Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ALIRAN PSIKOLOGI TRANSPERSONAL DAN ISLAMI”

Dosen Pembimbing :

Dr. Netty Hartaty M.Si.

Disusun Oleh :

 M Syahril Ramadhan : 11190700000021


 Nabilah Nur Amalia : 11190700000001
 Rini Zahraini Nurajmi : 11190700000017
 Tiaragil Rahmadiani : 11190700000085

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Psikologi

2019/2020
I. TEORI TRANSPERSONAL

A. Pengertian Transpersonal

Secara harafiah kata transpersonal berasal dari kata ”trans” = melewati


dan”personal”= pribadi. Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality;
sementarapersonality berasal dari kata persona yang berarti topeng. Transpersonal
dalam banyakliteratur berarti melewati atau melalui "topeng", dengan kata lain
melewati tingkatpersonal.

Daniel berpendapat bahwa psikologi transpersonal adalah suatu cabangpsikologi


yang memberi perhatian pada studi terhadap keadaan dan proses pengalamanmanusia
yang lebih dalam dan luas, atau suatu sensasi yang lebih besar dari koneksitasterhadap
orang lain dan alam semesta, atau merupakan dimensi spiritual1.

Friedman dan Pappas (2006) 2berpendapat bahwa psikologi transpersonaldibangun


dari perspektif psikologis yang berbeda, yang pada umumnya memandangpsikologi
sebagai sesuatu yang berguna namun tidak lengkap dan terbatas. Bahkan,termasuk
pula pendekatan psikologi yang lain, seperti kearifan beragam budaya
berkaitandengan psikopatologi dan kesehatan mental, serta beragam keadaan
kesadaran (states ofconsciousness). Psikologi transpersonal bukanlah seperangkat
kepercayaan, dogma, atau agama, namun merupakan suatu upaya untuk membawa
tingkatan pengalaman manusia sepenuhnya menuju wacana dalam psikologi.

Berdasarkan 202 definisi, Lajoie dan Shapiro (1992) yang dikutip dari Friedman
dan Pappas (2006) menyimpulkan psikologi transpersonal sebagai:

“Psikologi transpersonal mencakup kajian tentang potensi tertinggi umatmanusia,


dan dengan mengenali, memahami, serta realisasi dari penyatuanspiritual, dan
melebihi keadaan kesadaran (states of consciousness).”

1
Daniels, M. (2005). Introduction to Transpersonal Psychology.

2
Friedman, H. & Pappas, J. (2006). Self-Expansiveness and Self-Contraction: Complementary Processes of
Transcendence and Immanence.
Dalam psikologi konvensional kearifan budaya, spiritualitas, dan pengalaman
dengan kesadaran yang tinggi (super consciousness) tidak mendapatkan tempat yang
memadai. Bahkan di antaranya ada yang menganggapnya patologis.

B. Sejarah Munculnya Aliran Transpersonal

Kemunculan psikologi transpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti


faktor sosial, budaya, dan politik di Amerika Serikat saat itu yang marak
menggunakan obat-obat psychedelic (psychedelic drugs). Obat-obat tersebut dapat
mengubah persepsi, kognisi, dan kesadaran seseorang seperti LCD (d-lysergic acid
diethylamide), halusinogen, dan mescaline; dan faktor terakhir yang memungkinkan
munculnya psikologi transpersonal adalah ketidakpuasan terhadap aliran-aliran
pemikiran yang sebelumnya sudah ada 3 (Daniels, 2013).

1. Faktor Sosial, Budaya, dan Politik

Sutich mengatakan bahwa sebelumnya Abraham Maslow sudah


memprediksikan akan kemunculan psikologi transpersonal yang tidak akan
lepas dari perubahan sosial, budaya, dan politik yang terjadi di Amerika
Serikat. Pada saat itu, muncul berbagai gerakan kontra-budaya yang
menunjukkan ketidakpuasan terhadap komdisi dan budaya yang selama ini
dijalani. Maka munculah kesadaran di kalangan masyarakat Amerika untuk
berpikir dan bertindak dengan cara baru, di luar kebiasaan budaya Amerika
saat itu. Dan saat itu jugalah mereka tertarik terhadap spiritualitas, di luar
spritualitas yang berkembang di kalangan mereka (Rahman, 2017)4

3
Daniels, M. (2013). Traditional Roots, History, and Evolution of the Transpersonal Perspective. USA: Wiley and

Sons,Ltd.

