTIQOMAH DESA KOTA BUMI
KECAMATAN TANJUNG LUBUK

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
WULAN PURNAMA SARI
1930202242

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
IMPLEMENTASI METODE THARIQAH TASALSULI
DALAM KECAKAPAN MENGHAFAL SURAH AD-DUHA
PADA SANTRI TPA AL-ISTIQOMAH DESA KOTA BUMI
KECAMATAN TANJUNG LUBUK

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kata atau firman Allah yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril as. Dan membaca nya

adalah salah satu bentuk ibadah. Karena itu, orang dianjurkan untuk membaca

dan mempelajari Al-Qur’an. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an Surah Al-Alaq

ayat 1-5:

َ ُّ‫ اِ ْق َرْأ َو َرب‬٢ – ‫ق‬


٤‫ الَّ ِذيْ عَلَّ َم بِ ْالقَل‬٣ – ‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬ ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬
َ َ‫ خَ ل‬١ – ‫ق‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ خَ ل‬

٥ – ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬

Artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq :1-5).1

Al-Qur'an merupakan pedoman bagi para pengikut Nabi Muhammad SAW,

yang isinya dijadikan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di alam

global, yang mana bertujuan untuk menjadi pedoman mereka, supaya tau apa saja

yang diperintahkan atau yang dilarang oleh Allah SWT kepada mereka. Al-

Qur'an juga merupakan mukjizat terbesar yang diterima oleh Nabi Muhammad

1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-
Qur’an., Jakarta: 597

1
2

sebagai pemimpin umat Muslim, yang menjadi teladan mulia bagi para

pengikutnya. Kisah-kisah para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga tertulis

dalam Al-Qur’an, untuk petunjuk dan larangan Allah bagi para hambanya.

Maka sangatlah krusial bila ayat-ayat al-quran ditanamkan sejak dini kepada

para peserta didik, supaya mereka mempunyai bekal keimanan terhadap Al-

Qur’an guna menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya. Bila Al-Qur’an

diamalkan oleh mereka mulai dari membaca, menulis, menghafal serta dijadikan

petunjuk oleh mereka, maka mereka akan menerima kemulian di dunia serta

ketenangan lahir batin dalam menjalani kehidupan di dunia ini. 2

Menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang tabu bagi sebagian umat islam.

Berbagai acara menghafal Al-Qur’an banyak ditayangkan di berbagai jaringan

TV populer dan banyak acara selama bulan suci Ramadhan yang rutin

mengadakan lomba hafalan Al-Qur’an yang melibatkan anak-anak maupun orang

dewasa. Menghafal Al-Qur’an memudahkan seseorang untuk memahami dan

mengingat isi Al-Qur’an, serta merupakan upaya untuk menjaga keaslian Al-

Qur’an dan menjadi amal shalih bagi umat Islam.3 Allah juga memuliakan orang

yang membaca dan yang menghafalnya. Sebagaimana hadits Rasulullah saw

yang artinya : Dari Ali bin Abi Thalib berkata dia : Rasulullah saw bersabda :

Barang siapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya niscaya Allah masukan ke

2
Panca Budiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa Melalui Metode
Kitabah Pada Materi Surah Al-Bayyinah Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas V Di MIS Al-
Hidayah Desa Muka Paya Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Skripsi, 2019
<http://repository.uinsu.ac.id/6371/1/COVER 1.pdf>. hlm. Vi.
3
Akmal Murdin dan Irma Zahra, / Implementasi Metode STIFIn Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Di Rumah Qur’an STIFIn Paiton Probolinggo/, Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol, 5 No 2, 2017. hlm 1
3

surga dan mendapat syafaat serta di tempatkan mereka bersama orang-orang

pilihan Allah seluruhnya. Sungguh dijauhkan dari api neraka. (HR.Ibnu Majah).4

Menurut (Djamarah, 2008:123) Belajar Membaca Al-Qur’an harus dimulai

sejak usia dini, yaitu pada masa kanak-kanak. Begitu banyak potensi pada masa

ini sehingga para ahli pendidikan berbicara tentang tahapan pembelajaran

(sekolah). Belajar Al-Qur’an harus baik dan akurat terutama untuk meningkatkan

keterampilan dalam membaca. Sebagaimana firman Allah Q.S Al-muzammil

ayat 4 sebagai berikut :

