Anda di halaman 1dari 10

Psikologi Pendidikan (Tanggapan)

BAB I
PENDAHULUAN

Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta nampak
pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalya ilmu ini adalah bagian daripada filsafat
sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara maupun ilmu
ekonomi, namun kemudian memisahkan diri da n berdiri sebagai ilmu tersendiri.
Semuanya itu bersumber dari tuhan yang maha esa sebagai pencipta segala sesuatu,dan
hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau sasaran dari berbagai cabang ilmu
pengetahuan.karenanya sebagai sumber ilmu pengetahuan adalah tuhan yang naha
esa.yang lahir pertama kali adalah filsafat,yang membahas hakekat segala sesuatu.dari
padanya lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan,oleh karna itu dalam semua ilmu-ilmu
yang telah memisahkan diri dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno
seperti:socrates,plato dan aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya
dalam ilmu-ilmu tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai juga dalam mempelajari
psikologi serta cabang-cabang psikologi.
Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar Ilmu jiwa umum, dalam
pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai dasar pengetahuan untuk dapat
memahami jiwa orag lain.
Kita dapat mengingat kembali sesuatu yang pernah kita amati. Gambaran ingatan dari
sesuatu pengamatan disebut tanggapan, pemakalah disini akan mengupas habis tentang
masalah tanggapan dan hal-hal yang ada disekitarnya.

BAB II
PEMBAHASAN

TANGGAPAN
1) Pengertian Tanggapan

Tanggapan biasa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadikan kesan yang dihasilkan
dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk
masa yang akan datang.
Menanggap dapat diartikan sebagai mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi
yang berorientasi kepada pengamatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan masa
yang akan datang.
Menurut Johann Federich Herbart (1776-1841), tanggapan adalah merupakan unsur dasar
dari jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong
atau menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan.
Tanggapan diperoleh dari pengindraab dan pengamatan. Tanggapan-tanggapan ada yang
berada dalam kesadaran, dan kebanyakan berada di bawah sadar. Diantara kedua
keasadaran terdapat batas pemisah yang disebut ambang kesadaran . tanggapan yang
mengendap di bawah kesadaran dapat muncul kembali ke alam kesadaran, dan yang
semula memang berada di ambang kesadaran itu selalu ada dan muncul secara mekanis.
Tanggapan yang lemah adalah secara statis alam, sedangkan tanggapan yang kuat adalah
lebih besar kecenderungannya untuk muncul kembali ke alam kesadaran. Kemunculan
tanggapan ke alam kesadaran itu menunggu adanya rangsangan yang relevan atau dapat
bersatu dengan tanggapan yang bersangkutan. Hal ini terjadi dengan menggunakan
tanggapan ingatan ataupun antisipasi tanggapan yang akan datang, kecuali pada bayi yang
ingatan dan fantasinya belum berfungsi.
Tanggapan yang muncul ke alam kesadaran dapat mendapat dukungan atau mungkin juga
rintangan dari tanggapan lain. Dukungan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa
senang. Sedangkan rintangan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa tidak senang.
Kecenderungan untuk mempertahankan rasa tidak senang dan menghilangkan rasa tidak
senang memancing bekerjanya kekuatan kehendak atau kemauan. Kemauan ini sebgai
penggerak tingkah laku, maka hendaknya pendidikan mampu mengembangkan dan
mengontrol tanggapan-tanggapan yang ada pada anak didik, sehingga dengan demikian
akan berkembang suatu kondisi motivasi bagi perbuatan belajar anak didik.
Untuk memudahkan pensifatan tanggapan biasanya ditempuh dengan jalan membuat
perbandingan antara tanggapan dan pengamaatan. Adapun perbandingan antara
tanggapan dan pengamata itu secara garis besarnya dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan
Tanggapan Pengamatan
1. Cara tersedianya objek disebut representasi Cara tersedianya objek disebut presentasi
2. Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada pada diri subjek yang menanggap Objek
ada pada dirinya sendiri
3. Objek hanya ada dan untuk subjek yang menanggap Objek ada bagi setiap orang
4. Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu Terikat pada tempat, keadaan dan waktu

2) Macam-Macam Tanggapan

Menurut Buku Drs. Wasty Soemanto Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan.
- Tanggapan masa sekarang yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
- Tanggapan masa mendatang yang biasa disebut sebagai tanggapan antisipasif.

Sedangkan, Menurut Internet Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

- Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan
Visual ( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
- Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
- Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.

3) Tipe-Tipe Tanggapan

1. Bayangan Eidentik

Bayangan Eidentik ialah tanggapan yang jelas dan hidup sehingga menyerupai
pengamatan. (eidos=bayangan/ areal).
Bayangan Eidentik banyak terdapat pada anak-anak. Ada 2 macam tipe anak eidentik,
ialah :
a. Tipe Tetanoid atau Tipe T : Bayangan eidentik bagi tipe ini tidak lekas timbul dengan
sendirinya atau ditimbulkan.
b. Tipe Basedoid atau Tipe B : Bayangan bagi tipe ini mudah ditimbulkan secara mendadak
atau spontan.

2. Proses Pengiring

Proses pengiring ialah besar kecilnya pengaruh dari kesan-kesan yang dimiliki. Dapat
dibedakan dalam 2 macam ialah :
- Fungsi sekunder, artinya pengaruh dari kesan yag telah dimiliki besar sekali, ia sukar
melupakan pengalaman-pengalaman pada masa lampau. Jadi kesan-kesan masa lampau
selalu berada di ruang kesadaran, sukar dimasukan di bawah kesadaran, sukar
menyesuaikan diri.
- Fungsi primer, artinya pengaruh-pen garuh dari kesan yang telah dimiliki sejak kecil sekali.
Ia mudah melupakan pengalaman masa lampau, mudah masuk kebawah sadar, mudah
menyesuaikan diri. Hal ini besar pengaruhnya pada watak seseorang.

3. Reproduksi

Reproduksi ialah kembalinya suatu tanggapan dari ruang bawah sadar ke ruang kesadaran.
Reproduksi dapat terjadi dengan alat-alat perantara atau tanpa perantara. Yang dengan
perantara, misalnya karena pengaruh perkataan : kita membaca perkataan Surabaya, maka
timbullah tanggapan-tanggapan tentang kebun binatang., tugu pehlawan, jembatan merah
dan sebagainya. Sedang yang tanpa perantara terjadi karena kekuatan sendiri timbul di
ruang kesadaran. Reproduksi ini dapat terjadi tidak dengan sengaja atau pun dengan
sengaja.

4. Asosiasi

Asosiasi, ialah ikatan antara tanggapan yang satu dengan yang lain didalam jiwa.
Tanggapan yang berasosiasi berkecenderungan untuk memproduksi, artinya jika yang satu
disadari, maka yang lain ikut disadari pula.
Asosiasi terjadi mekanis, dengan sendirinya, menurut hukum-hukum tertentu. Herbart
(pendidik bahasa jerman) mengemukakan 5 hukum asosiasi yang mula-mula berasal dari
Aristoteles, sebagai berikut:

a. Hukum sama waktu atau serentak: artinya beberapa tanggapan yang dialami waktu yang
sama akan bersatu dengan lainnya. Misalnya antara bentuk benda dengan namanya,
dengan rasanya, dengan baunya, dengan warnanya: karena pada waktu kita mengamati
bentuk benda tersebut sekaligus kita telah mendengar namanya, membau-nya, mengenyam
rasanya, melihat warnanya dan sebagainya.

b. Hukum berurutan : artinya beberapa yang kita alami berturut-turut yang satu dengan yang
lain akan beasosiasi. Misalnya kakak dengan adik-adiknya, abjad a, b, c, d, dengan angka 1
2 3 4 dan sebagainya.

c. Hukum serupa atau persamaan : artinya beberapa tanggapan yang serupa, sejenis,
identik, dan sebagainya, satu dengan yang lainnya akan berasosiasi. Dengan catatan
bahwa yang lama atau yang sering dialami akan dijadikan pedoman. Misalnya : seorang
anak untuk pertama kali melihat harimau di kebun binatang. Ia teringat pada kucing besar.

d. Hukum berlawanan : artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan satu dengan yang


lainnya akan berasosiasi. Misalnya : sangat gemuk dan sangat kurus, sangat besar dengan
sangat kecil, sangat tinggi dengan sangat pendek dan sebagainya.

e. Hukum logis : atau hukum sebab akibat, artinya suatu tanggapan yang sedang kita alami
akan mengingatkan kita kepada sebab-sebab atau pun akibat-akibatnya. Misalnya hujan
lebat akan mengingatkan mendung dapat pula mengingatkan banjir dan sebagainya.

Oleh karena aliran ilmu jiwa modern hukum-hukum asosiasi ini disederhanakan sebagai
berikut:
- Hukum kontiuitet (berdampingan), artinya beberapa tanggapan yang dialami pada waktu
yang sama atau berturut-turut.
- Hukum persamaan atau serupa.
- Hukum berlawanan.

5. Apersepsi

Apersepsi (aperseption), ialah pengamatan yang dilakukan dengan sadar terhadap bahan-
bahan dari luar (menurut Leibnitz).
Menurut Wundt, apersepsi ialah proses kemauan yang memimpin jalannya pekerjaan jiwa
dan yang menempatkan gejala kejiwaan pada pusat kesadaran di dalam hubungan
kategorial, artinya menurut jenis, golongan, dan bagian.

Tipe tanggapan menurut macam indera yang dipergunakan untuk membentuk tanggapan-
tanggapan, maka dapat digolongkan dalam beberapa tipe ialah :

a. Permata (visueel), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang dilihatnya.
b. Penelinga (auditief), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang didengarnya.
c. Penganggota (motoris), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang diikuti dengan
gerakan.
d. Peraba (tactile), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang dirabanya.

BAB III
KESIMPULAN

Tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk
jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan.
Menurut Buku Drs. Wasty Soemanto Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan.
- Tanggapan masa sekarang yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
- Tanggapan masa mendatang yang biasa disebut sebagai tanggapan antisipasif.

Sedangkan, Menurut Internet Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

- Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan
Visual ( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
- Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
- Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.

Tipe-Tipe Tanggapan
1. Bayangan Eidentik
2. Proses Pengiring
3. Reproduksi
4. Asosiasi
5. Apersepsi
TANGGAPAN (Psikologi Pendidikan)
11 JAN

January 11, 2015

1. Pengertian Remaja

Masa remaja disebut juga adolescence, yang dalam bahasa latin berasal dari kata adolescere,
yang berarti to grow into adulthood. Adolesen merupakan periode transisi dari masa anak ke
masa dewasa, dalam mana terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial.

Masa adolesen berada diantara diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-batas
permulaannya pada saat-saat remaja mengambil perkembangan jasmani yang sangat menonjol,
sedangkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani.

Beberapa diantaranya sifat-sifat adolesen ialah:

1. Muai tampak garis-garis perkembangan yang diikutinya dikemudian hari.

2. Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup.

3. Jika pada masa pubertas mengalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai
tampak tenang.

4. Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengenca itu memang mudah, tetapi ternyata
melaksakannya itu sukar.

5. Ia menunjukkan perhatiannya kepada masalah kehidupan yang sebenarnya.

6. Pada masa pubertasnya erotik dan seksualitas itu lepas atau terpisah satu dengan
lainnya, sekarang erotik dan seksualitas dilebur menjadi satu.

7. Jika pada masa-masa pubertasnya ideal-ideal itu terdapat pada orang-orang yang
bergaul dengannya, sekarang ia menghargai nilai-nilai (estetis, etis, ekonomi, sosial)
lepas dari orang-orang yang memiliki nilai-niali hidup itu.

8. Pengertian Tanggapan

Tanggapan biasa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadikan kesan yang dihasilkan dari
pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk
masa yang akan datang.
Menanggap dapat diartikan sebagai mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang
berorientasi kepada pengamatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan masa yang akan
datang.

Menurut Johann Federich Herbart (1776-1841), tanggapan adalah merupakan unsur dasar dari
jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau
menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan. Tanggapan
diperoleh dari pengindraab dan pengamatan.

Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam kesadaran, dan kebanyakan berada di bawah
sadar. Diantara kedua keasadaran terdapat batas pemisah yang disebut ambang kesadaran .
tanggapan yang mengendap di bawah kesadaran dapat muncul kembali ke alam kesadaran, dan
yang semula memang berada di ambang kesadaran itu selalu ada dan muncul secara mekanis.

Tanggapan yang lemah adalah secara statis alam, sedangkan tanggapan yang kuat adalah lebih
besar kecenderungannya untuk muncul kembali ke alam kesadaran. Kemunculan tanggapan ke
alam kesadaran itu menunggu adanya rangsangan yang relevan atau dapat bersatu dengan
tanggapan yang bersangkutan. Hal ini terjadi dengan menggunakan tanggapan ingatan ataupun
antisipasi tanggapan yang akan datang, kecuali pada bayi yang ingatan dan fantasinya belum
berfungsi.

Tanggapan yang muncul ke alam kesadaran dapat mendapat dukungan atau mungkin juga
rintangan dari tanggapan lain. Dukungan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa senang.
Sedangkan rintangan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa tidak senang.
Kecenderungan untuk mempertahankan rasa tidak senang dan menghilangkan rasa tidak
senang memancing bekerjanya kekuatan kehendak atau kemauan. Kemauan ini sebgai
penggerak tingkah laku, maka hendaknya pendidikan mampu mengembangkan dan mengontrol
tanggapan-tanggapan yang ada pada anak didik, sehingga dengan demikian akan berkembang
suatu kondisi motivasi bagi perbuatan belajar anak didik.

Untuk memudahkan pensifatan tanggapan biasanya ditempuh dengan jalan membuat


perbandingan antara tanggapan dan pengamaatan. Adapun perbandingan antara tanggapan
dan pengamata itu secara garis besarnya dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

1. Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan


Tanggapan Pengamatan

2. Cara tersedianya objek disebut representasi Cara tersedianya objek disebut presentasi

3. Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada pada diri subjek yang menanggap Objek
ada pada dirinya sendiri
4. Objek hanya ada dan untuk subjek yang menanggap Objek ada bagi setiap orang

5. Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu Terikat pada tempat, keadaan dan waktu

6. Macam-Macam Tanggapan

Menurut Buku Drs. Wasty Soemanto Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan.
2. Tanggapan masa sekarang yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
3. Tanggapan masa mendatang yang biasa disebut sebagai tanggapan antisipasif.

Sedangkan, Menurut Internet Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan
Visual ( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
2. Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
3 Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.

1. Tipe-Tipe Tanggapan

2. Bayangan Eidentik

Bayangan Eidentik ialah tanggapan yang jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan.
(eidos=bayangan/ areal). Bayangan Eidentik banyak terdapat pada anak-anak.Ada 2 macam tipe
anak eidentik, ialah:

1. Tipe Tetanoid atau Tipe T: Bayangan eidentik bagi tipe ini tidak lekas timbul dengan
sendirinya atau ditimbulkan.

2. Tipe Basedoid atau Tipe B: Bayangan bagi tipe ini mudah ditimbulkan secara mendadak
atau spontan.

3. Proses Pengiring

Proses pengiring ialah besar kecilnya pengaruh dari kesan-kesan yang dimiliki. Dapat dibedakan
dalam 2 macam ialah:

1. Fungsi sekunder, artinya pengaruh dari kesan yag telah dimiliki besar sekali, ia sukar
melupakan pengalaman-pengalaman pada masa lampau. Jadi kesan-kesan masa
lampau selalu berada di ruang kesadaran, sukar dimasukan di bawah kesadaran, sukar
menyesuaikan diri.

2. Fungsi primer, artinya pengaruh-pen garuh dari kesan yang telah dimiliki sejak kecil
sekali. Ia mudah melupakan pengalaman masa lampau, mudah masuk kebawah sadar,
mudah menyesuaikan diri. Hal ini besar pengaruhnya pada watak seseorang.

3. Reproduksi
Reproduksi ialah kembalinya suatu tanggapan dari ruang bawah sadar ke ruang
kesadaran. Reproduksi dapat terjadi dengan alat-alat perantara atau tanpa perantara.
Yang dengan perantara, misalnya karena pengaruh perkataan : kita membaca perkataan
Surabaya, maka timbullah tanggapan-tanggapan tentang kebun binatang., tugu
pehlawan, jembatan merah dan sebagainya. Sedang yang tanpa perantara terjadi karena
kekuatan sendiri timbul di ruang kesadaran. Reproduksi ini dapat terjadi tidak dengan
sengaja atau pun dengan sengaja.

4. Asosiasi
Asosiasi, ialah ikatan antara tanggapan yang satu dengan yang lain didalam jiwa.
Tanggapan yang berasosiasi berkecenderungan untuk memproduksi, artinya jika yang
satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula.
Asosiasi terjadi mekanis, dengan sendirinya, menurut hukum-hukum tertentu. Herbart
(pendidik bahasa jerman) mengemukakan 5 hukum asosiasi yang mula-mula berasal
dari Aristoteles, sebagai berikut:

5. Hukum sama waktu atau serentak: artinya beberapa tanggapan yang dialami waktu yang
sama akan bersatu dengan lainnya. Misalnya antara bentuk benda dengan namanya,
dengan rasanya, dengan baunya, dengan warnanya: karena pada waktu kita mengamati
bentuk benda tersebut sekaligus kita telah mendengar namanya, membau-nya,
mengenyam rasanya, melihat warnanya dan sebagainya.

6. Hukum berurutan : artinya beberapa yang kita alami berturut-turut yang satu dengan
yang lain akan beasosiasi. Misalnya kakak dengan adik-adiknya, abjad a, b, c, d, dengan
angka 1 2 3 4 dan sebagainya

7. Hukum serupa atau persamaan : artinya beberapa tanggapan yang serupa, sejenis,
identik, dan sebagainya, satu dengan yang lainnya akan berasosiasi. Dengan catatan
bahwa yang lama atau yang sering dialami akan dijadikan pedoman. Misalnya : seorang
anak untuk pertama kali melihat harimau di kebun binatang. Ia teringat pada kucing
besar.
8. Hukum berlawanan : artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan satu dengan yang
lainnya akan berasosiasi. Misalnya : sangat gemuk dan sangat kurus, sangat besar
dengan sangat kecil, sangat tinggi dengan sangat pendek dan sebagainya.

9. Hukum logis : atau hukum sebab akibat, artinya suatu tanggapan yang sedang kita alami
akan mengingatkan kita kepada sebab-sebab atau pun akibat-akibatnya. Misalnya hujan
lebat akan mengingatkan mendung dapat pula mengingatkan banjir dan sebagainya.
Oleh karena aliran ilmu jiwa modern hukum-hukum asosiasi ini disederhanakan sebagai
berikut:

10. Hukum kontiuitet (berdampingan), artinya beberapa tanggapan yang dialami pada waktu
yang sama atau berturut-turut.

11. Hukum persamaan atau serupa.

12. Hukum berlawanan.

13. Apersepsi

Apersepsi (aperseption), ialah pengamatan yang dilakukan dengan sadar terhadap bahan-bahan
dari luar (menurut Leibnitz).
Menurut Wundt, apersepsi ialah proses kemauan yang memimpin jalannya pekerjaan jiwa dan
yang menempatkan gejala kejiwaan pada pusat kesadaran di dalam hubungan kategorial,
artinya menurut jenis, golongan, dan bagian.

Tipe tanggapan menurut macam indera yang dipergunakan untuk membentuk tanggapan-
tanggapan, maka dapat digolongkan dalam beberapa tipe ialah :

1. Permata (visueel), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang dilihatnya.

2. Penelinga (auditief), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang didengarnya.

3. Penganggota (motoris), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang diikuti dengan
gerakan.

4. Peraba (tactile), ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang dirabanya.

Pengamatan melalui kasus kenakalan remaja yang sedang banyak terjadi di wilayah
Indonesia.kenakalan remaja di picu karena adanya gesekan antar kelompok siswa dari luar
maupun dalam, hal itu dipicu karena adanya dendam atau ajakan dari sesama siswa, serta
kurang nya dari perhatian dari sekolah maupun dari orang tua masing-masing siswa.

DAFTAR PUSTAKA

8. Abu Ahmadi. Drs. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Patty MA, Prof. F. Prof. Dr. Kasmiran Woeryo MA.Drs. Moh. Noor Syam. Drs. I Wayan
Ardhana .M.A. Drs. Indung A. Saleh. 1982.Pengantar Psikologi Umum.Surabaya : Usaha
Nasional.

Kedaulatan Rakyat. 2014. Ketersediaan Air Bersih Jadi Tantangan.

Anda mungkin juga menyukai