4
Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
2. Faktor Penggunaan Psychodelic Drugs

Pada awal tahun 1960 hingga pertengahan tahun 1970-an, dikenal


sebagai era psychedelic. Yaitu era yang diwarnai dengan maraknya
penggunaan psychedelic drugs untuk mendapatkan pengalaman psychedelic
(perubahan sementara pada level kesadaran – altered state of consciousness).
Pada saat mengalami pengalaman psychedelic ini, orang akan mengalami
perluasan kesadaran, dan mengalami hal-hal baru yang sebelumnya tidak
disadari.

3. Ketidakpuasan terhadap Aliran Pemikiran Sebelumnya

Faktor lain yang mengakibatkan munculnya aliran transpersonal ialah


ketidakpuasan terhadap behaviorisme, psikoanalisis, dan juga psikologi
humanistik. Ketiga aliran itu sama sekali tidak tertarik dengan dimensi
spiritual manusia, yang mana akan menjadi focus psikologi transpersonal.
Dalam behaviorisme, selain tidak membahas pengalaman spiritualitas, juga
tidak tertarik dengan bahasan mengenai perilaku beragama. Lalu Psikoanalisis
Freudsebenarnya sudah membahas mengenai spiritualitas dan keberagamaan.
Akan tetapi bagi Freud pengalaman spiritualis justru merupakan salah satu
bentuk gangguan mental dan ekspresi dari konflik ketidaksadaran. Tidak jauh
berbeda dengan Freud, seorang tokoh penting psikologi humanistik, Rogers
mempunyai pandangan bahwa agama itu tidak baik bagi kesehatan mental
seseorang.

C. Tokoh-tokoh Sebelum Munculnya Aliran Transpersonal

William James sering disebut psikolog Amerika pertama yang mengkaji


pengalaman mistis sebagai sesuatu yang lebih bersifat psikologis jika dibandingkan
dengan fenomena religius. Dalam bukunya ”In The Varieties of Religious
Experience”, James (1902-1958) menyatakan bahwa pengalaman mistis merupakan
akar dari semua religi di dunia dan menyajikan impuls yang sehat dan natural
(Daniels, 2005)5.

James juga membuat kajian khusus tentang kebebasan berkehendak dan


menyimpulkan dua hal yaitu mengakui bahwa pilihan kita sendiri adalah kreatif dan
mengakui bahwa kadang-kadang kita pasrah tehadap kehendak kita. James juga
memperkenalkan bahwa eksistensi dari spiritual self adalah sama dengan material self
dan social self. Sementara self yang lebih tinggi (higher self) menurut James adalah
transpersonal self.

Selain James, Carl Gustav Jung adalah tokoh yang penting dalam
psikologitranspersonal. Dalam tulisannya tentang ketidaksadaran kolektif, Jung
menyatakan bahwa ketidaksadaran kolektif dialami oleh semua orang. Dan melalui
hal tersebut, manusia dihubungkan satu sama lain dalam cara yang sangat mendasar.
Archetype sebagaimana self, shadow, sisi baik dan buruk, semuanya mewakili isi
ketidaksadaran kolektif dan merupakan dasar dari pengalaman transpersonal. Ketika
seseorang dapat mengalami Archetype secara tidak langsung melalui mimpi, upacara
ritual dan berbagai simbol, serta pengalaman mistik. Dan menurut Jung hal itu
merupakan pengalaman Archetype yang langsung. Jung juga menyatakan bahwa
pengalaman spiritual sebagai tanda kesehatan mental, yang akhirnya dapat
membebaskan seseorang dari gangguan jiwa (Daniels, 2005)6.

Tokoh yang menjuluki psikologi transpersonal sebagai ’kekuatan keempat dalam


psikologi’, yang melengkapi tiga aliran besar yang telah ada sebelumnya yaitu
psikoanalisis, behavioristik, dan psikologi humanistik adalah Abraham Maslow.
Maslow menemukan bahwa beberapa orang yang mencari aktualisasi diri mengalami
pengalaman puncak (peak experience).

Pada tahun 1968, Maslow menulis: ”Saya memandang humanistik, kekuatan


psikologi ketiga menjadi transisi, persiapan menuju ke arah yang lebih tinggi,
kekuatan keempat psikologi yaitu transpersonal, transhuman, yang lebih terpusat pada

5
Daniels,. M. (2005). Introduction to Transpersonal Psychology

6
Ibid.
kosmos, bukan pada kebutuhan dan minat manusia, yang berlangsung melampaui
batas-batas kemanusiaan, identitas, aktualisasi diri, dan keinginan-keinginan”.

