Anda di halaman 1dari 18

AGEN-AGEN SOSIALISASI

Disusun Untuk Memenuhi mata Kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan


Dosenpengampu : Diana Pramesty,S.Pd., M.PD
DisusunOleh
Kelompok 1

1. BayuAprilino NIM : 190141762


2. SutriRamadani NIM : 190141727
3. Warthessaaryanti NIM :190141742
4. MeluridnaTiurangiIslamadin NIM : 190141761
5. LiliFebrianti NIM : 190141755

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMDIYYAH BANGKA BELITUNG
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan nikmat dari-Nya
sehingga makalah kami yang berjudul “AGEN_AGEN SOSIALISASI” dapat
diselesaikan,sholawat serta salam tak lupa kami kirimkan atas junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat ini dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang.
Dalam rangka penyelesaian makalah ini kami dapat bantuan dari berbagai pihak yang ikhlas
meluangkan waktu,tenaga dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan pada kami
sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Walaupun dengan usaha maksimal telah kami lakukan,tetapi sebagai manusia biasa tentunya
tidak luput dari kesalahan,oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami dari penulis
makalah mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini,dan kiranya
makalah ini dapat memberikan masukan dan informasi pada semua pihak yang berkaitan dengan
hal ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala keihlafan dan kesalan.
Kiranya segala bantuan pengorbanan yang telah diberikan oleh semua pihak mendapati ridho
dari Allah SWT. Amin
Wassalamu’alaikumwr.wb
Pangkalpinang, 22Oktober 2019

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 4


A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 5
C. TUJUAN ........................................................................................ 5
D. MANFAAT ..................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 6


A. PENGERTIAN SOSIALISASI ....................................................... 6
B. AGEN SOSIALISASI ..................................................................... 7-12
C. TAHAP-TAHAP PROSES SOSIALISASI .................................... 13
D. TUJUAN SOSIALISASI ................................................................ 14
E. MANFAAT SOSIALISASI ............................................................ 15-16

BAB 3 PENUTUP ....................................................................................... 17


A. KESIMPULAN ............................................................................... 17
B. SARAN ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh
instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak
menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri.
Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan nalurinya.
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri
manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam
kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri
apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi
bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang
dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat.
Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang
berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan
dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.Dengan kata lain, kebiasaan-
kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut
sosialisasi.
Selain itu manusia juga harus mempelajari dan mengetahui agen-agen dan tahap-
tahap dalam sosialisasi, apabila sudah mengetahui apa itu sosialisasi, maka harus tahu isi
atau cara-cara di dalam sosialisasi begitu juga agen-agen dan tahap-tahap dalam
sosialisasi, agar kita bisa lebih mengenal sosialisasi dan tempat berlangsungnya
sosialisasi. Kemudian apabila sosialisasi dan agen-agen serta tahap-tahapnya tidak
berjalan dengan baik maka, akan membuat orang itu tidak tahu apa-apa. Begitu juga
orang yang tahu sosialisasi tetapi tidak di jalankan sama saja tidak tahu apa-apa, begitu
sebaliknya.Agen-agen dan tahap-tahap sosialisasi itu bisa didefinisikan sebagai isi dalam
sosialisasi, dan menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian agen sosialisasi?
2. Apa saja macam-macam agen sosialisai?
3. Apa saja tahap-tahap agen sosialisasi?
4. Apa tujuan dari sosialisasi?
5. Apa saja manfaat dari sosialisasi

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian agen sosialisasi
2. Menjelaskan macam-macam agen sosialisasi
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat sosialisasi
4. Menjelaskan tahap-tahap sosialisasi

D. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca tentang agen sosialisasi
serta macam-macamnya.
2. Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca tentang tujuan dan tahap-
tahap dari sosialisasi.
3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca tentang manfaat
sosialisasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri
individu dengan aturan yang terdapat di masyarakat dimana ia tinggal. Sosialisasi terjadi
melalui kondisi lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari kebudayaan
fundamental, pola kebudayaan fundamental seperti berbahasa, berkelakuan sopan, cara
berjalan dan sebagainya.
Banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai sosialisasi, antara lain sebagai
berikut :
1. Kimball Young dalam Ary H. Gunawan (2000)
Sosialisasi sebagai hubungan interkatif dimana individu dapat belajar mengenai
kebutuhan sosial dan kultural sebagai anggota masyarakat.
2. Thomas Ford Hoult
Sosialisasi merupakan proses belajar individu dalam tingkah lakunya sesuai
dengan standar budaya di masyarakat.
3. Nasution
Sosialisasi sebagai suatu proses bimbingan individu ke dalam dunia sosial.
Soialisasi dilakukan dengan membimbing individu agar menjadi anggota masyarakat
yang baik dengan cara memberikan bimbingan dalam hal kebudayaan yang harus dimiliki
dan diikutinya.
4. R.S Lazarus
Sosialisasi sebagai proses akomodasi dimana individu menghambat atau
mengubah impuls-impuls sesuai tekanan lingkungan dan mengembangkan tingkah laku
yang baru sesuai dengan kebudayaan dalam masyarakat.
5. Paul B. Horton dan Chester L Hunt
Sosialisasi merupakan proses dimana seseorang menyerap internalitas norma-
norma kelompoknya sehingga timbullah self yang berbeda, terdapat keunikan pada
orang tersebut.
6. Kingsley Davis

6
Sosialisasi merupakan proses membentuk individu menjadi sosial. Pembentukan
ini untuk menyiapkan generasi penerus eksistensi masyarakat, eksistensi kebudayaan,
membentuk pribadi.
7. Leslie G. R.
Sosialisasi merupakan seluruh proses yang mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, berbagai keterampilan dan berbagai teknik yang dimiliki masyarakat.
8. Berstein B
Sosialisasi menunjuk pada proses dimana sesuatu yang biologis ditransformasikan
ke dalam suatu bada kebudayaan tertentu. Hal ini mengakibatkan bahwa proses
sosialisasi merupakan proses control yang kompleks, dengan mana kesadaran moral,
kognitif dan afektif ditimbulkan pada anak dan diberikan suatu bentuk tertentu dan
isi. Dari definisi para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi adalah
proses yang dialami individu dari masyarakatnya mencakup kebiasaan, sikap, tingkah
laku, norma, nilai-nilai, pengetahuan, harapan, dan ketrampilan yang dalam proses
tersebut ada kontrol sosial yang kompleks sehingga anak terbentuk menjadi individu
sosial dan dapat berperan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakatnya.

B. Agen-Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi merupakan pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Individu
akan dapat hidup secara layak di masyarakat apabila ia mendapat bimbingan dari pelaku
sosialisai seperti orang tua, pendidik / guru dan masyarakat. Dengan sosialisasi yang
baik, individu diharapkan dapat beradaptasi dengan orang lain dimana individu itu
berada. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan
oleh agen-agen sosialisasi itu dapat saling mendukung satu sama lain. Terdapat sejumlah
agen sosialisasi, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna untuk
perkembangan dan kemajuan hidup manusia adalah anggota keluarga.Orang tua harus
menjalankan fungsi sosialisasi yang berupa peranan orang tua dalam pembentukan
kepribadian. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha untuk mempersiapkan bekal yang
lengkap seperti memperkenalkan dan mengajarkan pola tingkah laku, sikap, cita-cita,

