Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH REVIEW JURNAL

Orientasi Kebahagiaan Siswa SMA, Tinjauan Psikologi Indigenous pada


Siswa Laki-Laki dan Perempuan
Mata Kuliah Psikologi Ulayat

Disusun oleh
Hanna Tania 111711133030
Almira Nadya Yasmine 111711133123
Putu Dida Dirana G. 111711133154
Adinda Reza M 111711133184
Sasmita Palupi R 111711133191
Shafirra Nur Jannah 111711133194

Kelas B-1

PROGRAM SARJANA FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebahagiaan adalah keinginan setiap individu, setiap individu pasti
menginginkan kebahagiaan terutama pada kalangan remaja. Kebahagiaan adalah
keadaan emosi positif yang didefinisikan secara subjektif oleh setiap orang
(Synder & Lopez, 2006). Kebahagiaan setiap orang pastinya berbeda-beda dalam
menghayatinya dimana individu tersebut menjalani hidup dengan penuh semangat
dan optimisme serta jauh dari penderitaan. Mereka juga menyadari betapa
bahagaia dalam melangsungkan kehidupannya walaupun dalam suatu kehidupan
pasti terdapat keadaan buruknya. Konsep kebahagiaan terkadang masih menjadi
misteri karena kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Kebahagiaan termasuk
dari psikologi positif yang artinya individu memiliki emosi positif yang mengubah
perasaan dan pikiran individu tersebut dalam menjalani kehidupannya (Seligman,
2002). Emosi positif bisa tentang masa lalu, masa sekarang, atau masa depan.
Setiap individu dapat menggerakan emosi tersebut kearah positif dengan
mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir ke masa depan, dan cara
menjalani masa sekarang. Itulah arti dari kebahagiaan itu adalah psikologi positif.
Kebahagiaan agak sulit untuk diartikan karena cakupannya begitu luas dan begitu
dalam (Strongman, 2005).
Tips untuk bertanya untuk mendapatkan tolok ukur kebahagiaan yaitu
menggunakan kata bantu “why” seperti mengapa seseorang ingin kaya, mobil
baru, terkenal, dan sukses? Jawabannya akan bermuara karena yang bersangkutan
ingin bahagia (Shahar, 2007). Jika diteruskan kepertanyaan selanjutnya seperti
alasan seseorang ingin bahagia maka jawaban mereka pasti tujuan hidup
seseorang adalah “bahagia”. Semua tolok ukur baik kekayaan material,
popularitas, kepuasan spiritual maupun emosinal hanya akan bermuara kesatu kata
yaitu “bahagia”.
Penelitian yang dilakukan oleh Jersild (dalam Mappiare, 1982)
menunjukan adanya keragaman hal-hal yang menyebabkan seseorang untuk
bahagia. Terutama pada remaja yang berusia 15-18 tahun, sumber kebahagiaan
yang mendapatkan frekuensi tertinggi terdiri dari a) pergi rekreasi ramai-ramai
seperti mengunjungi tempat wisata, b) mencapai peningkatan diri, berhasil
mendapatkan rangking di sekolah, memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan, serta ada rasa penting dalam jabatan, c) memperoleh hubungan yang
baik dengan orang lain, memiliki sahabat, dan mendapatkan teman yang baik, d)
bahagia dalam mengikuti olahraga, permainan-permainan, bersepeda, dan lain-
lain e) merasa dirinya dapat bermanfaat bagi orang lain. Kebahagiaan laki-laki
dan perempuan tidak begitu berbeda. Tidak ada yang lebih bahagia perempuan
dan laki-laki, tetapi terdapat penyebab kebahagian mereka yang berbeda-beda dari
dua jenis kelamin ini (Argyle, 2001). Kebahagiaan laki-laki lebih dipengaruhi
oleh pekerjaan yang dia miliki, kepuasan ekonomi yang didapat, dan diri mereka
sendiri seperti fisik yang dimilikinya. Sedangkan pada perempuan kebahagiaanya
dipengaruhi oleh anak-anak mereka dan kesehatan keluarganya.
Pentingnya kebahagiaan bagi tiap individu, maka ada pertanyaan
mengenai peristiwa atau hal yang membuat bahagia remaja yang dirasa paling
bahagia dalam hidupnya dan ada tidaknya perbedaan orientasi kebahagiaan pada
remaja laki-laki dan perempuan. Diketahui bahwa hasil orientasi kebahagiaan
pada remaja laki-laki dan perempaun peneliti menggunakan pendekatan
indegenous psychology yaitu pendekatan yang dilihat dari sudut pandang budaya
lokal, agar data yang didapat dalam realitas Indonesia sendiri, sehingga setiap
fenomena dipandang menurut konteks, terpampang, serta dapat ditafsirkan secara
relatif berdasarkan budaya dan ekologi tempat fenomena tersebut. Serta pada
penelitian ini juga diharapkan menambah kajian teori tentang kebahagiaan dan
pemahaman kepada orang tua yang memiliki anak pada usia remaja dan juga bagi
remaja itu sendiri dapat memahami dirinya. Hasil penelitian ini juga untuk
digunakan oleh pihak-pihak terkait dalam menentukan langkah-langkahnya
meraih kebahagiaan.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kebahagiaan yang dimiliki oleh remaja laki-laki dan
perempuan
2. Faktor kebahagian remaja laki-laki dan remaja perempuan
3. Sumber kebahagiaan yang dimiliki remaja laki-laki dan perempuan

1.3 Manfaat Penelitian


1. Orang tua yang memiliki anak remaja dapat memahami kebahagiaan
yang didapatkan untuk anaknya
2. Remaja laki-laki dan perempuan jadi mengerti dan mengenali dirinya
sendiri untuk memperoleh kebahagian mereka
3. Peneliti atau pihak-pihak lain tau cara meraih suatu kebahagiaan
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Metode Penelitian


Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian
kuantitatif. Responden penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Yogyakarta dan SMA di Ciamis. Peneliti
menggunakan jenjang pendidikan SMA dikarenakan siswa SMA adalah usia
remaja yaitu berusia 13-18 tahun (Hurlock,2004), serta pada masa itu telah
memasuki fase menghayati nilai-nilai kehidupan. Jumlah keseluruhan responden
adalah 467 orang. Namun delapan responden mengisi kuesioner dengan tidak
lengkap, sehingga tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Jadi jumlah responden pada
penelitian ini adalah 459 orang, terdiri dari 190 siswa laki-laki dan 269 siswa
perempuan. Data yang didapat adalah data dari hasil penyebaran kuesioner dengan
pertanyaan terbuka atau open-ended questionnaires yang merupakan hasil
adaptasi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Kim (2009). Kuesioner tersebut
merupakan salah satu instrumen dari metode Indigenous Psychology yang
digunakan untuk mempelajari perilaku sesuai dengan konteks budaya lokal ( Kim
& Berry, 1993). Pertanyaan yang diajukan adalah untuk mengungkap secara
mendetail mengenai peristiwa yang membuat remaja merasa paling bahagia.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang,
yaitu dengan memasukkan data kuantitatif yang sudah diolah sebelumnya dan
data kualitatif yang sudah dikuantitatifkan dalam SPSS ( Statistic Package for
Social Sciences). Adapun kekurangan daripada pemaparan metode penelitian dari
jurnal ini. Peneliti tidak menuliskan dengan jelas metode apa yang digunakan,
kualitatif atau kuantitatif. Peneliti juga tidak menjelaskan secara rinci mengenai
kriteria partisipan. Jika berkiblat dengan sistematika penulisan jurnal oleh
American Psychological Association (APA), maka dalam metode penelitian harus
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Identify subsections
Peneliti tidak menggunakan sub bagian, namun mendeskripsikan
partisipan biarpun tidak mendetail serta prosedur penelitian dan jenis
asesmen yang digunakan tidak begitu jelas.
2. Participant (subject) characteristics
Penulis mencantumkan beberapa karakter partisipan yang berkaitan
namun tidak secara spesifik terhadap topik, sehingga tidak cukup adekuat
dalam menjelaskan karakter demografis seperti, sosioekonomi, generasi,
suku bangsa, dsb. Penulis hanya mencantumkan kriteria, yakni umur
partisipan kisaran 13-18 tahun dan tidak membatasi gender.
3. Sampling procedures
Penulis tidak menuliskan metode sampling yang digunakan juga tidak
menjelaskan secara detail mengenai persentase partisipan yang ikut dari
jumlah sampel. Penulis juga tidak mencantumkan lokasi dan setting
pengambilan data maupun persetujuan yang dibuat antara peneliti dengan
partisipan.
4. Sample size, power, and precision
Penulis sudah mencantumkan tujuan dari diberlakukannya ukuran
sampel, namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana
ukuran sampel tersebut ditentukan.
5. Measures and covariates
Penulis sudah mencantumkan teknik pengambilan data yang digunakan
dalam penelitian, yaitu survey kuesioner. Tetapi penulis tidak
mencantumkan teknik pemantapan pengambilan kredibilitas penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas data.
6. Research design
Penulis mencantumkan sedikit tentang desain penelitian yang digunakan,
namun tidak cukup menjelaskan sehingga tidak memenuhi kriteria ini.
7. Experimental manipulation or intervention
Penulis tidak membahas lebih dalam tentang desain penelitian, maka
kriteria ini tidak dapat diketahui pemenuhannya.
BAB III
HASIL PENELITIAN

