Anda di halaman 1dari 19

KITAB TAFSIR AL –QURTHUBI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Membahas Kitab Tafsir

Dosen Pengampu : Dr. Faizah Ali Syibromalisi, MA.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Oktaviani Sari 11190340000052

Nurul Syafitri 11190340000077

Saidah 11190340000170

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN AJARAN

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala
macam nikmat yang tak terhingga kepada para hamba-hambanya, sehingga kami masih
diberi kesehatan dan pertolongan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
beserta salam kami haturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,yang
menuntun kita dari zaman kegelapan sampai sekarang pada zaman yang terang yang kaya
akan ilmu pengetahuan.
Penulis ingin menyampaikan beberapa pesan yaitu terkait penyelesaian tugas dan
tanggungjawab terhadap tugas mata kuliah Membahas Kitab Tafsir yaitu penulis telah
berhasil manyusun makalah yang berjudul " Kitab Tafsir Al-Qurthubi" semoga makalah ini
bisa memberi pedoman bagi pembacanya dan bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman membaca.
Dengan ini penulis turut mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah memberi dukungan, inspirasi, dan pengetahuan dalam penyelesaian makalah ini,
sekian pengantar yang penulis ucapkan, kurang lebih dari makalah ini penulis sangat
berharap kritik dan sarannya.

Tangerang, 29 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LatarBelakang ....................................................................................... 1
B. RumusanMasalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

A. Tafsir al-Qurthubi .............................................................................. 2


B. Biografi al-Qurthubi............................................................................ 3
1. Nama dan Kelahiran .................................................................. 3
2. Pendidikan al-Qurthubi ............................................................ 3
3. Guru-Guru al-Qurthubi.............................................................. 4
4. Karya-Karya al-Qurthubi. .......................................................... 4
C. Sumber Penafsiran .............................................................................. 5
D. Referensi .............................................................................................. 6
E. Metode Penulisan Tafsir ..................................................................... 8
F. Corak Tafsir ....................................................................................... 9
G. Karakteristik Tafsir ............................................................................ 11
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 12

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al – Qur’an merupakan kumpulan wahyu Allah SWT yang sakral, dimana
dialamnya merupakan huda lil mutaqqin. Didalamnya berisikan ilmu pengetahuan
yang sangat luas, yang luasnya tidak pernah terlintas dipikiran para pembacanya,
bahkan air laut pun tidak akan pernah cukup sebagai tinta dari pada penulisan Al-
Qur’an.
Turun dengan maknanya yang ijmaly, sehingga membutuhkan ilmu khusus
dalam menelaah setiap ayatnya. Sehingga para sahabat mempelajari langsung dari nabi
dalam memahaminya, lalu ilmu itu turun ke generasi selanjutnya yaitu para tabi’in lau
kepada tabiut tabi’in, terus menerus sampai kepada masa dewasa ini. Tafsir demi tafsir
yang disampaikan kepada kita dengan perbedaan pendapat disetiap para muffasirin,
sehingga muncul-lah berbagai pendapat terhadap karya tafsir mufasirin. Salah satunya
adalah karya tafsir Al-Qurthubi yang mempunyai notaben sebagai ahli bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu tafsir al-Qurthubi ?
2. Bagaimana Biografi al-Qurthubi ?
3. Apa sumber penafsiran al-Qurthubi ?
4. Darimana saja referensi rujukan al-Qurthubi?
5. Apa corak tafsir al-Qurthubi ?
6. Bagaimana karakterisitik tafsir al-Qurthubi ?
7. Bagaimana sistematika penulisan tafsir al-Qurthubi /

