Anda di halaman 1dari 17

Sensasi dan Persepsi

Tahap awal pada proses penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata
“sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat pengindraan, yang menghubungkan organisasi
dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon proses sensasi terjadi bila alat-alat indera
mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak.
Sedangkan menurut Benyamin D. Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis dan konseptual. Kita mengenal
lima indera atau pancaindera. Indera penerima dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
sesuai dengan asal sumber informasi, yaitu informasi yang ditangkap oleh ekstroseptor (dari
luar, mata, telinga), interoseptor (dari dalam, sistem peredaran darah misalnya) dan
proprioseptor (gerakan dari tubuh kita sendiri). Apa saja yang menyentuh alat indera dari
dalam atau dari luar disebut stimuli.Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi, dengan demikian sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun demikian makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.Perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu indera kita, dan mengesampingkan masukan-
masukan melalui alat indera yang lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
antara lain : 1. Faktor Eksternal Penarik PerhatianFaktor eksternal ini adalah faktor yang
mendeterminasi perhatian, stimuli yang menonjol dalam hal ini adalah: gerakan intensitas
stimuli, kebaruan dan perulangan. 2. Faktor internal penaruh perhatianAda kecenderungan
kita melihat apa yang ingin kita lihat, mendengar yang ingin kita dengar. Perbedaan perhatian
timbul karena faktor-faktor internal dalam diri kita, yaitu faktor biologis dan
sosiopsikologis.Jadi sensasi dan persepsi adalah dua hal yang saling terkait. Sensasi adalah
bagian dari persepsi yang menarik perhatian pertama kali dalam proses komunikasi. Dari
sensasi, persepsi dipicu yang kemudian akan menimbulkan atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori, dengan demikian persepsi terbentuk secara utuh.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2239006-
pengertian-sensasi-dan-persepsi-dalam/#ixzz2gZXGmws8

Sensasi dan Persepsi Psikologi


Apa itu sensasi dan persepsi? Apa perbedaan di antara keduanya? Bagaimanakah contoh
dalam kehidupan
yang menggambarkan sensasi dan persepsi?
Melalui tulisan singkat ini saya akan mencoba memberikan pemahaman kepada pembaca
sekalian 

A.   Sensasi

Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi
(sensation)  berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau
intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana
yang dihasilkan oleh indra kita sebagai hasil dari kejadian di lingkungan maupun kejadian
dalam diri kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat.
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera.

Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih
dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan
untuk berinteraksi dengan dunianya.  

Teori sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi
terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta
stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.

Deteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh
yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh
) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen
kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia
nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.

a.)    Sensasi Normal


Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori. Dalam
menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang berfungsi
sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang dapat
menimbulkan reaksi dari individu.

b.)    Sensasi murni


Sensasi murni jarang terjadi. jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita akan segera
menghubungkannya dengan suatu bentuknya  yang telah kita lihat sebelumnya.sensasi murni itu
terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada
seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba dapat melihat (Mahmud, 1990:41)

B.     Persepsi

Secara etimologis, persepsi (perception) berasal dari bahasa Latin perception: dari percipere,


yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Menurut Yusuf (1991:108) menyebut persepsi sebagai
“pemaknaan hasil pengamatan”.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimulasi inderawi (sensory stimuli). Karena itu proses persepsi
tidak dapat lepas dari proses penginderaan(inderawi), dan proses penginderaan merupakan
proses pendahulu sebelum proses persepsi.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :

1. Dalil persepsi 1: 


Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan
dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi

2. Dalil persepsi 2 : 
Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan
stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita
akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita
persepsi.

3. Dalil persepsi 3 : 
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat
struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat
individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan
kelompolmua dengan efek berupa asimilasi  atau kontras.

4. Dalil persepsi 4 : 
Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama
lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-
betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau
balok.
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya : Di samping faktor-faktor
teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang jelas], kekayaan sumber
stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], Persepsi juga dipengaruhi bagaimana
informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.

1) Faktor Ekspektansi
Faktor ini adalah factor yang sangat dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini
memberikan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih
menentukan  kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan
seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa
hal.

