Disusun Oleh :
1. Neneng Widia Fitriani (B.2019017)
MUHAMMMADIYAH BATANG
2021
KATA PENGANTAR
1) Ibu Dwi Cahaya Nurani, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Inklusi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2) Keluarga, teman dan semua pihak yang telah memberikaan semangat, ide
dan bantuannya sehingga penyusun dapat menylesaikan Makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
BAB II .........................................................................................................................................3
ISI ................................................................................................................................................3
PENUTUP .................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................11
B. SARAN ................................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas guru adalah mengajar, dan dalam guru harus bisa membuat
pembelajaran menjadi nyaman dan efektif. Dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan penggunaan model pembelajaran dalam menyampaikan materi
pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat
diinternalisasikan pada diri Peserta didik serta mengimplementasikan hakekat
pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
2
BAB II
ISI
3
Menurut Arrend ada empat hal yang sangat berkaitan dengan model pembelajaran
yaitu:
a. Teori rasional yang logis yang disusun oleh para penciptanya atau
pengembangnya.
Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi Peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja
(US.Departement of Education the National School-to-work Office yang dikutif oleh
blancbard, 2001).
4
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
1) Kontrukstivisme
2) Bertanya
Dalam CTL, Peserta didik diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu
sehingga akan menjadikan Peserta didik selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.
3)Inkuiri
Dalam CTL, Peserta didik dilatih untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui
proses belajar yang sistematis.
4) Masyarakat belajar
5
Dalam CTL, Peserta didik diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran
dengan orang lain yang tidak terbatas dalam proses pembelajaran.
5) Pemodelan (Modelling)
CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada Peserta
didik. Melalui pemodelan ini akan menghindarkan Peserta didik dari pengetahuan
yang bersifat abstrak dan teoritis.
6) Refleksi
Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in
four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti
bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah
4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah
dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan”.
6
Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam langkah utama atau tahapan
di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.
b. Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada Peserta didik dengan cara
demonstrasi atau membuat bacaan.
e. Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari.
f. Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.
7
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:
Model STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model
pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model STAD adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
3) Tiap satu minggu atau dua minggu, guru mengevaluasi penguasaan Peserta didik
baik secara individual maupun kelompok
4) Setiap tim diberikan penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada Peserta didik
baik individu maupun tim.
b. Model Jigsaw
1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
2) Bahan ajar disajikan kepada Peserta didik dan Peserta didik bertanggung jawab
untuk mempelajarinya.
8
3) Para anggota bertanggung jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang sama dan
selanjutnya saling berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan
tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert group)
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal (home team), para
Peserta didik dievaluasi secara individual mengenai bahan yang teah dipelajari.
1) Seleksi topik ataupun subtopik. Peserta didik dibagi kedalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.
4) Analisis dan sistesis: Peserta didik menganalisis informasi yang diperoleh dan
meringkas topik yang telah diperoleh.
Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau
surat-surat. Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan Peserta didik yang
9
dimaksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012).
Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai
suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan Peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan. Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Dalam pembelajaran PKn portofolio
merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan
untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar Peserta
didik dapat belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara
efektif. Menurut Arrend ada empat hal yang sangat berkaitan dengan model
pembelajaran yaitu:
a. Teori rasional yang logis yang disusun oleh para penciptanya atau pengembangnya.
b. Titik pandang/landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana Peserta didik belajar.
c. Perilaku guru yang mengajar agar model pembelajarannya dapat berlangsung baik.
B. SARAN
Yang perlu diingat bahwa tidak ada suatu model pengajaran yang paling baik
dan sempurna. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi
Model yangpaling baik adalah Model yang cocok dan relevan dengan materi dan
sesuai dengan tujuanpembelajaran. Sehingga guru disarankan untuk memahami dan
dapat menginovasikan model-model dalam penerapan belajar mengeja.
11
DAFTAR PUSTAKA
ko Purwana, Agung, dkk. 2009. Pembelajaran IPS MI. Surabaya: LAPIS-PGMI.
12