C. TUJUAN PENULISAN
a. Mengetahui defenisi tafsir al-Qurthubi
b. Mengetahui biografi al-Qurthubi
c. Memahami sumber penafsiran al-Qurthubi
d. Mengetahui referensi eujukan tafsir al-Qurthubi
e. Mengetahui corak tafsir al-Qurthubi
f. Memahami karakteristik tafsir al-Qurthubi
g. Memahami sistematika penulisan tafsir al-Qurthubi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir Al-Qurthuby
Nama lengkap Tafsir al-Qurthuby adalah “al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān
wa al Mubayyin limā Tadlammanah min al-Sunnah wa Āy al-Furqan”. Nama
ini murni dari imam Al-Qurtubī sendiri sebagaimana beliau tegaskan sendiri di
bagian pendahuluan tafsirnya ini. Dilihat dari namanya dapat dipahami bahwa
kitab ini berisi himpunan hukum-hukum al-Qur’an dan penjelasan terhadap isi
kandungannya dari al-Sunnah dan ayat-ayat al-Quran.Kitab tafsir ini
merupakan salah satu kitab tafsir yang sangat fenomenal, karena merupakan
kitab tafsir yang paling lengkap dalam membahas fiqih di eranya. Kitab tafsir
ini mencakup berbagai madzhab fiqih walaupun perhatiannya terhadap aspek
qira’at, i’rab, masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu Nahwu dan
Balaghah, yang berkaitan dengan nasikh-mansukh juga sangat
diperhatikan.Sebelum memasuki penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an, al-
Qurtūbī memulai dengan sebuah muqaddimah atau pengantar pembahasan.
Dalam muqaddimahnya ini, beliau memberi ulasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan cara berinteraksi dengan al-Qur’an dan beberapa bab yang
terkait dengan ulūm al-Qur’ān, di antaranya: 1). Keistemewaan dan keutamaan
al-Qur’an, anjuran-anjuran di dalamnya, keutamaan orang yang belajar,
membaca, mendengarkan dan mengamalkannya, 2). Tata cara membaca al-
Qur’an, anjuran untuk mengajarkannya dan peringatan untuk menjahui sifat
riya’, 3). Etika membawa al-Qur’an dan hal-hal yang harus dilakukan untuk
menghormati al-Qur’an, 4). Pembahasan tentang tujuh huruf, sejarah
pengumpulan al-Qur’an, tertibsusunan surat dan ayat-ayatnya dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan ulūm al-Qur’ān.1

1
Moh.Jufriyadi Sholeh, Tafsir Al-Qurtubi:Metodologi, Kelebihan, dan Kekuranganny, (Jurnal Reflektika, Vol.13,
No.1, 2018)

2
B. Biografi Al-Qurthuby
1. Nama dan Kelahiran
Penulis kitab tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran adalah al-Imam
AbuAbdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Anshoriy
alKhazrajiy al-Andalusiy al-Qurtubi al-Mufassir, atau dikenal dengan
panggilan Al-Qurtubi. Al-Qurtubi merupakan nama suatu daerah diAndalusia
(sekarang Spanyol), yaitu Cordoba, yang di-nisbah-kan kepada al-Imam Abu
Abdillah Muhammad, tempat dimana ia dilahirkan. Tidak ada datajelas yang
menerangkan tanggal berapa ia dilahirkan, namun yang jelas A-lQurtubi hidup
ketika waktu itu wilayah Spanyol berada di bawah pengaruhkekuasaan dinasti
Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani Ahmar diGranada
(1232—1492 M) yaitu sekitar abad ke-7 Hijriyah atau 13 Masehi. Al-Qurthubi
hidup di Cordoba pada abad-abad akhir kemajuan gemilangumat Islam di
Eropa disaat Barat masih tenggelam dalam kegelapan. Cordobayang sekarang
yaitu kota Kurdu yang terletak di lembah sungai besar dan lambatlaun kota itu
menjadi kota kecil. Sedikit demi sedikit pecahan kota yang didiamimuslim
sekitar 86 kota semakin berkurang, beberapa jumlah harta simpanan desa
hilang. Sedikitnya di Cordoba terdapat 200 riburumah, 600 Masjid, 50 rumah
sakit, 80 sekolah umum yang besar, 900pemandian. Jumlah buku sekitar 600
ribu kitab lebih, yang kemudian dikuasaioleh Nasrani pada tahun 1236 M.
Bangsa Arab menguasai Cordoba pada tahun711 M, hingga mencapai masa
puncaknya pada periode Bani Umayyah tahun 856H/1031 yang mengangkat
dan memajukan negara-negara Eropa. Cordoba jatuhsetelah daulah umuwiyah
kalah dan tunduk pada tahun 1087 M yang kemudiandikuasai oleh kerjaan
Qosytalah Fardinand yang ketiga tahun 1236 M.12 Itulahsekilas perjalan
zaman dan tempat hidupnya Al-Qurtubi.

2. Pendidikan Al-Qurthuby
Al-Qurthubi dikenal memiliki semangat kuat dalam menuntut ilmu.
KetikaPerancis menguasai Cordoba pada tahun 633 H/1234 M, ia pergi
meninggalkanCordoba untuk mencari ilmu ke negeri-negeri lain yang ada di
wilayah Timur. AlQurthubi kemudian rihlah thalabul ‘ilmu menulis dan belajar
3
dengan ulama-ulama yang ada di Mesir, Iskandariyah, Mansurah, al-Fayyun,
Kairo, dan wilayah-wilayah lainnya, hingga akhirnya beliau wafat pada malam
Senin tanggal 9Syawal tahun 671 H/1272 M dan dimakamkan di Munyaa kota
Bani Khausab,daerah Mesir Utara.