2) Ketersediaan informasi sebelumnya


ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan
menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan
misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu.
Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak
tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.
Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.

3) Kebutuhan
Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.
Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada
orang lain yang baru saja makan.

4) Pengalaman masa lalu


sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar,
akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan
kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna
merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah
menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan
bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua
anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.

C.     Perbedaan Sensasi dan Persepsi

Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi,
bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan
secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada
sebuah hubungan dengan perasaan ( terapi bukan dengan emosi ), sedangkan persepsi lebih
berhubungan dengan kognitif. Sensasi sering digunakan secara sinomin dengan kesan
indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.

Jadi, proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan,”sensasi ialah
penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang
telah ada didalam otak”  (Mahmud, 1990:4). Meskipun alat untuk menerima stimulus itu
serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.sedangkan mekanisme penginderaan
manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi.

Untuk membedakan sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bisa membandingkan potret
sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandanagn
sebagaimana yang diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada
interpretasinya pelukis. Dengan perkataan lain, mata “menerima”, sedangkan
pikiran”memersepsikan”.

D.     Pengalaman Saya Mengenai Sensasi dan Persepsi

Saya akan memberikan contoh mengenai sensasi dan persepsi berdasarkan pengalaman
pribadi saya.

1. Semasa SMA dulu, saya pernah berkemah di sebuah tempat rekreasi di Sumatera
Utara, tepatnya Danau Lau Kawar. Adapun sensasi yang saya rasakan adalah saya
melihat pegunungan, melihat danau, merasakan hawa dingin, menghirup udara segar
dan mendengar kicauan burung. Semua sensasi tersebut berdasarkan alat indera.
Adapun persepsi yang saya rasakan adalah, ketika saya melihat pemandangan yang
indah disana, saya merasa tenang dan fresh. Keindahan alam dan pesonanya mampu
merangsang otak untuk berfikir lebih jernih. Selain itu saya juga seperti mendapat
semangat dan ide-ide baru.
2. Ketika kita melihat sebuah lukisan abstrak, maka mata akan menangkap sensasi
penglihatan berupa garis, titik, warna dan pola tertentu. Dimana setelah itu, otak akan
menerjemahkan, atau dengan kata lain memersepsikannya. Dimana persepsi setiap
orang tentu berbeda-beda pula terhadap lukisan abstrak tersebut.

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi,
atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kaca latin, sensatus, yang artinya
dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai
aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur
tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat.sebuah sensasi dipandang sebagai
kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.

Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai


“pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis,
atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.Apa pun
definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting.
Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu,
melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk
berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih
dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas 
( Lefrancois, 1974, dalam rahmat, 1994 ).      

2.2  PengertianPersepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka
terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya
perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek,
sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat
tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada
kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh
persepsinya.

hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada
individu atau seseorang dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu
secara intra-psikis. faktor-faktor pengaruh itu, dapat bersifat biologis, sosial, dan psikologis.
Karena adanya proses pengaruh-mempengaruhi antara kedua faktor tadi, di mana di
dalamnya bergabung pula proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang
bersifat "gambaran psikis".
  Persepsi Sosial
            Persepsi sosial (social perception ) : suatu proses ( tepatnya, proses-proses ) yang kita gunakan untuk
mencoba memahami kehidupan, kita sering kali melakukan hal ini. Menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk mencoba mengarti perilaku orang lain – apa yang mereka sukai sebagai individu, mengapa mereka
bertingkah laku ( atau tidak bertingkah laku ) tertentu dalam suatu situasi dan bagaimana prilaku mereka nanti
dalam situasi yang berbeda.

2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sensasi


Bagian penting dari teori deteksi sinyal yang berpengaruh besar terhadap psikologi
adalah implikasinya dalam pembelajaran ambang penginderaan.  Berdasarkan teori tersebut
disimpulkan bahwa ambang penginderaa bukan hanya kekuatan sinyal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ambang penginderaan adalah :
(a) kekuatan sinyal;
(b) sifat-sifat tugas/pekerjaan;
(c) harapan individu;
(d) konsekuensi-konsekuensi berupa penghargaan atau hukuman;
(e) norma/standar/ukuran yang dikenakan individu.
Pengetahuan tentang factor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan
manusia di atas memungkinkan kita untuk memahami mengapa dan bagaimana individu
hanya menerima stimulus/informasi tertentu darin sekian banyak stimulus/informasi yang
lain dari dunia disekelilingnya.
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Presepsi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :

1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima


stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi.
Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus
terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di
tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia
tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga
dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
2. Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan
kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau
masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3. Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang
menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk
mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh
lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia
melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah
menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang
baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik,
walaupun semua anak buahnya yang lain tidaksenangdengansibos.

Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi
dan konteks.

1. Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada
suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)  adalah
emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan
pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya
sebagai penghinaan.
2. Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi
seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch
tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari
persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan
menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan
mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya
3. Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting,
malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau
lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana
figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda,
mungkin akan memberikan makna yang berbeda

2.5            Teori Sensasi


Sensasi (sensation) : mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel
tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan
jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk
dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti
sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi
sesuatu yang masuk akal.
Sensasi Normal
Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori.
Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang
berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang
dapat menimbulkan reaksi dari individu
Stimulus               Organ sensori               Sel syaraf            Impuls syaraf              
  
 
                                       Reaksi              Persepsi             Medula spinalis
                                                                                              Otak

Sensasi Murni

Sensasi murni jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita
akan segera menghubungkannya dengan suatu bentuknya  yang telah kita lihat
sebelumnya.sensasi murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna
ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba
dapat melihat (Mahmud, 1990:41)

2.6  Teori Persepsi


Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi
individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan membawa konsekwensi
terhadap permasalahan keperawatan yang ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber
masalah yang dihadapinya sama, akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon
yang berbeda-beda.

Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :

1. Dalil persepsi 1: Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang
mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi
tujuan individu yang melakukan persepsi
2. Dalil persepsi 2 : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang
kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang
konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3. Dalil persepsi 3 : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai
anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan
diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau
kontras.
4. Dalil persepsi 4 : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau
menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang
sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan
objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.

  Perubahan persepsi
1. Halusinasi
      Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang
terjadi dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
   Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada
panca indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat
seperti orang
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti
biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan
kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis:
merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
      Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisologik
 Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi,
mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma,
padajantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih,
mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
 Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat
kerusakan otak.

  Amplikasi Persepsi Melalui Panca Indera


Beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang dating
dari banyak sumber melalui:
1)      – Indera penglihatan (visual)
2)      – Indera pendengaran (auditori)
3)      – Indera perabaan (taktil)
4)      – Indera penciuman (olfaktori)
5)      – Indera pengecap/rasa (gustatori)

  Persepsi melalui indera penghilatan  


Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan
stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat
menyadari apa yang dilihat. Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi
berlangsung sebagian berikut :
1.      Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan yang bersifat kealamaan ( fisis)
2.      Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses
fisiologi
3.      Di otak sebagian pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat
menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang diterima melalui alat indera.proses yang
terjadi dalam otak ini merupakan proses psiklogi

  Persepsi melalui indera pendengaran


            Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi
atau tugas sendiri-sendiri, yaitu :
1.         Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
2.     Telinga bagian tengah : merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima oleh
telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
3.      Telinga bagian dalam : merupakann reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf
penerima.
Apabila individu dapat menyadari apa yang di dengar, maka individu dapat
mempersepsikan apa yang didengar, dan terjadilah suatau pengamatan atau persepsi

  Persepsi  Melalui Indera Penciuman


Sel-sel peneriama atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam.
Stimulusnya berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan
mengenai alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf
sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang
diciumnya yaitu bau diciumnya.