7
keyakinan dan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat sehingga seorang anak ketika ia
dewasa diharapkan dapat menjalankan kehidupan yang baik di tengah-tengah masyarakat
luas.
2. Teman Bermain
Teman Pada usia anak – anak, kelompok bermain disebut juga dengan istilah Peer
Group. Kelompok bermain mencakup teman – teman, tetangga, dan kerabat. Pada usia
remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih
luas. Perkemabangan ituantara lain disebabkan bertambah luasnya ruang lingkup
pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. pergaulan (sering juga disebut
teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar
rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat
rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah
keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.Kelompok bermain
lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak
sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain
dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat
dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari
peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga
mempelajari nilai-nilai keadilan. Di dalam proses ini, seorang anak berusaha mempelajari
berbagai kemampuan baru. Anak-anak berinteraksi dengan orang-orang yang seusia
dengan mereka.Karena selain keluarga, salah satu agen sosialisasi adalah teman
sepermainan dalam kelompok bermain.
Agen ini baru didapatkan setelah seorang anak dapat bepergian ke luar rumah. Disinilah
mereka mempelajari berbagai kemampuan baru dengan memasuki tahap game stage
(mempelajari aturan-aturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya
sederajat) sehingga memperoleh nilai-nilai keadilan. Pada tahap ini, sikap ego seorang
anak masih sangat menonjol. Keadaan ini tentu akan banyak menimbulkan konflik
dengan teman-temannya. Meski demikian, dengan adanya konflik tersebut akan membuat
individu dipaksa untuk memperbaiki sifat egonya. Tujuan perbaikan diri tersebut adalah

8
agar dia dapat diterima kembali oleh teman-temannya sebagai anggota kelompok.Dengan
kelompok bermain, seorang anak bisa mendapat peranan yang positif,misalnya :
a. Adanya rasa aman dan dianggap penting
b. Tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri anak itu
c. Seorang anak mendapat tempat penyaluran berbagai perasaannya seperti rasa
senang maupun sedih
d. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial
e. Memiliki banyak teman dan mendapat banyak pengetahuan.
f. Dapat terhindar dari lingkungan pergaulan yang negatif
g. Ilmunya bermanfaat dan memiliki masa depan yang cerah
h. Mampu bersosialisasi dengan baik
i. Belajar untuk membentuk organisasi yang baik
j. Terbentuknya sifat disiplin dalam penggunaan waktu.
Selain dampak positif yang diterima oleh si anak dari teman sepermainan, ada juga
dampak negatif, misalnya teman sebaya tersebut mengajari melakukan hal-hal yang
tidak baik.Dan dari dampak negatif tersebut muncul penyimpangan misalnya :
a. Penyalahgunaan Narkoba
Hal ini dapat terjadi apabila teman si anak bukan teman yang baik
sehingga dia akan menjerumuskan si anak.
b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna
Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak
sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya:
seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak
melakukan tindak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.
c. Tindak kejahatan / kriminal
Yaitu tindakan yang melanggar norma , misalkan mencuri, membunuh dan
lain-lain.

9
d. Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum
atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain : - Sikap arogansi yaitu kesombongan
terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian,kekuasaan, kekayaan, dan
sebagainya.
e. Mengonsumsi rokok di bawah umur
Hal inilah yang sangat sering terjadi jika pergaulan si anak dengan
temannya kelewatan batas, sehingga akan melakukan tindakan demikian seprti
merokok dan akan merusak kepribadiannya.
f. Kenakalan remaja
Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal
yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan
menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang
membuat onar, dan lain-lain.Selain itu, perkelahian antar pelajar termasuk jenis
kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat
kompleknya kehidupan disana.Demikian juga tawuran yang terjadi antar
kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul.Tapi , sebelum si anak
terlanjur terjerumus, orangtua dapat melakukan berbagai upaya untuk melindungi
si anak. Dan pastinya apa yang di ajarkan oleh keluarga akan dibawa oleh anak
dari rumah keluar rumahnya ketika ia berinteraksi dengan teman sebayanya.

3.Sekolah
Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru yang tidak ia
dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya. Selain itu juga
belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekolah, seperti
tidak boleh terlambat waktu masuk sekolah, harus mengerjakan tugas atau PR,
dan lain-lain. Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung jawab pribadi
seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan orang tuanya.
Hal itu sejalan dengan pendapat Dreeben yang mengatakan bahwa dalam
lembaga pendidikan sekolah (pendidikan formal) seseorang belajar membaca,

10
menulis, dan berhitung. Aspek lain yang dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement), dan kekhasan (specificity).
Adapun fungsi pendidikan sekolah sebagai berikut.:
a. Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
b. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
c. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan
berbicara dan mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan
bebas.
d. Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan
cita rasa keindahan kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan
menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan.
e. Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan
kesehatan.
f. Menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, serta menunjang
integritas antarsuku dan antarbudaya.
g. Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan
kesenian).
h. Berinteraksi di dalam kelas

4.Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan,
dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus
menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Misalnya, sebagai seorang
pemimpin, ia menjalankan peranannya untuk mengelola atau mengarahkan para
karyawannya, sedangkan sebagai pekerja ia melaksanakan perintah pemimpin dan tugas
sesuai dengan kedudukannya.
Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan pada lingkungan kerja
karena posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi hubungan yang harus
dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap
harus dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi,

11
lingkungan kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau
kedudukannya yang memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.

5.Media Massa
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting, karena dapat membantu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma – norma dan nilai – nilai
yang ada di dalam masyarakat. Namun dia lain pihak, medai massa dapat pula mengubah
perilaku masyarakat.Yang termasuk dalam kelompok media massa di sini adalah media
cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film).
Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus,yang sebenarnya hanya
disebabkan kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya. Iklan produk-produk tertentu
telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului
dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor,
kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan
massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak
buruk lainnya.Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan
masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media
massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya
pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat
selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang
bermutu.
Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama untuk meniru apa-apa yang
disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media
massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian
dipengaruhi oleh isi media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula
harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa.

12
C. Tahap-Tahap Proses Sosialisasi
Pemikiran George Herbert Mead. George berpendapat bahwa sosialisasi yang
dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
a. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
George Herbert Mead mengemukakan bahwa tahap persiapan merupakan
tahap persiapan seorang anak untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya.
Dalam tahap persiapan ini seorang anak akan melakukan kegiatan meniru
secara tidak sempurna.
Pada tahap ini seorang anak dipersiapkan untuk mengenal dunia sosialnya dan
diharapkan dapat mengikuti tatanan yang berlaku dalam masyarakat, tanpa
melupakan pengenalan terhadap perwatakan yang ada pada dirinya.Pada tahap
ini anak menunjukkan perilaku belajar berbicara pertama kali.
b. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap meniru di tandai dengan semakin sempurnanya seorang anak
menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini,
mulai berbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dari apa yang
diharapkan seorang ibu dari anak. Dari sebagian orang tersebut, merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri,
yaitu dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-
orang ini disebut orang-orang yang sangat berarti.
c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Pada tahap siap bertindak, peniruan yang dilakukan seorang anak sudah
mulai berkurang dan akan digantikan peranan yang dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran dan kreativitas. Anak mempunyai kemampuan untuk
memosisikan dirinya pada posisi orang lain dan menyadari segala sesuatu
yang dilakukannya sehingga akan memunculkan kemampuan berinteraksi
dalam masyarakat.

13
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generilized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah di anggap dewasa.Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada masyarakat secara luas. Dengan kata lain, dia
dapat bertenggang rasa, tidak hanya dengan orang yang berinteraksi
dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa
menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan
orang lain yang tidak dikenalnya. Dan menjadi masyarakat sepenuhnya.

D. Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi menyangkut kepentingan individu, kelompok masyarakat dan kebudayaan
tertentu.Melalui sosialisasi inilah ketiga.elemen itu berkembang. Tujuan sosialisasi yang
dikemukakan oleh Gertrude Jaeger Selznik yaitu sebagai berikut..
1. Sosialisasi berusaha menanamkan disiplin dasar, yang bergerak dari kebiasaan
sederhana sampai ilmu pengetahuan. Hal ini berbeda dengan tingkah laku diluar
disiplin, dengan cirri digerakkan oleh nafsu dan bersifat statis kepuasan yang
dituju. Orientasi tingkah laku itu tidak kearah masa depan sebagai tingkah laku
disiplin. Tingkah laku disiplin bersifat dinamis, berkembang dan disiapkan untuk
masa yang akan dating. Tingkah laku itu tidak jarang mempengaruhi perubahan-
perubahan fisik seseorang. Misalnya memakan makanan yang dilarang akan
berakibat pada perubahan-perubahan berupa sakit fisik.
2. Sosialisasi berusaha menanamkan dan mengajarkan aspirasi-aspirasi bagaimana
halnya pengajaran disiplin-disiplin tertentu. Aspirasi ini akan menolong seseorang
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Aspirasi ini juga diajarkan bukan
sekedar agar pelakunya mendapatkan ganjaran sebagaimana disiplin-disiplin,
melainkan lebih jaih dari itu. Aspirasi dapat membantu dalam menghadapi masalah-
masalah yang luas dalam kehidupannya. Aspirasi akan berguna sebagai alat mengejar
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Aspirasi ini bukan hanya sekedar mempunyai arti
dalam kontak dengan dunia sosialnya, melainkan juga dalam tujuannya sendiri.
3. Sosialisasi berusaha mengajarkan berbagai peranan sosial. Setiap anggota
kelompok masyarakat tertentu diharapkan untuk dapat ambil bagian dalam
kegiatan kelompoknya dengan cara-cara yang diharapkan padanya. Setiap

14
anggota kelompok diminta untuk bersikap dengan peranan yang diminta
kelompok padanya. Peranan ini selalu erat dengan kedudukan seseorang dalam
kelompok, atau hubungannya dengan situasi sosial tertentu.
4. Sosialisasi berusaha mengajarkan keterampilan-keterampilan. Seseorang tanpa
memiliki keterampilan ini hanya akan memberi beban ke masyarakatannya. Ia
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencukupi kebutuhan
masyarakatnya. Tanpa anggota masyarakat berkarya, menerapkan keterampilan
yang dimiliki, masyarakat itu sendiri akan merugi dan eksistensinya goyah. Untuk
itu, anggota masyarakat ini harus disiapkan dengan bekal keterampilan dan
kecekatan-kecekatan.

E. Manfaat sosialisasi
a. Memberikan dampak positif pada fungsi otak
Anda tidak hanya dapat melatih fungsi otak melalui permainan yang mengasah
otak ataupun program-program lain yang dapat meningkatkan fungsi otak, karena
bersosialisasi dapat menjadi alternatif lain untuk menjaga fungsi otak
Anda.Berinteraksi dengan orang adalah salah satu bentuk melatih otak, karena
interaksi sosial dapat membantu meningkatkan fungsi memori dan melindungi otak
dari penyakit-penyakit yang merusak saraf.Manfaat sosialisasi bagi fungsi otak
terlihat dari sebuah studi yang mendapati bahwa orang yang mengajar orang lain
mengenai bahan-bahan ujian mendapatkan hasil yang lebih baik saat ujian daripada
yang belajar seperti biasanya.Orang yang suka bersosialisasi ditemukan memiliki
performa intelektual dan kognitif yang lebih baik.Hal ini karena sosialisasi melatih
pemikiran Anda.
b. Membantu membangun pola hidup yang lebih sehat
Manfaat sosialisasi dalam membentuk pola hidup yang lebih sehat terbukti dari
sebuah riset yang meneliti mengenai kualitas hidup dan olahraga.Riset tersebut
menemukan bahwa orang yang berolahraga dalam kelompok mengalami penurunan
stres serta peningkatan kesehatan mental, fisik, dan emosional daripada yang
berolahraga sendirian.Anda akan lebih termotivasi untuk melakukan pola hidup sehat,
seperti berolahraga saat bersama dengan teman daripada sendirian. Selain itu, adanya

15
teman di sekeliling dapat menjadi pengingat untuk tetap menjalani gaya hidup yang
sehat.
c. Mengurangi stress
Manfaat sosialisasi yang satu ini sudah bukan rahasia umum lagi. Saat Anda
bersosialisasi secara tatap muka, Anda akan lebih mungkin untuk bisa bertahan dari
tekanan stres untuk jangka waktu yang panjang. Saat Anda berinteraksi secara sosial
secara tatap muka dengan orang lain, maka tubuh akan memproduksi senyawa
dopamin yang biasanya dianggap sebagai ‘morfin alami tubuh’. Dopamin dapat
meringankan rasa sakit dan membuat Anda merasa senang.Ketika sedang
bersosialisasi, sentuhan yang diberikan atau yang didapatkan, seperti berjabat tangan,
berpelukan, dan sebagainya juga memicu tubuh untuk membuat senyawa oksitosin
yang menurunkan tingkat stres dengan mengurangi kadar kortisol dalam tubuh.
d. Menjaga kesehatan mental
Penelitian menunjukkan bahwa kaum lansia yang berinteraksi sosial secara tatap
muka memiliki gejala depresi yang lebih rendah daripada kaum lansia lain yang
hanya berbicara lewat teleponl.Akan tetapi, tentunya manfaat sosialisasi dalam
menjaga kesehatan mental juga bisa dirasakan oleh kaum muda, seperti kalangan
remaja. Remaja yang memiliki teman-teman dekat akan lebih rendah peluangnya
untuk mengalami kecemasan sosial.Secara garis besar, remaja yang memiliki teman-
teman dekat yang masih berhubungan baik hingga dewasa akan memiliki kesehatan
mental yang lebih baik.Sosialisasi dengan kualitas hubungan yang baik mampu
membantu untuk menurunkan risiko mengalami depresi dan bahkan mampu
membantu meringankan gejala depresi dengan membangun kembali keberhargaan
diri atau self-esteem dari penderita.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada
empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi satu sama
lain berlainan dan tidak selamanya sejalan. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja
berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain.
Fungsi serta agen dan tahap-tahap sosialisasi sebagai peran dalam keluarga, kelompok
bermain, sekolah, lingkungan kerja, media massa, serta masyarakat sangat berpengaruh
terhadap berkembangnya polapikir serta tingkah laku anak. Seperti keluarga, membimbing
dan membesarkan anak, terus teman bermain anak mempelajari nilai dan norma, kultur, peran
agar anak dapat berpartisipasi yang efektif didalam kelompok bermainnya, sama hal dengan
sekolah, menanamkan nilai, melahirkan trobosan-trobosan baru, dan lain sebagainya.
Lingkungan kerja, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Sosialisasi sangatlah bermanfaat terutama untuk mengurangi stress yang terjadi di
kehidupa sehari-hari Saat Anda berinteraksi secara sosial secara tatap muka dengan orang
lain, maka tubuh akan memproduksi senyawa dopamin yang biasanya dianggap sebagai
‘morfin alami tubuh’. Dopamin dapat meringankan rasa sakit dan membuat Anda merasa
senang.Ketika sedang bersosialisasi, sentuhan yang diberikan atau yang didapatkan, seperti
berjabat tangan, berpelukan, dan sebagainya juga memicu tubuh untuk membuat senyawa
oksitosin yang menurunkan tingkat stress.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun ini. Semoga apa yang telah kami telah susun ini
dapat berguna selanjutnya untuk membantu baik untuk peningkatan nilai maupun untuk
membantu proses belajar mengajar. Sekali lagi kami meminta maaf apabila dari keseluruhan
isi makalah yang kami susun ini terdapat beberapa kesalahan dan kekeliruan.Oleh karena itu
kesediaan teman-teman, bapak/ ibu guru, atau para pembaca untuk memberikan sumbangsih
saran dan kritiknya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Soenarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar; Edisi Baru Keempat. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
https://www.sehatq.com/artikel/genggam-manfaat-sosialisasi-ini-untuk-kesehatan
pada tanggal 18 Oktober 2019 pukul 16.40 WIB.
Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
https://www.academia.edu/12552841/Agen-agen_Sosialisasi
pada tanggal 18 Oktober 2019 pukul 16.40 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai