Disusun oleh
Hanna Tania 111711133030
Almira Nadya Yasmine 111711133123
Putu Dida Dirana G. 111711133154
Adinda Reza M 111711133184
Sasmita Palupi R 111711133191
Shafirra Nur Jannah 111711133194
Kelas B-1
Dari grafik di atas, terlihat bahwa hasil tabulasi silang jenis kelamin
dengan keluarga didominasi responden perempuan sebesar 34,9% sedangkan
responden laki-laki hanya sebesar 26,8%. Kategori prestasi lebih tinggi responden
laki-laki sebesar 32,1%, sedangkan responden perempuan hanya sebesar 26,4%.
Kategori mencintai dan dicintai lebih besar responden perempuan sebesar 11,5%
dibanding6,3% milik responden laki-laki. Kategori spiritualitas, teman, dan waktu
luang didominasi oleh responden laki-laki sebesar 11,1%, 10%, serta 6,3% karena
responden perempuan hanya sebesar 8,2%, 7,8%, serta 4,1%. Kategori
terakhir,yaitu kategori uang, responden perempuan lebih tinggi yaitu sebesar 3%
dibandingkan responden laki-laki yang hanya 1,6%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh kategori peristiwa
yang menyebabkan remaja merasa paling bahagia, yaitu peristiwa yang berkaitan
dengan keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman, waktu
luang, serta uang.
Menurut Argyle (2001), orientasi kebahagiaan pada remaja laki-laki dan
perempuan berbeda-beda. Peristiwa yang membuat responden remaja laki-laki
sangat bahagia adalah peristiwa yang berhubungan dengan prestasi, spiritualitas,
teman, dan waktu luang, sedangkan pada remaja perempuan adalah peristiwa yang
berhubungan dengan keluarga, mencintai dan dicintai, serta uang. Namun
demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi kebahagiaan
remaja laki-laki dan perempuan. Seperti yang telah dikatakan (Compton, 2005)
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lebih bahagia antara remaja laki-laki
dan perempuan.
BAB IV
PENUTUP
Kelompok 2:
Apa keterbatasan atau limitasi dari penelitian tersebut yang harus dikembangkan
oleh peneliti selanjutnya?
Jawaban: Keterbatasan dalam penelitian ini dari sisi partisipan masih kurang
me-representasi etnis suku jawa (lebih baik perwakilan dari setiap provinsi
yang ada di pulau Jawa), perlu penambahan variabel lainnya yang
berhubungan dengan orientasi kebahagiaan sehingga dapat memberikan
gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi
orientasi kebahagiaan selain keluarga, prestasi, uang, dan sebagainya,
pengambilan data sebaiknya menggunakan studi kualitatif yang indigenous
psychology agar dapat melihat lebih dalam lagi dengan lokal orientasi
kebahagiaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan.
Kelompok 3:
Dalam data tabulasi silang (di hasil analisis) apa hal yang dapat menjelaskan
perbedaan peristiwa yang membuat bahagia antara perempuan dan laki-laki?
Jawaban: Hal yang menjelaskan perbedaan peristiwa adalah dari hasil
analisis tersebut ketika data di tabulasi silang didapatkan hasil yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara peristiwa yang
membuat remaja bahagia dengan jenis kelamin. Dimana, kategori keluarga,
mencintai dan dicintai, serta mendapatkan uang didominasi oleh responden
perempuan. Dan laki-laki di didominasi oleh kategori prestasi, spiritualitas,
teman, dan waktu luang. Dapat dikaitkan pula dengan menurut Argyle
(2001), orientasi kebahagiaan pada remaja laki-laki dan perempuan berbeda-
beda. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
orientasi kebahagiaan remaja laki-laki dan perempuan. Seperti yang telah
dikatakan Compton (2005) bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lebih
bahagia antara remaja laki-laki dan perempuan.
Kelompok 4:
Mengapa terdapat perbedaan jenis peristiwa pembuat bahagia remaja pria dan
remaja wanita?
Jawaban: Karena kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Menurut hasil
penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kebahagiaan
perempuan dan laki-laki, tetapi terdapat penyebab kebahagian mereka yang
berbeda-beda dari dua jenis kelamin ini (Argyle, 2001). Sehingga terdapat
perbedaan jenis peristiwa yang membuat mereka bahagia. Dari beberapa
literatur terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh Jersild (dalam Mappiare,
1982) menunjukan adanya keragaman hal-hal yang menyebabkan seseorang
untuk bahagia. Terutama pada remaja yang berusia 15-18 tahun, sumber
kebahagiaan yang mendapatkan frekuensi tertinggi terdiri dari a) pergi
rekreasi ramai-ramai seperti mengunjungi tempat wisata, b) mencapai
peningkatan diri, berhasil mendapatkan rangking di sekolah, memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, serta ada rasa penting dalam
jabatan, c) memperoleh hubungan yang baik dengan orang lain, memiliki
sahabat, dan mendapatkan teman yang baik, d) bahagia dalam mengikuti
olahraga, permainan-permainan, bersepeda, dan lain-lain, e) merasa dirinya
dapat bermanfaat bagi orang lain. Dari banyaknya penyebab di atas,
kebahagiaan laki-laki lebih dipengaruhi oleh pekerjaan yang dia miliki,
kepuasan ekonomi yang didapat, dan diri mereka sendiri seperti fisik yang
dimilikinya. Sedangkan kebahagiaan perempuan lebih dipengaruhi oleh
anak-anak mereka dan kesehatan keluarganya. Sehingga hasil penelitian
yang didapat menunjukkan responden remaja laki-laki sangat bahagia pada
peristiwa yang berhubungan dengan prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu
luang, sedangkan pada remaja perempuan adalah peristiwa yang
berhubungan dengan keluarga, mencintai dan dicintai, serta uang.
Kelompok 6:
Apa yang menyebabkan adanya perbedaan kebahagiaan antara laki-laki dan
perempuan?
Jawaban: Perbedaan kebahagiaan antara laki-laki dan perempuan
disebabkan karena perbedaan peristiwa yang menjadi stimulus kebahagiaan
antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki peristiwa yang berhubungan
dengan prestasi, spiritualitas, teman, dan waktu luang merupakan peristiwa
yang dapat menjadi stimulus munculnya kebahagiaan. Kemudian, pada
perempuan, peristiwa yang berhubungan dengan keluarga, mencintai dan
dicintai serta uang merupakan peristiwa yang dapat menjadi stimulus
munculnya kebahagiaan.
Kelompok 7
Jelaskan untuk kategori spiritualitas itu seperti apa dan mengapa menjadi salah
satu peristiwa membahagikan pada responden laki-laki?
Jawaban: Menurut Adler, manusia adalah makhluk yang sadar, yang berarti
bahwa ia sadar terhadap semua alasan tingkah lakunya, sadar
inferioritasnya, mampu membimbing tingkah lakunya, dan menyadari
sepenuhnya arti dari segala perbuatan untuk kemudian dapat
mengaktualisasikan dirinya. (dalam Mahpur & Habib, 2006: 35).
Spiritualitas diarahkan kepada pengalaman subjektif dari apa yang relevan
secara eksistensial untuk manusia. Spiritualitas tidak hanya memperhatikan
apakah hidup itu berharga, namun juga fokus pada mengapa hidup berharga.
Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang
bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau
material. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam
mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial
dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang (Hasan, 2006 :
288). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ketika seseorang berhasil
menemukan kebermaknaan daripada hidupnya maka akan timbul kepuasan
yang membawa pada kebahagiaan serta kebanggaan pribadi dalam diri
Kelompok 8:
Kenapa hal-hal yang bersifat material seperti pekerjaan dan kepuasan ekonomi
menyebabkan kebahagiaan pada laki-laki?
Jawaban: Karena laki-laki menganggap identitas itu penting dan harga diri
mereka, orang-orang menganggap bahwa laki-laki matang dan sukses
terlihat dari material, pekerjaan, dan keseimbangan ekonominya. Menurut
Myers (2000) kebahagiaan tercipta dari kesejahteraan yang didapatkan serta
banyaknya finansial yang dimiliki.
Kelompok 9:
Disebutkan bahwa penyebab kebahagiaan pada perempuan yaitu anak, kesehatan,
keluarga. Apakah bisa penyebab kebahagiaan perempuan disebabkan oleh faktor
penyebab kebahagiaan pada laki-laki?
Jawaban: Bisa, namun tidak banyak penyebab kebahagiaan remaja
perempuan yang disebabkan oleh faktor penyebab dari kebahagiaan pada
laki-laki. Dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan responden
laki-laki dan perempuan, mereka diberikan kuesioner yang sama namun
hasilnya berbeda. Hasilnya yaitu faktor penyebab dari keluarga didominasi
responden perempuan sebesar 34,9% sedangkan responden laki-laki hanya
sebesar 26,8%. Kategori prestasi lebih tinggi responden laki-laki sebesar
32,1%, sedangkan responden perempuan hanya sebesar 26,4%. Kategori
mencintai dan dicintai lebih besar responden perempuan sebesar 11,5%
dibanding 6,3% milik responden laki-laki. Kategori spiritualitas, teman, dan
waktu luang didominasi oleh responden laki-laki sebesar 11,1%, 10%, serta
6,3% karena responden perempuan hanya sebesar 8,2%, 7,8%, serta 4,1%.
Kategori terakhir, yaitu kategori uang, responden perempuan lebih tinggi
yaitu sebesar 3% dibandingkan responden laki-laki yang hanya 1,6%.
Kelompok 10:
Apakah orang yang tidak memiliki keinginan untuk kaya, populer, dll itu tidak
akan memiliki kebahagiaan? Apa ada teori yang menjelaskan?
Jawaban: Pada dasarnya kebahagiaan menurut Lazarus (dalam Franken,
2002) merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam hal ini, manusia bisa saja bahagia karena orang lain dan untuk orang
lain. Sehingga seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk kaya,
populer, dan lain-lain, bukan berarti mereka tidak akan memiliki
kebSahagiaan. Melainkan, kebahagiaan mereka dapat berasal dari hal lain
seperti hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Tidak
memungkiri juga bahwa uang merupakan salah satu faktor yang dapat
membuat bahagia seseorang. Bagaimanapun juga uang itu penting dan dapat
menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, rumah, dan pakaian, tetapi
tidak bisa menjadi ukuran standar yang pasti untuk kepuasan dan
kebahagiaan.