Peneliti agar dapat mendapatkan gambaran mengenai peristiwa yang


membuat remaja merasa paling bahagia dengan memberikan sebuah pertanyaan
terbuka sebagai berikut: “tuliskan peristiwa yang membuatmu paling bahagia!”.
Kemudian peneliti mendapatkan jawaban yang sangat bervariasi, terlihat dari
kategori besar jawaban responden yang ditampilkan pada grafik 1, dibawah ini :

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada 8


peristiwa yang membuat remaja merasa paling bahagia yaitu yang tertinggi
peristiwa yang berhubungan dengan keluarga (31,6%), yang kedua alasan
peristiwa prestasi sebesar (28,8%). Selanjutnya respon lainnya yaitu mencintai
dan dicintai sebesar (9,4%), spiritualitas (9,4%), teman (8,7%), waktu luang (5%),
mendapatkan uang (2,4%), serta jawaban-jawaban lain yang masuk ke dalam
kategori “others” sebesar (8,4%).
Dalam peristiwa-peristiwa tersebut penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Keluarga
Kategori besar keluarga terdiri dari kategori-kategori kecil yang meliputi
kategori dicintai orang tua, kebersamaan dengan keluarga, bertemu
ibu/ayah,liburan dengan keluarga, membahagiakan keluarga,
membahagiakan orang tua,membanggakan orang tua, membantu keluarga,
memiliki keluarga harmonis dan bahagia, memiliki orangtua yang baik,
mempunyai adik, serta selamat dari musibah.
2. Prestasi
Kategori prestasi meliputi kategori berguna bagi orang lain, berprestasi,cita-
cita tercapai, diterima di sekolah yang diinginkan, juara, keinginan
tercapai,lulus, memecahkan masalah, mendapat hadiah, mendapat ranking
bagus,menemukan sesuatu, mengalahkan orang lain, nilai bagus dan sukses.
3. Mencintai dan dicintai
Kategori mencintai dan dicintai terdiri dari kategori kecil bertemu orang
spesial, cinta, dicintai, diperhatikan, diterima orang lain, kebersamaan
dengan orang dekat, kebersamaan dengan orang yang dicintai, memaafkan,
serta ulang tahun.
4. Spiritualitas
Kategori spiritualitas merupakan kumpulan dari kategori fisik yang
baik,hidup, lahir dan kelahiran, serta spiritualitas
5. Teman
Kategori teman meliputi kategori kecil bertemu orang spesial, kebersamaan
dengan teman, memiliki pacar, serta memiliki teman.
6. Waktu luang
Kategori waktu luang terdiri dari kategori bercanda, bermain, liburan,serta
menonton film.
7. Uang
Kategori besar uang, merupakan kategori yang terdiri dari satu kategori
kecil yaitu kategori uang tersebut sendiri.
8. Lain-lain (others)
Kategori “others” merupakan kategori besar yang terdiri dari jawaban-
jawaban yang tidak sesuai dengan kategori yang sudah ada seperti kategori
kecil beruntung, bisa makan, kebebasan, membahagiakan diri sendiri, serta
mendapatkan kejutan dan jawaban yang tidak mewakili pertanyaan seperti
irrelevant answer serta missing atau responden tidak menjawab pertanyaan
dari aitem pertama.