3. Guru-guru Al-Qurthuby
Perjalanan Al-Qurtubi dalam mencari ilmu dari satu ke tempat yang
lain,banyak berkenalan dengan orang-orang yang memberikan kontribusi
keilmuandan perkembangan intelektualitasnya. Aktivitas intelektualitasAl-
Qurtubi terbagi menjadi dua tempat, pertama ketika di Cordoba, Andalusia dan
kedua di Mesir. Sewaktu di Cordoba ia sering belajar dan menghadiri halaqah-
halaqah yang biasa diadakan di masjid-masjid, dan madrasah-madrasah. Hal
ini didukung dengan maraknya pembangunanmadrasah-madrasah dan koleksi
perpustakaan di setiap ibu kota dan perguruantinggi yang menjadi salah satu
pusat sumber ilmu pengetahuan di Eropa dalamwaktu yang lama, dari sinilah
intelektualitas pertama Al-Qurtubi di mulai.

4. Karya-karya Al-Qurthuby
Kecintaan Al-Qurthubi terhadap ilmu membentuk pribadi yang shalih,
zuhud,‘arif, banyak menyibukan diri untuk kepentingan akhirat, waktunya
diwaqafkanuntuk dua hal, yaitu menghadap Allah beribadah kepada-Nya dan
menulis kitab.Para ulama mengenal sosok Al-Qurtubi sebagai ulama dari
kalangan maliki, jugaseorang ahli fikih, ahli hadis, dsb. hal ini karena beliau
banyak menginggalkankarya-karya besar yang sangat bermanfaat. Karyanya
beliau ini meliputi berbagaibidang, seperti tafsir, hadis, qira’at, dan lain
sebagainya, diantara kitab beliauyang terkenal, sebagai berikut:
1. Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran wa al-Mubin lima Tadammanhu min alSunnah
wa ayi al-Furqan. Merupakan kitab tafsir yang bercorak fikih. Kitab ini
dicetak pertama kali di Kairo pada tahun 1933—1950 M. Olehpercetakan Dar
al-Kutub al-Misriah, ada 20 jilid. Setelah itu ada padatahun 2006 penerbit
Mu’assisah al-Risalah, Beirut mencetak kitab inisebanyak 24 juz/jilid yang
telah di-tahqiq oleh Abdullah bin Muhsin alTurki.

4
2. Al-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauti wa Umur al-Akhirah, diterjemahkandalam
bahasa Indonesia sebagai "Buku Pintar Alam Akhirat" yang diterbitkan di
Jakarta tahun 2004. Cetakan terbaru tahun 2014 ada kitabMukhtashor-nya
yang ditulis oleh Fathi bin Fathi al-Jundi.
3. Al-Tidzkar fi fadli al-Azkar. Berisi tentang penjelasan kemuliaan-kemuliaan
al-Quran. Dicetak pada tahun 1355 M di Kairo.
4. Qama’ al-Hars bi al-Zuhdi wa al-Qana’ah wa Radd zil al-Sual bi al-Katbi
wa al-Syafa’ah. Pada tahun 1408 dicetak oleh Maktabah al-SahabahBitanta.
5. Al-Intihaz fi Qira’at Ahl al-Kuffah wa al-Basrah wa al-Syam wa Ahl al-
Jijaz, yang disebutkan dalam kitab al-Tidzka.
6. Al-I’lam bima fi Din al-Nasara min al-Mafasid wa Awham wa Kazhar
Mahasin al-Islam. Dicetak di Mesir oleh Dar al-Turats al-‘Arabi.
7. Al-Asna fi Syarh Asma al-Husna wa Sifatuhu fi al-‘Ulya.
8. Al-I’lam fi Ma’rifati Maulid al-Mustafa ‘alaih al-Salat wa al-Salam,
terdapat di Maktabah Tub Qabi, Istanbul.
9. Urjuzah Fi Asma’ al-Nabi SAW. Kitab ini disebutkan dalam kitab al-Dibaj
al-Zahab karya Ibn Farh.
10. Syarh al-Taqssi.
11. Al-Taqrib li Kitab al-Tamhid.
12. Risalah fi Alqab al-Hadis.
13. Al-Aqdiyah.
14. Al-Misbah fi al-Jam’i baina al-Af’al wa al-Shihah (fi ‘Ilmi Lugah)
15. Al-Muqbis fi Syarhi Muwatha Malik bin Anas.
16. Minhaj al-‘Ibad wa Mahajah al-Salikin wa al-Zihad.
17. Al-Luma’ al-Lu’lu’iyah fi al-‘Isyrinat al-Nabawiyah wa ghairiha.2

C. Sumber Penafsiran
Karena Imam al Qurthubi merupakan ulama yang besar dimasanya
maka tak heran jika ia menjadi salah satu mufassir yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan ulum al-quran khususnya dalam bidang

2
http://repository.uin-suska.ac.id

5
tafsir Alquran. Beliau merupakan ulama yang sangat luas ilmunya kata Syaikh
adz Dzahabi :"Dia adalah seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan
mendalam. Dia memiliki sejumlah karya yang sangat bermanfaat, dan
menunjukkan betapa luas pengetahuannya serta sempurna
kepandaiannya."Dalam kapasitas ilmunya sebagai seorang ulama yang
condong terhadap ilmu fiqh dan hukum hukum syar'i maka, ia menulis "Tafsir
al Jami' Li Ahkami al Quran wa al Mubayyin Lima Tadhammanahu min al
Sunnah wa Ayi al Furqan " guna ingin menghimpun hukum hukum dalam
alquran serta sebagai penjelas terhadap as Sunnah dan ayat ayat pembeda
antara yang haq dan bathil. Tafsir ini menggunakan metode tahlili berarti
Imam al Qurthubi ingin menjelaskan berbagai aspek keilmuan pada kitab
tafsirnya. Seperti ilmu qiraat, i'rab, nasikh wa mansukh dll, juga perkuat oleh
periwayatan bil matsur (nash alquran dan hadis nabi).

Dengan begitu pengelompokan yang dipakai pada tafsir al Qurthubi meliputi:

1. ‫( تفسير القران بالقران‬Penafsiran ayat Al-quran dengan ayat al-quran)

2. ‫( تفسير القران بالسنة‬Penafsiran ayat Al-quran dengan al-Sunnah)

3. ‫( تفسير القران بالرءية االصحاب‬Penafsiran ayat Al-quran dengan pendapat para


sahabat)

4. ‫( تفسير القران مع الرءية التابعين‬Penafsiran ayat Al-quran berdasarkan pendapat


para tabi'in) 3

D. Referensi
Dalam muuqaddimah tafsirannya, Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa
beliau menyandarkan semua pendapat yang di kutipnya secara langsung
kepada pemilik pendapat-pendapat tersebut. Demikian pula dengan pengutipan
semua hadis-hadis Nabi, beliau juga menyebutkan nama-nama pengarang dari

3
https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/05/17/oq3ash313-imam-
alqurthubi-luas-pengetahuannya-dan-sempurna-kepandaiannya

6
kitab-kitab hadis yang dirujuknya. Menurutnya, hal beliau lakukan karena
sebagai bagian dari jalan untuk mendapatkan keberkahan ilmu. 4Di antara
kitab-kitab yang dijadikan rujukan oleh al-Qurtubi adalah : 1.) Al-Muharrar al-
Wajiz, sebuah kitab tafsir karya Ibn ‘Athiyah [w.546], 2.) Al-Nukat wa al-
Uyun, sebuah kitab tafsir karya al-Mawardi [w.450], 3.) Tafsir Abi Laits al-
Samarqandi, karya Abi Laits al-Samarqandi [w.375], 4.) Tafsir al-Baghawi,
karya Imam al-Baghawi [ w. 516], 5.) Al-Wasith, sebuah kitab tafsir karya al-
wahidi [w. 468], 6.) Asbab an-Nuzul, yang juga karya al-Wahidi, 7.) Ma’anii
al-Qur’an, I’rab al-Qur’an dan al-Nasikh wa al-Mansukh, kesemuanya karya
Abu Ja’far al-Nahhas [w. 338], 8.) Al-Tamhid, al-Istdhkar, al-Kafi, dan al-
Durar fi Ikhtishar al-Siyar, kesemuanya merupakan karya Abu Umar Ibn Abd
al-Barr [w. 463], 9.) Ahkam al-Qur’an dan al-Qabas Sharh al-Muwaththa’,
keduanya karya Abu Bakr Ibn al-‘Arabi [w. 543], 10.) Ma’ani al-Qur’an,
karya al-Akhfash Sa’id [w. 211], 11.) Ma’ani al-Qur’an, karya Yahaya bin
Ziyad al-Farra’ [w. 207], 12.) Ma’ani al-Qur’an, karya Abu Ishaq al-Zujaj [w.
311], 13.) Majaz al-Qur’an, karya Abu ‘Ubaidah [w. 210], 14.) Ahkam al-
Qur’an, karya al-Kaya al-Harasi [w. 504], 15.) Al-Mufhim, karya Abi al-
‘Abbas al-Qurtubi [w. 565], 16.) Al-Mudawwanah li Aqwal Malik [w. 179],
riwayat Sahnun [w. 240], dari Abdurrahman bin Qasim [w. 191], 17.) AL-
Ma’unah, karya al-Qadli Abd al-Wahhab al-Baghdadi [w. 422], 18.) Al-
Burhan, karya al-Juwaini [w. 478], 19.) Kitab-kitab hadis, yaitu, Kutubat-
Tis’ah (Shahih Bukhari, Muslin Sunan Abi Daud, al-Tirmidhi, al-Nasa’i, Ibn
Majah, Muwaththa’ Malik, Sunan al-Darimi, dan Musnad Ahmad bin Hambal)
Mushannaf Abi Bakr bin Abi Syaibah [w. 230], Musnad al-Bazzar [w. 292],
Shahih Ibn Hibban[w. 354], Sunan al-Daruquthni [w. 385], Sunan al-Baihaqi
[w. 458], Al-Ahkam al-Shughra, karya Abu Muhammad Abdul Haq al-Isbili
[w. 582], 20.) As-Siyar wa al-Maghazi, karya Ibn Ishak [w. 151], dan al-
Maghazi, karya al-Waqidi [w. 207], 21.) Ar-Risalah al-Qusyairiyah, karya abu
al-Qasim al-Qusyairi [w. 465], 22.) Nawadir al-Ushul, karya at-Tirmidzi
[w.320], 23.) ‘Ara’is al-Majalis, karya Abi Ishaq as-Tha’labi [w. 427], 24.) Al-