  Persepsi Melalui Indera pengecap  


Indera pengecapan terdapat di lidah.stimulusnya merupakan benda cair.zat cair itu
mengenai ujung srl penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh
syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsikan tentang
apa yang dicecap itu. Memgenai rasa ini ada 4 macam  :
Pahit, manis, asin, asam

  Persepsi Melalui Indera Kulit


            Indera ini dapat merasakan rasa sakit, raabaan, tekanaan dan temperature.Tetapi tidak
semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini Cuma pada bagian tertentu saja yang
dapat meneriama stimulus-stimulus tertentu.Serta stimulus yang dapat menimbulkan rasa
sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya yang pada pokoknya stimulus
itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit.

  Tabel Panca indera

Indera Stuktur Stimulus Reseptor


Penglihatan Mata Gelombang cahya Sel batang dan sell
kerucut
Pendengaran Telinga Gelombang suara Sel-sel rambut
Perasa/ pengecapan Lidah Senyawa kimia Ujung saraf perasa
Penciuman Hidung Senyawa kimia Sel-sel rambut
Peraba Kulit Tekanan Sel-sel saraf
2.7Proses Sensasi

Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode
anatomis.Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin,berbagai modalitas sensorik yang
berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan
syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils
berjalan sepanjang saraf optik,menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga
menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris.Gelombang
cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.

Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan 
unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar
manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang mampu
kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat
tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga
dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai proses
perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh
energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil
pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan
diguakan kelak dalam suatu kejadian nyata.

 2.8ProsesPersepsi
1. Halusinasi
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi
dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada panca
indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti
orang
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi,
mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis: merasakan
segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
      Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisologik
 Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi,
mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma,
padajantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih,
mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat kerusakan
otak.

2.9Perbedaan Sensasi dan Presepsi


                                  
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi,
interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai
pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih
berkonotasi pada sebuah hubungan denagn perasaan ( terapi bukan dengan emosi ),
sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognitif. Sensasi sering digunakan secara
sinomin dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
Jadi, proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain
disebutkan,”sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah
menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak”  (Mahmud, 1990:4). Meskipun alat untuk
menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.sedangkan
mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber
kesalahan persepsi.
Untuk membedakan sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bias membandingkan
protet sebuah pemandangan dengan lukisan pemandanagn. Protet itu berupa pemandanagn
sebagaiman yang diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandanagn bergantung pada
interpretasinya pelukis.dengan perkataan lain, mata “menerima”, sedangkan
pikiran”memersepsikan”.

Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Setiap individu akan memaknai berbeda pada suatu stimuli,
walaupun stimuli tersebut berasal dari objek yang sama. Hal
ini merupakan persepsi selektif, yakni kita memilih makna
tertentu atas suatu setimuli yang di terima oleh alat indra kita.

Coba kalian perhatikan baik baik gambar diatas. Bentuk


apakah pada gambar tersebut??. Mungkin anda ada yang
melihat seperti gambar dua orang muka tampak samping dan
ada pula yang melihat gambar sebuah piala pada gambar
diatas.

Atau pada kambar kedua ini. Gambar apakah itu?? , sekilas


kita dapat mengartikan itu adalah sebuah pohon tua dan
kering yang sudah tidak memiliki daun-daun (tinggal ranting
saja) dan jika kita melihat lebih cermat lagi maka akan terlihat
ada delapan wajah.
Sekarang  kita pasti bingung apa sih yang bisa membedakan
persepsi orang walaupun dalam satu objek yang sama??
jawabannya ada faktor faktor yang mempengaruhi ini semua.
faktor itu adalah :
1.FAKTOR PERSONAL  
Persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis dan bentuk, tetapi
juga dengan karakteristik orang yang memberikan respons
pada stimuli tersebut. ketika di perlihatkan suatu gambar pada
orang lapar dengan orang yang kenyang, maka orang lapar
akan menanggapi gambar sebagai makanan, daripada orang
yang tidak lapar.
Krech dan Crutchfield (rakhmat,2003) merumuskan dalil
"persepsi bersifat selektif secara fungsional", artinya objek-
objek yang diberi tekanan dalam persepsi biasanya merupakan
objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. hal ini
dipengaruhi oleh kebutuhan,suasana mental,suasana
emosional dan latar blakang budaya.
2. FAKTOR STRUKTURAL
Pada faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek
syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. apabila
kita memersepsikan sesuatu, menurut aliran "GESTATL" kita
memersepsinya sebagai suatu keseluruhan (rakhmat,2003).
Macam-macam cara menyusun stimuli menurut hukum
Gestalt :
1.Prinsip kedekatan (letak stimuli yang berdekatan cenderung
terlihat sebagai kelompok)
2.Prinsip kesamaan (stimuli yang sama tampak sebagai
kelompok)
3.Prinsip kelengkapan ( cenderung melengkapi bagian yang
kosong dan melihat gambaran yang lengkap terutama apabila
objek itu kosong).

Banyak sekali contoh sensasi dan persepsi yang terjadi pada kehidupan kita masing-masing, bahkan
setiap saat dan setiap hari. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang sensasi dan persepsi yang terjadi
dari pengalaman pribadi saya ataupun dari lingkungan yang ada di sekitar saya. Check it out ! :D

Indera Penglihatan (Mata)


Ada beberapa teman saya yang ngefans kepada artis, misalnya aja ada yang negfans dengan dengan
K-Pop atau yang lagi naik daun nih kayak Zain Malik-nya One Direction. Jadi kalau temen saya ini
kita perlihatkan foto si sang artis tersebut, maka temen tadi ini bisa langsung berteriak refleks,
sangking axcited atau senengnya karna lihat wajah si sang idola itu kali ya. Baru liat fotonya aja udah
meriah gitu, gimana jadinya kalau si sang artis ada di depan mata mereka yah haha :p
Jadi sensasinya yaitu saat temen-temen saya tersebut melihat foto tadi, sehingga menghasilkan
persepsi senang dan berteriak saat melihat fotonya.

Trus, misalnya saya bergi ke sebuah pusat perbelanjaan bersama kakak dan abang saya, trus mau beli
baju, dan galau antara dua pilihan. Trus kalau misalnya saya nanya ke kakak saya yang mana yang
lebih bagus, kakak saya dengan yakin akan menunjuk salah satunya, sambil berkomentar "Kalau yg
ini lebih bagus dibanding yang satunya, modelnya lebih oke, dan warnanya lebih cerah dibanding
dengan yang satunya". Lain hal kalau misalnya saya nanya ke abang saya, pasti jawabannya "terserah
aja deh", atau kalau gak "dua-duanya bagus", pasti jawabannya "gak ada yang bagus."
Ini persepsi yang berbeda dari 2 orang yang berbeda pula berdasarkan indra penglihatan. Karena
kakak saya cewek, ketika saya menunjukkan 2 buah baju, kakak saya dapat menilai kalau yang
satunya lebih bagus modelnya dna warnanya lebih cerah. Sedangkan bagi abang saya, yang mungkin
tidak pernah membeli baju untuk perempuan, dan pastinya mempunyai selera yang berbeda dengan
perempuan, maka abang saya akan merasa kalau dari keduanya tidak ada yang bagus, sehingga
menimbulkan kebingungan baginya untuk memilih haha

Indera Penciuman (Hidung)


Pernah pada suatu hari saat saya lagi di rumah, tercium bau aneh. Setelah saya coba mencium lagi
saya merasakan bahwa itu seperti bau gas bocor, maka saat itu juga saya refleks berjalan menuju arah
dapur untuk memastikan apakah gas elpijinya memang bocor atau tidak.
Sensasi di sini saat saya mencium bau aneh,  dan persepsinya adalah ketika saya menyadari bahwa
bau tersebut adalah bau gas elpiji dan kemudian refleks menuju dapur untuk memeriksa.

