Anda di halaman 1dari 5

Dominika|13130020|3PPS1 | 1

Personality
A. Teori
Kepribadian merupakan keunikan yang dimiliki oleh individu dalam pola perilaku,
cara berpikir, perasaan, emosi, dan kognisi, yang membuat individu tersebut berbeda dari
orang lain. Dalam ilmu Psikologi ada beberapa aliran yang dapat membentuk kepribadian
seseorang, antara lain; Psikoanalisa, Behavioristik, Strukturalisme, Fungsionalisme, Gestalt
dan Humanistik. Dalam pembahasan kali ini kita akan mendalami bagaimana aliran
Behavioristik dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Behaviorisme adalah teori mekanistik; menjelaskan perilaku yang teramati sebagai
respon terhadap pengalaman yang bisa diramalkan. Kaum behaviorisme meyakini bahwa
manusia di segala usia belajar mengenai dunia dengan cara yang sama seperti organisme
yang lain; dengan bereaksi terhadap berbagai aspek lingkungan yang menurut mereka
menyenangkan, menyakitkan atau mengancam. Kaum behaviorisme mencari berbagai
peristiwa yang menentukan apakah perilaku tertentu akan diulang. Salah satu tokoh
behaviorisme yang terkenal adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Ivan Pavlov, ia adalah seorang Fisiolog yang berasal dari Rusia.
Eksperimen yang terkenal dari Ivan Pavlov adalah ekperimen yang ia lakukan pada
seekor anjing. Dimana dalam ekperimen tersebut merupakan konsep dasar dari classical
conditioning. Pavlov mengemukakan empat peristiwa ekperimental dalam proses akuisisi
dan penghapusan (extinction) sebagai berikut.
1. Stimulus Tak Terkondisi(UCS): suatu peristiwa lingkungan yang melalui
kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh; makanan.
2. Stimulus Terkondisi(CS) :suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral
dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh; bunyi bel (CS) yang
dipasangkan dengan makanan(UCS).
3. Respon Tak Terkondisi(UCR) : refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau
dengan sendirinya, tanpa ada proses pembelajaran. Contoh; anjing mengeluarkan air
liur ketika melihat makanan.
Dominika|13130020|3PPS1 | 2

4. Respon Terkondisi(CR) : refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari
penggabungan CS dan UCS. Contoh; keluarnya air liur ketika bunyi bel dan
makanan muncul secara bersamaan.
Pavlov mengartikan penghapusan (extinction) sebagai pemberian stimulus
terkondisi (CS) secara berulang kali tanpa pemberian hadiah utama atau dengan kata lain
tidak memunculkan stimulus tak terkondisi (UCS), sehingga kemampuan stimulus
terkondisi untuk menimbulkan respon akan hilang.

B. Analisa Kasus
Berhubungan dengan teori diatas saya akan menganalisa sebuah kasus, kasus ini
sempat menjadi bahan diperbincangkan yang hangat dalam dunia pendidikan beberapa
bulan lalu. Kasus tersebut mengenai pelecehan seksual terhadap seorang anak disebuah
Taman Kanak-Kanak (TK) ternama di Indonesia yaitu Jakarta Internasional School (JIS).
Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM berita yang berjudul Bocah Belanda Korban
Sodomi di JIS Mengamuk Ibunda AK mengatakan bahwa AK tidak mau mengenakan
celana akibat dari tindakan sodomi yang dilakukan oleh para pelaku. Perilakuyang
ditunjukan AK merupakan hasil dari proses akuisisi yang terjadi pada AK. Sama seperti
eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, dalam kasus yang dialami oleh korban yang
berinisial AK terjadi empat peristiwa seperti dalam ekperimen. Sehingga perilaku akhir
yang ditunjukan AK adalah respon dari apa yang Ia pelajari dari lingkungan sekitarnya.
Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan empat peristiwa tersebut sebagai berikut:

Melihat celana (stimulus netral) AK tidak takut


Melihat orang jahat AK ketakutan
UCS UCR


Celana + Orang jahat AK ketakutan
netral + UCS UCR

Dominika|13130020|3PPS1 | 3


Celana AK Ketakutan
CS CR

Rasa takut yang dialami oleh AK ketika mellihat celana, merupakan hasil dari
pengkondisian klasik saat ia mengalami pelecehan seksual di toilet sekolahnya. Awalnya
sebelum pelecehan tersebut AK bereaksi biasa saja terhadap celana, namun setelah
mengalami pelecehan, terjadi proses asosiasi stimulus antara celana dan pelaku pelecehan
(orang jahat). Sehingga setiap kali AK melihat celana Ia ingat pada kejadian yang
membuatnya takut, hal inilah yang menyebabkan Ia tidak mau menggunakan celana setelah
kejadian pelcehan itu.

Secara tidak lansung katakutan ini mempengaruhi kepribadain AK, serta dapat
mempengaruhi perkembangan psikososialnya. Ia menjadi anak yang menutup diri dari
orang-orang yang tidak dikenalnya. Dan Ia menjadi anak yang mengalami kebergantungan
terhadap orang tuanya.
















Dominika|13130020|3PPS1 | 4
































Dominika|13130020|3PPS1 | 5

Anda mungkin juga menyukai