Anda di halaman 1dari 15

Makalah Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di Madrasah

Model-model Pembelajaran Al-Qur’an Hadist

Mata Kuliah: Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di Madrasah

Dosen Pengampu: Sukardi , M.Pd.I.

Disusun oleh:

Kelompok 4

Hendriawansyah (190101105)

Doni Andrianto Pratama (190101088)

Samsul Hadi (190101075)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang di dalamnya membahas materi mengenai “Model-model pembelajaran
quran hadist”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanda terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Mataram, 29 Maret 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Quran Hadist .................................................


B. Aspek Kompetensi Peserta Didik ...........................................................
C. Model Pembelajaran Qur’an Hadits .......................................................
D. Teknik Pembelajaran Qur’an Hadits .......................................................
E. Evaluasi Pembelajaran Qur’an Hadits ....................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an hadits yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam turut
memberikan sumbangan tercapainya pendidikan nasional. Tugas pendidikan tidak
hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan
bagaimana agar konsep – konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam
benak siswa. Bagi siswa, untuk benar– benar mengerti dan menerapkan ilmu
pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan ilmu
sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide – ide.
Salah satu indikator bahwa tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits telah
tercapai adalah ketika siswa mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah dalam
memecahkan masalah dengan didukung oleh kemampuan penalaran dan komunikasi
yang relevan. Metode mengajar merupakan suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang digunakan oleh guru agar materi pelajaran mudah dipahami oleh siswa
dengan baik. Kelemahan dalam proses belajar mengajar diduga bersumber pada
kebiasaan belajar sebelumnya, yakni guru menganggap peserta didik adalah pribadi
yang pasif, guru mengajar dengan metode ceramah.
Oleh sebab itu, penentuan metode mengajar yang akan digunakan harus selalu
diawali dari situasi nyata di dalam kelas. Bila situasi dalam kelas berubah maka cara
mengajar pun juga harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai ”pengendali”
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan
kekurangan beberapa macam teknik pembelajaran dengan baik sehingga guru mampu
memilih dan menerapkan teknik pembelajaran yang paling efektif untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Untuk mengoptimalkan semangat
belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits diperlukan guru yang mampu
untuk menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan gagasannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran qur’an hadis?
2. Apa saja yang mencangkup aspek kompetensi siswa?
3. Metode apa saja yang di gunakan guru dalam kompetensi siswa?
4. Apa pengertian teknik Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk
Kompetensi Siswa?
5. Sebutkan Evaluasi Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk
Kompetensi Siswa?
C. Tujuan
1. Agar kita tahu tentang pembelajaran qur’an hadis
2. Agar siswa tahu apa saja yang mencangkup aspek kompetensi siswa
3. Agar siswa tahu metode apa saja yang di gunakan
4. Agar siswa tahu apa saja teknik yang di gunakan dalam pemebelajaran qur’an
hadis
5. Agar siswa tahu evaluasi apa saya yang dapat di gunakan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist


1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Burns (1995) pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang
relatif permanen. Kegiatan pembelajaran melibatkan perilaku atau aktivitas yang
dapat diamati dan proses internal seperti berpikir, sikap, dan emosi.1
Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Perbuahanperubahan itu mencakup perubahan perilaku, perubahan pengalaman dan
perubahan kematangan. 2
Sedangkan pembelajaran menurut Briggs (1992) yaitu seperangkat peristiwa
yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh
kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.3
Pembelajaran mencakup teoritis dan praktis sehingga peserta didik
memperoleh kebijakan dan menjauhi kemudharatan. Pengajaran itu juga mencakup
ilmu pengetahuan dan al-hikmah (bijaksana), misalnya guru Qur’an Hadits akan
berusaha mengajarkan al-hikmah dari pelajaran Qur’an dan Hadits, yaitu
pembelajaran nilai kepastian dan ketepatan dalam mengambil sikap dan tindakan
dalam kehidupannya sesuai dengan ajaran yang tertera dalam al-Qur’an dan Hadits,
yang dilandasi oleh pertimbangan yang rasional dan perhitungan yang matang.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan.Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan peserta didiknya.4
Jadi pembelajaran merupakan suatu peristiwa atau keadaan peserta didik
dalam merubah perilakunya yang relatif permanen sehingga memperoleh suatu
kemudahan dalam berinteraksi.

1
Sudarwan Danim, Psikologi Pendidikan (dalam Perspektif baru),( Bandung:Alfabeta,2011), hlm 106.
2
Ratn Wills Dahr, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Glora Aksara Pratama, 2006), Hlm.10
3
Achmad Ugandi, Teori Pembelajaran ,(Semarang:UNNES Press,2010) Hlm.2-3
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,(Jakarta:Kencana 2010). Hlm.17
2. Pembelajaran Qur’an Hadist
Pembelajaran Qur’an Hadist dilakukan dengan cara mempelajari,
memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur'an dan al-Hadits terutama menyangkut
dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam perspektif al-Qur'an dan al-Hadits sebagai persiapan untuk hidup
bermasyarakat.
Dalam struktur program madrasah, pengajaran agama Islam dibagi menjadi
empat buah bidang studi yang diantaranya yaitu bidang al-Qur’an hadits. Al-Qur’an
hadits merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan
mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat alQur’an dan hadits-hadits tertentu, yang
sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat madrasah yang
bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari,
meresapi dan menghayati pokok-pokok al-Qur’an dan al-hadits serta menarik hikmah
yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan.5
Adapun fungsi dari pembelajaran al-Qur’an hadits dalam bukunya Dr. Zakiah
Dradjat dijelaskan ada tiga fungsi yaitu:
a. Membimbing siswa ke arah pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran
untuk mengamalkan kandungan ayat-ayat suci al-Qur’an dan al-hadits.
b. Menunjang bidang-bidang studi lain dalam kelompok pengajaran agama Islam,
khususnya bidang studi aqidah akhlak dan syari’ah.
c. Merupakan mata rantai dalam pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi utama
menurut norma-norma agama.6
3. Ruang Lingkup Pengajaran Al-Qur’an Hadits
Ruang lingkup pengajaran al-Qur’an lebih banyak berisi pengajaran
ketrampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan. Pengajaran al-
Qur’an tidak dapat disamakan dengan pengajaran membaca-menulis di sekolah dasar,
karena dalam pengajaran al-Qur’an, peserta didik belajar huruf-huruf dan kata-kata
yang tidak mereka pahami artinya. Yang paling penting dalam pengajaran qira’at
alQur’an ialah ketrampilan membaca al-Qur’an dengan baik sesuai dengan kaidah
yang disusun dalam Ilmu Tajwid. Selain itu juga dianjurkan dalam membaca al-

5
Zakiah Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), Hlm.173
6
Dradjat.Ibid, hlm.176
Qur’an dengan mempelajari artinya, sehingga apa yang dibaca dapat dipahami
artinya.7
Sedangkan ruang lingkup pengajaran hadits ini sebenarnya bergantung pada
tujuan pengajarannya pada suatu tingkat perguruan yang dimuat dalam kurikulum
yang dilengkapi dengan garis besar program pengajarannya. Yang jelas semuanya
adalah pelajaran tentang teks dan pengertiannya, baik teks itu berasal dari ucapan
Nabi ataupun ucapan para sahabat tentang Nabi. Isinya tentu ucapan Nabi atau cerita
tentang peri kehidupan Nabi Muhammad saw.8
Dengan demikian ruang lingkup pelajaran al-Qur’an hadits ini yaitu
mempelajari tentang bagaimana membaca serta memahami al-Quran dengan baik
yang sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid serta mempelajari dan menguraikan segala
ucapan, perkataan maupun ketetapan Nabi atau cerita tentang kehidupan Nabi
Muhammad SAW.
4. Metode-metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani (Greka) yaitu metha + hodos.
Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.9
Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mengajar mana
yang terbaik, yang paling sesuai atau efektif khususnya dalam bidang al-Qur’an
hadits. Sebab metode mengajar yang dianggap baik namun dalam pelaksanaannya
kurang baik, tentu akan menghasilkan pembelajaran yang kurang efektif. Begitu pula
metode mengajar yang kurang baik jika dalam pelaksanaannya baik juga akan
memberikan hasil yang kurang sesuai.
Metode mengajar al-Qur’an Hadits banyak sekali diantaranya: metode
ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode
karyawisata, metode penugasan, metode pemecahan masalah, metode simulasi,
metode eksperimen, metode penemuan, metode kerja kelompok, metode pengajaran
berprogram, metode modul, dan metode-metode lain.
Seiring dengan hal itu, seorang pendidik/ guru dituntut agar cermat memilih
dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik. Semua metode-metode tersebut dapat diaplikasikan di

7
Dradjat , ibid, Hlm. 91-92
8
Dradjat, Ibid,hlm.103
9
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta : TERAS, 2009), Hlm.56
dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pelajaran al-Qur’an hadits selama
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pembelajaran al-Qur’an Hadits.10
B. Kompetensi Siswa
1. Konsep kompetensi siswa
Kompetensi merupakan kumpulan kemampuan yang akan dimiliki siswa dan
dirumuskan dalam pembelajaran untuk memberi petunjuk yang jelas terhadap materi,
penetapan metode dan media pembelajaran serta menentukan pola penilaian.
seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya
mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut.
2. Aspek kompetensi siswa
Mc.Ashan dalam E.Mulyasa mengemukakan bahwa kompetensi mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya.11
Target kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013 mengacu pada taksonomi
Bloom yang mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Hal ini masing-masing sesuai
dengan pengertian cognitive yang semakna dengan pengetahuan, mengetahuai,
berfikir, atau intelek. Affective semakna dengan perasaan, emosi dan perilaku terkait
dengan menyikapi, bersikap atau merasa dan merasakan. Sedangkan psychomotor
semakna dengan aturan dan keterampilan fisik, terampil dan melakukan.
Adapun sub ranah menurut taksonomi Bloom sebagai berikut:12
a. Domain Kognitif
Pengetahuan, dengan mengingat atau mengenali informasi
1. Pemahaman, dengan memahami makna, menyatakan data dengan kata sendiri
menafsirkan, ekstrapolasi dan menerjemahkan.
2. Penerapan, dengan menggunakan atau menerapkan pengetahuan, membuat
teori menjadi praktik, menggunakan pengetahuan sebagai respon pada
kenyataan.
3. Analisis, dengan menafsirkan unsur-unsur,

10
Ibid, hl.97
11
E Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan : Pengembangan Standart Kompetensi Dan Kompentesi Dasar
(Bandung: RemajaRosdakarya,2006 Hlm.170
12
Suryono Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA,2014), Hlm 89.
4. Mengorganisasikan prinsip-prinsip, emnyusun, membangun, hubungan
internal, kualitas, keandalan komponen-komponen individual.
5. Sintesis, dengan mengembangkan struktur, system, model, pendekatan,
gagasan, pemikiran kreatif baru yang unik.
6. Evaluasi, dengan menilai efektivitas seluruh konsep, dalam hubungan dengan
nilai-nilai, luaran, ketepatgunaan, keberlangsungan, pemikiran kritis,
perbandingan dan review strategis, pertimbangan terkait dengan kriteria
eksternal
b. Domain afektif
1. Menerima, dengan terbuka untuk pengalaman, kemauan untuk mendengarkan.
2. Melaporkan, dengan bereaksi dan berpartisipasi aktif
3. Menilai, dengan menyepakati nilai-nilai dan menyatakan pendapat pribadi
4. Mengorganisasikan atau menyusun konsep nilai-nilai, dengan rekonsiliasi
konflik internal, mengembangkan system nilai
5. Internalisasi dan menentukan ciri-ciri nilai, dengan menerima sistem
akepercayaan dan filsafat.
c. Domain psikmotorik
1. Peniruan, dengan menjiplak tindakan, mengamati dan menirukan
2. Manipulasi, dengan mereproduksi kegiatan dari instruksi atau ingatan
3. Ketepatan, dengan menjalankan keterampilan yang andal, mandiri tanpa
bantuan.
4. Penekanan, dengan beradaptasi dan memadukan keahlian untuk memenuhi
tujuan yang tidak baku.
5. Naturalisasi, dengan secara otomatis, dibawah sadar menguasai aktivitas dan
keterampilan terkait pada level yang strategis.
C. Model Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa
1. Pendekatan Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa
Pendekatan pembelajaran pada hakikatnya adalah sudut pandang guru
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan
melatar belakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. 13