Peneliti menggunakan informasi keadaan diri responden berupa jenis


kelamin untuk mengetahui peristiwa yang membuat paling bahagia responden
menurut jenis kelaminnya. Pada tabel dibawah ini menjelaskan tentang data
tabulasi silang yang memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang membuat remaja
merasa paling bahagia oleh siswa laki-laki dan perempuan.

Hasil dari tabel 1 yang menggunakan tabulasi silang kategori jenis


kelamin telah dianalisis, analisisnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan (p>0.05) antara peristiwa yang membuat remaja bahagia dengan
jenis kelamin. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 8 peristiwa yang
dirangkum dalam kategori besar yang membuat remaja bahagia, termasuk
jawaban “others”. Namun, peneliti disini memfokuskan kajian pada peristiwa
yang membuat remaja merasa paling bahagia tanpa adanya kategori “others”.
Data pada tabel menunjukkan bahwa kategori keluarga, mencintai dan
dicintai, serta mendapatkan uang didominasi oleh responden perempuan.
Sedangkan kategori prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu luang didominasi
oleh responden laki-laki. Perbedaan ini dapat dilihat dalam grafik 2 seperti
berikut:

Dari grafik di atas, terlihat bahwa hasil tabulasi silang jenis kelamin
dengan keluarga didominasi responden perempuan sebesar 34,9% sedangkan
responden laki-laki hanya sebesar 26,8%. Kategori prestasi lebih tinggi responden
laki-laki sebesar 32,1%, sedangkan responden perempuan hanya sebesar 26,4%.
Kategori mencintai dan dicintai lebih besar responden perempuan sebesar 11,5%
dibanding6,3% milik responden laki-laki. Kategori spiritualitas, teman, dan waktu
luang didominasi oleh responden laki-laki sebesar 11,1%, 10%, serta 6,3% karena
responden perempuan hanya sebesar 8,2%, 7,8%, serta 4,1%. Kategori
terakhir,yaitu kategori uang, responden perempuan lebih tinggi yaitu sebesar 3%
dibandingkan responden laki-laki yang hanya 1,6%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh kategori peristiwa
yang menyebabkan remaja merasa paling bahagia, yaitu peristiwa yang berkaitan
dengan keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman, waktu
luang, serta uang.
Menurut Argyle (2001), orientasi kebahagiaan pada remaja laki-laki dan
perempuan berbeda-beda. Peristiwa yang membuat responden remaja laki-laki
sangat bahagia adalah peristiwa yang berhubungan dengan prestasi, spiritualitas,
teman, dan waktu luang, sedangkan pada remaja perempuan adalah peristiwa yang
berhubungan dengan keluarga, mencintai dan dicintai, serta uang. Namun
demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi kebahagiaan
remaja laki-laki dan perempuan. Seperti yang telah dikatakan (Compton, 2005)
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lebih bahagia antara remaja laki-laki
dan perempuan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan Penelitian


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Oetami dan Kwartini
Wahyu Yuniarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kebahagiaan remaja laki-laki dan perempuan. Namun, terdapat hal yang menjadi
catatan yaitu adanya perbedaan peristiwa yang membuat paling bahagia antara
laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki peristiwa yang berhubungan dengan
prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu luang merupakan peristiwa yang dapat
menjadi stimulus munculnya kebahagiaan. Kemudian, pada perempuan, peristiwa
yang berhubungan dengan keluarga, mencintai dan dicintai serta uang merupakan
peristiwa yang dapat menjadi stimulus munculnya kebahagiaan. Peneliti
mengakui bahwa penelitian yang dilakukannya merupakan penelitian awal yang
masih belum secara dalam mengkaji hubungan antara sumber dan bentuk
dukungan yang diperoleh responden terhadap pembentukan orientasi kebahagiaan.
Namun, penelitian ini sudah dapat menjadi awal penelitian dengan metode
indigenous psychology yang nantinya dapat memunculkan penelitian lanjutan
yang lebih mendalam menggunakan metode yang sama metode indigenous
psychology.

