Disusun oleh :
Dinda rizki Ramanda
Viona nilam
Rodhwa
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan kepada kami kemudahan serta petunjuk sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Media Pengajaran dengan tema “Pengertian Tarbiyah didalam Al-
Qur,an”. Tidak lupa pula penulis haturkan Sholawat beserta salam yang selalu kita panjatkan
kepada Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam yang telah memberikan segala petunjuk
kepada kami selaku umatnya.
Selama proses penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih
kepada Ustadz. Humaedi Lc,M.Pd selaku dosen yang senantiasa memberikan bimbingan
kepada kami.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu besar harapan kami agar pembaca berkenan untuk memberi masukan dan saran
agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi jauh lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN).......................................................................................................1
BAB II (PEMBAHASAAN)...................................................................................................2-8
BAB III (KESIMPULAN)........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah tarbiyah telah banyak digunakan dalam pendidikan Islam. Para ulama
mengartikannya sebagai proses menumbuhkan atau mengembangkan satu demi satu
tahap hingga mencapai titik kesempurnaan.
Dalam bahasa Arab, tarbiyah berasal dari kata robaa-yarbu yang artinya bertambah
dan berkembang. Sementara dalam literatur-literatur berbahasa Arab, kata tarbiyah
mempunyai bermacam-macam definisi, yang intinya mengacu pada proses
mengantarkan sesuatu menuju titik kesempurnaan sedikit demi sedikit. Definisi
tersebut berasal dari tafsir dalam surat Al-Fatihah, yang asalnya berasal dari kata Ar-
Rabb. Menurut Imam Al-Baidhawi, Ar-Rabb merupakan sebutan yang bermakna
tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sampai menuju titik kesempurnaan.
B. Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud tarbiyah dalam islam?
• Apa faedah dari tafsir ayat ke 2 surat Al-Fatihah?
• Apa isi dari tafsir ayat ke 24 surat Al-Isra?
• Apa isi dari tafsir ayat ke 16 surat al-Syu’ara?
C. Tujuan
• Untuk mengetahui istilah dan makna tarbiyah dalam islam
• Untuk mengetahui faedah tafsir al-fatihah ayat 2
• Untuk mengetahui tafsir Tafsir ayat ke 24 surat al-isra
• Untuk mengetahui Tafsir ayat ke 16 surat as-syu'ara
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Secara bahasa, tarbiyah
berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-yurobbii- yang artinya memperbaiki
sesuatu dan meluruskannya.
Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yang berbeda, yakni :
Rabaa-yarbuu yang bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
Rabiya-yarbaa yang bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.
Rabba-yarubbu yang bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama
‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin,
menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Dijadikan sebagai tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun
keseluruhan, yaitu untuk kemashlahatan ummat dengan asas mencapai keridhaan
Allah ﷻseperti tersirat dalam firman Allah:
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah
dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, 'hendaklah kamu menjadi
penyembahku, bukan penyembah Allah'. Akan tetapi(dia berkata),'hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (Ali Imran:79)
Dalam Islam, secara umum istilah pendidikan diterminologikan ke dalam tiga term,
yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Ketiga istilah ini memiliki definisi yang berbeda dan
implikasi yang berlainan ketika diterapkan dalam proses pendidikan. Namun, dari
ketiga istilah tersebut, istilah tarbiyah paling banyak digunakan dan dirujuk dalam
konteks pendidikan.
2
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa istilah tarbiyah untuk
menggambarkan pendidikan Islam merupakan hal yang baru. Istilah ini, demikian
kata Muhammad Munir Mursa dalam al-Tarbiyah al-Islamiyah: Ushuluha wa
Tathawwuruha fi al-Bilad al-Arabiyah.
Pertama, berbentuk isim fa’il (rabbani). Bentuk ini terulang sebanyak 3 kali yang
kesemuanya berbentuk jama’ yaitu rabbaniyyina dan rabbaniyyuna yang juga
memiliki keterkaitan dengan term mengajar (ta’lim) dan belajar (tadris) sebagaimana
ditunjukkan dalam Q.S. Ali Imran [3]: 79,
َس ْون َ ّٰللا َو ٰلك ِْن ُك ْونُ ْوا َربَّان ِّٖينَ بِ َما ُك ْنت ُ ْم تُعَ ِل ُم ْونَ ْال ِك ٰت
ُ ب َوبِ َما ُك ْنت ُ ْم تَد ُْر ِ ُك ْونُ ْوا ِعبَادًا ِل ْي مِ ْن د ُْو ِن ه
“…Jadilah kamu para penyembahku, bukan (penyembah) Allah,” tetapi (hendaknya dia
berkata), “Jadilah kamu para pengabdi Allah karena kamu selalu mengajarkan kitab dan
mempelajarinya!” (Q.S. Ali Imran [3]: 79).
Kata rabbani dalam ayat tersebut, sebagaimana penjelasan Ahmad Munir, dinisbahkan
kepada kata rabba, artinya yang mendidik manusia dengan ilmu dan pengajaran semasa
kecil. Ibn Abbas dalam tafsirnya menjelaskan kata rabbani berasal dari kata rabbaa,
yang mendapat imbuhan alif dan nun yang menunjukkan makna mubalaghah.
Lebih dari itu, sebagian ulama berpendapat bahwa rabba bermakna tokoh ilmuwan
(arbaba al-‘ilm) yang mendidik dan memperbaiki kondisi sosial masyarakatnya. Ada
juga yang berargumen bahwa kata tersebut bermakna orang yang memiliki ekspertasi
dan mengamalkan keilmuannya secara memadai.
Kedua, berbentuk mashdar (rabban). Bentuk ini, seperti yang dipaparkan Ahmad
Munir, terulang dalam Al-Quran sebanyak 947 kali; empat kali berbentuk jama’
(arbaban) dalam Q.S. Yusuf [12]: 39, satu kali berbentuk tunggal dalam Q.S. al-An’am
[6]: 164, dan selebihnya berupa isim sebanyak 141 kali yang mayoritas dikontekskan
dengan alam, masalah nabi, manusia, sifat Allah, dan ka’bah.
Ketiga, berbentuk kata kerja (rabbaa). Bentuk ini terulang sebanyak 2 kali, yaitu dalam
Q.S. al Isra [17]: 24 dan Q.S. al-Syu’ara [26]: 18.
3
C. Makna Tarbiyah
Istilah tarbiyah secara umum berakar pada tiga kata. Pertama, kata raba-yarbu, artinya
bertambah dan tumbuh. Kedua, rabba/rabiya-yarba, artinya tumbuh dan berkembang.
Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga,
dan memelihara seperti yang dikemukakan Ahmad Syah dalam Term Tarbiyah,
Ta’lim, dan Ta’dib dalam Pendidikan Islam: Tinjauan dari Aspek Semantik.
Hal senada juga dituturkan Ibn Manzur dalam Lisan al-Arab, kata tarbiyah secara
bahasa berasal dari rabba-yurabbi-tarbiyah, artinya mendidik, mengampu dan
memelihara. Tidak jauh berbeda, Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah
mengungkapkan kata tarbiyah seakar dengan kata rabbiyatu, yakni mengarahkan
sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan fungsinya.
Jika makna tarbiyah dihubungkan dengan Q.S. al-Isra [17]: 24, Muhammad al-Naquib
al-Attas dalam The Concept of Education in Islam: A Frame Work for an Islamic
Phylosophy of Education berpendapat bahwa kata “rabayani” di situ bermakna
rahmah (ampunan atau kasih sayang), pakaian dan tempat berteduh, serta
pemeliharaan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Jadi, kata tarbiyah
dalam konteks ayat tersebut (Q.S. al-Isra [17]: 24) bermakna rahmah (kasih sayang)
atau maghfirah (ampunan).
Senada dengan al-Attas, Abdul Fattah Jalal, sebagaimana dikutip Ahmad Syah,
menjelaskan yang dimaksud kata tarbiyah dalam Q.S. al-Isra’ [17]: 24 dan Q.S. al-
Syu’ara [26]: 18 adalah pendidikan yang berlangsung pada fase bayi dan kanak-kanak
sehingga mereka sangat bergantung pada pemeliharaan dan kasih sayang kedua orang
tuanya.
4
Dari ulasan beberapa definisi tarbiyah di atas baik semantik maupun terminologis,
maka tarbiyah merupakan serangkaian proses pendidikan dalam rangka
menumbuhkan dan mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik, intelektual,
sosial, estetika, spritual dan material, sehingga dapat berkembang dan terbina secara
optimal. Langkah ini dapat ditempuh melalui cara pemeliharaan, pengasuhan,
menjaga, merawat dan mendidik secara berkelanjutan dan gradual.
“Seluruh pujian dan syukur yang sempurna hanya untuk Allah semata.”
5
Allah dipuji dengan pujian yang sempurna dari segala sisi. Tidak ada aib sedikit pun aib bagi
Allah Ta’ala dari segala sisi.
Buah menghayati ayat kedua adalah menghadirkan di dalam hati rasa cinta kepada Allah
yang Mahasempurna dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.
Pemeliharaan Allah Ta’ala yang khusus ditujukan bagi wali-wali-Nya dan orang-orang yang
dicintai-Nya. Allah Ta’ala menganugerahkan keimanan, taufik, dan penjegaan bagi mereka
dari segala hal yang merusak keimanan mereka. Barangkali inilah rahasia mengapa
kebanyakan doa para nabi ‘Alaihimush shalatu was salam itu memakai lafaz Ar-Rabb.
Misalnya, menggunakan lafaz Rabbana atau Rabbi. Hal ini karena isi doa-doa mereka adalah
masalah kemakmuran iman.
Makna Ar-Rabb
Makna Ar-Rabb mencakup tiga makna, yaitu: Sang Pencipta, Sang Pemilik, dan Sang
Pengatur seluruh makhluk.
6
Faedah dari Alhamdu lillahi Rabbil ‘Aalamiin
• Penetapan pujian yang sempurna bagi Allah.
• Allah itu dipuji dari segala sisi.
Oleh karena itu dalam hadits Aisyah disebutkan sebagai berikut.
َو ِإذَا.» ُصا ِل َحات ِ َّ ِ ُ ِإذَا َرأَى َما يُحِ بُّ قَا َل « ْال َح ْمد-صلى هللا عليه وسلم- ّٰللا
َّ َلِل الَّذِى ِبنِ ْع َمتِ ِه تَتِ ُّم ال ِ َّ سو ُل ُ ت َكانَ َر ْ َشةَ قَال َ ع ْن
َ ِعائ َ
علَى ُك ِل َحال
َ َلِل ْ
ِ َّ ِ ُ»رأَى َما يَ ْك َرهُ قَا َل « ال َح ْمد.
َ
7
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik. (At-Taubah: 113), hingga akhir ayat.
Hadis-hadis yang menyebutkan tentang berbakti kepada kedua orang tua cukup
banyak, antara lain ialah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Anas dan
lain-lainnya yang mengatakan bahwa pada suatu hari Nabi ﷺnaik ke atas mimbar,
kemudian beliau mengucapkan kalimat Amin sebanyak tiga kali. Maka ketika
ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau aminkan?" Maka Nabi ﷺ
menjawab:
ُ َرغ َِم أَ ْن:َ ث ُ َّم قَال. َ آمِ ين: ُ فَقُ ْلت. َ آمِ ين: فَقُ ْل، َعلَيْك
ف ُ يَا ُم َح َّمدُ َرغ َِم أ َ ْن:َأَت َانِي ِجب ِْري ُل فَقَال
َ ُف ا ْم ِرئ ذُك ِْرتَ ِع ْندَهُ فَلَ ْم ي
َ ص ِل
ُ َرغ َِم أ َ ْن:َ ث ُ َّم قَال. َ فَقُ ْلتُ آمِ ين. َ آمِ ين: قُ ْل،"ُضانَ ث ُ َّم خ ََر َج َولَ ْم يُ ْغف َْر لَه
ف ا ْم ِرئ أَد َْركَ أَبَ َو ْي ِه أَ ْو َ علَ ْي ِه
َ ش ْه ُر َر َم َ ْام ِرئ دَ َخ َل
َ آمِ ين: ُ فَقُ ْلت. َ آمِ ين: قُ ْل،"َأ َ َحدَهُ َما فَلَ ْم يُدْخِ ََلهُ ْال َجنَّة
Jibril datang kepadaku, lalu mengatakan, "Hai Muhammad, terhinalah seorang lelaki yang
namamu disebut di hadapannya, lalu ia tidak membaca salawat untukmu. Ucapkanlah
'Amin'.” Maka saya mengucapkan Amin lalu Jibril berkata lagi, "Terhinalah seorang
lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu ia keluar dari bulan Ramadan dalam keadaan
masih belum beroleh ampunan baginya. Katakanlah, 'Amin'.” Maka aku ucapkan Amin.
Jibril melanjutkan perkataannya, "Terhinalah seorang lelaki yang menjumpai kedua orang
tuanya atau salah seorangnya, lalu keduanya tidak dapat memasukkannya ke surga.
Katakanlah, 'Amin'.” Maka aku ucapkan Amin.
F. Tafsir Ayat ke 16 Surat Asy -Syu’ara
َ ُ ف َ أ ْت ِ ي َ ا ف ِ ْر ع َ ْو َن ف َ ق
وَل إ ِ ن َّ ا َر س ُ و ُل َر ب ِ ال ْ ع َ ا ل َ ِم ي َن
Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah olehmu: "Sesungguhnya
Kami adalah Rasul Tuhan semesta alam.
Pada ayat-ayat ini, Allah menegaskan kepada Musa ‘alaihissalam bahwa semua yang
dikhawatirkannya itu tidak akan terjadi. Dia tidak akan dapat dibunuh oleh Fir'aun
karena Fir'aun tidak akan dapat berlaku sewenang-wenang terhadapnya. Adapun
permintaan Musa agar saudaranya, Harun, diangkat menjadi rasul telah dikabulkan
oleh Allah. Dengan begitu, perintah untuk pergi berdakwah kepada Fir'aun dan
kaumnya dibebankan kepada Musa dan Harun. Di dalam ayat lain, Allah menegaskan
bahwa permintaan Musa itu dikabulkan yaitu:
Dia (Allah) berfirman, "Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa!
(thaha/20: 36).
Allah menceritakan kepergian Musa dan Harun menyeru Fir'aun dan kaumnya kepada
agama tauhid dengan membawa mukjizat yang akan menguatkan seruannya yaitu
tongkat Musa yang dapat menjadi ular, dan tangannya bila dimasukkan ke ketiaknya
akan menjadi putih bercahaya. Untuk menghilangkan segala was-was dan
kekhawatiran dalam hati Musa dan Harun, Allah menegaskan bahwa Ia selalu akan
mendengar dan memperhatikan apa yang akan terjadi di kala keduanya telah
berhadapan dengan Fir'aun. Hal ini dengan jelas diterangkan pada ayat lain yaitu:
8
Dia (Allah) berfirman, "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama
kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (thaha/20: 46).
Allah menyuruh Musa dan Harun agar mengatakan dengan tegas kepada Fir'aun
bahwa mereka datang menghadap kepadanya untuk menyampaikan bahwa mereka
berdua adalah rasul yang diutus Allah, Tuhan semesta alam, kepadanya dan kaumnya.
Selain itu keduanya harus meminta kepada Fir'aun agar membebaskan Bani Israil
yang telah diperbudak selama ini. Keduanya ingin membawa mereka kembali ke
tanah suci Baitul Makdis, tanah tumpah darah mereka, di mana nenek moyang mereka
semenjak dahulu
kala telah berdiam di sana. Hal ini bertujuan agar mereka dapat dengan bebas
memeluk agama tauhid tanpa ada tekanan atau hambatan dari siapa pun.
Dalam Tafsir al-Maragi diterangkan bahwa menurut riwayat, Bani Israil yang tinggal
di Mesir diperbudak oleh Fir'aun dan kaumnya dalam waktu yang lama, yaitu selama
400 tahun. Fir'aun memang sangat berkuasa dan berbuat sewenang-wenang terhadap
rakyatnya, terutama Bani Israil. Menurut al-Qurtubi, sebagaimana dikutip oleh al-
Maragi, Musa dan Harun harus menunggu satu tahun untuk dapat menghadap Fir'aun.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika Allah mendidik makhluknya dengan kasih sayang, maka seharusnya seorang pendidik
juga mendidik peserta didiknya dengan kasih sayang, memberikan pengetahuan dengan
bimbingan yang baik, mengajarkan moral dan aakhlak sesuai tuntunan islam dan tauladan
yang baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Tarbiyah
https://tafsiralquran.id/mengulik-makna-tarbiyah-dalam-pendidikan-islam/
Sumber https://rumaysho.com/23679-tafsir-surat-al-fatihah-ayat-2-memahami-alhamdulillah.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-al-isra-ayat-23-24.html
Sumber https://quranweb.id
Sumber: https://muslim.or.id/72510-tafsir-ringkas-surah-al-fatihah-bag-2.html
11