Anda di halaman 1dari 17

TOKOH SEJARAH PADA MASA HINDU BUDHA DAN ISLAM DI

INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

RIO PARSAORAN NAPITUPULU, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

SILVIANTIKA BATUBARA 2101010097

NITCIARI PURBA 21010105

MAYA ANGGELIKA SINURAT 2101010092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN

PEMATANG SIANTAR

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi

makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pematang siantar, 02 November 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................................6

1. Tokoh sejarah pada masa Hindu.................................................................................6


2. Tokoh sejarah pada masa Budha................................................................................10
3. Tokoh sejarah pada masa Islam..................................................................................11
4. Upaya untuk mengenang tokoh sejarah…..................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

A. Kesimpulan..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan
dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan
wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh
Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa
terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni
musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa
ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga
abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-
Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya,
Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi
bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331
hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa
Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang
terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak
Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya
kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit,
sekaligus menandai akhir dari era ini.

4
B. Rumusan Masalah

1. Siapa saja tokoh sejarah Hindu di Indonesia ?

2. Siapa saja tokoh sejarah Budha di Indonesia ?

3. Siapa saja tokoh sejarah Islam di Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Agar kita mengetahui siapa saja tokoh sejarah Hindu Budha dan Islam di Indonesia dan

agar kita lebih mengenal sejarah yang ada di Indonesia .

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. TOKOH SEJARAH PADA MASA HINDU


1. Aswawarman

Aswawarman adalah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai raja.


Sebelum masa pemerintahan Aswawarman, Kutai menganut kepercayaan animisme.
Ketika Asmawarman naik tahta, ajaran Hindu masuk ke Kutai. Kemudian kerajaan ini
menganut agama Hindu. Aswawarman dipandangsebagai pembentuk dinasti raja yang
beragama Hindu. Agama Hindu masuk de dalam sendi kehidupan Kerajaan Kutai.
Keturunan Aswawarman memakai nama-nama yang lazim digunakan di India.
Pengaruh Hindu juga tampak pada tatanan masyarakat, upacara keagamaan, dan pola
pemerintahan Kerajaan Kutai.

2. Mulawarman

Mulawarman menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman menganut


agama Hindu. Kemungkinan besar pada masa pemerintahan Mulawarman telah ada
orang Indonesia asli yang menjadi pendeta Hindu. Dengan demikian upacara
keagamaan tidak lagi dipimpin oleh Brahmana dari India. Mulawarman mempunyai
hubungan baik dengan kaum Brahmana. Hal ini dibuktikan karena semua yupa dibuat
oleh pendeta Hindu. Mereka membuatnya sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada
Raja Mulawarman. Sanga raja telah melindungi agama Hindu dan memberikan banyak
hadiah kepada kaum brahmana. Agama Hindu dapat berkembang pesat di seluruh
wilayah Kerajaan Kutai.
3. Purnawarman
Merupakan raja Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua
kedua setelah Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah
Dewa Wisnu. Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak
menceritakan kebesaran Raja Purnawarman. Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat jejak
tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai tapak kaki Raja

6
Purnawarman. Di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara
dan rakyatnya berjalan baik dan teratur. Bukti keberhasilan kepemimpinan
ini tercermin dalam Prasasti Tugu. Di prasasti itu diceritakan pembangunan saluran air
untuk pengairan dan pencegahan bajir.
4. Airlangga

Airlangga adalah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun 1.019 -1.049.
Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja
Darmawangsa. Ketika pernikahan berlangsung, Kerajaan Kahuripan diserang bala
tentara dari Wurawuri. Airlangga dan dibeberapa pengiringnya berhasil melarikan diri.