4.2 Refleksi Kelompok Review


Bagi kami, kelompok yang melakukan review terhadap jurnal penelitian
yang dilakukan oleh Putri Oetami dan Kwartini Wahyu Yuniarti dengan judul
Orientasi Kebahagiaan Siswa SMA, Tinjauan Psikologi Indigenous pada Siswa
Laki-laki dan Perempuan ini menjadi suatu informasi baru dan membuka
perspektif baru terhadap contoh penelitian dengan menggunakan metode
indigenous psychology. Menurut kami hasil dalam penelitian yang dilakukan di
Yogyakarta ini yang mana tidak terdapat perbedaan signifikan antara kebahagiaan
laki-laki dan perempuan, namun terdapat perbedaan peristiwa yang dapat
menyebabkan kebahagiaan antara laki-laki perempuan ini sesuai dengan apa yang
kami kelompok review rasakan. Menurut anggota kelompok kami yang
perempuan mengaku bahwa peristiwa yang berhubungan dengan keluarga,
mencintai dan dicintai serta uang memang merupakan salah satu peristiwa yang
dapat memunculkan kebahagiaan pada diri mereka. Sementara itu, anggota
kelompok kami yang laki-laki juga menyetujui bahwa peristiwa yang
berhubungan dengan prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu luang. Menurut
kelompok kami, karena penelitian ini menggunakan metode indigenous
psychology dan dilakukan di daerah Yogyakarta, sebaiknya penelitian ini dapat
mengungkapkan informasi yang khas dari responden di Yogyakarta dan untuk
selanjutnya dapat dibandingkan dengan daerah lain dengan konteks budaya yang
berbeda. Kami mengharapkan muncul penelitian-penelitian lanjutan yang
menggunakan metode indigenous psychology sehingga dapat memberikan
sumbangan terhadap perkembangan ilmu psikologi dan juga kebermanfaatan bagi
kemajuan dunia pendidikan serta kehidupan sosial.

Referensi
Argyle, M. (2001). The Psychology Happiness 2nd.
Compton, W. C. (2005). An Introduction to Positive Psychology. California: Thomson
Wadsworth.
Hurlock, E. (2005). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kim, U. &. (1993). Research and Experience in Cultural Contex volume 17, Cross Cultural
Research and Methodology Series. Indigenous Psychology .
Kim, U. (2009). Indegenous Psychological analysis of trust/hapiness/self/achivement/
parent child relationship/ coping with sidadter. Korea: Inha University.
Mahpur, M. H. (2006). Spirit Al-Quran dalam membentuk Masyarakt yang sehat.
Psikologi Emansipatoris .
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Seligman, M. E. (2002). Authentic Happiness Using the new positivePsychology to realize
your potential for lasting fulfillment. New York: New York Free Press.
Shahar, T. B. (2007). Learn the secrets to daily joy and lasting fullfillment. New york: Mc
Graw Hill.
Synder, C. R. (2006). Positive psychology: the scientific and practical explorations of
human strengths. California: California sage publications.
T, S. K. (2005). The psychology of emotion . England: John Willey.

Lampiran

Pertanyaan Kelompok Non Presenter


Kelompok 1:
Bagaimana validitas & reliabilitas atas penelitian tersebut dimana data diambil
dengan hanya menggunakan 2 pertanyaan closed-ended & 2 pertanyaan open
ended?
Jawaban: Untuk validitasnya peneliti telah menggunakan penelitian
kuantitatif dimana peneliti menggunakan kuesioner yang telah teruji
validitasnya karena menggunakan pertanyaan terbuka atau open ended
questionnaires yang merupakan hasil adaptasi dari kuesioner yang
dikembangkan oleh Kim (2009). Lalu reliabilitasnya data yang diperoleh
menggunakan tabulasi silang, yaitu dengan menggunakan SPSS for
windows version 17.0. Peneliti tidak menggunakan closed ended hanya
menggunakan open ended hasil adaptasi Kim (2009).

Kelompok 2:
Apa keterbatasan atau limitasi dari penelitian tersebut yang harus dikembangkan
oleh peneliti selanjutnya?
Jawaban: Keterbatasan dalam penelitian ini dari sisi partisipan masih kurang
me-representasi etnis suku jawa (lebih baik perwakilan dari setiap provinsi
yang ada di pulau Jawa), perlu penambahan variabel lainnya yang
berhubungan dengan orientasi kebahagiaan sehingga dapat memberikan
gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi
orientasi kebahagiaan selain keluarga, prestasi, uang, dan sebagainya,
pengambilan data sebaiknya menggunakan studi kualitatif yang indigenous
psychology agar dapat melihat lebih dalam lagi dengan lokal orientasi
kebahagiaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan.
Kelompok 3:
Dalam data tabulasi silang (di hasil analisis) apa hal yang dapat menjelaskan
perbedaan peristiwa yang membuat bahagia antara perempuan dan laki-laki?
Jawaban: Hal yang menjelaskan perbedaan peristiwa adalah dari hasil
analisis tersebut ketika data di tabulasi silang didapatkan hasil yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara peristiwa yang
membuat remaja bahagia dengan jenis kelamin. Dimana, kategori keluarga,
mencintai dan dicintai, serta mendapatkan uang didominasi oleh responden
perempuan. Dan laki-laki di didominasi oleh kategori prestasi, spiritualitas,
teman, dan waktu luang. Dapat dikaitkan pula dengan menurut Argyle
(2001), orientasi kebahagiaan pada remaja laki-laki dan perempuan berbeda-
beda. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
orientasi kebahagiaan remaja laki-laki dan perempuan. Seperti yang telah
dikatakan Compton (2005) bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lebih
bahagia antara remaja laki-laki dan perempuan.

Kelompok 4:
Mengapa terdapat perbedaan jenis peristiwa pembuat bahagia remaja pria dan
remaja wanita?
Jawaban: Karena kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Menurut hasil
penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kebahagiaan
perempuan dan laki-laki, tetapi terdapat penyebab kebahagian mereka yang
berbeda-beda dari dua jenis kelamin ini (Argyle, 2001). Sehingga terdapat
perbedaan jenis peristiwa yang membuat mereka bahagia. Dari beberapa
literatur terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh Jersild (dalam Mappiare,
1982) menunjukan adanya keragaman hal-hal yang menyebabkan seseorang
untuk bahagia. Terutama pada remaja yang berusia 15-18 tahun, sumber
kebahagiaan yang mendapatkan frekuensi tertinggi terdiri dari a) pergi
rekreasi ramai-ramai seperti mengunjungi tempat wisata, b) mencapai
peningkatan diri, berhasil mendapatkan rangking di sekolah, memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, serta ada rasa penting dalam
jabatan, c) memperoleh hubungan yang baik dengan orang lain, memiliki
sahabat, dan mendapatkan teman yang baik, d) bahagia dalam mengikuti
olahraga, permainan-permainan, bersepeda, dan lain-lain, e) merasa dirinya
dapat bermanfaat bagi orang lain. Dari banyaknya penyebab di atas,
kebahagiaan laki-laki lebih dipengaruhi oleh pekerjaan yang dia miliki,
kepuasan ekonomi yang didapat, dan diri mereka sendiri seperti fisik yang
dimilikinya. Sedangkan kebahagiaan perempuan lebih dipengaruhi oleh
anak-anak mereka dan kesehatan keluarganya. Sehingga hasil penelitian
yang didapat menunjukkan responden remaja laki-laki sangat bahagia pada
peristiwa yang berhubungan dengan prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu
luang, sedangkan pada remaja perempuan adalah peristiwa yang
berhubungan dengan keluarga, mencintai dan dicintai, serta uang.

Kelompok 6:
Apa yang menyebabkan adanya perbedaan kebahagiaan antara laki-laki dan
perempuan?
Jawaban: Perbedaan kebahagiaan antara laki-laki dan perempuan
disebabkan karena perbedaan peristiwa yang menjadi stimulus kebahagiaan
antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki peristiwa yang berhubungan
dengan prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu luang merupakan peristiwa
yang dapat menjadi stimulus munculnya kebahagiaan. Kemudian, pada
perempuan, peristiwa yang berhubungan dengan keluarga, mencintai dan
dicintai serta uang merupakan peristiwa yang dapat menjadi stimulus
munculnya kebahagiaan.

Kelompok 7
Jelaskan untuk kategori spiritualitas itu seperti apa dan mengapa menjadi salah
satu peristiwa membahagikan pada responden laki-laki?
Jawaban: Menurut Adler, manusia adalah makhluk yang sadar, yang berarti
bahwa ia sadar terhadap semua alasan tingkah lakunya, sadar
inferioritasnya, mampu membimbing tingkah lakunya, dan menyadari
sepenuhnya arti dari segala perbuatan untuk kemudian dapat
mengaktualisasikan dirinya. (dalam Mahpur & Habib, 2006: 35).
Spiritualitas diarahkan kepada pengalaman subjektif dari apa yang relevan
secara eksistensial untuk manusia. Spiritualitas tidak hanya memperhatikan
apakah hidup itu berharga, namun juga fokus pada mengapa hidup berharga.
Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang
bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau
material. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam
mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial
dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang (Hasan, 2006 :
288). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ketika seseorang berhasil
menemukan kebermaknaan daripada hidupnya maka akan timbul kepuasan
yang membawa pada kebahagiaan serta kebanggaan pribadi dalam diri

Kelompok 8:
Kenapa hal-hal yang bersifat material seperti pekerjaan dan kepuasan ekonomi
menyebabkan kebahagiaan pada laki-laki?
Jawaban: Karena laki-laki menganggap identitas itu penting dan harga diri
mereka, orang-orang menganggap bahwa laki-laki matang dan sukses
terlihat dari material, pekerjaan, dan keseimbangan ekonominya. Menurut
Myers (2000) kebahagiaan tercipta dari kesejahteraan yang didapatkan serta
banyaknya finansial yang dimiliki.

Kelompok 9:
Disebutkan bahwa penyebab kebahagiaan pada perempuan yaitu anak, kesehatan,
keluarga. Apakah bisa penyebab kebahagiaan perempuan disebabkan oleh faktor
penyebab kebahagiaan pada laki-laki?
Jawaban: Bisa, namun tidak banyak penyebab kebahagiaan remaja
perempuan yang disebabkan oleh faktor penyebab dari kebahagiaan pada
laki-laki. Dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan responden
laki-laki dan perempuan, mereka diberikan kuesioner yang sama namun
hasilnya berbeda. Hasilnya yaitu faktor penyebab dari keluarga didominasi
responden perempuan sebesar 34,9% sedangkan responden laki-laki hanya
sebesar 26,8%. Kategori prestasi lebih tinggi responden laki-laki sebesar
32,1%, sedangkan responden perempuan hanya sebesar 26,4%. Kategori
mencintai dan dicintai lebih besar responden perempuan sebesar 11,5%
dibanding 6,3% milik responden laki-laki. Kategori spiritualitas, teman, dan
waktu luang didominasi oleh responden laki-laki sebesar 11,1%, 10%, serta
6,3% karena responden perempuan hanya sebesar 8,2%, 7,8%, serta 4,1%.
Kategori terakhir, yaitu kategori uang, responden perempuan lebih tinggi
yaitu sebesar 3% dibandingkan responden laki-laki yang hanya 1,6%.

Kelompok 10:
Apakah orang yang tidak memiliki keinginan untuk kaya, populer, dll itu tidak
akan memiliki kebahagiaan? Apa ada teori yang menjelaskan?
Jawaban: Pada dasarnya kebahagiaan menurut Lazarus (dalam Franken,
2002) merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam hal ini, manusia bisa saja bahagia karena orang lain dan untuk orang
lain. Sehingga seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk kaya,
populer, dan lain-lain, bukan berarti mereka tidak akan memiliki
kebSahagiaan. Melainkan, kebahagiaan mereka dapat berasal dari hal lain
seperti hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Tidak
memungkiri juga bahwa uang merupakan salah satu faktor yang dapat
membuat bahagia seseorang. Bagaimanapun juga uang itu penting dan dapat
menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, rumah, dan pakaian, tetapi
tidak bisa menjadi ukuran standar yang pasti untuk kepuasan dan
kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai