Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

DI SUSUN OLEH:

Thalitha Zakira 06151282025041

Fitria Shafa Amani 06151282025022

Yulia Hosiatillah 06151182025004

Saspina Panduwinata 06151182025008

Septi Rahmawati 06151182025005

Syafarudin Huda 06151282025020

DOSEN PENGAMPUH:

Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd., Ph.D

Dian Sri Andriani, S.Pd., M.Sc

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULKTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan kesempatannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, guna memenuhi tugas dari Ibu dengan judul “Sosialisasi dan pembentukan
Kepribadian”. Shalawat bertangkaikan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung kita Nabi Muhammad saw. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’atnya hingga
hari akhir kelak. Tidak lupa pula kami ucapkan kepada Ibu Dra. Evy Ratna Kartika Waty,
M.Pd., Ph.D dan Ibu Dian Sri Adriani, S.Pd., M.Sc sebagai Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Pengantar Sosiologi Universitas Sriwijaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dan kami semua berharap semoga makalah ini dapat menambahkan pengetahuan serta
ilmu bagi pembaca. Sehingga kedepannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkat isi
makalah ini sehingga memiliki wawasan yang cukup luas dan lebih baik lagi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini banyaknya kekurangan dan begitu jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya keritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami susun dimasa mendatang, mengingat tidak ada yang lebih sempurna
tanpa saran membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun semaksimal mungkin ini dapat berguna bagi kami maupun yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik, saran dan usulan yang membangun dari Anda
sehingga demi perbaikan makalah yang akan kami susun dimasa mendatang.

Indralaya,September2020

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I ........................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................

BAB II .......................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................
2.1 Pengertian Sosialisasi?.......................................................................................
2.2 Tahapan Dalam Proses Sosialisasi?...................................................................
2.3 Pengertian Kepribadian? .....................................................................................
2.4 Bagaimana Upaya Pembentukan Kepribadian? ..................................................
2.5 Apa Pengaruh Sosialisasi Terhadap Pembentukan Kepribadian?.......................

BAB III........................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3 2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

3
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Sosialisasi Lingkungan Sosial Primer: Keluarga
2. Gambar Sosialisasi Dalam Lingkungan Sosial Sekunder.

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam-macam Sosialisasi

Tabel 2.2 Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis

Tabel 2.3 Ciri-ciri Pola Asuh Permisif

Tabel 2.4 Ciri-ciri pola Asuh Otoriter

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan individu untuk berbuat atau
bertingkah laku berdasarkan patokan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. Materi
sosialisasi dan pembentukan kepribadian merupakan materi yang dapat mengarahkan
siswa agar dapat berperilaku sopan dan bersosialisasi dengan baik. Fenomena sosial yang
terkait dengan proses sosialisasi adalah pembentukan perilaku seseorang. Misalnya
pemarah, pendiam, atau mudah tersentuh(sensitif). Perilaku dan kecenderungan ini khas
bagi seseorang sehingga dapat dikatakan sebagai ciri perilaku dari seseorang yang
memilikinya. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Meski terlahir kembar,
setiap individunya selalu memiliki perbedaan, baik dari sifat maupun ciri tingkah
lakunya. Dalam buku Teologi Pendidikan (2013) karya Jalaluddin, kepribadian berasal
dari kata Yunani, personare. Artinya menyuarakan melalui alat. Dari kata ini kemudian
dipindahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi personality atau kepribadian. William
Stern mengatakan kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada
tujuan tertentu dan mengandung sifat khusus individu. Hanya individu tersebut yang bisa
menentukan. Sedangkan Witherintong menyebut kepribadian merupakan keseluruhan
tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain.
Guna memahami kepribadian, kita perlu mengetahui bagaimana sistem kecenderungan
perilaku berkembang melalui interaksi mahkluk biologis dengan berbagai macam
pengalaman sosial dan kultural / budaya Sistem kecenderungan itu adalah setiap orang
mempunyai cara berpe rilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari.
Kepribadian seseorang selalu berkembang sejalan dengan berbagai pengaruh yang
diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi dengan orang lain. Dalam hal ini orang
menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur dari faktor lingkungan sosial.
Faktor lingkungan bisa membentuk kebiasan, sikap, dan sifat yang khas Dengan kata
lain, orang yang berada dalam lingkungan yang baik akan memiliki kepribadian yang
baik, begitupun sebaliknya.

6
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sosialisasi?
2. Apa saja tahapan dalam proses sosialisasi?
3. Apa itu kepribadian?
4. Bagaimana upaya pembentukan kepribadian?
5. Apa pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribadian?

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar penyusun dan pembaca dapat mengetahu
pengertian sosialisasi, tahapan-tahapan dalam proses sosialisasi, pengertian kepribadian,
upaya dalam pembentukan kepribadian, dan pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan
kepribadian.

1.3 MANFAAT
1. Dapat mengetahui dengan jelas tentang sosialisasi
2. Dapat mengetahui dengan jelas mengenai tahapan dalam proses sosialisasi
3. Dapat mengetahui dengan jelas tentang kepribadian
4. Pembuat dan pembaca makalah dapat lebih mengetahui upaya yang dapat dilakukan
dalam pembentukan kepribadian
5. Pembuat dan pembaca makalah dapat mengetahui pengaruh sosialisasi terhadap
pembentukan kepribadian.

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi ialah suatu proses dimana seseorang menghayati (inter-nalize) norma-norma
kelompok dimana ia hidup sehingga timbul “diri” yang unik. Sosialisasi merupakan proses
mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu masyarakat,
sebagian ialah proses mempelajari peran (Horton.1999.118)
Menurut Soerjono Soekanto, Sosialisasi ialah proses sosial tempat seorang individu
mendapatkan pembentukan sikap untuk berprilaku yang sesuai dengan prilaku orang
disekitarnya.
Menurut Pater L. Berger, Sosialisasi ialah proses pada anak yang sedang belajar menjadi
anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat
yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku pada masyarakat.
Pokok pembahasan diatas memberikan penjelasan bahwasanya hanya melalui proses
sosialisasi nilai-nilai dan norma sosial dapat diteruskan dan diwariskan ke antar generasi,
terlepas apakah realitas sosial yang sudah ada mengalami perubahan atau tidak. Melalui
sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar bagaimana mereka seharusnya bertingkah
laku semestinya saat berhubungan dengan orang lain.

2.2 MACAM-MACAM SOSIALISASI


Sosialisasi sebagai proses sosial itu terdapat dua macam: ¹Sosialisasi Primer dan
²Sosialisasi Sekunder.
Tabel 2.1
Tabel Macam-macam Sosialisasi
1 Sosialisasi Primer 2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi primer adalah ² Sosialisasi sekunder
proses sosialisasi yang adalah proses sosialisasi
pertama kali dilakukan yang dilakukan individu
individu dilingkungan diluar lingkungan keluarga,
keluarga bersama orang tua yaitu disekolah, lingkungan
saudara-saudaranya. Melalui tetangga dan masyarakat

8
proses sosialisasi umum. Dasar-dasar yang
dilingkungan keluarga, diperoleh dari proses
seorang mengenal dan sosialisasi primer
memahami nilai-nilai dan merupakan bahan atau
norma-norma yang berlaku persiapan untuk memasuki
yang harus dipatuhi dan sosialisasi sekunder. Apabila
dilaksanakannya dalam tokoh identifikasi yang
kehidupan sehari-hari. Ia berperan dalam sosialisasi
mulai mengatur dan primer yaitu orang tua dan
mengendalikan sikap dan saudaranya, maka dalam
perilakunya agar tidak sosialisasi sekunder yang
merugikan orang lain. berperan yaitu orang lain
(guru, teman sebaya, dan
orang lainya).

2.3 TAHAPAN DALAM PROSES SOSIALISASI


1.Preparatory Stage
Tahapan pertama ialah tahapan persiapan mengenal lingkungan sosial, yaitu dimulai
dengan orang-orang yang terdekat dengan dirinya (Ibu,Ayah dan Keluarga).Tahapan
ini juga termasuk persiapan untuk pemahaman tentang diri.Tahapan ini juga masa
dimana seseorang mulai perlahan-lahan meniru apa yang dibicarakan maupun
dilakukan orang-orang terdekatnya. Contohnya dari segi berbicara dan berbahasa.
2.Play Stage
Tahapan kedua ini ialah tahapan meniru dengan lebih baik atau sempurna. Tahapan
ini masa dimana seorang sudah mulai memahami peranan yang ada pada dirinya serta
harapan dari dirinya dan peranan yang ada pada diri orang lain. Sebagaimana dalam
tahapan ini seseorang mulai mengetahui siapa namanya, siapa nama ayah, ibu dan
keluarganya. Dengan kata lain, kesadaran untuk menempatkan posisi orang lain mulai
terbentuk.
3.Game Stage
Tahapan ini seorang anak mulai mandiri (siap bertindak) dan memiliki ego
(pemikiran) sendiri. Tahapan interaksi yang mulai membawa peranan seorang anak
pada lingkungan masyarakat yang cukup luas, semakin mampu menyesuaikan diri
serta mampu menerima nilai dan norma yang berada diluar keluarganya. Tingkat
meniru mulai berkurang karena diganti dengan peran yang secara langsung dimainkan
dengan penuh kesadaran. Tingkat kesadaran ingin menempatkan posisi orang lain
semakin meningkat dan peraturan-peraturan yang berlaku diluar keluarga mulai
dipahami.

9
4.Generelizet Other (Penerimaan Norma Kolektif)
Pada tahapan ini dimana seorang sudah bisa menempatkan diri dalam lingkungan
masyarakat yang cukup lebih luas lagi serta berinteraksi secara luas. Dengan kata lain,
ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Dirinya mulai sadar bahwa sebagai
individu memiliki hak dan kewajiban.

2.4 PENGERTIAN KEPRIBADIAN


Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu
kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti
memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya. Sigmund Freud menjelaskan
bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan super ego.
Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia
yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu:
(1) Qalbu (fitrah Ilahiyah) sebagai aspek supra-kesadaran manusia yang memiliki daya
emosi (rasa);
(2) Akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya kognisi.
(cipta);
(3) Nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang
memiliki daya konasi (karsa). Dinamika kepribadian dalam perspektif Islam ada tiga yaitu
kepribadian ammarah (nafsal-ammarah), kepribadian lawwamah (nafsal-lawwamah),
kepribadian Muthmainnah (nafsalmuthmainnah). Sedangkan faktor-faktor yang membentuk
kepribadian terbagi dalam tiga aliran yaitu Empirisme, Nativisme dan Konvergensi.
Kepribadian merupakan karakteristik seseorang yang membedakan satu orang dengan
orang lain. Kepribadian meliputi karakteristik cara berpikir, berperilaku dan perasaan (mental
emosional) orang tersebut.

2.5 UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER


1.Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sebagaimana diketahui telah menjadi suatu pembelajaran penting
disetiap sekolah/perguruan tinggi. Dalam perkembangannya sering muncul berbagai
pertanyaan tentang pendidikan karakter, tentang alasan perlunya pendidikan karakter
terutama dalam membentuk kepribadian seseorang, karakter dan bagaimana membentuk

10
karakter serta mengukur keberhasilan sebuah pendidikan karakter. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut kembali diperkuat oleh kebijakan yang menjadikan pendidikan karakter sebagai
”program” pendidikan nasional di Indonesia terutama dalam Kementerian Pendidikan
Nasional Indonesia.

Pendidikan karakter bertujuan menciptakan seseorang/mahasiswa agar memiliki


kerendahan hati, memiliki keberanian (courage) dalam arti mereka benar-benar punya
keberanian menegakkan sesuatu yang dianggap benar dan bertanggung jawab, serta tidak
memiliki keraguan. Bukankah kegagalan yang kita dengar selama ini tentang sikap dan
perilaku para koruptor telah melukai suatu martabat dan kepribadian seseorang, disamping itu
pendidikan karakter ini bisa memiliki integritas (kejujuran/ketulusan/keutuhan), memberikan
pelayanan bersifat tulus tanpa pamrih dan tidak korup, memiliki rasa haru atau belas kasihan
(compassion), memiliki rasa perikemanusiaan, mudah berempati dengan yang dialami oleh
orang lain seperti susah, sedih, tidak gampang membuat orang lain tersinggung, marah tetapi
memiliki semangat kerja yang tinggi dalam upaya meningkatkan kekuatan yang ada dalam
diri setiap mahasiswa/seseorang. Pentingnya pendidikan karakter ini pada hakikatnya
memiliki dua tujuan, yaitu membantu mahasiswa untuk menjadi cerdas dan pintar (smart),
dan menjadi manusia yang baik (good). Untuk menjadikan seseorang mahasiswa menjadi
pandai dan cerdas pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan
seseorang/mahasiswa untuk memiliki suatu sikap dan perilaku yang baik dan bijak
tampaknya jauh lebih sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa
persoalan karakter merupakan hal yang amat sulit bila hal tersebut tidak dipahami dalam
kehidupan kita dimanapun kita berada. Kenyataan tentang sulitnya persoalan sikap dan
tingkah laku inilah yang kemudian menempatkan pentingnya pendidikan pendidikan karakter.
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai seorang pendidik terkait dengan problem diatas betapa
pentingnya pendidikan karakter bila dilihat dari berbagai masalah yang timbul dikalangan
mahasiswa maupun masyarakat umum lainnya atau kasus-kasus moral yang menimpah
generasi muda.

2. Keterkaitan individu dengan lingkungan

Telah dikemukakan dalam teori konvergensi bahwa lingkungan mempunyai peranan yang
penting dalam perkembangan individu, dan teori ini pada umumnya menunjukkan
kebenarannya. Secara garis besar lingkungan terbagi menjadi beberapa macam:

11
 Lingkungan Fisik, yaitu lingkungan berupa “Alam”. Lingkungan alam yang berbeda
akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.
 Lingkungan Sosial, yaitu lingkungan “Masyarakat”. Dalam lingkungan masyarakat
ini akan menimbulkan yang namanya “Interaksi” antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, serta keadaan
masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan
individu.
Lingkungan sosial terdapat 2 macam: ¹ Lingkungan Sosial Primer dan Lingkungan
Sosial Sekunder.
¹Lingkungan Sosial Primer itu merupakan lingkungan sosial yang memiliki
hubungan erat antara anggota satu dengan anggota lain.

Gambar 1.1 Sosialisasi Lingkungan Sosial Primer: Keluarga.

12
² Lingkungan Sosial Sekunder itu kebalikan dari lingkungan primer, yaitu secara
umumnya lingkungan sosial yang dimana anggota satu dengan anggota lain kurang
dekat atau bisa dibilang tidak saling mengenal.

Gambar 1.2Sosialisasi Dalam Lingkungan Sosial Sekunder.

3. Pendidikan Orang Tua

Kepribadian seseorang ditentukan oleh berbagai faktor antaranya faktor genetik dan
lingkungan. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang pertama kali ditemui oleh
seorang anak yang berkontribusi terhadap kepribadian mereka. Keluarga memiliki model
pola usaha tersendirinya dalam pembentukan kepribadian serta metode dalam memberikan

13
pendidikan. Terdapat 3 pola yang bisa diterapkan orang tua dalam memberikan pendidikan
serta pembentukan kepribadian, yaitu: pola asuh demokratis, permisif dan otoritas.

¹ Pola asuh demokratis adalah model atau cara orang tua dalam mengasuh dan membentuk
kepribadian seorang anak, dalam hal ini seorang anak usia sekolah (siswa) dengan cara
membimbing, mendidik, mengarahkan dan memperlakukan anak di lingkungan keluarga
dengan cara orang tua selalu berdiskusi dengan anak untuk menentukan segala sesuatu,
memberikan ganjaran sesuai dengan keadaan atau norma masyarakat, dan adanya sikap
terbuka antara orang tua dan anaknya.

Tabel 2.2

Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis

Ciri-ciri

1. Anak diberikan kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan


kontrol internal.
2. Pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
3. Bersikap Realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap lebih dari
kemampuan anak.

²Pola asuh permisif memiliki sangat sedikit aturan dan harapan terhadap anak. Sering kali
orang tua mencintai dan mengekspresikan kepedulian terhadap anak-anak mereka, tanpa
melihat anak-anak tersebut sudah cukup mampu untuk melaksanakan tugas tertentu.

Tabel 2.3

Ciri-ciri Pola Asuh Permisif

Ciri-ciri
1. Orang tua kurang menerapkan hukuman kepada anak,
bahkan tidak pernah menerapkan hukuman
2. Orang tua memberikan kebebas kepada anak untuk

14
menyatakan dorongan atau keinginan
3. Orang tua mengizinkan anaknya untuk mengambil
keputasan sendiri dan berbuat sesuai kehendaknya.

³Pola asuh otoriter mencerminkan sikap orang tua yang bertindak keras dan cenderung
diskriminatif.

Tabel 2.4

Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter

Ciri-ciri

1. Anak harus tunduk dan patuh terhadap kendak orang tua


2. Tidak adanya komunikasi ataupun diskusi antara anak dan
orang tua

4. Pendidikan Agama

Pembinaan keagamaan sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.


Pembinaan keagamaan pada anak jalanan secara prilaku lahiriah seperti berjalan, makan,
minum, berkomunikasi dengan orang tua, teman dan yang lainnya adalah hal-hal yang
penting. Sebagai contoh Prilaku Kepribadian adalah tulus, tidak iri hati, dan prilaku terpuji
lainnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahwasanya hanya melalui proses sosialisasi nilai-nilai dan norma sosial dapat
diteruskan dan diwariskan ke antar generasi, terlepas apakah realitas sosial yang sudah ada
mengalami perubahan atau tidak. Melalui sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar
bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku semestinya saat berhubungan dengan orang
lain. Dan dari sosialisasi tersebut juga dapat membantu proses perkembangan dan
pembentukan kepribadian seseorang.

3.2 SARAN

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori, dan Terapan(Jakarta: PT Bumi Aksara,2002)Hal. 57

Jess Feist. Teori Kepribadian edisi ketujuh ( Jakarta; Salemba Humanika, 2010) Hal. 4

Elisanti, Tintin Rostini. 2009. Sosiologi SMA/MA kelas X. Jakarta:CV.Indrajaya

19 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT Raja Grafindo


persada,2009)Hal.169

Muhimmatul Hasanah UMMUL QURA 11 (1), 110-122, 2018

Pendidikan caracter

H Tanis - Humaniora,2013 - journal.binus.ac.id Pendidikan

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi.

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia September 2017, Vol. 1, NO. 2, hal 77-87

ThufulLA: Jurnal pendidikan guru Raudhatul Athfal 5 (1),102-122,2017

17

Anda mungkin juga menyukai