Disusunoleh
KelasA-1
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
KONSEP
A. Metode
Penelitian menggunakan metode kuisioner open ended quetionaires
adaptasi Kim (2009) untuk mengungkap peristiwa paling membahagiakan
individu. Kuisioner tersebut merupakan salah satu instrumen dan metode
indigenous psychology yang digunakan untuk mempelajari suatu pola pikir dan
perilaku dalam budaya lokal. Menurut kami metode yang diambil dapat
dikategorikan sebagai indigenous from within, konsep-konsep psikologi diteliti
langsung dari suatu budaya lokal tanpa melibatkan konsep psikologi
konvensional.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi sialng, yaitu
dengan memasukkan data-data kuantitatif yang sudah diolah sebelumnya dan data
kualitatif yang sudah diolah dengan SPSS.
B. Subyek
Subyek penelitian adalah remaja usia 13-18 tahun yang diambil dari siswa
laki-laki dan perempuan SMA Ciamis dan Yogyakarta. Jumlah responden 467
siswa, tapi 8 diantaranya menjawab kuisioner dengan tidak lengkap sehingga tidak
dapat dianalisa lebih lanjut. Total akhir responden 459 yang terdiri dari 190 siswa
laki-laki dan 269 siswa perempuan.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambaran tentang sumber-sumber kebahagiaan pada remaja didapatkan
dari pertanyaan terbuka: “Tulislah peristiwa yang membuatmu paling bahagia!”.
Beragam jawaban responden beserta intensitasnya ditampilkan dalam grafik
berikut.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 peristiwa yang menjadi sumber
kebahagiaan remaja Siswa SMA di Ciamis dan Yohyakarta. 7 kategori tersebut
adalah : keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman, waktu
luang serta uang. Kategori respon ke 8 yakni others tidak cukup banyak untuk
dimasukkan sebagai salah satu peristiwa membahagiakan pada remaja. Data juga
menunjukkan adanya perbedaan dalam kategori peristiwa-peristiwa
membahagiakan berdasar jenis kelamin walaupun tidak signifikan. Peristiwa
terkait keluarga, mencintai dan dicintai serta uang lebih banyak pada remaja
perempuan, sedangkan respon prestasi, spiritualitas, teman dan waktu luang
sebagian besar diberikan remaja laki-laki.
b. Mengapa responden diambil dari dua daerah yang berbeda?, Ciamis di Jawa
Barat dan Jogjakarta di Jawa Tengah. Apakah perbedaan wilayah yang
berjauhan tidak menimbulkan dampak budaya yang berbeda?. (Kelompok 4).
Jawaban : Secara eksplisit penulis memang tidak menyebutkan alasan
pengambilan subyek dari dua wilayah yang cukup berjauhan tersebut. Perbedaan
lokasi geografis yang berbeda memungkinkan perbedaan pengaruh budaya pula.
Namun menurut hemat kami, Ciamis dan Yogyakarta masih terdapat dalam
wilayah Jawa dengan kecenderungan budaya yang sama. Budaya Jawa sendiri
memiliki 3 karakteristik yang menarik untuk dikaji. Pertama, budaya dengan
pengaruh paling luas, dapat dilihat misalnya dalam sektor publik. Kedua, Pola
pikir dan perilaku Jawa dapat dilihat pada budaya lain di Indonesia. Ketiga,
Budaya Jawa dianggap yang terbesar diantara budaya lainnya. [ CITATION Han04 \l
1057 ]
e. Anak kembar berjenis kelamin sama yang diasuh dalam lingkungan yang
berbeda apakah akan menunjukkan sumber kebahagiaan yang berbeda?.
(Kelompok 5).
Jawaban : Pertanyaan yang diajukan kurang berkorelasi dengan pembahasan
penelitian. Fokus penelitian jurnal adalah sumber-sumber kebahagiaan pada
remaja laki-laki dan perempuan. Kami sarankan merujuk pada sumber-sumber
terkait anak kembar.
Konsep kebahagiaan pada akhirnya masih harus terus diteliti demi sebuah
pemahaman yang lebih komprehensif. Mengingat kebahagiaan adalah tujuan
setiap manusia. Hasil penelitian yang kami ulas menunjukkan 7 peristiwa paling
membahagiakan pada remaja siswa SMA di Ciamis dan Yogyakarta. Perstiwa
tersebut adalah keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman,
waktu luang serta uang. Tidak terdapat perbedaan mencolok kategori-kategori
respon tersebut dari responden laki-laki dan perempuan. Peristiwa terkait
keluarga, mencintai dan dicintai serta uang lebih banyak pada remaja perempuan,
sedangkan respon prestasi, spiritualitas, teman dan waktu luang sebagian besar
diberikan remaja laki-laki. Sehingga dapat disimpulkan persitiwa yang
membahagiakan bagi remaja laki-laki sama membahagiakan bagi remaja
perempuan.
Sebagai refleksi banyak segi-segi penelitian yang perlu diperbaiki. Kritik
utama kami adalah jurnal ini merupakan suatu bagian dari penelitian yang lebih
besar cakupannya, namun tidak dituliskan secara rinci. Bagian seperti rincian alat
ukur, latar belakang pemilihan subyek, serta penelitian yang melatar belakangi
tidak dipaparkan secara komprehensif. Pertanyaan lanjutan seperti latar belakang
7 respon utama persitiwa paling membahagiaakan juga tidak dicantumkan. Pada
akhirnya dengan beberapa kekurangan penelitian ini setidaknya membantu
mengungkap sumber-sumber kebahagiaan remaja pada konteks budaya lokal
berdasarkan metode indigenous psychology. Harapannya leboh banyak penelitian
terkait kebahagiaan demi membantu mencapai kebahagiaan itu sendiri.
BAB V
REFLEKSI KELOMPOK