Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran

Dosen Pengampu : Nurfitriani, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

KELAS 2 F

1. WARTHESSA ARYANTI 190141742


2. MEGA PRAMA LESTARI 190141724
3. MAULIDYA JUNIATI 190141730

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kurikulum dan pembelajaran
tentang komponen-komponen pengembangan kurikulum.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya semoga kita mendapat syafatnya
kelak di hari kiamat, Aamiin.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan teman-teman yang telah
mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kami sangat menyadari
bahwa pembuatan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan tugas- tugas selanjutnya. Demikian yang
dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman, kami dan pembaca khususnya.

Pangkalanbaru, Maret 2020

Penyusun

ii
Daftar isi

Halaman judul....................................................................................................... i
Kata pengantar...................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum.................................... 3
B. Keterkaitan Antara Komponen Pengembangan Kurikulum....................... 9
.....................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang berperan penting dalam kehidupan kita
dalam memajukan serta mencerdaskan generasi muda sebagai harapan masa depan
bangsa. Jika dilihat, pendidikan di Indonesia sangatlah memprihatinkan dibandingkan
dengan Negara-negara lain yang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada
bidang pendidikan. Dalam pendidikan suatu program yang direncanakan dan akan
direncanakan pada proses pembelajaran sangatlah diperlukan agar dapat mencapai
tujuan-tujuan yang dinginkan. Dimana yang biasanya meliputi beberapa hal yang
mencakup suatu proses, pelaksanaan, sampai penilaian yang lebih dikenal dengan istilah
kurikulum.
Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curir yang berarti pelari. Dalam kegiatan
berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish.
jarak antara start dan finish ini yang disebut curere yang berarti tempat berpacu. Atas
dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan salah satu komponen pokok adalah kurikulum yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain, yakni tujuan, isi materi,
strategi, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri ataupun
bersama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
Apabila diantara komponen-komponen tersebut tidak saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu. Dengan demikian setiap
komponen harus saling berkaitan.
Mengingat pentingnya kurikulum dalam bidang pendidikan, maka penyusunan
kurikulum tidak bisa sembarangan atau tanpa pedoman yang benar karena tidak akan bisa
mencapai kesempurnaan yang diharapkan. Maka dari itu kita harus memahami
komponen-komponen dalam menyusun kurikulum.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen-komponen pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana keterkaitan antara komponen pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui serta memahami apa saja komponen-komponen pengembangan
kurikulum.
2. Untuk memahami keterkaitan antara komponen pengembangan kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum


Kurikulum adalah sebuah sistem.Sebagai suatu sistm kurikulum pasti mempunyai
bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Komponen-komponen dalam sebuah system bersifat harmonis, tidak saling
bertentangan. Kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan dan akan
direncanakan mempunyai komponen-komponen pokok adalah tujuan, isi atau materi,
strategi mengajar serta evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama
lain.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini
meliputi dua hal.Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,
kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen
kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, strategi sesuai dengan isi dan tujuan, demikian
juga evaluasi sesuai dengan strategi, isi dan tujuan kurikulum.Berikut penjelasan tentang
komponen-komponen diatas.
1. Tujuan
Telah dikemukakan, bahwa dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang
peranan penting yang akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai
komponen-komponen kurikulum lainnya. Kita mengenal beberapa katagori tujuan
pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka panjang, menegah, dan jangka
pendek dalam kurikulum pendidikan dasar dan menegah dikenal katagori sebagai
beikut. Tujuan pendidikan nasional yang merupakan tujuan jangka panjang, tujuan
ideal pendidikan bangsa indonesia. Tujuan institusional, merupakan sasaran
pendidikan suatu lembaga pendidikan.Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin
dicapai oleh sesuatu program studi. Tujuan intruksional yang merupakan target yang
harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengarar didalam kelas, tujuan-tujuan khusus lebih
diutamakan karena lebih jelas dan mudah pencapaiannya.Dalam mempersiapkan
pembelajaran, guru menjabarkan tujuan mengajaranyan dalam bentuk tujuan-tujuan

3
khusus atau objectivesj yang bersifat operasional. Perumusan tujuan mengajar yang
berbentuk tujuan khusus (objective), memberikan beberapa keuntungan:
a. Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud
kegiatan belajar mengajar kepada siswa.
b. Tujuan khusus, membantu memudahkan guru-guru memilih dan
menyususn bahan ajar.
c. Tujuan khusus membudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan
media mengajar.
d. Tujuan khusus memudahkan guru mengadakan penilaian.
Disamping keuntugan-keuntugan diatas pengembagan tujuan-tujuan mengajar
yang bersifat khusus menghadapi beberapa kesukaran, yaitu: 1) sukar menyusun
tujuan-tujuan khusus untuk domain afektif, 2) sukar menyususn tujuan-tujuan khusus
pada tingkat tinggi. Untuk mengatasi kedua kesukaran diatas diperlukan keahlian,
latian dan pengalaman yang mencukupi dari guru-guru.

2. Bahan ajar
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya,lingkungan orang-
orang,alat-alat dan ide-ide.Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan
tersebut untuk tugas mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan
memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan
demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar,yang mencakup komponen-
komponen:tujuan khusus,sekuens bahan ajaran,strategi mengajar,media dan sumber
belajar,serta evaluasi hasil belajar. Karena perumusan tujuan khusus strategis,dan
evaluasi hasil mengajar di bahas secara tersendiri,maka dalam bagian ini yang akan
diuraikan hanya sekuens bahan ajar.
a. Sekuens bahan ajar
Untuk mencapai pihak tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan
ajar.Bahan ajar tersusun atas topic-topik dan sub-subtopoik tertentu.Tiap topic
atau sub-subtopik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.Topik-topik atau sub-subtopik tersebut tersusun dalam sekuens

4
tertentu yang membentuk suatu sekuens bahan ajar. Ada beberapa cara untuk
menyusun sekuens bahan ajar,yaitu:
1. Sekuens kronologis. Untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan
waktu,dapat digunakan sekuens kronologis. Peristiwa-peristiwa
sejarah,perkembangan historis suatu institusi,penemuan ilmiah dan
sebagainya.
2. Sekuens kausal.masih berhubungan erat dengan sekuens kronologis adalah
sekuens kausal. Siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang
menjadi sebab atau pendahuluan dari suatu peristiwa atau situasi lainnya.
Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi sebab atau pendahuluan para siswa
akan menemukan akibatnya.
3. Sekuens structural.bagian-bagian bahan ajar suatu bidang studi telah
mempunyai struktur tertentu. Penyusunan sekuens bahan ajar bidang studi
tersebut perlu disesuaikan dengan strukturnya.
4. Sekuen logis dan psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan
urutan logis. Menurut sekuens logis bahan ajar dimulai dari bagian menuju
pada keseluruhan,dari yang sederhana kepada yang kompleks,tetapi menurut
sekuens psikologis sebaiknya dari keseluruhan kepada bagian,dari yang
compels kepada yang sederhana.
5. Sekuen spiral, bahan ajar dipusatkan pada topic atau pokok bahan tertentu.
Dari topic atau pokok tersebut bahan diperluas dan diperdalam topic atau
pokok bahan ajar tersebut adalah sesuatu yang popular dan sederhana.
6. Rangkaian ke belakang. Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah
akhir dan mundur ke belakang. Contoh,proses pemecahan masalah yang
bersifat ilmiah meliputi 5 langkah yaitu (a) pembatasan masalah
(b)penyusunan hipotesis (c) pengumpulan data (d) pengetesan hipotesis (e)
interpretasi hasil tes.
7. Sekuens berdasarkan hierarki belajar. Tujuan-tujuan khusus utama
pembelajaran di analis,kemudian di cari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki tersebut mengambarkan urutan

5
perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai siswa,berturut-turut sampai
perilaku terakhir.

3. Strategi Mengajar
Penyusun sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi atau metode
mengajar. Pada waktu guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, ia juga harus
memikirkan strategi mengajar mana yang sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan
urutan seperti itu.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar.Ronwtree (1974:93-
97) membagi strategi mengajar itu atas Exposition-Discovery Learning dan groups-
Individual Learning Ausubel dan Robinson (1969:43-45) membagikannya atas
strategi Reception Learning-Discovery Learning dan Rote Learning-Meaningful
Learning.
a. Reception/Exposition Learning-Discovery Learning
Reception dan exposition sesungguhnya mempunyai makna yang sama, hanya
berbeda dalam pelakunya. Reception Learning dilihat dari sisi siswa
sedangkan exposition dilihat dari sisi guru dalam exposition atau reception
learning keseluruhan bahan ajar disampaikan kepada siswa dalam bentuk
akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan maupun tulisan. Siswa tidak dituntut
untuk mengolah, atau melakukan aktivitas lain kecuali menguasainya. Dalam
discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mengorganisasikan bahan serta kesimpulan-kesimpulan.
b. Rote Learning-Meaningful Learning
Dalam rote learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa
memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa.Dalam meaningful learning
penyampaian bahan mengutamakan makna bagi siswa.Menurut Ausubel and
Robinson (1970:52-53) sesuatu bahan ajar bermakna bila dihubungkan dengan
struktur kognitif yang ada pada siswa.Struktur kognitif terdiri atas fakta-fakta,

6
data, konsep, proposisi, dalil, hukum dan teori-teori yang telah dikuasai siswa
sebelumnya, yang tersusun membentuk suatu struktur dalam pikiran anak.
c. Groups Learning-Individual Learning
Pelaksanaan discovery learning menuntut aktivitas belajar yang bersifat
individual atau dalam kelompok-kelompok kecil.Discovery learning dalam
bentuk kelas pelaksanannya agak sukar dan mempunyai beberapa masalah.
Hal itu dikarenakan kemampuan dan kecepatan belajar siswa tidak sama,
maka kegiatan discovery hanya dilakukan oleh siswa-siswa tertentu saja.
Selain itu kemungkinan untuk bekerja sama dalam kelas besar tidak mungkin
semua anak dapat bekerja sama. Kerja sama hanya akan dilakukan oleh anak-
anak yang aktif, yang lain mungkin hanya akan menanti atau menonton.
Dengan demikian akan terjadi perbedaan yang semakin jauh antara anak
pandai dengan yang kurang.

4. Evaluasi Pengajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum.Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.Sedangkan
dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Evaluasi
pengajaran dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Evaluasi Hasil Belajar-Mengajar
Evaluasi ini ditujukan untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau
tujuan-tujuan khusus yang telah ditentukan serta untuk mengukur pencapaian
tiap tujuan khusus yang telah ditentukan.Menurut lingkup luas bahan dan
jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap
tujuan-tujuan belajar dalam jangka waktu yang relatif pendek. Tujuan utama
dari evaluasi formatif sebenarnya lebih besar ditujukan untuk menilai proses
pengajaran. Hasil evaluasi formatif ini terutama digunakan untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar dan membantu mengatasi kesulitan-

7
kesulitan belajar siswa.Dengan demikian evaluasi formatif, selain berfungsi
menilai, juga merupakan evaluasi atau tes diagnostik.
Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap
tujuan-tujuan yang lebih luas, sebagai hasilm usaha belajar dalam jangka
waktu cukup lama, satu semester, satu tahun atau selama jenjang
pendidikan.Evaluasi sumatif mempunyai fungsi yang lebih luas daripada
evaluasi formatif.Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, evaluasi
sumatif dimaksudkan untuk menilai kemajuan belajar siswa (kenaikan kelas,
kelulusan ujian) serta menilai efektivitas program secara menyeluruh.
b. Evaluasi Pelaksanaan Mengajar
Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar
rmengajar tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran,yang meliputi evaluasi
komponen tujuan mengajar,bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens
bahan ajar),strategi dan media pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar
sendiri.
Stufflebeam dan kawan-kawan(1977:243) mengutip Model Evaluai dari
EPIC,bahwa dalam program mengajar komponen-komponen yang dievaluasi
meliputi:komponen tingkah laku yang mencakup aspek-aspek(subkomponen):
kognitif,afektif, dan psikomotor; komponen mengajar mencakup subkomen:
isi,metode,organisasi,fasilitas dan biaya ; dan komponen populasi, yang
mencakup : siswa, guru, administrator, spesialis pendidikan,keluarga,dan
masyarakat. Untuk mengevaluasi komponen-komponen dan proses
pelaksanaan mengajar bukan hanya digunakan tes tetapi juga digunakan
bentuk-bentuk nontes, seperti observasi, studi dokumenter, analisis hasil
pekerjaan, angket, dan checklist. Evaluasi dapat dilakukan oleh guru atau oleh
pihak-pihak lain yang berwenang atau diberi tugas, seperti kepala sekolah, dan
pengawas, tim evaluasi kanwil atau pusat. Sesuai dengan prinsip sistem ,
evaluasi dan umpan balik diadakan secara terus menerus, walaupun tidak
semua komponen mendapat evaluasi yang sama kedalaman dan keluasaannya.
Karena sifatnya menyeluruh dan terus menerus tersebut maka evaluasi
pelaksanaan sistem mengajar dapat dipandang sebagai suatu monitoring.

8
B. Keterkaitan antara komponen-komponen kurikulum
Adapun keterkaitan antara komponen-komponen kurikulum tersebut ialah
program kurikulum berisi jenis-jenis mata pelajaran yang diajarkan dan berisi program
dari masing-masing mata pelajaran yang berupa uraian dalam bentuk pokok bahasan
yang dilengkapi dengan mengacu kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam mata
pelajaran bersangkutan. isi dari program-program kurikulum ini disesuaikan dengan
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui sekolah tersebut baik secara
keseluruhan maupun dalam mata pelajaran. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut
digunakan strategi pelaksanaan suatu kurikulum yang tergambar dari cara yang ditempuh
dalam pelaksanan pembelajaran,cara dalam menilai dan cara dalam mengatur kegiatan
sekolah secara keseluruhan. Jadi, kesimpulannya untuk mencapai tujuan pendidikan
komponen-komponen kurikulum ini saling berkaitan membentuk sebuah sistem yang
utuh.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kurikulum dalam proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk menunjang
keberhasilan suatu proses pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan yang
diharapkan, agar mampu menciptakan generasi penerus masa depan bangsa yang
cerdas dan berkemajuan. Dengan demikian untuk mencapai hal tersebut komponen-
komponen kurikulum harus saling bersatu.
2. Keterkaitan antara komponen-komponen merupakan hal yang penting dalam
mencapai tujuan yang diharapkan. Karena komponen tersebut menjadi dasar utama
dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.

B. Saran
1. Tenaga pendidik harus lebih memperhatikan komponen-komponen kurikulum dalam
proses belajar-mengajar agar sesuai dengan pedoman yang berlaku, untuk
menghindari kesalahan saat proses pembelajaran.
2. Tenaga pendidik juga harus menerapkan semua komponen yang ada, jangan sampai
diantara komponen tersebut tidak diterapkan salah satunya. Karena komponen-
komponen itu saling berkaitan satu sama lain, jika komponen tersebut tidak saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lismina. 2017. Pengembangan Kurikulum. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA

11

Anda mungkin juga menyukai