Airlangga menyusun kekuatan untuk mengusir musuh. Usaha tersebut berhasil. Bahkan,
Airlangga berhasil memperkuat kerajaan Kahuripan dan memakmurkan rakyatnya.
Airlangga sebenarnya merupakan gelar yang diterima karena beliau berhasil
mengendalikan air sungai Brantas sehingga bermanfaat bagi rakyat.
Ketika sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan. Beliau pergi ke
gunung untuk menjadi petapa. Sebagai petapa beliau bergelar Jatiningrat. Urusan
pemerintahan diserahkan kepada dua orang puteranya. Namun kedua puteranya bersaing
memperebutkan kekuasaan. Airlangga memerintahkan Empu Baradah untuk membagi
kerajaan menjadi dua, yakni Panjalu (Kadiri) dan Jenggala. Sungai Brantas menjadi
batas kedua kerajaan baru itu. Airlangga merupakan salah satu raja besar dalam sejarah
Indonesia. Dalam patung-patung lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan
Wisnu yang mengendarai garuda.
5. Jayabaya
Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau memerintah
tahun 1135- 1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka Jayabaya yang berisi
ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.
Keberhasilan dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra pada masa
pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton berhasil menyusun
kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan diselesaikan oleh Empu
Panuluh. Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk mengabadikan kebesaran raja
dan memperingati kemenangan-kemenangan Raja Jayabaya.

7
6. Ken Arok

Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga menjadi cikal bakal raja-raja
Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung di
Tumapel. Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri. Ken Arok jatuh cinta
kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh Tunggul
Ametung. Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan menjadi penguasa di Tumapel.
Waktu itu di Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana.
Kaum Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan mendapatkan perlindungan dari Ken
Arok. Kemudian, para brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel pada
tahun 1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa
Amurwabhumi. Nama kerajaannya adalah Singasari. Berita pendirian Kerajaan
Singasari membuat raja Kediri Kertajaya (Dandang Gendis) marah. Kertajaya
memimpin pasukan yang besar jumlahnya dari Kediri untuk menyerang Singasari.
Terjadilah pertempuran besar antara Kerajaan Kediri melawan Singasari di desa
Ganter. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran. Sejak saat itu, wilayah
Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.
Ken Arok tidak lama memerintah Singasari. Pada tahun 1227 beliau dibunuh oleh
suruhan Anusapati, anak tirinya.
7. Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebelum menjadi raja, adalah pemimpin tentara
Singasari. Dalam pertempuran melawan tentara Jayakatwang, pasukannya kalah.
Beliau melarikan diri ke desa Kudadu bersama para pengikutnya. Selanjutnya, beliau
menyingkir ke Madura dan minta bantuan Wiraraja, adipati Sumenep. Atas saran
Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdikan diri
kepadanya. Raden Wijaya diizinkan untuk membuka Hutan Tarik. Daerah inilah yang
kemudian berkembang menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
menyusun kekuatan untuk menyerang Jayakatwang. Saat itu datang pasukan
Kubilai Khan dari Cina dengan tujuan menghancurka Kerajaan Singasari. Mereka
tidak mengetahui bahwa Kerajaan Singasari sudah hancur. Hal ini dimanfaatkan Raden
Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang Raden Wijaya bekerjasama

8
dengan pasukan Kubilai Khan. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan
Raja Jayakatwang terbunuh. Setelah itu, Raden Wijaya bersama pasukannya
menyerang pasukan Kubilai Khan. Pasukan Kubilai Khan dapat dikalahkan dengan
mudah. Pasukan Kubilai Khan banyak yang tewas, sisanya melarikan diri. Setelah
itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya wafat pada tahun
1309 M. Beliau didarmakan (disemayamkan) di Candi Siwa di Simping.
Kedudukannya sebagai raja digantikan putranya, Kalagemet yang bergelar Sri
Jayanegara.
8. Gajah Mada

Gajah Mada adalah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan Majapahit. Namanya
mulai dikenal setelah beliau berhasil memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada
muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara (1309 -
1328). Kariernya dimulai dengan menjadi anggota pasukan pengawal raja
(Bahanyangkari). Mula-mula, beliau menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat
komandan pasukan). Kariernya terus menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda
beberapa pemberontakan, seperti pemberontakan Ragga Lawe (1309), Lembu Sura
(1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319). Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat.
Beliau digantikan oleh Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan.
Pemberontakan Sadeng dapat ditumpas oleh pasukan Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah
Mada diangkat menjadi Maha Patih Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara
pengangkatannya, beliau bersumpah untuk menaklukkan seluruh Nusantara di bawah
kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa. Gajah Mada tetap
menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik tahta. Beliau mendampingi
Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada masa inilah Majapahit mengalami
masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir seluruh Jawa, sebagian besar
Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur
hingga Papua.