[ ‫ لهسوال‬: ٤]‫َأوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْٱلقُرْ َءانَ تَرْ تِي ًل‬

Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan). (Q.S.Al-

muzammil : 4).5

Imam Ibn Al-jazari mengatakan dalam bukunya Al-jazariyah : “Menerapkan

(mempraktikkan) tajwid adalah sesuatu yang wajib dan harus. Jadi barang siapa

tidak membaca Al-Qur`an dengan benar, maka ia berdosa. Karena Allah SWT

menurunkan Al-Qur`an bersamanya (tajwid).6

Al-Qur’an terkadang dipelajari baik di rumah, di masjid atau tempat lainnya.

saat itu ajaran Al-Qur’an mulai bermunculan baik di desa maupun di kota-kota,

setiap masjid memiliki Taman Pengajaran Al-Qur’an (TPA), dan sekolah-sekolah

4
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, Op.Cit, hlm .28
5
H. Tasdiq dan Rezza Yuli Anjani, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Pada Anak TPQ Al-Hidayah 1 Dusun Tugasari”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol, 6
No 1, 2019: hlm. 29
6
https://www.madrasahdiniyahalfatah.com/2022/02/26/mengenal-ilmu-tajwid-hukumnya-
serta-manfaat-belajar-ilmu-tajwid. diakses pada 15 januari 2023
4

Islam mulai membaca Al-Qur’an. Mulai dari pendidikan prasekolah sampai

pendidikan tinggi berkomitmen untuk menyediakan fasilitas belajar mengaji.7

Dalam sistem pembelajarannya Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Istiqomah

telah banyak memberikan pelajaran kepada para santri-santrinya, melalui dengan

membaca iqra’, membaca Al-Qur’an, belajar nagham, belajar ilmu tajwid,

menghafal surat-surat pendek, beserta menghafal doa sehari-hari. Dan santri

dibagi menjadi beberapa kelas sesuai tingkatan iqra’ ataupun tingkatan Al-

Qur’an, dan dalam menentukan apakah santri layak belajar mengaji iqra’ ataupun

Al-Qur’an yaitu sesuai dengan kemampuan mereka sendiri, sedangkan belajar

nagham itu tidak diwajibkan akan tetapi atas kemauan diri mereka sendiri. Dan

pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Istiqomah dilakukan setiap hari

senin hingga kamis.

Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan masih banyak santri-santri

yang belum fasih dalam membaca, masih banyak santri kesulitan dalam

menghafal surat-surat pendek. Dalam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya metode yang digunakan para santri yaitu dengan metode mandiri,

dimana metode mandiri ini dilakukan dengan sendiri-sendiri tanpa bantuan atau

bimbingan yang diarahkan oleh para ustadz ataupun ustadzah, sehingga hasil

hafalan para santri tidak sesuai apa yang diinginkan. Yaitu harus sesuai dengan

hukum tajwidnya. Oleh karena itu, dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan

metode-metode khusus untuk memudahkan dalam proses menghafalnya.

7
Muhammad Amri, Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Membaca Al-Qur’an, (Surakarta:
Ahad Books, 2014). hlm. 32-33
5

Dalam hal menghafal Al-Qur'an, orang memiliki cara dan metode yang

berbeda-beda. Namun, kedua metode tersebut tidak dapat jauh dari pembacaan

berulang. Sehingga dapat mengucapkannya tanpa melihat Al-Qur’an.8 Dan dalam

penelitian ini akan menggunakan Metode Thariqah Tasalsuli. Metode tasalsuli

adalah menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat

sampai hafal dan lancar, kemudian pindah ke ayat kedua sampai menguasai

secara tuntas, kemudian hafalkan ayat 1 dan 2 secara bersamaan tanpa melihat

mushaf. Jangan meloncat ke ayat berikutnya jika ayat sebelumnya tidak lancar,

begitu juga seterusnya sampai satu halaman, kemudian gabungkan dari ayat

pertama sampai terakhir. Dengan cara ini membutuhkan banyak energi, dan

kesabaran, tetapi menghasilkan hafalan yang sangat kuat.9

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Metode Thariqah Tasalsuli Dalam

Kecakapan Menghafal Surah Ad-Duha Pada Santri TPA Al-Istiqomah Desa

Kota Bumi Kec Tanjung Lubuk”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih banyak santri yang sulit dalam menghafal

2 . Masih banyak santri belum tau hukum tajwid

3. Kurangnya daya ingat dalam menghafal

8
M Fatih,” Incremental Analisis Tentang Desain, Strategi,Metodologi Dan Motivasi
Menghafal Al-Qur’an Bagi Tahfiz Pemula”, Jurnal. Stit Raden wijaya.ac.id. Vol. 2 No 1. 2018. hlm. 5
9
M Fatih, “ Incremental Analisis…, hlm. 5
6

C. Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan agar masalah yang akan dibahas dalam penelitian

akan lebih terarah dan bisa dilakukan secara baik dan sesuai, oleh karena itu

peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini. Santri yang menjadi

sasaran oleh peneliti adalah santri tingkatan Al-Qur’an di TPA Al-istiqamah.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kecakapan menghafal santri TPA Al-istiqomah yang diterapkan

metode Thariqah Tasalsuli pada surah Ad-Duha?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penerapan metode

Thariqah Tasalsuli ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan metode Thariqah

Tasalsuli terhadap kecakapan menghafal surah Ad-Duha pada santri TPA

Al-istiqomah ?

b. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat santri dalam

menghafal surah Ad-Duha ?


7

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang diharapkan dalam pencapaian tujuan penelitian ini

adalah:

a. Peneliti, untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi

Pendidikan Agama Islam.

b. Siswa, agar mereka lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan

menghafal dengan menambah hafalan dan selalu istiqomah dalam

menjaganya.

c. Guru, sebagai referensi untuk dapat meningkatkan kreatifitas dalam

mengajar serta kualitas pembelajaran.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya yang signifikan dengan penelitian yang akan

dilakukan disebut dengan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka juga digunakan

sebagai gambaran terhadap teori yang digunakan sebagai landasan penelitian.

Berikut beberapa karya tulis yang di signitifikasikan dengan penelitian ini:

Karya pertama, jurnal yang berjudul “Pengaruh Metode Talaqqi Terhadap

Peningkatan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik Kelas Al-Qur’an

TPQ Darussalam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh pelaksanaan metode Talaqqi terhadap peningkatan kemampuan

menghafal Al-Qur’an. Dan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh

pelaksanaan metode Talaqqi terhadap peningkatan kemampuan menghafal Al-

Qur’an yaitu sebesar 37%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

diteliti adalah variabel terikat nya dan metode penelitiannya. Penelitian ini yaitu
8

menggunakan metode Talaqqi dengan menggunakan metode penelitiannya

kuantitatif, sedangkan penelitian peneliti menggunakan metode Thariqah

Tasalsuli dengan menggunakan metode penelitiannya kualitatif, persamaannya

pada variabel bebas nya yaitu sama-sama membahas mengenai cara

meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an.

Karya kedua, jurnal yang berjudul “Implementasi Metode STIFIn Dalam

Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Di Rumah Al-Qur’an STIFIn

Paiton Probolinggo”. Berdasarkan penelitian tersebut meningkat atau tidaknya

kemampuan para peserta didik dalam suatu pembelajaran yaitu sesuai dengan

metode yang digunakan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti

adalah variabel terikat nya, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode

STIFIn sedangkan penelitian peneliti menggunakan metode Thariqah Tasalsuli,

persamaannya pada variabel bebas nya yaitu sama-sama membahas mengenai

cara meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an dan sama-sama

menggunakan metode kualitatif.

