Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi
Up. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam
di - seluruh Indonesia
Assalamu'alaikum Wr.Wb.,
Bersama ini kami sampaikan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
3211 Tahun 2022 tentang "Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab pada
Madrasah" untuk diketahui, dipedomani dan disosialisasikan kepada Kemenag
Kabupaten/Kota dan Madrasah di wilayah Saudara.
Tembusan Yth:
Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
K E P U T U S A N DI R E K T U R J E D E R A L P E N D I D I K A N I S L A M
NNOM OR 3 2 TA H UN 2 0 2 2
11 TANG
I I T EI N N A G A M A I S L A M D A N B A H A S A A R A B
C A P A A N P E M B E L A J AI R A N P E N D D K K A P A D A M A D R A S A H
AKUR KULUM M ER
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N DI DI K A N I S L A
K E M E N T E R I A N A G A M A R E M P U IB L IK N D O N EI
2022 S A
-
IV. CAPAIANPEMBELAJARANSEJARAH
KEBUDAYAANISLAM A. Rasional Sejarah Kebudayaan
Islam
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun
peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran SKI menekankan
pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah dari sejarah masa
lalu untuk menyikapi dan menghadapi permasalahan masa
sekarang serta masa depan. Keteladanan yang baik masa lalu
menjadi inspirasi generasi penerus bangsa untuk menyikapi dan
menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek,
seni dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di
zamannya.
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam tidak hanya sekedar
mempelajari pengetahuan, fakta, dan kronologi, tetapi juga
mencakup aspek akidah, akhlak-etik, politik, dan sosial•
keagamaan. Dari aspek akidah atau spiritual, SKI berperan dalam
menjaga dan menguatkan keimanan peserta didik, yang
berimplikasi bertambahnya keimanan mereka kepada Allah dan
Rasulnya serta meyakini keagungan Islam.
Semua materi dalam SKI dapat dikaitkan dengan dimensi
religius, seperti "substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw.
periode Mekah", "peristiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah saw."
bahkan pada materi tentang "Kebudayaan masyarakat Mekah
sebelum Islam." Sehingga guru dituntut mampu merefleksikan
aspek religius untuk menanamkan akidah pada siswa.
Selain itu materi SKI mengandung dimensi akhlak-etik.
Sejarah sangat tepat bagi pembentukan karakter peserta didik
melalui telaah suri tauladan, cinta dan berjuang untuk tanah air,
berdedikasi tinggi dalam pengabdian, tanggung jawab sosial yang
besar sehingga dapat membentuk peserta didik berkarakter kuat,
memiliki kemandirian, serta kepedulian terhadap lingkungannya.
Sekaligus sebagai generasi bangsa yang akan memiliki sikap dan
perilaku kuat dalam membela Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Oleh karena itu, pembelajaran SKI membutuhkan sosok
guru yang mampu mendesain proses pembelajaran yang kreatif
dan inovatif. Salah satunya adalah dengan merespon tantangan
era digital, yaitu berperan mengembangkan talenta digital peserta
didik melalui pembelajaran SKI yang lebih menarik,
menyenangkan, dan penuh tantangan untuk mendorong prestasi
akademik yang gemilang (science for science). Guru juga harus
menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam
pembelajaran untuk mewujudkan perdamaian dan kedamaian
umat manusia (science for peace of society).
Selain itu, guru harus mampu mengembangkan capaian
pembelajaran yang akomodatif bagi peserta didik berkebutuhan
khusus dengan mempertimbangkan prinsip fleksibilitas sesuai
karakteristik dan kondisi peserta didik berdasarkan hasil asesmen
kebutuhan peserta didik. Pelaksanaan akomodasi kurikulum,
pembelajaran, dan penilaian bagi peserta didik berkebutuhan
-
Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib sebagai inspirasi
menerapkan jiwa kepemimpinan yang demokratis dan optimis
dalam meraih cita-cita,
Pada periode Islam di Nusantara, peserta didik mampu
menganalisis peran Wali Sanga dalam mengembangkan Islam
di Indonesia sebagai inspirasi dalam menerapkan semangat
iuan men hada i tantan an zaman.