Trus, dalam hal makanan, misalnya buah durian. Ada orang yang suka makan durian dan ada pula
yang tidak suka. Anda pasti tahu bahwa aroma durian itu saat kuat sekali, mungkin dalam radius 10
meter pun masih bisa tercium oleh kita ya. Bagi orang yang suka durian, seperti saya, kalau misalnya
tercium aroma durian dari dalam rumah, pasti saya segera mencari dari mana aroma sedap tadi
berasal, apakah dari dalam kulkas kah, atau dari dapurkah. Karena pengen segera mencicipi kelezatan
durian tersebut haha. Namun lain halnya bagi orang yang tidak suka, ada beberapa teman saya yang
tidak suka buah durian, misalnya lagi ngumpul rame-rame trus ada yang beli durian. Baru mencium
aromanya saya dia langsung enek, merasa mual, dan bergegas menjauh dari lokasi yang ada duriannya
itu, mungkin karena takut untuk dipaksa nelen durian tadi, atau juga untuk segera mencari udara segar
haha.
Ini juga salah satu sensasi yang dihasilkan dari aroma durian, yang menyebabkan menimbulkan
persepsi yang berbeda dari orang yang tergolong pencinta buah durian, dan orang yang pembenci
durian :D 

Indera Pendengaran (Telinga)


Nih sering kejadian, saat saya berada di suatu tempat yang ramai, ntah itu di pinggir jalan, di suatu
pertokoan, atau di tempat umum lainnya, saat saya mendengar ada yang menyebutkan "Indah !", maka
dengan refleks saya akan berpaling ke arah sumber suara tadi, padahal saya sama skali tidak tahu dan
tidak familiar dengan pemilik suara tadi. Setelah saya melihat orang yang manggil nama saya, saya
pun merasa malu sendiri karena yang dipanggil oleh orang tadi bukan saya, melainkan temannya,
yang saya yakin memiliki nama yang sama dengan saya.  
Jadi saat saya mendengar nama saya dipanggil itu merupakan sensasi, sedangkan persepsinya adalah
saya merasa bahwa seseorang memanggil saya, dan segera mencari orang yang memanggil tadi. 

Indera Peraba (Kulit)


Nih sering terjadi pada orang-orang yang hobi belanja pakaian. Misalnya ibu saya, saat membeli
pakaian, selian melihat modelnya beliau juga akan menilai baju tersebut dari bahannya. Ibu saya akan
meraba bahan dari baju, kalau bahannya keras dan kasar ibu saya bilang kalau ini gak nyaman di
pakai dan gak menyerap keringat, sedangkan kalau bahannya lembut dan dingin, ibu saya bilang kalau
ini bahannya nyaman dan adem untuk dipakai.

Indera Perasa (Lidah)


Ini berhubungan dengan indera pengecapan. Saya bukan orang yang suka dengan rasa yang terlalu
manis. Jadi pada saat kakak saya membawa pulang sekotak kue yang penuh dengan cream. Saat
pertama kali saya mencicipinya saya merasa bahwa kue tersebut rasanya enak dan manis. Namun
lama kelamaan semakin dimakan rasanya ternyata sangat manis, dan hal tersebut membuat saya enek
untuk memakannya dan langsung menghentikannya. Berbeda pula dengan kakak saya yang suka
dengan makanan yang manis-manis, satu kotak kue yang besar itu mungkin bisa dihabiskannya dalam
waktu sekejap haha.

Nah itu tadi beberapa pengalaman mengenai sensasi dan persepsi yang pernah saya alami, dan
mungkin anda juga pasti pernah mengalami hal yang serupa.
Mungkin cukup segini dulu pembahasan seputar pengalaman persepsi dan sensasi tadi, karena kalau
dibahas lagi yang lainnya pastilah ada banyak sekali dan tidak mungkin dijabarkan semuanya di
sini :D

Intinya. . .
Persepsi yang dihasilkan tiap-tiap orang terhadap sensasi pastinya berbeda-beda, namun satu hal yang
pasti, persepsi tersebut satupun tidak ada yang salah karena persepsi itu timbul dari sensasi yang kita
dapatkan terhadap satu objek yang sama. Oleh karena itu jangan pernah menyalahkan persepsi orang
lain dan mengatakan cuma persepsi anda yang benar, karena pemikiran tiap-tiap orang pasti berbeda.

Anda mungkin juga menyukai