4
Ibid., 8

7
Asma’ wa as-Shifat, karya al-Baihaqi [w. 458], 25.) Al-Manhaj fi Syu’ab al-
Iman, karya al-Halimi [w. 403], 26.) Al-Irsyad, karya al-Juwaini [w. 478], 27.)
Isytiqaq ‘Asma Allah al-Husna, karya al-Zujaji [w.340].
E. Metode Penulisan Tafsir
Metode tafsir adalah cara-cara ditempuh oleh seorang mufassir untuk
sampai kepada makna-makna al-Qur’an. Nasruddin Baidan mendifiniskan
metode sebagai seperangkat pedoman dan aturan yang dipilih oleh seorang
mufassir untuk melakukan pendekatan terhadap ayat-ayat al-Qur’an demi
tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapainya.5Sebagaimana yang telah
disinggung oleh al-Farmawi, metode yang digunakan dalam penafsiran al-
Qur’an dapat dikategorikan menjadi empat. Pertama, tafsir tahlili, yaitu dengan
upaya seorang mufassir untuk menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari
berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Qur’an
sebagaimana yang tercantum di dalam mushaf. Kedua, metode ijmali yaitu
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an secara global. Dengan metode ini mufassir
hanya berupaya menjelaskan makna-makna al-Qur’an dengan uraian singkat,
menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dicerna bagi pembaca
maupun pendengar. Ketiga, metode muqaran dengan menafsirkan al-(Baidan,
2000)(Dzahabi, 2000)(Al-Qathtan, 1990)(Al Musthafa bin Abdullah, 1994)
(Shibab, 2013) (Sholeh, Tafsir Al -Qurthubi, 2018) Qur’an dengan cara
melakukan perbandingan. Perbandingan itu dapat berbentuk 1) Menafsirkan
ayat-ayat yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dua kasus atau
lebih, dan atau memiliki redaksi yang berbeda dalam kasus yang sama. 2)
Membandingkan ayat-ayat al-Qur’an dengan hadis yang pada lahirnya terlihat
bertentangan. 3) Membandingkan dengan berbagai pendapat ulama tafsir
dalam menafsirkan ayat al-Qur’an dengan cara menghimpun seluruh ayat al-
Qur’an yang memiliki tema dan subtansial yang sama. Setelah itu jika
mungkin disusun berdasarkan kronologi turunnya dengan memperhatikan
sebab nuzulnya. Keempat, metode maudhu’I atau metode tematik yaitu
menafsirkan al-Qur’an dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan

5
Nasruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

8
ayat-ayat dalam tema atau topik tertentu, baik yang menyangkut tema akidah,
sejarah, kehidupan sosial, sains, ekonomi, dan lain sebagainya. Cara lainnya
juga dengan mengkaji dan membahas satu surat tertentu secara utuh dan
menyeluruh tentang maksud dan kandungan ayat-ayat surat tersebut.Dengan
kerangka metodologi al-Farmawi, penulis sengaja untuk memaparkan empat
metode tafsir secara agar bias membandingkan dan memahami setiap metode
yang diterapkan. Dengan demikian, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
metode yang diterapkan al-Qurthubi dalam tafsirnya adalah metode tahlili
karena al-Qurthubi mencoba menjelaaskan dan memetakan kandungan ayat-
ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat
al-Qur’an sebagaimana yang tercantum didalam mushaf. Hal ini dapat dilihat
dari cara al-Qurthubi dalam menjelaskan kandungan ayat secara panjang lebar
dan mendalam dari berbagai aspek secara runtut dengan langkah-langkah
penafsiran sesuai dengan metode tafsir tahlili.
Berikut langkah-langka penafsiran al-Qurthubi :
1) Menyebutkan ayat,
2) Menyebutkan poin-poin masalah ayat yang dibahas ke dalam beberapa
bagian,
3) Memberikan kupasan dari segi bahasa,
4) Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dan hadis-hadis dengan
menyebut sumber dalilnya,
5) Mengutip pendapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat untuk
menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan,
6) Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai ajaran Islam,
7) Mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi masing-masing dan
mengambil pendapat yang lebih benar.
Sebagai ilustrasi dapat diambil contoh ketika beliau menafsirkan surat
al-Fātihah. Pertama beliau membaginya menjadi 4 bab yaitu: bab Keutamaan
dan nama surat al-Fātihah, bab turunnya dan hukum-hukum yang terkandung
didalamnya, bab Ta’min, dan bab tentang qira’at serta i’rabnya. Masing -
masing dari bab tersebut memuat beberapa masalah.

