Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Model Pembelajaran PKn di SD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKn SD 2

Dosen Pengampu : Dwi Cahaya Nurani, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
1. Neneng Widia Fitriani (B.2019017)

2. Toni Aji (B2019022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMMADIYAH BATANG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,


yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya kepada kami, hingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami :

1) Ibu Dwi Cahaya Nurani, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Inklusi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.

2) Keluarga, teman dan semua pihak yang telah memberikaan semangat, ide
dan bantuannya sehingga penyusun dapat menylesaikan Makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, untuk


kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik. Kami yakin bahwa makalah masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Batang, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I ..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN .........................................................................................................1

BAB II .........................................................................................................................................3

ISI ................................................................................................................................................3

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN .......................................................................3

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKn SD ...................................................................4

BAB III .....................................................................................................................................11

PENUTUP .................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN ....................................................................................................................11

B. SARAN ................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tugas guru adalah mengajar, dan dalam guru harus bisa membuat
pembelajaran menjadi nyaman dan efektif. Dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan penggunaan model pembelajaran dalam menyampaikan materi
pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat
diinternalisasikan pada diri Peserta didik serta mengimplementasikan hakekat
pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari.

Dunia Pendidikan sekarang jauh lebih berkompeten dalam menjalani proses


Pendidikan yang jauh lebih efektif, sehingga peran seorang guru yang tidak hanya
kreatif mampu menunjang proses belajar mengajar yang memenuhi kriteria penilaian
dan juga tujuan pembelajaran agar tercapainya proses pendidikan yang menjadi dasar
pengetahuan bagi calon penerus bangsa ini. Untuk itu, seorang guru harus menguasai
paling tidak pengelolaan kelas dengan menggunakan model-model pembelajaran
yang efektif dan tepat sesuai dengan kemampuan dan karakter Peserta didik,
khususnya pada zaman milineal seperti sekarang ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka pembelajaran model-model dalam


pengajaran dikelas perlu ditingkatkan, dengan begitu akan berpengaruh pada
pengetahuan juga pemahaman Peserta didik yang menjadi tanggung jawab seorang
guru.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian model pembelajaran PKn di SD?

2. Model-model apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PKn di SD?

C. TUJUAN PENULISAN

1
Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian model pembelajaran Pkn di SD.

2. Mengetahui model-model pembelajaran PKn di SD.

2
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang


digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas (Trianto, 2007). Corey (1986) mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses tempat lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus
akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu juga. Menurut sagala (2003)
pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam
rangka mempermudah Peserta didik mempelajari bahan ajar yang teelah ditetapkan
oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu


mempertimbangkan secara khusus kondisi Peserta didik secara keseluruhan, karena
Peserta didiklah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.

Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada


suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
sistem pengelolaanya. Sedangkan menurut Trianto (2009) model pembelajaran
merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan
berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan
belajarnya.

Model pembelajaran yang baik digunakan sebagai acuan perencanaan dalam


pembelajaran di kelas ataupun tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan dengan bahan ajar yang diajarkan (Trianto, 2011).

3
Menurut Arrend ada empat hal yang sangat berkaitan dengan model pembelajaran
yaitu:

a. Teori rasional yang logis yang disusun oleh para penciptanya atau
pengembangnya.

b. Titik pandang/landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana Peserta didik


belajar.

c. Perilaku guru yang mengajar agar model pembelajarannya dapat berlangsung


baik.

d. Struktur kelas yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang


maksimal (Trianto, 2009).

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKn

Model-model pembelajaran PKn di SD menurut Fathurohhman (2012)


adalah sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Kontekstual

Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang


mendorong guru untuk menghubungkan antara materi pembelajaran yang diajarkan
kepada Peserta didik dengan keadaan nyata yang dialami Peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi Peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja
(US.Departement of Education the National School-to-work Office yang dikutif oleh
blancbard, 2001).

Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai


berikut:

4
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

c. Kembangkan sifat ingin tahu Peserta didik dengan bertanya

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Dalam Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kontekstual


ada beberapa komponen yang dilibatkan dalam pembelajaran. Komponen-komponen
CTL (contextual teaching and learning) tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kontrukstivisme

Dalam CTL, Peserta didik mampu membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman


yang dialami dan diamati.

2) Bertanya

Dalam CTL, Peserta didik diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu
sehingga akan menjadikan Peserta didik selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.

3)Inkuiri

Dalam CTL, Peserta didik dilatih untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui
proses belajar yang sistematis.

4) Masyarakat belajar

5
Dalam CTL, Peserta didik diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran
dengan orang lain yang tidak terbatas dalam proses pembelajaran.

5) Pemodelan (Modelling)

CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada Peserta
didik. Melalui pemodelan ini akan menghindarkan Peserta didik dari pengetahuan
yang bersifat abstrak dan teoritis.

6) Refleksi

Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk mengevaluasi pengetahuan yang


diperoleh Peserta didik melalui pengalaman yang ia dapatkan.

7) Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Authentic assessment diperlukan untuk mengetahui perkembangan belajar Peserta


didik dan dapat mengetahui apakah pengalaman belajar Peserta didik dapat
memberikan dampak postif atau negatif.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang dapat diterapkan


untuk mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi bagi Peserta didik.

Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in
four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti
bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah
4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah
dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan”.

6
Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam langkah utama atau tahapan
di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.

a. Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi Peserta didik belajar.

b. Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada Peserta didik dengan cara
demonstrasi atau membuat bacaan.

c. Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.

d. Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.

e. Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari.

f. Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.

Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif menurut Sugianto (dalam


Fathurohman, 2012) adalah:

a. Meningkatkan kepakaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memungkinkan Peserta didik untuk saling belajar mengenai sikap, keterampilan,


informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

c. Memudahkan Peserta didik melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendir atau egois.

f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling


membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.

h. Meningkatkan saling percaya kepada sesama manusia.

7
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi berbagai perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,


jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:

a. Model STAD (Student Teams Achievement Division)

Model STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model
pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model STAD adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.

2) Tiap anggota tim saling membantu dalam menguasai bahan ajar.

3) Tiap satu minggu atau dua minggu, guru mengevaluasi penguasaan Peserta didik
baik secara individual maupun kelompok

4) Setiap tim diberikan penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada Peserta didik
baik individu maupun tim.

b. Model Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan Model yang diembangkan oleh


Ellliot Aronson dkk. Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai
berikut:

1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.

2) Bahan ajar disajikan kepada Peserta didik dan Peserta didik bertanggung jawab
untuk mempelajarinya.

8
3) Para anggota bertanggung jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang sama dan
selanjutnya saling berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan
tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert group)

4) Kelompok pakar kembali kekelompok semula (home team) dan menyampaikan


materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal (home team), para
Peserta didik dievaluasi secara individual mengenai bahan yang teah dipelajari.

c. Model GI (Group Investigation)

Model pembelajaran kooperatif GI menuntut kerjasama Peserta didik didalam


pelaksanaan pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI Peserta didik terlibat
secara aktif sejak dari pemilihan topic, perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan,
analisis, dan sistesis, penyajian hasil akhir, dan evaluasi. Langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:

1) Seleksi topik ataupun subtopik. Peserta didik dibagi kedalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.

2) Merencanakan kerjasama berdasarkan subtopik yang telah dipilih.

3) Peserta didik merencanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya dengan


mencari sumber berdasarkan subtopic yang diperoleh.

4) Analisis dan sistesis: Peserta didik menganalisis informasi yang diperoleh dan
meringkas topik yang telah diperoleh.

5) Penyajian hasil akhir

6) Evaluasi secara kelompok maupun individual

3. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau
surat-surat. Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan Peserta didik yang

9
dimaksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012).

Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai
suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan Peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan. Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Dalam pembelajaran PKn portofolio
merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan
untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.

Portofolio adalah tampilan visual yang disusun secara sistimatis, cerminan


proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan secara utuh melukiskan
pengalaman belajar terpadu yang dialami Peserta didik sebagai suatu kesatuan dalam
kelas (integrated learning experiences).

Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan


Portofolio. Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat
yang secara berurutan menyajikan:

1) Rangkuman permasalahan yang dikaji

2) Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah

3) Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah

4) Pengembangan rencana kerja/tindakan

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar Peserta
didik dapat belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara
efektif. Menurut Arrend ada empat hal yang sangat berkaitan dengan model
pembelajaran yaitu:

a. Teori rasional yang logis yang disusun oleh para penciptanya atau pengembangnya.

b. Titik pandang/landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana Peserta didik belajar.

c. Perilaku guru yang mengajar agar model pembelajarannya dapat berlangsung baik.

d. Struktur kelas yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang


maksimal (Trianto, 2009).

Model-model pembelajaran PKn di SD meliputi model pembekajaran


kontekstual. Model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis
portofolio.

B. SARAN

Yang perlu diingat bahwa tidak ada suatu model pengajaran yang paling baik
dan sempurna. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi
Model yangpaling baik adalah Model yang cocok dan relevan dengan materi dan
sesuai dengan tujuanpembelajaran. Sehingga guru disarankan untuk memahami dan
dapat menginovasikan model-model dalam penerapan belajar mengeja.

11
DAFTAR PUSTAKA
ko Purwana, Agung, dkk. 2009. Pembelajaran IPS MI. Surabaya: LAPIS-PGMI.

Hasjmy Maridjo, Abdul. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak: TP.

Murtadho, Moh. dkk. 2009. Pembelajaran PKn MI, Surabaya: LAPIS-PGMI.

Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solihatin, Etin. 2013. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suryani, Nunuk. 2012. Starategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

S. Sadiman, Arief. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo.

12

Anda mungkin juga menyukai