13
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian
Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),Hlm.85
DEPAG dalam Abdul Majid menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam
pembelajaran agama Islam yang meliputi:14
a. Keimanan, yakni pendekatan yang memberikan peluang kepada siswa untuk
mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan
makhluk sejagat ini.
b. Pengalaman, adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempraktikan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak
dalam meghadapi tugas dan masalah kehidupan.
c. Pembiasaan adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran Islam
dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d. Rasional adalah pendekatan yang memberikan peranan pada rasio dalam
memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam standart materi serta
kaitannya dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
e. Emosional adalah pendekatan yang berupaya menggugah perasaan siswa dalam
menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
f. Fungsional adalah pendekatan yang menyajikan bentuk semua standart materi
(Al-Qur’an, Keimanan, Akhlak, Fiqih dan Tarikh), dari segi manfaatnya bagi
siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangannya.
g. Keteladanan adalah pendekatan yang menjadikan figur guru serta petugas
sekolah maupun wali siswa sebagai cermin manusia berkepribadian agama.
2. Metode Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa.
Urgensi dari metode pembelajaran mutlak dibutuhkan, karena bagaimanapun
proses dan hasil pembelajaran didapatkan ada sumbangsih besar dari metode
pembelajaran yang dipilih. Metode pembelajaran memiliki banyak pilihan macam
yang dapat di implementasikan guru dalam mata pelejaran Qur’an Hadits, antara lain:
a. Metode menghafal
b. Metode cerita dan ceramah
c. Curah pendapat (Brainstorming)
d. Metode diskusi

14
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standart Kompetensi Guru (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2008) Hlm.135
e. Metode Bermain Peran atau Sosiodrama.15
f. Metode karyawisata
D. Teknik Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa
Teknik adalah salah satu cara yang ditempuh guru untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran secara lebih spesifik. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan variasi teknik
dalam metode yang sama, demikian karena menyesuaikan kondisi kelas, guru dan siswa.
Mulyono membagi teknik pembelajaran menjadi dua bagian, yakni teknik pembelajaran
yang mengaktifkan kelompok dan teknik pembelajaran yang mengaktifkan individu.
E. Evaluasi Pembelajaran Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa.
1. Konsep evaluasi pembelajaran
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam proses pembelajaran, bukan
hanya untuk melihat keberhasilan siswa melainkan juga sebagai umpan balik bagi
guru dan manajemen sekolah atas kinerjanya dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dibagi menjadi dua bentuk, yakni evaluasi
proses dan evaluasi hasil.16 Hlm.52
Evaluasi proses merupakan usaha untuk mengetahui dan meneliti proses
pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pelaksaan sistematis, terencana dan
terarah dengan obyek kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan terkait dengan
tujuan, materi, metode dan media pembelajaram. Sedangkan evaluasi produk
merupakan usaha untuk mengetahui dan meneliti hasil pembelajaran mulai dari
perencanaan sampai pelaksaan sistematis, terencana dan terarah. Obyek evaluasi
produk adalah kesesuaian hasil belajar dengan tujuan pembelajaran.
2. Prinsip penilaian pembelajaran Qur’an Hadist
Ada beberapa prinsip penilaian yang perlu diperhatikan sebagai dasar dalam
pelaksanaan penilaian. Adapun beberapa prinsip penilaian itu ialah sebagai berikut:17
a. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil yang komprehensif. Ini berarti bahwa
penilaian didasarkan atas sampel penilaian yang cukup banyak secara
berkesinambungan dan penggunaan berbagai macam teknik penilaian. Misalnya,
jika obyek penilaian adalah siswa, maka seluruh kompetensi siswa yang terdiri
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor harus dinilai.

15
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara,2009)
Hlm.199
16
Hartono, Pendidikan Integratif ( Pureokerto: STAINN Press,2011) Hlm 56
17
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Evaluasi Pengajaran ( Bandung: Remaja Rosdakarya,2012) Hlm.03
b. Harus dibedakan antara penskoran dan penilaian. Dalam penskoran, perhatian
ditujukan pada kecermatan dan kemantapan. Sedangkan dalam penilaian
perhatiannya ditujukan pada validitas dan kegunaan,
c. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam
orientasi, yaitu penilaian yang norms-referenced (penilaian diorientasikan kepada
suatu kelompok) dan criterion-referenced (penilaian yang diorientasikan kepada
standart absolute).
d. Kegiatan penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar.
e. Penilaian harus komparabel, artinya bahwa penilain harus dilakuakan secara adil
tanpa ada pilih kasih.
f. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri.
3. Teknik evaluasi penilaian
Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa, pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan
kompetensi yang dinilai. Menurut pedoman BSNP dalam zainal arifin, teknik
penilaian yang dapat digunakan antara lain tes kinerja, demonstrasi, observasi,
penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal, wawancara, inventori, penilaian
diri, penilaian antar teman.18

18
Zaenal Arifinn, Evaluasi Pembelajaran ,( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) Hlm.60
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan.Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan peserta didiknya.
Pembelajaran Qur’an Hadist dilakukan dengan cara mempelajari,
memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur'an dan al-Hadits terutama menyangkut
dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam perspektif al-Qur'an dan al-Hadits sebagai persiapan untuk hidup
bermasyarakat.
Dalam struktur program madrasah, pengajaran agama Islam dibagi menjadi
empat buah bidang studi yang diantaranya yaitu bidang al-Qur’an hadits. Al-Qur’an
hadits merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan
mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat alQur’an dan hadits-hadits tertentu, yang
sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat madrasah yang
bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari,
meresapi dan menghayati pokok-pokok al-Qur’an dan al-hadits serta menarik hikmah
yang terkandung di dalamnya secara keseluruhanMetode mengajar al-Qur’an Hadits
banyak sekali diantaranya: metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab,
metode demonstrasi, metode karyawisata, metode penugasan, metode pemecahan
masalah, metode simulasi, metode eksperimen, metode penemuan, metode kerja
kelompok, metode pengajaran berprogram, metode modul, dan metode-metode lain.
Dafrar Pustaka

Sudarwan Danim, Psikologi Pendidikan (dalam Perspektif baru),(


Bandung:Alfabeta,2011).

Ratn Wills Dahr, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Glora Aksara
Pratama, 2006).

Achmad Ugandi, Teori Pembelajaran ,(Semarang:UNNES Press,2010).

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,(Jakarta:Kencana 2010).

Zakiah Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
2011)

Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta : TERAS, 2009).

E Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan : Pengembangan Standart Kompetensi


Dan Kompentesi Dasar (Bandung: RemajaRosdakarya,2006).

Suryono Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA,2014).

Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran


Menuju Pencapaian Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standart Kompetensi


Guru (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:


Bumi Aksara,2009).

Hartono, Pendidikan Integratif ( Pureokerto: STAINN Press,2011).

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Evaluasi Pengajaran ( Bandung: Remaja


Rosdakarya,2012).

Zaenal Arifinn, Evaluasi Pembelajaran ,( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) .

Anda mungkin juga menyukai