9
F. Corak Tafsir
Dalam kajian kitab-kitab tafsir klasik atau modern itu semuanya
mempunyai karakter atau corak tertentu yang menjadi khas sebagai kajian
yang mendominasi dalam kitab tafsir tersebut. Salah satunya adalah kitab tafsir
karya monumental imam al-Qurthubi. Sebagaimana yang dibahas oleh Husain
al-Dzahabi dalam kitabnya yang sangat terkenal dikalangan pengkaji tafsir “
al-Tafsir wa al-Mufassirun “ beliau menjelaskan bahwa tafsir al-Qurthubi yang
judul aslinya al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an ” adalah kitab tafsir yang
digolongkan tafsir yang bercorak fiqhi “. 6Mengenai corak penafsiran, terdapat
banyak model corak tafsir yang berkembang saat ini yang dipakai mufassir
dalam menerangkan suatu ayat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abd. al-
Hayy al-Farmawi dalam kitabnya muqaddimah al-Tafsīr al-Maudhu‟i, bahwa
terdapat tujuh corak dalam penafsiran. Di antaranya adalah Tafsir bi al-
Ma‟tsur, Tafsir bi al-Ra‟yi, Tafsir al-Shufi, Tafsir al-Fiqh, Tafsir al-Falsafi,
Tafsir al-„Ilm, dan Tafsir adabal-Ijtima‟i.Maka dapat disimpulkan bahwa
corak penafsiran yang dilakukan Al-Qurtubiadalah bercorak fiqhi. Hal ini
berdasarkan pada judul tafsir yang mengisyaratkan adanya pembahasan ayat-
ayat hukum dalam al-Quran (al-Jami li Ahkam al-Quran), selain itu juga
karena hampir setiap ayat yang dijelaskan selalu dihiasi dengan penjelasan
hukum-hukum yang ada dalam ayat tersebut.7Al-Qashabi Mahmud Zalath juga
menyimpulkan bahwa tafsir al-Qurthubi memiliki kecenderungan fiqh yang
sangat kental. Hal ini dapat dibuktikan dengan uraian-uraian al-Qurthubi yang
secara panjang dan detail tentang hukum ketika memahami sebuah ayat-ayat
yang menyangkut tentang hukum. 8 Oleh karena dominasi kajian tafsir al-
Qurthubi adalah tentang hukum-hukum, maka beliau menamai kitab tafsirnya
dengan al-Jami li Ahkam al-Qur’an yang berarti penghimpun hukum-hukum
al-Qur’an. Dan didalam beberapa literatur disebutkan bahwa al-Qurthubi

6
Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, Juz II, Cairo: Maktabah Wahbah, 2000, H. 336-342.

7
Manna Al-Qaththan, Mabahits fi Ulum Al-Quran (Riyad: Mansyurat al-„Ashar alHadis, 1990) h. 376-377.

8
Al-Qashabi Mahmud Zalath, al-Qurthubi wa Manhajuhu fi al-Tafsir

10
bukannlah penulis pertama yang menafsirkan al-Qur’an dengan pendekatan
hukum. Hal ini dapat dibuktikan sebagaimana dalam catatan Mushthafa al-
Hanafi, bahwa ada beberapa ulama yang telah menulis tafsir yang bercorak
tentang hukum sebagai berikut :
1) Al-Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i ( w. 204 H/ 819 M )
2) Abu al-Hasan ‘Ali bin Hajar al-Sa’di ( w. 244 H/ 895 M )
3) Abu Ishaq Ismail bin Ishaq al-Bashri ( w, 282 H/ 895 M )
4) Abu Hasan ‘Ali bin Musa bin Yazdad al-Qummi al-Hanafi ( w. 305 H/ 917
M)
5) Al-Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad al-Thahawi al-Hanafi (w. 321
H/ 933 M)
6) Abu Muhammad al-Qasim bin Ashabu’ al-Qurthubi ( w. 340 H/ 951 M )
7) Abu Bakr Muhammad bin ‘Ali al-Jashshas al-Hanafi ( w. 370 H/ 980 M )
8) Abu Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Kiya al-Harasi al-Syafi’i ( w. 504 H/
1110 M )
9) Abu Bakr Muhammad bin Abdullah al-Syahir bi Ibn al-‘Arabi al-Maliki.
Dalam kitab tafsir memuat lima ratus ayat yang berhubungan dengan
hukum.
10) ‘Abdul Mun’im bin Muhammad bin Fars al-Garnathi ( w. 597 H/ 1200 M
).9