Karya ketiga, Siti Nur Analisa (2021) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan

Giri Bojonegoro, Dalam Skripsinya yang berjudul “Efektifitas metode Thariqah

Tasalsuli Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Al-Falah Pacul

Bojonegoro”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwasannya dengan

menggunakan metode Thariqah Tasalsuli tersebut dalam menghafal Al-Qur’an

pada santri putri Pondok Pesantren Al-Falah Pacul Bojonegoro sangat cocok dan

efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah

variabel bebas nya Metode Thariqah Tasalsuli untuk dalam menghafal Al-Qur’an
9

sedangkan penelitian peneliti Metode Thariqah Tasalsuli untuk meningkatkan

kecakapan menghafal Al-Qur’an. Dan persamaannya pada variabel terikatnya

yaitu sama-sama menggunakan Metode Thariqah Tasalsuli dan sama-sama

menggunakan metode penelitiannya kualitatif.

G. kerangka Teori

1. Implementasi

Implementasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu implementation,

yang artinya pelaksanaan. Implementasi adalah cara melaksanakan sesuatu

yang mempengaruhi sesuatu. Apa yang dilakukan untuk mempengaruhi

kehidupan bangsa dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah,

keputusan pengadilan, dan arahan dari instansi pemerintah. Menurut Nurdin

Usman menyampaikan pendapatnya terkait implementasi. Implementasi

tersebut diarahkan pada kegiatan, perbuatan, tindakan atau mekanisme dari

suatu sistem, implementasi bukan hanya sekedar kegiatan, melainkan kegiatan

yang direncanakan dan untuk mencapai tujuan dari kegiatan tersebut. 10 Jadi

implementasi adalah menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu untuk

menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu.

2. Metode Thariqah Tasalsuli

Menurut buku mitos Abdulwaly tentang metode menghafal Al-Qur’an,

metode Thariqah Tasalsuli banyak dipraktikkan oleh para ulama. Mereka

tidak akan melanjutkan hafalannya sebelum mengulang ayat yang dihafalnya

10
Novan Mamonto, Ismail Sumampouw, dan Gustaf, “Implementasi Pembangunan
Infrastruktur Desa Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Studi) Desa Ongkaw II Kecamatan
Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan”, Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintah 1 No. 1 (2018). hlm. 3
10

beberapa kali. Metode Thariqah Tasalsuli adalah membaca ayat-ayat yang

akan dihafal secara berulang-ulang. Cara ini dilakukan dengan membaca satu

ayat terlebih dahulu, kemudian mengulanginya hingga hafal. Setelah ayat

pertama berhasil dihafal, dilanjutkan dengan ayat kedua, ayat ketiga, keempat,

dan seterusnya hingga lancar dan melekat di ingatan.11

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metode Thariqah

Tasalsuli adalah metode menghafal Al-Qur’an dengan cara mudah yaitu

membaca ayat yang akan dihafal secara berulang-ulang kemudian diulang-

ulang untuk dihafalkan, setelah berhasil dihafalkan dan melekat dalam ingatan

baru dilanjutkan dengan ayat selanjutnya sampai selesai.

3. Menghafal Al-Qur’an

Menurut etimologi, kata hafalan berasal dari kata dasar hafalan yang

dalam bahasa arab dikatakan Al-Hifzh dan berarti mengingat. Jadi kata

hafalan juga bisa diartikan sebagai mengingat. Mengingat, menurut Wasty

Soemanto, berarti menyerap atau meletakkan pengetahuan dengan mengkritik

secara aktif.12 Metode hafalan digunakan untuk menyetorkan hafalan kepada

ustadzah secara bergiliran sebelum melaksanakan kegiatan di sekolah,

khususnya bagi siswa menghafal Al-Qur’an.13

11
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/5-metode-menghafal-al-quran-dengan-cepat-
dan-benar-1zGUu5NnNcl. diakses pada tanggal 21 Januari 2023 pada jam 20.20 WIB
12
Yusron Masduki,/Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur’an/, Jurnal Radenfatah.ac.id,
Vol.18 No. 1, 2018, hlm. 21.
13
Ema Dwi Fitriyani, Abu Mansur, dan Syarnubi, “Model Pembelajaran Pesantren Dalam
Membina Moralitas Santri Di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Banyuasin”, Jurnal PAI Raden Fatah
2 no. 1 (2020): hlm. 110.
11

Menghafal adalah kegiatan menanamkan materi dalam memori, agar

nantinya dapat diingat kembali secara harfiah, sesuai dengan materi aslinya. 14

Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik, Al-Qur’an adalah firman Allah

SWT dalam bahasa Arab dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

untuk dipahami isinya, disampaikan kepada penerus umat secara mutawatir,

dan ditulis dalam mushaf, diawali dengan Al-Fatihah dan diakhiri dengan An-

Naas.15 Dan menurut Haryanto, menghafal Al-Qur’an adalah kegiatan yang

dilakukan dengan sengaja dan sungguh-sungguh, berusaha menanamkannya

dalam pikiran agar selalu bermanfaat dan untuk menjaga, memelihara dan

melindungi ayat-ayat Al-Qur’an.16

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwasannya menghafal Al-

Qur’an adalah suatu usaha sungguh-sungguh yaitu dengan cara membaca Al-

Qur’an secara berulang-ulang sehingga hafal dari ayat satu ke ayat berikutnya,

dan dapat diucapkan dengan baik tanpa melihat Al-Qur’an.

H. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul yang ada di atas, maka peneliti akan melaksanakan

penelitian di TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi Kecamatan Tanjung Lubuk

Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

14
Azimah Ni’mah, Tahfidz Al-Qur’an Guidance”, Jawa Timur: Cv. Global Aksara Pres,
2021, hlm. 75
15
Ilham Teguh, Pengertian Al-Qur’an, Diakses dari http://ilhamteguh.com/pengertian-al-
qur’an. Diakses pada tanggal 26 Januari 2023 10:11 WIB.
16
Neneng Nurhasanah, dkk, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2018, hlm.
101
12

2. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti pada proposal ini adalah

pendekatan deskriptif kualitatif ini menggunakan jenis kualitatif. Karena,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Implementasi Metode

Thariqah Tasalsuli terhadap kecakapan menghafal Surah Ad-Duha.

Sumber data adalah objek yang akan kita gunakan untuk mendapatkan

data. Sugiyono berpendapat bahwa sumber data dibagi menjadi 2, yaitu:17

a. Data Primer

Sumber Data Primer adalah sumber pengetahuan yang diperoleh

peneliti secara langsung. Sumber data pertama selama penelitian ini

memegang peran yang sangat penting dalam diri kepala TPA Al-

istiqomah di Desa Kota Bumi Kecamatan Tanjung Lubuk.

b. Data Sekunder

Sumber Data Sekunder merupakan data pelengkap. Yaitu informasi

yang penulis peroleh dari sumber data yang ada dan digunakan untuk

melengkapi kekurangan pengetahuan yang diperoleh dari data

sebelumnya. Oleh karena itu, sumber data sekunder dalam penelitian ini

adalah dokumentasi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data, maka metode

pengumpulan data merupakan langkah yang paling vital dalam sebuah

17
http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.0.0192%20Fransisca%20Anita%20Carolina
%20BAB%20III. pdf. Hlm 20 diakses pada tanggal 26 Januari 2023 pada jam 10:11 WIB
13

penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data

yang diinginkan jika tidak mengetahui metode pengumpulan data. Menurut

Yusuf (2014:372) banyak keberhasilan dalam pengumpulan data ditentukan

oleh kemampuan peneliti untuk menghargai situasi sosial yang menjadi fokus

penelitian. Peneliti dapat melakukan wawancara dengan subyek yang diteliti,

mampu mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks yang sebenarnya.

Peneliti tidak akan mengakhiri tahap pengumpulan data sebelum peneliti

yakin bahwa data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang berbeda dan

menitik beratkan pada situasi sosial yang diteliti mampu menjawab rumusan

masalah penelitian, sehingga tidak ada yang meragukan akurasi dan

kredibilitasnya.18

a. Observasi

Observasi dapat menjadi teknik menginformasikan yang dilakukan

dengan pengamatan dengan cara meneliti, mengamati sendiri dan

kemudian mencatat setiap pelaksanaan dan perilaku. Pengamatan dalam

penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan konsep tentang

pengaruh metode Thariqah Tasalsuli terhadap kecakapan menghafal surah

Ad-Duha pada santri TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi Kecamatan

Tanjung Lubuk.

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik

18
Silmi, ‘Bab Iii Metode Penelitian 3.1.’, Bab III Metode Penelitian, Bab iii mei (2017), 1–9.
14

pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga jika peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden secara lebih dalam. 19 Tujuan dari

teknik wawancara ini adalah untuk menemukan apa yang tidak mungkin

diperoleh melalui observasi dan menemukan apa yang ada dalam pikiran

orang lain (sumber).20 Untuk mencari informasi terkait dengan penelitian

yang akan diteliti, maka dari itu peneliti akan melakukan wawancara

dengan kepala TPA dan ustadzah Di TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi

Kecamatan Tanjung Lubuk.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah rekaman peristiwa yang telah terjadi. Dokumen bisa

berupa tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dokumen

dalam bentuk tertulis meliputi buku harian, sejarah hidup, biografi,

peraturan, dan kebijakan. Dokumen berupa gambar, contohnya foto. Dan

dokumen dalam bentuk karya seperti gambar, patung, film, dan lain-

lain.21

4. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, analisis merupakan bagian yang penting. Hal

ini dikarenakan analisis merupakan garis besar hasil penelitian yang datanya

dapat disajikan dan dapat ditarik kesimpulan dari tujuan akhir penelitian.

19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 317
20
Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kuantitatif:Teori & Praktik”, (Jakarta: Bumi Aksara,
2016), hlm. 165
21
Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 320
15

Proses analisis data diawali dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan,

selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun, dalam analisis

data penelitian kualitatif lebih terfokus selama proses lapangan bersama

dengan pengumpulan data.22 Adapun teknik yang digunakan dalam

menganalisis adalah dengan menggunakan model Miles dan Huberman

(1984), Analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan

setelah pengumpulan data selesai dalam jangka waktu tertentu. Miles dan

Huberman berpendapat bahwa, kegiatan dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus-menerus hingga tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Ada 3 tahapan yang harus dilalui dalam

menganalisis data dari penelitian kualitatif, yaitu reduksi data, paparan data

kesimpulan dan verifikasi.23

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti meringkas, memilah yang hakiki, memfokuskan

yang hakiki, kemudian mencari pola dan tema. Oleh karena itu, data yang

direduksi akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak

data karena data yang direduksi memberikan gambaran yang jelas.24

22
Ibid., hlm. 336
23
Imam Gunawan, Metode Penelitian…, hlm. 210
24
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 405
16

b) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif berupa uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan yang sejenisnya. Dan yang

paling sering digunakan dalam penyajian data penelitian kualitatif adalah

teks naratif.25

c) Menarik Kesimpulan (Verification Data)

Menurut Miles & Huberman, langkah terakhir dari analisis data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

dari penelitian kualitatif ini adalah masih bersifat sementara dan akan

berubah jika tidak disertai bukti-bukti kuat yang dapat mendukung tahap

pengumpulan data selanjutnya. Namun, jika kesimpulan yang

dikemukakan sebelumnya disertai dengan bukti-bukti valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan tersebut kredibel.26

I. Sistematika Penelitian

Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penelitian ini akan disusun dalam

lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, dan

sistematika pembahasan.

25
Ibid., hlm 408
26
Ibid., hlm 412
17

BAB II Landasan Teori, Permasalahan gagasan yang menjadi dasar

analisis, yang meliputi metode Thariqah Tasalsuli terhadap kecakapan menghafal

surah Ad-Duha pada santri TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi Kecamatan

Tanjung Lubuk.

