Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH REVIEW JURNAL : ORIENTASI KEBAHAGIAAN SISWA

SMA, TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS PADA SISWA LAKI-LAKI


DAN PEREMPUAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Ulayat

Disusunoleh

Yuliana Rosita Dewi 111611133084

M. Dliya`ul Kamil 111711133133

KelasA-1

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
BAB I
KONSEP

Konsep utama dalam penelitian ini adalah kebahagiaan. Penulis jurnal


mengambil beberapa pendapat tokoh terkait kebahagiaan. Kebahagiaan adalah
keadaan emosi positif yang didefinisikan secara subjektif oleh setiap orang.
[ CITATION CRS06 \l 1057 ] . Perdebatan mengenai konsep kebahagiaan menjadi luas
dan dalam karena cakupan dari kebahagiaan sendiri. Kebahagiaan menjadi salah
satu pokok bahasan dari psikologi positif. Shahar (2007) memberikan tips
pertanyaan menggunakan why untuk mengetahui misalnya mengapa seseorang
ingin kaya, terkenal atau sukses?, maka jawabannya adalah karena setiap orang
ingin bahagia. Penelitian tentang kebahagiaan menjadi penting karena
kebahagiaan dapat mengurangi keputusasaan dan depresi serta meningkatkan
atribusi positif. [ CITATION Mic01 \l 1057 ]

Pada remaja, suatu penelitian menemukan sumber-sumber kebahagiaan


sebagai berikut: 1. Pergi rekreasi ramai-ramai. 2. Mencapai prestasi individu. 3.
Hubungan baik dengan orang lain. 4. Permainan yang bersifat kompetitif. 5.
Kebermanfaatan bagi sesama. [ CITATION Wil05 \l 1057 ] . Lebih lanjut penelitian di
Taiwan mengungkap bahwa terdapat sedikit perbedaan dalam sumber-sumber
kebahagiaan. Laki-laki lebih dipengaruhi pekerjaan, kondisi ekonomi dan prestasi
pribadi. Sedangkan perempuan banyak dipengaruhi keluarga dan kesehatan
anggota keluarga lainnya. [ CITATION Mic01 \l 1057 ]. Latar belakang tersebut
mendorong peneliti untuk mengetahuai apakah terdapat perbedaan sumber-sumber
kebahagiaan antara remaja perempuan dan laki-laki dalam konteks lokal
Indonesia, khususnya Jawa dengan menggunakan metode indigenous. Pendekatan
ini diharapkan memudahkan orang tua dan remaja menerapkan konsep
kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
METODE

A. Metode
Penelitian menggunakan metode kuisioner open ended quetionaires
adaptasi Kim (2009) untuk mengungkap peristiwa paling membahagiakan
individu. Kuisioner tersebut merupakan salah satu instrumen dan metode
indigenous psychology yang digunakan untuk mempelajari suatu pola pikir dan
perilaku dalam budaya lokal. Menurut kami metode yang diambil dapat
dikategorikan sebagai indigenous from within, konsep-konsep psikologi diteliti
langsung dari suatu budaya lokal tanpa melibatkan konsep psikologi
konvensional.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi sialng, yaitu
dengan memasukkan data-data kuantitatif yang sudah diolah sebelumnya dan data
kualitatif yang sudah diolah dengan SPSS.

B. Subyek
Subyek penelitian adalah remaja usia 13-18 tahun yang diambil dari siswa
laki-laki dan perempuan SMA Ciamis dan Yogyakarta. Jumlah responden 467
siswa, tapi 8 diantaranya menjawab kuisioner dengan tidak lengkap sehingga tidak
dapat dianalisa lebih lanjut. Total akhir responden 459 yang terdiri dari 190 siswa
laki-laki dan 269 siswa perempuan.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Gambaran tentang sumber-sumber kebahagiaan pada remaja didapatkan
dari pertanyaan terbuka: “Tulislah peristiwa yang membuatmu paling bahagia!”.
Beragam jawaban responden beserta intensitasnya ditampilkan dalam grafik
berikut.

Grafik diatas menunjukkan urutan kategori peristiwa paling


membahagiakan pada remaja secara berurutan; keluarga, prestasi, mencintai dan
dicintai, spiritualitas, teman, waktu luang, uang serta others. Keluarga meliputi
perasaan dan hubungan harmonis bersama anggota keluarga seperti ayah dan ibu
serta saudara. Termasuk dalam prestasi yakni nilai dan rangking bagus di sekolah,
menjuarai lomba, serta mencapai cita-cita. Respon mencintai dan dicintai
melingkupi perasaan kepada orang spesial, diperhatikan, serta kebersamaan
dengan orang yang dicintai. Kebahagiaan spiritualitas diantaranya bersyukur atas
kehidupan dan kedekatan dengan Tuhan. Kategori teman yakni hubungan baik
dengan teman atau pacar. Respon waktu luang meliputi bercanda, liburan dan
nonton film. Kategori uang hanya terdiri dari respon uang. Kategori others
meliputi beberapa respon dengan intensitas rendah seperti beruntung, bisa makan
dan kebebasan.
Selanjutnya peneliti menggunakan data jenis kelamin responden dan
dipasangkan dengan sumber-sumber kebahagiaan untuk mengetahui
perbedaannya sebagai berikut.

Paparan tabel menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan


(p>0.05) antara peristiwa paling membahagiakan dan perbedaan jenis kelamin.
Data pada tabel menunjukkan bahwa peristiwa terkait keluarga, mencintai dan
dicintai serta uang lebih banyak pada remaja perempuan, sedangkan respon
prestasi, spiritualitas, teman dan waktu luang sebagian besar diberikan remaja
laki-laki.

B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 peristiwa yang menjadi sumber
kebahagiaan remaja Siswa SMA di Ciamis dan Yohyakarta. 7 kategori tersebut
adalah : keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman, waktu
luang serta uang. Kategori respon ke 8 yakni others tidak cukup banyak untuk
dimasukkan sebagai salah satu peristiwa membahagiakan pada remaja. Data juga
menunjukkan adanya perbedaan dalam kategori peristiwa-peristiwa
membahagiakan berdasar jenis kelamin walaupun tidak signifikan. Peristiwa
terkait keluarga, mencintai dan dicintai serta uang lebih banyak pada remaja
perempuan, sedangkan respon prestasi, spiritualitas, teman dan waktu luang
sebagian besar diberikan remaja laki-laki.

C. Hasil Diskusi Kelas

a. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sumber kebahagiaan antara laki-laki


dan perempuan, mengapa subyek perempuan lebih condong menempatkan
keluarga sebagai sumber kebahagiaan?. (Kelompok 6).
Jawaban : Penelitian tidak menyebutkan secara eksplisit mengapa sumber
kebahagiaan responden perempuan lebih tinggi pada keluarga. Hal ini
menunjukkan kelemahan penelitian yang hanya mengungkap sumber kebahagiaan
dan memetakan perbedaannya anatara laki-laki dan perempuan tanpa menelusuri
sebab-sebab yang melatarbelakanginya.

b. Mengapa responden diambil dari dua daerah yang berbeda?, Ciamis di Jawa
Barat dan Jogjakarta di Jawa Tengah. Apakah perbedaan wilayah yang
berjauhan tidak menimbulkan dampak budaya yang berbeda?. (Kelompok 4).
Jawaban : Secara eksplisit penulis memang tidak menyebutkan alasan
pengambilan subyek dari dua wilayah yang cukup berjauhan tersebut. Perbedaan
lokasi geografis yang berbeda memungkinkan perbedaan pengaruh budaya pula.
Namun menurut hemat kami, Ciamis dan Yogyakarta masih terdapat dalam
wilayah Jawa dengan kecenderungan budaya yang sama. Budaya Jawa sendiri
memiliki 3 karakteristik yang menarik untuk dikaji. Pertama, budaya dengan
pengaruh paling luas, dapat dilihat misalnya dalam sektor publik. Kedua, Pola
pikir dan perilaku Jawa dapat dilihat pada budaya lain di Indonesia. Ketiga,
Budaya Jawa dianggap yang terbesar diantara budaya lainnya. [ CITATION Han04 \l
1057 ]

c. Apa pengaruh bias budaya dalam sumber kebahagiaan?, bagaimana kontribusi


budaya barat dan timur?. (Kelompok 2).
Jawaban : Bias budaya dalam setiap teori dan konsep dapat dipastikan selalu ada.
Hal ini cukup menghambat dalam pengaplikasian teori tersebut dalam konteks
budaya yang berbeda. Penelitian psikologi ulayat bertujuan mengembangkan teori
dan konsep yang khusus pada suatu konteks budaya lokal.
Berkenaan dengan sumber kebahagiaan hasil penelitian menunjukkan keluarga
sebagai sumber kebahagiaan remaja yang paling tinggi. Keluarga dianggap
sebagai tempat berbagi kebahagiaan sekaligus mencari solusi dari permasalahan
hidup. Sumber-sumber kebahagiaan dibawah keluarga seperti uang dan waktu
luang kemudian digunakan oleh remaja untuk kebahagiaan kelompok seperti
bermain di hari libur dan bermain bersama teman. Kecenderungan tersebut
berkaitan erat dengan ciri kebudayaan timur yakni kebahagiaan komunal yang
berbeda dengan kebahagiaan individula dari ciri budaya barat. [ CITATION Yuk04 \l
1057 ]

d. Apa kelemahan penelitian ini?. (Kelompok 7)


Jawaban : Setiap penelitian tentu memiliki kelemahan. Menurut diskusi kelompok
kami, beberapa kelemahan penelitian ini adalah;
1. Penelitian ini adalah suatu bagian dari penelitian yang lebih besar kemudian
dipecah menjadi beberapa jurnal. Pemecahan ini menjadikan jurnal kurang
komperhensif atau menyeluruh dalam melihat permasalahan.
2. Metode penelitian tidak dipaparkan secara rinci. Variabel ukur sumber
kebahagiaan yang digunakan dalam kuisioner tidak di sebutkan.
3. Pemilihan rentang usia responden kurang representatif mencakup masa remaja.

e. Anak kembar berjenis kelamin sama yang diasuh dalam lingkungan yang
berbeda apakah akan menunjukkan sumber kebahagiaan yang berbeda?.
(Kelompok 5).
Jawaban : Pertanyaan yang diajukan kurang berkorelasi dengan pembahasan
penelitian. Fokus penelitian jurnal adalah sumber-sumber kebahagiaan pada
remaja laki-laki dan perempuan. Kami sarankan merujuk pada sumber-sumber
terkait anak kembar.

f. Apakah hasil penelitian menunjukkan perbedaan sumber kebahagiaan anatara


fase remaja awal dan akhir?. (Kelompok 8).
Jawaban : Peneliti tidak membagi subyek berdasarkan remaja awal, pertengahan
dan akhir. Usia remaja siswa SMA yang menjadi responden berkisar 13-18 tahun.
Kisaran tersebut dapat dikategorikan remaja menengah dan akhir. [ CITATION San10
\l 1057 ]

g. Kenapa sumber kebahagiaan antar gender berbeda?. (Kelompok 1).


Jawaban : Pertanyaan ini dapat kami mengungkap salah satu kelemahan penelitian
ini. Faktor dibelakang Pperbedaan orientasi sumber-sumber kebahagiaan tidak
diteliti lebih lanjut. Sebab-sebab bervariasinya sumber kebahagiaan penting untuk
diteliti sebagai pertimbangan dalam mengusahakan kebahagiaan itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN

Konsep kebahagiaan pada akhirnya masih harus terus diteliti demi sebuah
pemahaman yang lebih komprehensif. Mengingat kebahagiaan adalah tujuan
setiap manusia. Hasil penelitian yang kami ulas menunjukkan 7 peristiwa paling
membahagiakan pada remaja siswa SMA di Ciamis dan Yogyakarta. Perstiwa
tersebut adalah keluarga, prestasi, mencintai dan dicintai, spiritualitas, teman,
waktu luang serta uang. Tidak terdapat perbedaan mencolok kategori-kategori
respon tersebut dari responden laki-laki dan perempuan. Peristiwa terkait
keluarga, mencintai dan dicintai serta uang lebih banyak pada remaja perempuan,
sedangkan respon prestasi, spiritualitas, teman dan waktu luang sebagian besar
diberikan remaja laki-laki. Sehingga dapat disimpulkan persitiwa yang
membahagiakan bagi remaja laki-laki sama membahagiakan bagi remaja
perempuan.
Sebagai refleksi banyak segi-segi penelitian yang perlu diperbaiki. Kritik
utama kami adalah jurnal ini merupakan suatu bagian dari penelitian yang lebih
besar cakupannya, namun tidak dituliskan secara rinci. Bagian seperti rincian alat
ukur, latar belakang pemilihan subyek, serta penelitian yang melatar belakangi
tidak dipaparkan secara komprehensif. Pertanyaan lanjutan seperti latar belakang
7 respon utama persitiwa paling membahagiaakan juga tidak dicantumkan. Pada
akhirnya dengan beberapa kekurangan penelitian ini setidaknya membantu
mengungkap sumber-sumber kebahagiaan remaja pada konteks budaya lokal
berdasarkan metode indigenous psychology. Harapannya leboh banyak penelitian
terkait kebahagiaan demi membantu mencapai kebahagiaan itu sendiri.
BAB V
REFLEKSI KELOMPOK

1. Setiap konstruk yang dibahas dalam jurnal penelitian tidak dijelaskan


dalam analisis yang seimbang, beberapa konstruk dirasa kurang dijelaskan
secara lebih mendalam untuk kemudian didapat pemahaman yang lebih
baik terhadapnya, sedangkan beberapa konstruk lainnya memiliki
penjelasan yang dirasa terlalu luas.
2. Peneliti tidak menuliskan hubungan dan alasan mengapa terjadi perbedaan
sumber kebahagian antar gender
3. Peneliti tidak menuliskan alasan mengapa mengambil subjek dengan
lokasi di Yogyakarta dan di Cilacap
4. Jurnal penelitian memberikan kontribusi bagi ilmu psikologi ulayat terkait
dengan metode yang digunakan, khususnya indigenous psychology dimana
dalam penelitian ini menggunakan pendektan Indigenization from within.
DAFTAR PUSTAKA

Argyle, M. (2001). The Psychology of Happiness 2nd. USA: Routledge.


Compton, W. C. (2005). An Introduction to Positive Psychology. California:
Thomson Wadsworth.
Kim, U. (2009). Indigenous psychological analysis of
trust/happiness/self/achievement/parent-child relationship/coping with
disaster. Inha University.
Pangabean, H. (2004). Characteristics of Indonesian intercultural sensitivity in
multicultural and international. Ongoing themes in psychology and culture,
.
Santrock, J. (2010). Educational Psychology (5th Ed.). New York: McGraw-Hill
Co.
Shahar, T. B. (2007). Happier: Learn the Secrets to Daily Joy and Lasting
Fulfillment. New York: Mc Graw Hill.
Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2006). Positive Psychology : The Scientific
andPractical Explorations of Human Strengths. California: Sage
Publications, Inc.
Uchida, Y. (2004). Cultural constructions of happiness: Theory and empirical
evidence. Journal of Happiness, 223-239.

Anda mungkin juga menyukai