Maslow menemukan bahwa beberapa orang yang mencari aktualisasi diri


mengalami pengalaman puncak (peak experience) atau pengalaman transenden,
sedangkan yang lainnya tidak mengalaminya. Dapat dikatakan bahwa terdapat dua hal
penting yang membedakan antara self actualisation dan self transcendence, sehingga
hal ini merupakan titik perpindahan dari psikologi humanistik ke arah psikologi
transpersonal.

Richard Maurie Bucke dikenal dengan bukunya Cosmic Consciousness yang


merupakan teori Bucke yang diawali dengan pengalaman mistik yang dialami sendiri.
Ia kemudian melakukan penelitian dan sampailah pada pemikiran bahwa kesadaran
manusia ternyata bertingkat, yaitu terdiri dari tiga tingkatan: simple consciousness,
self consciousness, dan cosmic consciousness (Shorrock,2008)7.Simple consciousness
merupakan kesadaran sederhana yang juga dimiliki binatang. Seperti kesadaran
terhadap apa yang dilihat atau didengar; self consciousness merupakan kesadaran
manusia pada umumnya. Seperti kesadaran terhadap identitas diri, proses berpikir,
perasaan, dll; dan terakhir cosmic consciousness merupakan kesadaran puncak yang
tidak dimiliki oleh setiap orang. Cosmic consciousness merupakan kesadaran akan
kehidupan dan tatanan alam semesta, yang ditandai dengan peningkatan derajat moral,
perasaan melayang, kegembiraan, pengertian moral, dan rasa keabadian (Rahman,
2017)8.

Roberto Assagioli adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah


transpersonal dalam psikoterapi. Ia memperkenalkan sistem psikosintesis yang men-
dapatkan pengaruh dari Jung. Psikosintesis hendak memahami jiwa manusia secara
utuh, baik fisik, emosi, mental, maupun spiritual. Ia juga memperkenalkan diagram
telur yang mengilustrasikan mengenai model jiwa manusia psikosintesis.

7
Shorrock, A. (2008). The Transpersonal in Psychology, Psychotherapy and Counselling. Palgrave
Macmillan Ltd.

8
Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.
Tokoh psikologi lain yang konsepnya termasuk dalam psikologi transpersonal
adalah Mary Calkins, yang mengembangkan pendekatan holistik dalam psikologi.
Karen Horney yang belajar Zen dan konsep true self, serta Victor Frankl yang
mendasarkan karyanya ’pencarian makna’ (the search of meaning) pada konsep self
transcendence(James, n.d.)9.

Charles T. Tart dikenal sebagai seorang parapsikologist, yang berusaha


memadukan apa yang disebut sebagai pengalaman-pengalaman spiritual (ia
menggunakan istilah d-ASC) dengan sains. Seperti ungkapannya: “I have a deep
conviction that science, as a method of sharpening and refining knowledge, can be
applied to the human experiences we call transpersonal or spiritual, and that both
science and our spiritual, and that both science and our spiritual traditions will be
enriched as a result”. Lantas ia meletakan dasar-dasar teori untuk pengintegrasian
kedua hal tersebut, sembari memaparkan karak-teristik keduanya, syarat, kapan dan
bagaimana antara spiritual dan sains bisa menyatu.

Manusia, menurut Charles T. Tart, berusaha mendapatkan apa yang disebut d-ASC,
sebuah perubahan kesadaran, dimana dirinya merasa terbuka, menyatu dengan alam
semesta, ada aliran energi di seluruh tubuhnya, merasakan bahwa dunia adalah satu,
penuh cinta, dan waktu seakan berhenti. Hanya saja, beberapa mendapatkannya
melalui drugs (LSD, heroin ganja), yang mempunyai dampak kerusakan fisik.
Padahal, lagi-lagi menurutnya, ada beberapa teknik non-drugs yang bisa digunakan
(semisal meditasi dan ritual-ritual keagamaan lainnya) yang lebih.