BAB III Deskripsi Daerah Penelitian, ini akan menjelaskan tentang

wilayah dan daerah penelitian TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi Kecamatan

Tanjung Lubuk.

BAB IV Hasil dan Pembahasan, bab ini berisi hasil penelitian tentang

Implementasi Metode Thariqah Tasalsuli terhadap kecakapan menghafal surah

Ad-Duha pada santri TPA Al-istiqomah Desa Kota Bumi Kecamatan Tanjung

Lubuk.

BAB V Penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

dan saran yang berkenaan dengan skripsi penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Amri, Muhammad. (2014) "Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Membaca Al-

Qur’an". Surakarta: Ahad Books.

Budiman, Panca. (2019). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa

Melalui Metode Kitabah Pada Materi Surah Al-Bayyinah Mata Pelajaran

Al-Qur’an Hadits Kelas V Di MIS Al-Hidayah Desa Muka Paya Kecamatan

Hinai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Skripsi,

http://repository.uinsu.ac.id/6371/1/COVER 1.pdf.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci

Al-Qur’an., Jakarta.

Dwi, Ema Fitriyani., Abu Mansur., & Syarnubi. (2020). “Model Pembelajaran

Pesantren Dalam Membina Moralitas Santri Di Pondok Pesantren Sabilul

Hasanah Banyuasin”. Jurnal PAI Raden Fatah 2 no. 1. 103-116.

Fatih, M. (2018). "Incremental Analisis Tentang Desain, Strategi,Metodologi Dan

Motivasi Menghafal Al-Qur’an Bagi Tahfiz Pemula”, Jurnal. Stit Raden

Wijaya.ac.id. Vol. 2 No 1. 1-12.

Gunawan, Imam. (2016). “Metode Penelitian Kuantitatif:Teori & Praktik”, Jakarta:

Bumi Aksara.

https://www.madrasahdiniyahalfatah.com/2022/02/26/mengenal-ilmu-tajwid

hukumnya-serta-manfaat-belajar-ilmu-tajwid.
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/5-metode-menghafal-al-quran-dengan-

cepat-dan-benar-1zGUu5NnNcl.

http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.0.0192%20Fransisca%20Anita%20Carolina

%20BAB%20III. pdf.

Ibid, “No Title”

Mamonto, Novan., Ismail Sumampouw, & Gustaf. (2018) “Implementasi

Pembangunan Infrastruktur Desa Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2017

(Studi) Desa Ongkaw II Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa

Selatan”, Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintah. 1 No. 1. 1-11.

Masduki, Yusron. (2018). “Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur’an”. Jurnal

Radenfatah.ac.id, Vol.18 No. 1. 18-35.

Murdin, Akmal., & Irma Zahra. (2017). “Implementasi Metode STIFIn Dalam

Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Di Rumah Qur’an STIFIn

Paiton Probolinggo”. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol, 5 No 2, 201-

223.

Muhammad, Maulana Zakariyya Al-Kandahlawi, Op.Cit,

Ni’mah, Azimah. (2021). “Tahfidz Al-Qur’an Guidance”. Jawa Timur: Cv. Global

Aksara Pres,

Nurhasanah, Neneng., dkk. (2018). “Metodologi Studi Islam”. Jakarta: Sinar Grafika

Offset.
Silmi. (2017). “Bab Iii Metode Penelitian 3.1.”. Bab III Metoda Penelitian, Bab iii

me.

Sugiyono. (2010). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). “Metode Penelitian Manajemen”. Bandung: Alfabeta.

Tasdiq, H., & Rezza Yuli Anjani. (2019). “Upaya Guru Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak TPQ Al-Hidayah 1 Dusun

Tugasari”. Jurnal Pendidikan Islam, Vol, 6 No 1, 28-33.

Teguh, Ilham. Pengertian Al-Qur’an, Diakses dari http://ilhamteguh.com/pengertian-

al-qur’an.

Anda mungkin juga menyukai