Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH &

PENGERTIAN
PSIKOLOGI
HUKUM
RAFLY MARDIANSYAH PRATAMA
207421010
SEJARAH & PENGERTIAN
PSIKOLOGI HUKUM
 Pengenalan psikologi pertama kali sebagai ilmu pengetahuan yang otonom dan
berdiri sendiri terjadi pada akhir abad ke- 19, yang pada waktu itu masih menjadi
cabang ilmu pengetahuan filsafat dan psikologi juga sering menjadi sudut kajian
sosiologi. Dalam perjalanan sejarah yang singkat psikologi telah didefenisikan
dalam berbagai cara, para ahli psikologi terdahulu mendefenisikan psikologi
sebagai "studi kegiatan mental". Kata psikologi sering disebut ilmu jiwa, berasal
dari bahasa Yunani psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dengan demikan
psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kejiwaan atau ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia, atau sebab tingkah laku manusia yang
dilatarbelakangi oleh kondisi jiwa seseorang atau secara singkat dapat diartikan
sebagai studi mengenai proses perilaku dan proses mental.
PENGERTIAN PSOKOLOGI HUKUM
MENURUT PARA AHLI
1.Wilhelm Wunt (1892), psikologi bertugas menyelidiki apa yang kita sebut  pengalaman dalam sensasi dan perasaan kita sendiri,
pikiran serta kehendak kita yang bertolak belakang dengan setiap obyek pengalaman luar yang melahirkan pokok permasalahan
ilmu alam. William James (1980), psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, termasuk fenomena dan kondisi-kondisinya.
Fenomena adalah apa yang kita sebut sebagai perasaan, keinginan, kognisi, berpikir logis, keputusan-keputusan dan sebagainya.
2.James Angell (1910), psikologi adalah semua kesadaran dimana saja, normal atau abnormal, manusia atau binatang yang dicoba
untuk dijelaskan pokok permasalahannya.
3.John B Watson (1919), psikologi merupakan bagian dari ilmu alam yang menekankan perilaku manusia, perbuatan dan ucapannya
baik yang dipelajari maupun yang tidak sebagai pokok masalah.
4.Kurt Koffka (1925), psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku makhluk hidup dalam hubungan mereka  dengan dunia luar.
 Berdasarkan defenisi di atas, mempelajari psikologi berarti mengenal manusia dalam arti memahami,
menguraikan dan memaparkan manusia sebagai individu dan sosial serta berbagai macam tingkah laku
dan kepribadian manusia, juga seluruh aspek-aspeknya.

 Psyche (jiwa) adalah kekuatan hidup atau sebabnya hidup (anima). Dari pengertian-pengertian psikologi
yang telah disebutkan di atas, penulis berpendapat antara psikologi dan hukum dari sudut kajiannya
adalah keduanya mengkaji gejala-gejala sosial, hal ini jika menilik kembali pengertian hukum secara
empirik. Keduanya memfokuskan diri pada perilaku manusia, yang berusaha menyelesaikan masalah
serta memperbaiki kondisi manusia.

 Craig Haney menyatakan "bahwa psikologi bersifat deskriptif dan hukum bersifat perskriptif" (Haney:
1981 dalam Kapardis: 1999). Artinya psikologi menjelaskan tentang bagaimana orang berperilaku secara
aktual, hukum menjelaskan bagaimana orang seharusnya berperilaku, tujuan utama ilmu psikologi adalah
memberikan penjelasan yang lengkap dan akurat mengenai perilaku manusia, tujuan utama hukum adalah
mengatur perilaku manusia.
 Dalam arti yang agak lebih idealistis, ilmu psikologi menurut Constanzo (2006: 12) "terutama tertarik
untuk menemukan kebenaran sedangkan sistem hukum terutama tertarik untuk memberikan keadilan".
Berdasarkan keterkaitan kedua terminologi tersebut maka psikologi hukum dapat diartikan sebagai studi
psikologi yang mempelajari ketidakmampuan individu untuk melakukan penyesuaian terhadap norma
hukum yang berlaku atau tidak berhasilnya mengatasi tekanan-tekanan yang dideritamya. Dalam kondisi
yang demikianlah maka diperlukan studi psikologi terhadap hukum yang disebut psikologi hukum.
Menurut Soerjono Soekanto (1983:2) "psikologi hukum adalah studi hukum yang akan berusaha
menyoroti hukum sebagai suatu perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan
kejiwaan dari perilaku atau sikap tindak tersebut".
Di bawah ini dikutip beberapa defenisi psikologi hukum yang
terdapat dalam berbagai literatur, yaitu:

 1. Sebagai suatu pencerminan dari perilaku manusia (human behaviour). (Sorjono Soekanto,1989; R. Ridwan
Syahrai,1999; Bernard Arief Sidharta, 2000; Soedjono Dirdjosuwiryo,2001; Sudarsono, 2001; Soeroso, 2004;
Munir Fuady, 2006).
 2. Sebagai bentuk pelayanan psikologi yang dilakukan dalam hukum meliputi Psycho-Legal Issue, pendampingan di
pengadilan dan prilaku kriminal (The Commite On Etnical Guidelines For Forensic Psychology dalam Rahayu:
2003, hal. 3)
 3. Meliputi legal issue; penelitian dalam kesaksian, penelitian dari pengambilan keputusan yuri dan hakim, begitu
pula di dalam kriminologi untuk menentukan sebab-sebab, langkah-langkah preventif, kurasif, perilaku kriminal dan
pendampingan di pengadilan yang dilakukan oleh para ahli di dalam pengadilan (Blackburn: 1996)
 4. Meliputi aspek perilaku manusia dalam proses hukum, seperti ingatan saksi, pengambilan keputusan hukum oleh
yuri, dan pelaku kriminal (Curt R. Bartol:1983)
 5. Suatu pendekatan yang menekankan determinan-determinan manusia dari hukum, termasuk dari perundang-
undangan dan putusan hakim, yang lebih menekankan individu sebagai unit analisisnya. Perhatian utama dari kajian
psikologi hukum yaitu lebih tertuju pada proses penegakan hukum (saksi mata, tersangka/terdakwa, korban kriminal,
jaksa penuntut umum, pengacara hakim dan terpidana) (Rahayu: 2003)

Anda mungkin juga menyukai