D. Tokoh-Tokoh Aliran Teori Transpersonal

1. Kennet Earl Wilber II

Kennet Earl Wilber II sering kali dipanggil dengan Ken Wilber. Dilahirkan di
Oklahoma City pada tanggal 31 Januari 1949. Bapaknya yang seorang pilot
membuatnya sering kali hidup berpindah-pindah, dan jarang bertemu dengan
bapaknya tersebut. Namun ia cukup dekat dengan ibunya, dan mengalami masa kecil

9
James, W. (n.d.). SERI LATIHAN KESADARAN. 16.
yang bahagia. Sejak kecil Ken Wilber dikenal sebagai anak yang cerdas dan selalu
menjadi yang terbaik. Kemudian ia kuliah di Duke University, orangtuanya
menginginkannya menjadi seorang dokter. Namun, Ken Wilber merasa apa yang
dipelajari bukanlah apa yang diinginkannya. Sehingga kemudian ia keluar dan
melanjutkan kuliah sarjana muda (kimia dan biologi) dan masternya (biofisika dan
biokimia) di University of Nebraska, Lincoln.

Pada tahun 1960-an yang merupakan eranya psychedelic, yaitu dimungkinkan


terjadinya perubahan kesadaran seseorang dengan menggunakan media tertentu
seperti obat, seni, aktivitas spiritual, dll. Ken Wilber kemudian tertarik dengan eastern
spirituality, dan membaca buku Tao Te Ching karya Lao Tsu. Pada saat inilah, Ken
Wilber kemudian mengalami konversi agama. Ia merasa seperti menemukan sesuatu
yang baru. Wilber menghabiskan waktunya berjam-jam demi mempelajari filsafat
Timur, agama, psikologi, dan metafisik. Saat itulah ia mulai mempraktikkan Zen
Meditation, mempelajari berbagai bentuk terapi. Wilber akan selalu bermeditasi
selama 3 jam dalam sehari. Upayanya itu bukan hanya sekedar untuk mengatasi
kegelisahan intelektualnya, tapi juga mengatasi kekosongan eksistensinya.

Teori Integral diusulkan oleh Wilber karena dinilai dapat menjelaskan spectrum
kesadaran manusia. Teori Integral berangkat dari kegelisahan Wilber terhadap
banyaknya teori pendekatan yang menjelaskan kesadaran, yang satu sama lain kadang
saling bertentangan. Menariknya, yang menjadi pusat perhatian Wilber bukan hanya
teori-teori yang berasal dari dunia Barat, tapi juga teori-teori yang berasal dari Timur.
Hal inilah yang mebuat Wilber ingin menyatukan teori-teori tersebut, menyatukan
antara seni, moral, sains, keindahan, kebaikan, dan kebenaran. Kerangka dasar dari
teori integral adalah apa yang disebut dengan All Quadrants All Level (AQAL).

Menurut teori integral, semua pengalaman manusia bisa dipahami dengan


menggunakan empat kuadran. Setiap kuadran disebutnya dengan istilah holon, suatu
istilah yang dipopulerkan oleh Arthur Koestler dan menunjuk pada a whole that is
simultaneously part of some other whole(Wilber, 1975). Artinya, secara simultan, apa
pun di satu sisi bisa merupakan suatu entitas yang mandiri (individual), namun di sisi
lain juga merupakan bagian dari entitas yang lebih besar (collective). Relasi antara
individu dan masyarakat merupakan salah satu contoh yang dapat menggambarkan
itu.
Menurut teori integral Wilber (1997), terdapat empat perspektif dalam memahami
dan menjelaskan suatu realitas (way of seeng), termasuk dalam memahami manusia,
yaitu individual-interior (subjektif atau intentional), collective-interior (inter-subjektif
atau budaya), individual-exterior (objektif atau behavioral) dan collective-exterior
(inter-objektif atau system sosial).

2. Stanislav Grof

Grov lahir pada tanggal 1 Juli 1931 di Cekoslovakia. Grov adalah seorang psikiater
dan juga pernah menjadi kepala penelitian psikiatrik di Maryland Psychiatric
Reasearch. Pada tahun 1970-an, ia mendirikan sekaligus menjadi Presiden
International Transpersonal Association.

Fokus penelitian Grof adalah mengenai Non Ordinary States of Consciousness


(NOSC). Pada tahun 1950-an ia meneliti manfaat klinis dari Hallusinogen LSD, dan
ingin mengetahui apakah Hallusinogen LSD tersebut bisa digunakan untuk
kepentingan terapi. Berdasarkan penelitiannya, Grof kemudian menyimpulkan bahwa
pemberian serangkaian LSD sangat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis.
Pemberian LSD memungkinkan terapis masuk kea lam bawah sadar klien, dan
mengakses memori-memori yang tertimbun dan menjadi sumber utama dari gangguan
yang dialami klien. Gangguan seperti trauma atau bahkan schizophrenia bisa diatasi
dengan memafaatkan pengalaman subjek ketika mendapatkan LSD.