9. Hayam Wuruk (1334-1389)

adalah raja terbesar Majapahit. Beliau bergelar Sri Rajasanagara. Beliau adalah Putra Ratu
Tribhuanatunggadewi dan Kertawardana. Di bawah pemerintahan beliau,

9
Majapahit mengalami puncak kebesaran dan zaman keemasan. Pada masa itu,
Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan seluruh Nusantara. Daerah kekuasaan
Majapahit kurang lebih meliputi wilayah Indonesia saat ini. Perdagangan dengan
luar negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan, begitu pula bidang kesusastraan, seni
pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama. Nama Hayam Wuruk terkenal dalam
sejarah Indonesia karena dikisahkan dalam kitab Negarakertagama yang disusun oleh
Empu Prapanca. Peninggalan Majapahit yang terkenal dari masa pemerintahan Hayam
Wuruk antara lain himpunan kitab sejarah Singsari dan Majapahit hasil karya Empu
Prapanca, serta cerita sastra Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu Tantular.
Salah satu peristiwa penting ketika Hayam Wuruk berkuasa adalah kemenangan
Majapahit dalam pertempuran melawan Kerajaan Sunda (Pajajaran) tahun 1351.
Perang tersebut dikenal dengan sebutan Perang Bubat. Setelah Hayam Wuruk
wafat (1389), Majapahit mengalami kemerosotan.

B. TOKOH-TOKOH SEJARAH PADA MASA BUDHA

1. Balaputradewa

Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad ke-9 atau ke-10
Masehi. Beliau berasal dari keluarga Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai
sekitar tahun 750. Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama
Tara. Balaputradewa kemudian bergelar Sri Wirawairimathana. Pada zaman
pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-
kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya, dan Cina. Karena itu, nama Balaputradewa
juga dikenal di negeri lain. Di daerah Nalanda, India, nama Balaputradewa terpahat
pada prasasti di antara puing suatu wihara kuno. Di situ tercantum Suwarnadwipa,
sebutan lain bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan Sriwijaya Sakyakirti adalah seorang
mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut kesaksian I-Tsing
Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Di sana ada lebih dari seribu pendeta
yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah berdiri sebuah
perguruan Buddha. Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan perguruan
Buddha yang ada di Nalanda, India.
2. Kertanegara
10
Kertanegara adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Beliau adalah cicit Ken Arok.
Kertanegara memerintah tahun 1268-1292. Kertanegara bergelar Maharajadhiraja Sri
Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa. Kertanegara adalah raja yang sangat
terkenal baik dalam bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang politik,
Jayanegara dikenal sebagai raja yangmenguasai ilmu ketatanegaraan dan mempunyai
gagasan memperluas wilayah kerajaannya. Kertanegara menganut agama Buddha
Tantrayana. Tahun 1275 Kertanegara mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan
Sriwijaya. Pengiriman pasukan itu dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Ketika
Kertanegara memerintah, Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura
(Kalimantan Barat), Jawa Barat (Sunda), Madura, Bali, dan Gurun (bagian Indonesia
Timur). Pemerintahan Kertanegara berakhir ketika diserang oleh Jayakatwang dari
Gelang-gelang. Setelah Kertanegara gugur, seluruh kerajaan Singasari dikuasai oleh
Jayakatwang.
C. TOKOH – TOKOH SEJARAH PADA MASA ISLAM