Imam al-Qurthubi dalam menafsirkan Alquran sebagaimana diketahui


salah satu yang dominan yaitu banyak menonjolkan masalah fiqh jadi corak
penafsirannya adalah khusus, atau juga bisa disebut dengan corak fiqhi yaitu
corak tafsir yang berorientasi masalah fiqh. Karena banyak sekali pemikiran
fiqh Imam al-Qurthubi di dalam kitab tafsirnya, yang pada umumnya beliau
mengemukakan pemikiran fiqh (hukum) ketika beliau menyimpulkan
pendapat-pendapat ulama tentang suatu masalah. 10

9
Al-Musththafa bin ‘Abdullah al-Qushthanthini al-Rumi al-Hanafi, al-Kasyf al-Zhunun ‘an Asami al-Kutub wa al-
Fanun, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, H. 80.

10
Al-Qurtubi , Al-Jami' li Ahkam Alquran (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah t.h), h. 46.

11
G. Karakteristik Tafsir Qurthubi
Dari nama Al-Jami’ lil-Ahkam al-Qur’an yang berarti tentang himpunan
hukum-hukum al-Qur’an menunjukkan bahwa didalam tafsir tersebut
menjelaskan tentang hukum-hukum yang ada di dalam al-Qur’an. Dalam
muqaddimahnya penamaan kitab ini didahului dengan kalimat sammaitu....
(aku namakan). Dengan demikian dapat dipahami bahwa judul tafsir ini adalah
asli dari pengarangnya sendiri. 11
Perbedaan kitab tafsir ini dengan kitab tafsir lain adalah dalam kitab ini
kita akan melihat bahwa tafsir ini memuat hukum-hukum yang terdapat dalam
al-Qur’an, yang didasarkan pada kajian fiqih dengan pembahasan yang lebih
luas yang menyatukan hadits dengan masalah-masalah ibadah, hukum, dan
linguistic. Tidak hanya itu, hadits-hadits yang digunakan dalam kitab tafsir ini
sudah ditakhrij dan disandarkan langsung kepada orang yang
meriwayatkannya. Selain itu perhatian terhadap aspek qiro’at, i’rob, masalah-
masalah yang berkaitan dengan nasikh mansukh juga sangat diperhatikan. Dan
lebih dari itu kitab tafsir ini tidak memuat kisah-kisah israilliyat.12
H. Sistematika Penulisan
Menurut Amin Al-Khuli dalam bukunya Manahij Tajdid bahwa dalam
penulisan kitab tafsir ada beberapa sistematika yaitu mushafi, nuzuli, dan
maudhu’i. Di dalam kitab Tafsir al-Qurthuby menggunakan sistematika
mushafi, ia menafsirkan al-Qur’an sesuai dengan urutan ayat dan surat yang
terdapat dalam al-Qur’an yaitu mulai dari surat al-Fatihah sampai ayat terakhir
surat an-Nas. Meskipun sistematika penulisan tafsir al-Qhurtuby menggunakan
mushafi, namun menurut M. Quraisy Shihab model sistematika maudhu’i pun
sudah tumbuh dalam penafsiran al-Qhurthuby. Hal ini dilihat dari corak
penafsiran al-Qhurthuby yang bertema hukum. 13

11
Al-Qurthubi, Al-Jami’ Al-Ahkam Jilid1, h. 3

12
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/07/tafsir-al-qurthubi.html?m=1 diakses pada 26
maret 2021

13
M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir : Syarat, dan Ketentuan yang Patut Ada Ketahui dalam Memahami Al-
Qur’an (Tangerang : Lentera Hati, 2013), h. 387

12
Sebelum memasuki penafsiran ayat-ayat al-Qur’an, al-Qhurthuby
memuai dengan muqaddimah atau pengantar pembahasan. Dalam
muqaddimmah ini beliau memberi ulasan tentang hal-hal yang berkaitan dengn
cra berinteraksi dengan al-Qur’an dan beberapa bab yang berkaitan dengan
Ulumul Qur’an.
Setelah itu al-Qurthubi memberikan bab tersendiri untuk membahas
masalah al-isti’adah dan al-basmalah. Dalam bab al-isti’adah , al-Qurthubi
membahas dua belas masalah yang terkait dengannya, dan didalam bab al-
basmalah beliau membahas dua puluh masalah juga.
Setelah memberikan muqaddimah al-Qurthubi memulai penafsiran ayat
al-Qur’an seseuai dengan tertib surat dan ayat dalam mushaf. Secara umum
beliau menafsirkan al-Qur’an dengan menampilkan satu ayat atau lebih dalam
sebuah pembahasan sesuai dengan urutan mushaf. Setelah itu beliau merinci
masalah-masalah yan terkait dengan pembahasan tersebut. 14

14
Moh. Jufriyadi Sholeh, 2018, Tafsir al-Qurthubi : Metodologi, Kelebihan, dan Kekuranganya, Jurnal Reflektika
Vol. 13, No.1, Januari-Juni 2018

13
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tafsir al-Qurtubi merupakah salah satu kitab tafsir yang sangat fenomenal
karena merupakan kitab tafsir yang paling lengkap dalam membahas fiqih di
eranya. Kitab tafsir ini mencakup berbagai madzhab walaupun perhatiannya tetap
terpusat kepada aspek qira’at, i’rab, masalah-masalah yang berkaitan dengan
Nahwu dan balaghah serta memperhatikan nasikh dan mansukh juga.
Metode yang diterapkan al-Qurthubi dalam tafsirnya adalah metode tahlili
karena al-Qurthubi mencoba menjelaskan dan memetakan kandungan ayat-ayat
al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-
Qur’an sebagaimana yang tercantum didalam mushaf. Sedangkan untuk corak
tafsirnya, tafsir al-Qurthubi ini menggunakan corak fiqh karena didalam tafsirnya
menerangkan hukum-hukum fiqih yang ada didalam al-Qur’an.
Perbedaan kitab tafsir ini dengan kitab tafsir lain adalah dalam kitab ini kita
akan melihat bahwa tafsir ini memuat hukum-hukum yang terdapat dalam al-
Qur’an, yang didasarkan pada kajian fiqih dengan pembahasan yang lebih luas
yang menyatukan hadits dengan masalah-masalah ibadah, hukum, dan linguistic.
Tidak hanya itu, hadits-hadits yang digunakan dalam kitab tafsir ini sudah ditakhrij
dan disandarkan langsung kepada orang yang meriwayatkannya.
Diantara keunggulan tafsir al-Qurthubi yaitu :
1. Tidak fanatk madzhab
2. Bersikap objekif dalam menyampaikan pembahasan-pembahasan yang
ada dalam kitab tafsirnya, cerdas dalam menyampaikan kritik-kritiknya,
menjauhi hal-hal yang tidak etis keika sedang berdiskusi.
3. Menaruh perhatian besar terhadap ilmu tafsir dari berbagai aspeknya.
4. Sangat memperhatikan asbabun nuzul ayat untuk memahamimakna
ayat yang dikajinya.
5. Sangat memperhatikan aspek qira’at,i’rab, masalah-masalah yang
berkaitan dengan ilmu Nahwu dan Shorof.

14
6. Sangat memperhatikan terhadap nasikh dan mansukh dalam
penafsirannya.
7. Memuat hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an dengan
pembahasan yang luas
8. Hadits-hadits yang ada didalamnya sudah ditakhrij dan pada umumnya
disandarkan langsung kepada perawinya.

B. SARAN
Kami selaku penulis makalah memohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak sekali kesalahan. Kritik dan saran pembaca
sangat penulis harapkan untuk menjadi lebih baik lagi selanjutnya. Terima kasih
yang sebesar-besarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al Musthafa bin Abdullah, A. -Q.-R.-H. (1994). Dar Al-Fikr. Beirut.

Al-Qathtan, M. (1990). Mabahits fi ulum Al -Qur'an. Riyad: Mansyurat Al-Ashar Al-Hadis .

Baidan, N. (2000). Metodologi Penafsiran Al -Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dzahabi, M. H. (2000). Al - Tafsir wa Al - Mufassirun Juz II. Cairo : Maktabah Wahbah .

Shibab, M. (2013). Kaidah Tafsir : Syarat dan ketentuan yang patut anda ketahui dalam
memahmi Al-Qur'an. Tangerang: Lentera Hati

Sholeh, M. (2018). Tafsir Al -Qurthubi. Jurnal Reflektika Metodologi Kelebihan dan


kekurangannya, Vol.13 No.1.

Sholeh, M. (2018). Tafsir Al-Qurthubi: Metodologi, kelebihan dan kekurangannya. Jurnal


Reflektika, Vol.13, No.1.

16

Anda mungkin juga menyukai