Ada dua kontribusi besar Grof, yaitu mengembangkan holotropic breathwork dan
meneruskan gagasan Otto Rank memgenai Prenatal and perinatal psychology – yaitu
bahwa pengalaman dalam Rahim ibu dan selama proses kelahiran punya dampak
psikologis terhadap anak.

Bagi Grof, manusia merupakan makhluk psychospiritual yang kesadarannya ada


sepanjang hidupnya, baik sebelum kelahiran maupun setelah kematian. Pengalaman
spiritual tersebut bisa ditingkatkan lewat pelatihan spiritual seperti trances of shaman,
meditasi dan lain-lain.

Holotropic Btreathwork dikembangkan oleh Grof bersama istrinya Christina Grof.


Holotropic Breathwork merupakan salah satu teknik eksplorasi diri dan psikoterapi
yang memungkinkan kita memasuki dan mengakses ketidaksadaran.Holotropic
Breathworkmengombinasikan beberapa cara yang juga biasa digunakan dalam
berbagai budaya, antara lain pernapasan (accelerated breath), music yang
menggugah, dan kerja tubuh (bodywork).

Mengenai teknik pernapasan di beberapa budaya dunia seperti di literature India


Kuno dikenal dengan istilah prana, di Cina ada istilah chi, dan ada istilah Ki untuk
praktik spiritual Jepang, yang semuanya menunjuk pada pentingnya pernapasan.
Namun demikian, meskipun terdapat berbagai teknik pernapasan yang biasa
digunakan di berbagai tradisi dan budaya, Grof membuatnya lebih sederhana, yaitu
dengan cara bernafas lebih cepat dan lebih dalam dari biasanya, menghirup dan
mengeluarkan napas berulang-ulang sampai menemukan ritme yang dianggap nyaman
10
.

Seperti halnya pernapasan, penggunaan music pun bukanlah sesuatu yang baru.
Dalam Holotropic Breathwork, music dipakai untuk memobilisasi emosi-emosi yang
tertekan, menampilkannya ke permukaan, dan mengeluarkan. Selain dapat membantu
terapis memasuki alam bawah sadar, music dapat membantu klien menghadapi
pengalaman-pengalaman traumatiknya yang biasanya sulit dihadapi, membantu
menyelesaikan, dan melepaskannya.

3. Robert Frager

Frager lahir pada tanggal 20 Juni 1940. Frager mendapatkan gelar Ph.D pada
bidang psikologi sosial dari Harvard University pada tahun 1967. Frager juga
merupakan pendiri The Institute of Transpersonal Psychology pada tahun 1975, yang
kemudian menjadi Sofia University. Frager pun pernah menjadi Presiden The
Association for Transpersonal Psychology. Pada tahun 1981, Frager memeluk agama
Islam dan menekuni psikologi sufi dan pada tahun 1985 dikukuhkan sebagai mursyid.
Buku-buku yang ditulisnya antara lain Personality and Personal Growth (bersama

10
Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.
James Fadiman); Heart, Self, and Soul: The Sufi Psychology of Growth, Balance, and
Harmony; Sufi Talks: Teachings of an American Sufi Sheik; dan lain-lain.

Psikologi Sufi berbeda dengan psikologi modern. Franger (2014) menjelaskan


Sembilan hal yang membedakan antara psikologi sufi dan psikologi modern.

a. Psikologi modern menganggap alam semesta bersifat materi, sedangkan


psikologi sufi menganggap bahwa alam semesta merupakan ciptaan Tuhan
dan merupakan indikasi kehadiran-Nya.
b. Psikologi modern mempunyai keyakinan bahwa struktur manusia tidak lebih
dari tubuh dan pikiran. Psikologi sufi menganggap bahwa hati spiritual
merupakan elemen penting dari manusia. Frager berkeyakinan bahwa manusia
merupakan perwujudan ruh ilahi.
c. Psikologi modern memandang manusia dari sudut pandang negatif dan
keterbatasan-keterbatasannya seperti tergambar dalam psikologi klinis, atau
dari sudut pandang yang lebih positif seperti psikologi humanistik. Psikologi
sufi memandang manusia memiliki potensi untuk lebih baik dari malaikat atau
bahkan lebih rendah dari binatang.
d. Psikologi modern menganggap bahwa puncak kesadaran manusia adalah
kesadaran rasional, sedangkan psikologi sufi menganggap kesadaran manusia
lebih luas lagi. Kesadaran spiritual manusia mengalami perkembangan, dan
bisa memasuki hal-hal yang diluar jangkauan rasio seperti kesadaran
menyatunya dengan Tuhan.
e. Psikologi Barat menganggap penting harga diri dan keakuan (ego). Psikologi
sufi membagi keakuan menjadi dua, positif dan negative. Penghargaan
terhadap diri sendiri dan kesadaran akan kemampuan diri merupakan keakuan
yang positif, sedangkan kecenderungan memamerkan diri dan egoism
merupakan keakuan yang negative.
f. Psikologi modern mempunyai keyakinan bahwa kepribadian manusia
merupakan suatu konstruk yang utuh. Psikologi sufi memandang kepribadian
terdiri dari beragam sifat dan cenderung yang harus disatukan agar mengalami
perkembangan kepribadian.
g. Psikologi modern menempatkan rasio dan logika sebagai instrumen utama
dalam memperoleh pengetahuan. Psikologi sufi justru meyakini adanya
kecerdasan lain yang lebih tinggi yang memungkinkan manusia bisa
mengenali kebenaran spiritual dan makna hidup.
h. Psikologi modern menentukan bahwa pengetahuan yang benar harus
dinyatakan dalam Bahasa yang masuk akal, sedangkan psikologi sufi
memandang Bahasa sebagai sesuatu yang terbatas. Pengetahuan akan
kebenaran bisa melewati batasan rasionalitas.
i. Psikologi modern meyakini bahwa iman berhubungan dengan sesuatu yang
tidak nyata. Psikologi sufi justru memandang keimanan merupakan keyakinan
terhadap sesuatu yang luput dari pengetahuan terhadap hal-hal yang sifatnya
materiil11.

Frager memang menganggap penting posisi hati. Menurutnya, Allah Swt.


Menempatkan semacam kuil dalam setiap diri manusia, yang merupakan tempatnya
percikan ilahiah, dan kuil tersebut adalah hati. Frager menjelaskan bahwa jantung
menjaga keberlangsungan tubuh dengan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh,
sedangkan qalbu menjaga keberlangsungan psikis dengan kearifan dan cahaya, serta
penyucian diri dari sifat-sifat negative.

E. Prinsip dan Teori Dasar


Menurut Jhon Davis, ada 6 konsep dasar psikologi transpersonal :
 Pengalaman Puncak, meneliti pengalaman mistikal serta pengalaman-
pengalaman lain pada keadaan kesehatan psikologis yang optimal. Penelitian
tentang pengalaman puncak telah mengidentifikasi frekuensi,faktor pemicu,
faktor psikososial yang berkaitan dengannya, dan konsekuensi dari
pengalaman puncak.
 Transendensi Diri, mengacu langsung akan suatu koneksi, harmoni, atau
kesatuan yang mendasar dengan orang lain dan alam semesta.

11
Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.
 Kesehatan Optimal, kesehatan jiwa biasanya dilihat sebagai penaganan yang
memadai dari tuntutan-tuntutan lingkungan dan pemecahan konflik. Namun
pandangan psikologi transpersonal juga memasukkan kesadaran,pemahaman
diri dan pemenuhan diri.
 Kedaruratan Spiritual, yakni suatu pengalaman yang mengganggu yang
disebabkan oleh suatu pengalaman spiritual.
 Spektrum Perkembangan, pandangan ini mengisyaratkan adanya tingkatan
realitas dari tingkat material melalui tingkat yang berurutan mencakup sifat-
sifat dari tingkat sebelumnya.
 Meditasi, yakni berbagai praktek untuk memusatkan dan menenangkan proses
mental dan memupuk keadaan transpersonal.
F. Pendekatan
Menurut psikolog transpersonal Brant Cortright (1997) , karakter pendekatan
transpersonal adalah sebagai berikut :
 Suatu kerangka teoritis yang melihat kerja psikologis dalam konteks proses
spiritual
 Perlu adanya kesadaran
 Multidimensi dan muncul dari pengalaman
 Heart-centered
 Sangat optimistik dan penuh harapan
 Transformasi psycho-spiritual
G. Terapi Perilaku
Terapi perilaku transpersonal dapat dilakukan dengan menyambungkan kembali
klien dengan sumber kebijakan yang ada didalamnya. Menggabungkan conscious ego
dengan subconsious yang ada di dalam dengan maksud untuk mengaktifkan dan
mengembangkan kemampuan individu untuk menyembuhkan diri sendiri.
Psikoterapi Transpersonal merupakan suatu dimensi dari semua
konseling/psikoterapi yang diindahkan atau diabaikan. Artinya psikoterapi
transpersonal dapat menggunakan banyak pendekatan psikoterapi ataupun tidak
menggunakannya,dengan konsep gabungan pendekatan spiritual dan psikologi.
PSIKOLOGI ISLAM

A. Definisi psikologi islam

Ancok dan Suroso (2004) tidak menyebut psikologi islam, tapi psikologi islam dengan
menggantikannya sebagai perspektif islam terhadap psikologi modern dengan membuang
konsep-konsep yang tidak sesuai dan bertentangan dengan islam.

Bastaman (2006) mendefinisikan psikologi islami dengan corak psikologi berdasarkan


citra manusia menurut ajaran islam. Yang mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia
sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam
kerohanian dengan tujuan meningkatkan kuatan mentar dan kualitas keberagaman.

Dari tiga ahli psikologi islam tersebut maka dapat disimpulkan bahwa psikologi islam
adalah pandangan islam terhadap ilmu psikologi modern dengan memandang berbagai aspek.
Islam dengan demikian hanya memberikan komentar dan penilaian terhadap konsep-konsep
psikologi modern, baik dari segi tauhid (pandangan keyakinan islam) atau syariat (pandangan
hukum islam).

Psikologi adalah usaha membangun sebuah teori dari khazanah kepustakaan islam, baik
dari Al-qur’an, hadist, atau kitab-kitab klasik yang ditulis oleh ulama-ulama islam populer
sehingga dapat mewarnai dunia psikologi yang sekarang terus berkembang dengan pesat
(Rafy Sapuri, 2009).

Dari paparan tersebut maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa psikologi islam
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia yang mengacu pada norma-norma
keislaman.

B. Ruang lingkup psikologi islam

Ruang Lingkup Psikologi Modern terbatas pada tiga dimensi, yaitu fisik-biologis,
kejiwaan, dan sosio kultural. Kajian psikologi modern membahas tentang pengaruh hormon
dan sistem neurotransmitter terhadap perilaku manusia, dinamika psikologis individu
terhadap perilaku normal dan abnormal, dan juga pengaruh lingkungan dan budaya terhadap
kepribadian.
Nilai-nilai ketuhanan, khususnya keislaman sebagai agama samawi terakhir yang
menyempurkan ajaran Musa as., Daud as., Isa as., yang bersumbu kepada agama Ibrahim as.,
ditutup dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini menjadi landasan pemikiran
terpenting dalam memahami proses mental dan pembentukan perilaku manusia yang
memiliki potensi spiritual secara lengkap.

Jadi, ruang lingkup Psikologi Islam (selain tiga hal tersebut) juga mencakup dimensi
kerohanian atau dimensi spiritual, suatu wilayah yang tak pernah disentuh oleh Psikologi
Barat karena perbedaan pijakan teoritik. Psikologi Islam akan mengkaji jiwa dengan
memperhatikan badan, keadaan badan manusia sebagai cerminan jiwa. Jadi ekspresi badan
adalah salah satu fenomena kejiwaan. Tetapi, untuk merumuskan siapa manusia,

Psikologi Islam tidak hanya melihat dari aspek perilaku badannya saja atau kajian
neurofisiologis saja. Psikologi Islam bertujuan menjelaskan manusia dengan memulai firman
Tuhan tentang manusia sebab dalam diri manusia terdapat kompleksitas yang hanya Tuhan
yang mampu memahami dan menjelaskannya. Tentu saja, hal itu membutuhkan landasan
kewahyuan, baik yang bersumber dari Qur’an, Hadis, maupun pandangan ulama yang
bersinergi terhadap sumber hukum Islam tersebut.

C. Tujuan psikologi islam

Tugas psikologi islam berbeda dengan psikologi barat. Psikologi barat hanya
menerangkan (explanation), memprediksi (prediction), dan menyusun konstruk teoritis
sebagai landasan dalam mengontrol (controlling) perilaku mannusia. Sementara itu psikologi
islam bertujuan untuk menjelaskan, memprediksi, mengontrol, dan mengarahkan manusia
untuk memperoleh ridho Allah secara amaliah dan ilmiah. Jadi misi utama Psikologi Islam
adalah menyelamatkan dan mengantarkan manusia untuk memenuhi kecenderungan alami
dan fitrahnya untuk kembali kepada Allah SWT.

Psikologi Islam dibangun dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai acuan utamanya dan
Al-Qur’an diturunkan bukan semata-mata untuk umat islam melainkan untuk kebaikan
manusia (Q.S. 14: 1). Oleh karena itu, Psikologi Islam dibangun dengan arah untuk
kesejahteraan manusia. Tujuan utama pengembangan Psikologi Islam adalah untuk
memecahkan problem dan mengembangkan potensi individual dan komunitas manusia
melalui cara yang tepat untuk memahami hidup manusia.
D. Tokoh-tokoh psikologi islam
1. At-Tabari

Selain dikenal sebagai seorang ilmuwan yang menguasai bidang fisika dan kedokteran
At-Tabari dikenal juga sebagai seorang psikolog. Dalam kitabnya yang berjudul Fordous Al-
hikmah (paradise of wisdom), ia mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan
gangguan jiwa. Ia menganggap bahwa psikologi sangat berkaitan erat dengan ilmu
kedokteran. Karena itu untuk mengobati pasien gangguan jiwa tidak hanya dengan
melakukan konseling tapi juga diperlukan terapi.

At-Tabari menjelaskan bahwa pasien yang mengidap gangguan kejiwaan sering


mengalami halusinasi dan keyakinan yang salah atau biasa disebut delusi. Menurut At-
Tabari, pengobatannya dapat berupa konseling, yang caranya dengan membangkitkan
kembali kepercayaan diri pasiennya. Teknik ini terbukti masih relevan di zaman modern
karena pandangan ini sama dengan pandangan para tokoh psikologi humanistik.

2. Malik Babikir Badri (1932-sekarang)

Malik Babikir badri dianggap sebagai tokohyang paling depan dalam


menggembangkan psikologi islam. Badri lahir pada tanggal 16 Februari932 di Sudan. Pada
tahun 1971, Badri mendapatkan gelar profesor dalam ilmu psikologi dari University of
Riyadh, Saudi Arabi. Badri tercatat sebagai psikolog di British Psychological Society, dan
merupakan dewan pakar psikologi di UNESCO.

Salah satu karya Badri yang momumental adalah buku The Dilemma of
MuslimPsychologists yang dipublikasikan pada tahun 1978. Pada buku tersebut Badri
menyampaikan kegelisahannya dan sekaligus kritik terhadap kebanyakan psikolog muslim
yang tidak secara kritis menerima dan menggunakan teori psikologi modern yang sebenarnya
dibangun berdasarkan konsep manusia yang tidak lengkap dan kurang relevan dengan nilai-
nilai islam (jusmani, 1980).

Dalam bidang terapi, Badri berhasil menyampaikan teknik baru dlam systematic
desensitization. Hal itu disampaikan pada tulisannya yang berjudul A New Technique for The
Systematic Desensitization of Pervasive Anxiety and Phobic Reactions yang dipublikasikan di
American Journal of Psychology pada tahun 1966. Badri pun menyampaikan inovasinya
dalam mengatasi masalah gangguan obsessive-compulsive, dengan mengkombinasikan antara
terapi kognitif dan spiritually oriented mindfulness dan acceptance therapy.
Daftar Pustaka

Daniels, M. (2013). Traditional Roots, History, and Evolution of the Transpersonal Perspective.
USA: Wiley and Sons,Ltd.

Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.

Daniels, M. (2005). Introduction to Transpersonal Psychology.


http://www.mdani.demon.co.uk/trans/tranintro.htm. Diakses 13 Maret 2005

James, W. (n.d.). SERI LATIHAN KESADARAN. 16.

Friedman, H. & Pappas, J. (2006). Self-Expansiveness and Self-Contraction: Complementary


Processes of Transcendence and Immanence. The Journal of

Transpersonal Psychology, 38,(1).

Rowan, J. (1993). The Transpersonal: Psychotherapy and Counseling. NewYork: Routledge.

Shorrock, A. (2008). The Transpersonal in Psychology, Psychotherapy and Counselling. Palgrave


Macmillan Ltd.

Anda mungkin juga menyukai