1. Sultan Malik Al-Saleh

Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai.
Sebelum menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau Merah Selu. Beliau adalah
putera Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu mengembara dari satu tempat ke tempat
lain. Akhirnya, beliau berhasil diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra
Pasai. Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang
Syarif Mekah. Setelah masuk Islam, Merah Selu diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh
atau Sultan Malikus Saleh. Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 M
2. Sultan Ahmad (1326-1348)

Sultan Ahmad adalah sultan Samudera Pasai yang ketiga. Beliau bergelar Sultan Malik
Al-Tahir II. Pada masa pemerintahan beliau, Samudera Pasai dikunjungi oleh seorang
ulama Maroko, yaitu Ibnu Battutah. Ulama ini mendapat tugas dari Sultan Delhi, India
untuk berkunjung ke Cina. Dalam perjalanan ke Cina Ibnu Battutah singgah di
Samudera Pasai. Ibnu Battutah menceritakan bahwa Sultan Ahmad sangat
memperhatikan perkembangan Islam. Sultan Ahmad selalu berusaha menyebarkan
Islam ke wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Samudera Pasai. Beliau juga

11
memperhatikan kemajuan kerajaannya.
3. Sultan Alauddin Riyat Syah

Sultan Alauddin Riyat Syah adalah sultan Aceh ketiga. Beliau memerintah tahun 1538 -
1571. Sultan Alauddin Riyat Syah meletakan dasardasar kebesaran Kesultanan Aceh.
Untuk menghadapi ancaman Portugis, beliau menjalin kerja sama dengan Kerajaan
Turki Usmani dan kerajaankerajaan Islam lainnya. Dengan bantuan Kerajaan Turki
Usmani, Aceh dapat membangun angkatan perang yang baik. Sultan Alauddin Riyat
Syah mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia. Ulama-ulama tersebut
mengajarkan agama Islam di Kesultanan Aceh. Selain itu, beliau juga mengirim
pendakwah-pendakwah masuk ke pedalaman Sumatera, mendirikan pusat Islam di
Ulakan, dan membawa ajaran Islam ke Minang Kabau dan Indrapura. Sultan Alauddin
Riyat Syah wafat pada tanggal 28 September 1571.
4. Sultan Iskandar Muda (1606-1637)

Sultan Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Beliau memerintah tahun 1606-
1637. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami puncak
kemakmuran dan kejayaan. Aceh memperluas wilayahnya ke selatan dan memperoleh
kemajuan ekonomi melalui
perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura. Aceh meneruskan perlawanan
terhadap Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka Sultan Iskandar Muda menaruh
perhatian dalam bidang agama. Beliau mendirikan sebuah masjid yang megah, yaitu
Masjid Baiturrahman. Beliau juga mendirikan pusat pendidikan Islam atau dayah.
Pada masa inilah, di Aceh hidup seorang ulama yang sangat terkenal, yaitu Hamzah
Fansuri. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem perundang-
undangan yang disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar Muda juga menerapkan
hukum Islam dengan tegas. Bahkan beliau menghukum rajam puteranya sendiri. Ketika
dicegah melakukan hal tersebut, beliau mengatakan, “Mati anak ada makamnya, mati
hukum ke mana lagi akan dicari keadilan.” Setelah beliau wafat, Aceh mengalami
kemunduran.

12
Tokoh-tokoh Sejarah Islam di Jawa

Di pulau Jawa terdapat sembilan ulama pelopor dan pejuang pengembangan Islam. Mereka
adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka lebih populer
dengan sebutan Wali Songo, yaitu:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
4. Sunan Giri (Raden Paku)
5. Sunan Drajat (Syarifuddin)
6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

