Anda di halaman 1dari 12

Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al-Qur’an

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam


dan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu : Dr. Al Fadhli, M.Ag.

Disusun oleh :
Aisatul Farwizah
(11190340000039)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Dr. Al Fadhli, M.Ag., selaku dosen pada
mata kuliah islam dan ilmu pengetahuan yang telah memberikan dukungan serta bimbingannya
dalam pengerjaan makalah ini. Semoga makalah yang telah saya susun ini turut memperkaya
wawasan serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman membaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Saya juga
menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu saya
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki segala
kekurangan yang ada dan dapat mengurangi kesalahan yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 September 2021

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3

A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4
A. Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al Qur’an ................................................... 4
B. Bukti-bukti Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an ....................................................6
C. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an ....................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

Kesimpulan ............................................................................................................ 10

Saran ............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari semua agama yang ada di dunia ini, Islam adalah satu-satunya agama samawi
yang benar dan diridhai oleh Allah SWT, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup
manusia hingga akhir zaman. Sebagai agama yang diharapkan sebagai tuntunan hidup,
Islam telah sempurna dan dan mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.

Salah satu hal penting sebagai bukti bahwa Islam merupakan satu-satunya agama
yang benar dan cocok dijadikan sebagai pedoman hidup manusia adalah adanya
keselarasan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan, sehingga bisa dicapai titik
temu antara keduanya. Bahkan, selain sebagai pedoman hidup, Al-Quran dan Hadits juga
merupakan sumber ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Al-Qur’an tentang ilmu ?
2. Apa bukti-bukti ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an?
3. Bagaimana cara medapatkan ilmu pengetahuan?

C. Tujuan
1. Memahami pandangan Al-Qur’an tentang ilmu
2. Mengetahui bukti-bukti ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an
3. Mengetahui cara mendapatkan ilmu pengetahuan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al Qur’an
Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan mukjizat
paling besar pengaruhnya, isinya selalu relevan dengan kehidupan, serta ilmu-ilmu yang
terkandung di dalamnya merupakan anugerah bagi manusia. Salah satu kemu’jizatan
(keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu
pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga
Allah menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5.1

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling
pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan qolam (pena). Dia
mengajarkan menusia apa yang tidak diketahuinya”. (QH. Al-Alaq: 1-5)

Kata Iqra adalah fi’il amr dari kata -qaraa-yaqrau- yang berarti membaca. Iqra artinya
bacalah. Dari kata “bacalah” ini maka muncul aneka ragam makna yang terkait dengan
aktivitas membaca, seperti mengkaji, menelaah, mendalami, meneliti, menganalisis,
mengetahui suatu objek tertentu. Kata “bacalah” dalam ayat tersebut mengandung arti
tentang perintah menuntut ilmu, apalagi pada saat itu (awal kenabian), bangsa Arab
sedang berada pada zaman jahiliyah (kebodohan). Jika sains dikaitkan dengan fenomena
alam, maka dalam al-Qur’an lebih dari 750 ayat menjelaskan tentang fenomena alam.
Salah satunya adalah pada Surah Luqman, ayat 10.

Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan
kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami
turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-
tumbuhan yang baik.”

Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
dalam menciptakan mahluk-mahlukNya. Tidak berhenti sampai disitu, kita juga
diperintahkan untuk mempelajarinya (mahluk). 2 Manusia menurut Al-Qur’an memiliki

1
Eva Iryani, “Al-Qur’an dan ilmu Pengetahuan”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.17 No.3 Tahun
2017, hlm. 68
2
Eva Iryani, “Al-Qur’an dan ilmu Pengetahuan”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.17 No.3 Tahun
2017, hlm. 74
4
potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya, sehingga banyak ayat-ayat Al-
Qur’an dan hadist-hadist nabi yang memerintahkan manusia untuk mencari ilmu. dan
berkali-kali pula menunjukan betapa tinggi kedudukan orang mukmin yang berilmu
pengetahuan seperti yang telah dijelaskan di surat Al-Mujaddalah ayat 11, yang mana
Allah swt meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan yang berilmu beberapa
derajat, sehingga Allah swt menjadikanya sebagai tugas yang di emban oleh rasulullah
saw yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 164.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa islam melalui pesan yang tersirat dalam al-
Qur’an dan hadist secara doktrinal sangat mendukung pengembangan ilmu. Al-Qur’an
dan Al-Hadist merupakan sumber bagi ilmu dalam arti seluas-luasnya. Kedua sumber
pokok islam ini memainkan peranan ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu.
Pertama, prinsip-prinsip seluruh ilmu dipandang kaum muslim terdapat dalam Al-Qur’an.
Kedua, Al-Qur’an dan Al-Hadist menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
ilmu dengan menekankan kebajikan dan keutamaan. Karenanya, seluruh metafisika dan
kosmologi yang terbit dari kandungan Al-Qur’an dan Hadist merupakan dasar
pembangunan dan pengembangan ilmu islam. 3 Dengan demikian kedua sumber pokok ini
menciptakan atmosfer khas yang mendorong aktivitas intelektual muslim.

Umat islam tidak akan lepas dari kitab sucinya yaitu Al-Quran. Bagi ilmuwan al-
Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak terkandung teks-teks
(ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang, berfikir, serta
mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk
diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an menantang manusia untuk menggunakan
akal fikirannya seoptimal mungkin. Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan
manusia, baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia
bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan
observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad
ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman
dahulu. 4

Dengan demikian al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang terakhir di dunia ini

3
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, (Jakarta: penerbit Kalimah,
2001), hlm. 13
4
Eva Iryani, “Al-Qur’an dan ilmu Pengetahuan”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.17 No.3 Tahun
2017, hlm. 77
5
merupakan sumber yang tidak akan kering untuk pengembangan berbagai bidang
kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, al-Qur’an merupakan ayat Allah
beriringan dan berdampingan dengan Sunatullah yang menjadi dasar pergerakan dan
perjalanan alam ini. Sehingga antara alam dengan al-Qur’an tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena keduanya saling mentafsirkan dan saling memberi petunjuk kepada
manusia mengenai jalan yang harus ditempuh untuk mencapai kesejahteraan duniawi dan
kesejahteraan ukhrawi.

Fungsi agama dan ilmu pengetahuan dapat dikiaskan seperti hubungan mata dengan
mikroskop atau teleskop. Mikroskop telah membantu indra mata kita yang terbatas,
sehingga dapat melihat kuman-kuman yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang.
Demikian pula benda langit yang sangat kecil dilihat dengan mata telanjang, karena
jauhnya, maka dapat diamati mata dengan teleskop. Demikianlah halnya wahyu Ilahi,
telah membantu akal untuk memecahkan masalah-masalah yang rumit untuk diamati oleh
indra biasa. Dan jikalau pun ini hanya diteropong dengan akal saja, maka akan
menyesatkan manusia. 5

B. Bukti-bukti Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an

Ayat-ayat Al-Quran terkait Ilmu Pengetahuan, adalah:

1. Penciptaan Alam Semesta

Al-Quran menunjukkan mengenai proses yang mendasari formasi alam semesta yang
menghasilkan komposisi planet yang terhampar di jagat raya ini dalam firman berikut:
“kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka
hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Fushillat:
11-12).

Ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia. Seluruh komponen jagat raya berinteraksi satu
dengan lainnya dengan ketertataan yang sempurna (harmonis sekali) dan sangat

5
Soedewo, Islam dan Ilmu Pengetahuan, ( Jakarta Pusat: Penerbit Darul Kutubil Islamiyah, 2007), hlm. 75
6
terukur (al-Hijr: 21). Allah telah menciptakan alam beserta isinya dalam keadaan
seimbang, indah, dan bermanfaat (al-Mulk: 3-4). Dan manusia boleh menikmati dan
memanfaatkannya, tetapi tidak boleh merusak. 6

2. Air

Salah satu kebutuhan vital manusia adalah air, terutama untuk keperluan minum dan
bersuci (ţahārah). Orang bisa bertahan hidup lebih lama tanpa makan, tetapi tidak
tanpa air. Air yang disediakan melimpah di planet kita pada dasarnya jumlahnya tetap,
hanya saja terus bersirkulasi dengan sangat menakjubkan. Dari laut air menguap ke
udara, lalu dibawa angin ke tempat tertentu menjadi tetesan-tetesan hujan yang
membasahi bumi. Sebagian untuk kebutuhan langsung tetumbuhan, hewan, dan
manusia. Sebagian terserap ke dalam tanah menjadi cadangan atau persediaan air
tanah. Sebagian yang lian bergerak menuju laut yang dapat dimanfaatkan berbagai
jenis makhluk sepanjang perjalanannya, bahkan keperluan lebih besar, misalnya
sebagai prasarana transportasi air. Allah berfirman:
َ‫ْص ُر ْون‬ ُ ُ‫ج ِب ٖه َز ْرعًا تَأْكُ ُل ِم ْنهُ ا َ ْن َعا ُم ُه ْم َوا َ ْنف‬
ِ ‫س ُه ْۗ ْم ا َفَ ََل يُب‬ ُ ‫ض ا ْل ُج ُر ِز فَنُ ْخ ِر‬ َ ْ ‫ق ا ْل َم ۤا َء اِلَى‬
ِ ‫اْل ْر‬ ُ َ‫ا َ َولَ ْم َي َر ْوا اَنَّا ن‬
ُ ‫س ْو‬

“Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang


mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu)
tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat
makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan?” (as-Sajdah/32: 27)7

3. Bulan sebagai penunjuk waktu bagi manusia

Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)” (Yunus: 5). “Dia
menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan” (Al-An’am: 96). “Mereka bertanya kepadamu
tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi
manusia” (Al-Baqarah: 189). “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah
dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram” (At-Taubah: 36).

6
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010), hlm. 9
7
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2011), hlm. 12
7
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Allah telah menjadikan matahari dan bulan
sebagai standar perhitungan waktu hari, bulan, dan tahun bagi manusia. Dengan
begitu, manusia dapat mengetahui posisi mereka, kapan dan dimana. Penelitian-
penelitian astronomis telah membuktikan bahwa bulan berputar mengelilingi bola
bumi sekali dalam sebulan. Ia juga berputar pada porosnya dalam masa yang sama
dengan masa revolusinya tersebut.8

4. Cahaya matahari sebagai penerang tata surya

Matahari diciptakan sebagai benda langit dengan cahaya kuat yang berasal dari pijaran
bola gas panas yang sangat luar biasa. Dengan keadaannya yang demikian, cahaya
yang terpancar darinya juga merupakan cahaya yang tidak terkira kekuatan dan
ketajamannya. Allah menyatakan hal yang demikian dalam firman-Nya,
‫َّو َج َع ْلنَا س َِرا ًجا َّوهَّا ًجا‬

Dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari). (an-Naba'/78: 13)

Ayat ini menyatakan bahwa Allah telah menciptakan pelita, yaitu matahari, dengan
cahaya yang amat terang. Kuatnya cahaya yang dimiliki benda langit ini demikian
terang. Dengan keadaan yang seperti ini, tidak salah kalau disimpulkan bahwa
matahari merupakan penerang tata surya. Sungguh Mahabesar Allah yang telah
menciptakan matahari dengan cahayanya yang demikian kuat dan tajam. Cahayanya
yang kuat dapat menerangi semua sudut alam raya yang berada dalam lingkup tata
surya. 9

C. Cara memperoleh ilmu dalam pandangan Al-Qur’an

Terdapat dua cara memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu melalui usaha manusia dan
pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT. Pengetahuan diperoleh melalui usaha
manusia ada 4 jenis: pengetahuan yang diperoleh melalui indera, hati (qalb), nafs, dan
akal. Sedangkan pengetahuan yang diberikan Allah SWT, berupa : wahyu yang
disampaikan kepada para rasul, ilham yang diterima akal manusia, dan hidayah yang
diterima manusia.

Manusia lahir dengan keadaan lemah dan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu

8
Ardi Kumara, Ayu, Lathifah dan Rintik, “Implementasi Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al-Qur’an sebagai
Upaya Menghadapi Tantangan Zaman”, al-Afkar Journal, Vol. 3, No. 2, July 2020, hlm. 119
9
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Manfaat Benda-benda Langit dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2012), hlm. 51
8
pun yang kelak dirawat, dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat dan
cerdas. Allah menurunkan QS. An –Nahl (18): 78 untuk memberitahukan kepada manusia
bahwa dalam dirinya terdapat potensi-potensi yang besar. Dalam surat ini disebutkan
bahwa manusia dibekali alat indera untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, dalam artian
digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
ْ َ ‫َار َوا ْ َْل ْفـِٕ َدةَ ۙ لَعَلَّكُ ْم ت‬
‫شك ُُر ْو َن‬ َ ْ ‫س ْم َع َو‬
َ ‫اْل ْبص‬ َ ‫ّٰللاُ ا َ ْخ َر َجكُ ْم ِم ْۢنْ بُطُ ْو ِن ا ُ َّم ٰهتِكُ ْم َْل تَعْلَ ُم ْو َن‬
َّ ‫شيْـًٔ ۙا َّو َجعَ َل لَكُمُ ال‬ ‫َو ه‬

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu
bersyukur.”

Dari ayat di atas, dapat dipahami cara memperoleh pengetahuan dapat dilakukan
melalui pendengaran, pengelihatan dan melalui akal. Dengan mempergunakan potensi
yang diberikan Allah tersebut manusia dapat menemukan, mendapatkan dan memahami
berbagai ilmu pengetahuan. Di samping pengetahuan yang diperoleh dengan
mempergunakan pengelihatan, pendengaran dan akal, ada pula pengetahuan yang dapat
diperoleh melalui hidayah Allah SWT.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Salah satu hal penting
sebagai bukti bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan cocok dijadikan
sebagai pedoman hidup manusia adalah adanya keselarasan antara agama Islam dengan ilmu
pengetahuan, sehingga bisa dicapai titik temu antara keduanya. Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW merupakan mukjizat paling besar pengaruhnya, isinya selalu
relevan dengan kehidupan, serta ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah
bagi manusia. Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah
hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu
pengetahuan dalam Al-Qur’an.

Saran

Menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, kedepannya
saya akan berusaha untuk menyusun makalah dengan lebih baik. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat saya butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ardi Kumara, Ayu, Lathifah dan Rintik, “Implementasi Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al-Qur’an
sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Zaman”, al-Afkar Journal, Vol. 3, No. 2, July 2020
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, (Jakarta:
penerbit Kalimah, 2001)
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2011)
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Manfaat Benda-benda Langit dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2012)
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010)
Eva Iryani, “Al-Qur’an dan ilmu Pengetahuan”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
Vol.17 No.3 Tahun 2017
Soedewo, Islam dan Ilmu Pengetahuan, ( Jakarta Pusat: Penerbit Darul Kutubil Islamiyah, 2007)

11

Anda mungkin juga menyukai