Tahap awal pada proses penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata
“sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat pengindraan, yang menghubungkan organisasi
dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon proses sensasi terjadi bila alat-alat indera
mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak.
Sedangkan menurut Benyamin D. Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis dan konseptual. Kita mengenal
lima indera atau pancaindera. Indera penerima dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
sesuai dengan asal sumber informasi, yaitu informasi yang ditangkap oleh ekstroseptor (dari
luar, mata, telinga), interoseptor (dari dalam, sistem peredaran darah misalnya) dan
proprioseptor (gerakan dari tubuh kita sendiri). Apa saja yang menyentuh alat indera dari
dalam atau dari luar disebut stimuli.Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi, dengan demikian sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun demikian makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.Perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu indera kita, dan mengesampingkan masukan-
masukan melalui alat indera yang lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
antara lain : 1. Faktor Eksternal Penarik PerhatianFaktor eksternal ini adalah faktor yang
mendeterminasi perhatian, stimuli yang menonjol dalam hal ini adalah: gerakan intensitas
stimuli, kebaruan dan perulangan. 2. Faktor internal penaruh perhatianAda kecenderungan
kita melihat apa yang ingin kita lihat, mendengar yang ingin kita dengar. Perbedaan perhatian
timbul karena faktor-faktor internal dalam diri kita, yaitu faktor biologis dan
sosiopsikologis.Jadi sensasi dan persepsi adalah dua hal yang saling terkait. Sensasi adalah
bagian dari persepsi yang menarik perhatian pertama kali dalam proses komunikasi. Dari
sensasi, persepsi dipicu yang kemudian akan menimbulkan atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori, dengan demikian persepsi terbentuk secara utuh.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2239006-
pengertian-sensasi-dan-persepsi-dalam/#ixzz2gZXGmws8
A. Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi
(sensation) berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau
intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana
yang dihasilkan oleh indra kita sebagai hasil dari kejadian di lingkungan maupun kejadian
dalam diri kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat.
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera.
Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih
dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan
untuk berinteraksi dengan dunianya.
Teori sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi
terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta
stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh
yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh
) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen
kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia
nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
B. Persepsi
2. Dalil persepsi 2 :
Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan
stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita
akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita
persepsi.
3. Dalil persepsi 3 :
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat
struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat
individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan
kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
4. Dalil persepsi 4 :
Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama
lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-
betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau
balok.
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya : Di samping faktor-faktor
teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang jelas], kekayaan sumber
stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], Persepsi juga dipengaruhi bagaimana
informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.
1) Faktor Ekspektansi
Faktor ini adalah factor yang sangat dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini
memberikan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih
menentukan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan
seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa
hal.
3) Kebutuhan
Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.
Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada
orang lain yang baru saja makan.
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi,
bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan
secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada
sebuah hubungan dengan perasaan ( terapi bukan dengan emosi ), sedangkan persepsi lebih
berhubungan dengan kognitif. Sensasi sering digunakan secara sinomin dengan kesan
indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
Jadi, proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan,”sensasi ialah
penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang
telah ada didalam otak” (Mahmud, 1990:4). Meskipun alat untuk menerima stimulus itu
serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.sedangkan mekanisme penginderaan
manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi.
Untuk membedakan sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bisa membandingkan potret
sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandanagn
sebagaimana yang diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada
interpretasinya pelukis. Dengan perkataan lain, mata “menerima”, sedangkan
pikiran”memersepsikan”.
Saya akan memberikan contoh mengenai sensasi dan persepsi berdasarkan pengalaman
pribadi saya.
1. Semasa SMA dulu, saya pernah berkemah di sebuah tempat rekreasi di Sumatera
Utara, tepatnya Danau Lau Kawar. Adapun sensasi yang saya rasakan adalah saya
melihat pegunungan, melihat danau, merasakan hawa dingin, menghirup udara segar
dan mendengar kicauan burung. Semua sensasi tersebut berdasarkan alat indera.
Adapun persepsi yang saya rasakan adalah, ketika saya melihat pemandangan yang
indah disana, saya merasa tenang dan fresh. Keindahan alam dan pesonanya mampu
merangsang otak untuk berfikir lebih jernih. Selain itu saya juga seperti mendapat
semangat dan ide-ide baru.
2. Ketika kita melihat sebuah lukisan abstrak, maka mata akan menangkap sensasi
penglihatan berupa garis, titik, warna dan pola tertentu. Dimana setelah itu, otak akan
menerjemahkan, atau dengan kata lain memersepsikannya. Dimana persepsi setiap
orang tentu berbeda-beda pula terhadap lukisan abstrak tersebut.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi,
atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kaca latin, sensatus, yang artinya
dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai
aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur
tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat.sebuah sensasi dipandang sebagai
kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
2.2 PengertianPersepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka
terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya
perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek,
sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat
tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada
kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh
persepsinya.
hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada
individu atau seseorang dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu
secara intra-psikis. faktor-faktor pengaruh itu, dapat bersifat biologis, sosial, dan psikologis.
Karena adanya proses pengaruh-mempengaruhi antara kedua faktor tadi, di mana di
dalamnya bergabung pula proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang
bersifat "gambaran psikis".
Persepsi Sosial
Persepsi sosial (social perception ) : suatu proses ( tepatnya, proses-proses ) yang kita gunakan untuk
mencoba memahami kehidupan, kita sering kali melakukan hal ini. Menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk mencoba mengarti perilaku orang lain – apa yang mereka sukai sebagai individu, mengapa mereka
bertingkah laku ( atau tidak bertingkah laku ) tertentu dalam suatu situasi dan bagaimana prilaku mereka nanti
dalam situasi yang berbeda.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi
dan konteks.
1. Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada
suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure) adalah
emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan
pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya
sebagai penghinaan.
2. Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi
seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch
tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari
persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan
menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan
mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya
3. Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting,
malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau
lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana
figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda,
mungkin akan memberikan makna yang berbeda
Sensasi Murni
Sensasi murni jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita
akan segera menghubungkannya dengan suatu bentuknya yang telah kita lihat
sebelumnya.sensasi murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna
ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba
dapat melihat (Mahmud, 1990:41)
1. Dalil persepsi 1: Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang
mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi
tujuan individu yang melakukan persepsi
2. Dalil persepsi 2 : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang
kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang
konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3. Dalil persepsi 3 : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai
anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan
diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau
kontras.
4. Dalil persepsi 4 : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau
menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang
sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan
objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Perubahan persepsi
1. Halusinasi
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang
terjadi dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada
panca indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat
seperti orang
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti
biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan
kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis:
merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi,
mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma,
padajantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih,
mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat
kerusakan otak.
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode
anatomis.Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin,berbagai modalitas sensorik yang
berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan
syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils
berjalan sepanjang saraf optik,menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga
menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris.Gelombang
cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan
unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar
manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang mampu
kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat
tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga
dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai proses
perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh
energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil
pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan
diguakan kelak dalam suatu kejadian nyata.
2.8ProsesPersepsi
1. Halusinasi
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi
dalam keadaan sadar/bangun
2. Ilusi
Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada panca
indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti
orang
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi,
mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis: merasakan
segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi,
mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma,
padajantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih,
mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat kerusakan
otak.
Banyak sekali contoh sensasi dan persepsi yang terjadi pada kehidupan kita masing-masing, bahkan
setiap saat dan setiap hari. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang sensasi dan persepsi yang terjadi
dari pengalaman pribadi saya ataupun dari lingkungan yang ada di sekitar saya. Check it out ! :D
Trus, misalnya saya bergi ke sebuah pusat perbelanjaan bersama kakak dan abang saya, trus mau beli
baju, dan galau antara dua pilihan. Trus kalau misalnya saya nanya ke kakak saya yang mana yang
lebih bagus, kakak saya dengan yakin akan menunjuk salah satunya, sambil berkomentar "Kalau yg
ini lebih bagus dibanding yang satunya, modelnya lebih oke, dan warnanya lebih cerah dibanding
dengan yang satunya". Lain hal kalau misalnya saya nanya ke abang saya, pasti jawabannya "terserah
aja deh", atau kalau gak "dua-duanya bagus", pasti jawabannya "gak ada yang bagus."
Ini persepsi yang berbeda dari 2 orang yang berbeda pula berdasarkan indra penglihatan. Karena
kakak saya cewek, ketika saya menunjukkan 2 buah baju, kakak saya dapat menilai kalau yang
satunya lebih bagus modelnya dna warnanya lebih cerah. Sedangkan bagi abang saya, yang mungkin
tidak pernah membeli baju untuk perempuan, dan pastinya mempunyai selera yang berbeda dengan
perempuan, maka abang saya akan merasa kalau dari keduanya tidak ada yang bagus, sehingga
menimbulkan kebingungan baginya untuk memilih haha
Trus, dalam hal makanan, misalnya buah durian. Ada orang yang suka makan durian dan ada pula
yang tidak suka. Anda pasti tahu bahwa aroma durian itu saat kuat sekali, mungkin dalam radius 10
meter pun masih bisa tercium oleh kita ya. Bagi orang yang suka durian, seperti saya, kalau misalnya
tercium aroma durian dari dalam rumah, pasti saya segera mencari dari mana aroma sedap tadi
berasal, apakah dari dalam kulkas kah, atau dari dapurkah. Karena pengen segera mencicipi kelezatan
durian tersebut haha. Namun lain halnya bagi orang yang tidak suka, ada beberapa teman saya yang
tidak suka buah durian, misalnya lagi ngumpul rame-rame trus ada yang beli durian. Baru mencium
aromanya saya dia langsung enek, merasa mual, dan bergegas menjauh dari lokasi yang ada duriannya
itu, mungkin karena takut untuk dipaksa nelen durian tadi, atau juga untuk segera mencari udara segar
haha.
Ini juga salah satu sensasi yang dihasilkan dari aroma durian, yang menyebabkan menimbulkan
persepsi yang berbeda dari orang yang tergolong pencinta buah durian, dan orang yang pembenci
durian :D
Nah itu tadi beberapa pengalaman mengenai sensasi dan persepsi yang pernah saya alami, dan
mungkin anda juga pasti pernah mengalami hal yang serupa.
Mungkin cukup segini dulu pembahasan seputar pengalaman persepsi dan sensasi tadi, karena kalau
dibahas lagi yang lainnya pastilah ada banyak sekali dan tidak mungkin dijabarkan semuanya di
sini :D
Intinya. . .
Persepsi yang dihasilkan tiap-tiap orang terhadap sensasi pastinya berbeda-beda, namun satu hal yang
pasti, persepsi tersebut satupun tidak ada yang salah karena persepsi itu timbul dari sensasi yang kita
dapatkan terhadap satu objek yang sama. Oleh karena itu jangan pernah menyalahkan persepsi orang
lain dan mengatakan cuma persepsi anda yang benar, karena pemikiran tiap-tiap orang pasti berbeda.