D. UPAYA UNTUK MENGENANG TOKOH SEJARAH


1. Berpartisipasi dalam Memperingati Hari Kemerdekaan
Ada banyak cara untuk menghargai jasa para pahlawan dan yang paling umum dilakukan adalah
dengan memperingati hari kemerdekaan yaitu 17 Agustus 1945 yang sudah menjadi bagian
penting dan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia. Ada banyak yang bisa dilakukan
oleh siswa untuk ikut dalam berpartisipasi misalnya dengan mengikuti upacara penaikan dan
penurunan bedera, ikut meramaikan pawai, memasang bendera kebanggan yaitu Merah Putih.
2. Memahami Sejarah Perjuangan Pahlawan
Banyak didapatkan siswa yang masih cuek jika berbicara tentang pahlawan, hal ini disebabkan
karena kurangnya akan pemahaman tentang bagaimana sejarah perjuangan para pahlawan, ada
banyak cara bagi siswa untuk mengetahui sejarah., saat ini juga siswa bisa memanfaatkan
kecanggihan teknologi dengan mencari informasi tentang sejarah atau pahlawan di internet.
Selain itu para seniman flim juga sudah membuatkan berbagai macam film-film tentang sejarah,
semua sudah difasilitasi jadi tidak ada lagi alasan untuk bersikap cuek tentang sejarah.

13
3. Melestarikan Peninggalan Pahlawan
Di Indonesia ada banyak peninggalan-peninggalan para pahlawan dahulu, sebagai bentuk
penghargaan, siswa bisa melestarikannya. Adapun peninggalan-peninggalan pahlawan yaitu
tulisan prasasti, misalnya prasasti ciaruten, prasasti padiegan, parasti talaga batu, dan prasasti
yupa. Selain prasasti yang dapat dilihat saat ini adalah tulisan naskah kuno, bangunan candi,
bangunan benteng, bangunan masjid, monumen dan tugu, istana atau keraton, makan, dan karya
seni. Sebagai bentuk rasa menghargai pada saat berkunjung usahakan untuk tidak berbicara
sembarang atau mengeluarkan kata-kata kasar, tidak membuat sampah sembarang yang bisa
mengotori dan yang paling penting tidak mengambil barang-barang tertentu dengan kepentingan
pribadi. Hal ini merupakan contoh sikap menghargai jasa para pahlawan dan peninggalannya.
4. Cinta Tanah Air
Jika ingin mencintai para pahlawan, maka cintailah tanah air. Karena dari tetesan darah
merekalah bangsa ini merdeka, dengan perjuangan dan semangat merekalah sehingga hari ini
kita bisa bebas dari penjajah. Ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk cinta akan
tanah air, misalnya dengan merasa bangga telah menjadi bagian dari Indonesia karena Indonesia
merupakan negara dengan berbagai macam jenis kebudayaan, menjaga nama baik bangsa
Indonesia, menjujung tinggi hokum yang diberlakukan, mendukung dan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan nasional, bertoleransi, menjaga kelestarian lingkungan dan masih banyak lagi
yang bisa dilakukan oleh siswa.
5. Tidak Melupakan Jasa Pahlawan
Meskipun masa mereka telah berlalu dan merekapun telah tiada bukan menjadi alasan untuk
melupakan apa yang mereka lakukan dahulu. Jasa para pahlawan akan terus dikenang, itulah
mengapa disekolah-sekolah terpampang poster para pahlawan agar siswa terus mengenang
perjuangan mereka. Dan senantiasa selalu mendoakan mereka.
6. Mengikuti Upacara Bendera
Setiap hari senin tentu selalu diadakan upacara bendera, meskipun diadakan sekali dalam
seminggu namun masih banyak siswa yang bermalas-malasan untuk mengikuti upacara.
Seharusnya siswa bisa merenungkan tentang perjuangan para pahlawan yang dengan semangat
memikul senjata demi kemerdekaan, namun hanya berdiri sebentar saja mereka masih enggan.

14
7. Belajar dengan Sungguh-Sungguh
Untuk menghargai jasa pahlawan sebagai siswa tidak mesti ikut serta berperang, saat ini
Indonesia sudah merdeka. Siswa cukup belajar dengan giat karena sebagai generasi penerus
bangsa pemuda-pemudi adalah aset yang berharga. Seperti yang dikatakan presiden pertama
Republik Indonesia bapak Ir.Soekarno ”beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” dari kalimat ini bisa
diketahui bahwa betapa pentingnya peran pemuda. Maka dari itu belajarlah dengan sungguh
untuk mengabdikan diri kepada negara tercinta.
8. Mengamalkan Isi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi atau landasan bagi bangsa Indonesia merupakan hal yang paling
penting dimana memiliki 5 sila yaitu Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyarawatan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.. Salah satu yang
bisa dilakukan oleh siswa adalah dengan menjaga sila ke 1 yaitu Ketuhanan Maha Esa dimana
saling menghormati antar umat beragama, bukan malah saling mengejek karena perbedaan
kepercayaan serta keyakinan atau sila ke 3 yaitu persatuan Indonesia, dengan menjaga hubungan
baik antar sesama, menjaga silaturahmi dengan baik bukan dengan melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat seperti tawuran yang sudah menjadi kebiasaan para siswa-siswa nakal yang bisa
memecah belah. Seperti bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, itulah yang harus
dijaga oleh siswa demi terjaganya hubungan baik, dengan perbedaanlah semua menjadi lebih
berwarna dan dengan sikap toleranlah kita bisa paham akan indahnya perbedaan.
9. Menaati Peraturan
Ada banyak peraturan-peraturan yang bisa dipatuhi oleh siswa sebagai bentuk dari menghargai
jasa pahlawan, seperti tidak berkendara bagi siswa yang masih dibawa umur atau belum
memiliki SIM dan menaati peraturan-peraturan lain yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
10. Memperingati Peristiwa-Peristiwa Penting
Salah satu cara menghargai jasa pahlawan adalah dengan memperingati hari atau peristiwa
penting yang berkaitan dengan para pahlawan, misalnya seperti memperingati hari kemerdekaan
Republik Indonesia, hari lahir pancasila, dan hari pahlawan.
Saling menghormati juga merupakan bentuk dari menghargai jasa para pahlawan, misalnya
dengan sifat toleransi.

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Para pahlawan perjuangan dapat meraih kemenangan juga disebabkan karena mereka
berjuang bersama dan menyampingkan perbedaan, itulah mengapa menjunjung tinggi Bhinneka
Tunggal Ika yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan juga penting untuk dilakukan.
Pengaruh Hindu juga tampak pada tatanan masyarakat, upacara keagamaan, dan pola
pemerintahan Kerajaan Kutai.Sanga raja telah melindungi agama Hindu dan memberikan banyak
hadiah kepada kaum brahmana.
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua setelah Kerajaan Kutai.Dalam
Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai
tapak kaki Raja Purnawarman.Di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman,
Kerajaan Tarumanegara dan rakyatnya berjalan baik dan teratur.
Balaputradewa Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad ke-9
atau ke-10 Masehi.Pada zaman pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan
dagang dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya, dan Cina.Di situ tercantum
Suwarnadwipa, sebutan lain bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan Sriwijaya Sakyakirti adalah
seorang mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya.Kertanegara Kertanegara
adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari.
Upaya untuk mengenang tokoh sejarah
- Berpartisipasi dalam Memperingati Hari Kemerdekaan
- Mengamalkan Isi Pancasila
- Menaati Peraturan
- Memperingati Peristiwa-Peristiwa Penting

B. Saran
Mungkin inilah yang diwacakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kami mampu mengimplementasikan. Masih banyak kesalahan dari
penulisan kelompok kami, karena kami punya kekhilafan dan perlu banyak belajar lagi.Dankami
juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk kami belajar menjadi lebih baik dari
sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/23/160000269/tokoh-tokoh-sejarah-pada-masa-
hindu-buddha-dan-islam-di-indonesia
Hidayah Iftitakhul .2016."PENINGKATAN PEMAHAMAN BIOGRAFI TOKOH PADA
MASA HINDU BUDDHA DAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)".Surakarta.
https://sg.docworkspace.com/d/sIPjd7-CMAZ3945kG
Purawoto.2017.Seri IPS Sejarah.Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.Sudrajat.2012.
Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai