Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA


DENGAN PROBLEM SOLVING PADA REMAJA
Metode Penelitian Kuantitatif

Oleh:
SITI JIHAN RUHIAT

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA DENGAN
PROBLEM SOLVING PADA REMAJA
Anasatasia Retno Ayu
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia mengalami perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Salah satu
tahap perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa remaja, yaitu masa dimana
seorang individu mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Para remaja biasanya menghadapi berbagai masalah dengan orangtua, guru, bahkan
dengan sesama teman.
Menurut Regacion dalam Ayu, remaja umumnya lebih senang membicarakan
masalah-masalah atau membicarakan sesuatu bersama teman-teman sebaya mereka,
bukan bersama seseorang yang menempatkan diri pada posisi untuk menasehati atau
mengatur kehidupan mereka.
Banyak remaja yang berpendapat orangtua biasanya menganggap bahwa masalah
yang dihadapi oleh remaja adalah masalah kecil atau kurang penting, hal itu
mengakibatkan orangtua menjadi tidak serius menanggapi pembicaraan dari para remaja
itu. Akhirnya dalam menyelasaikan masalahnya tersebut remaja lebih memilih teman
sebaya untuk saling membantu dan memberi dukungan (Mappiare dalam Ayu).
Menurut beberapa ahli dalam Shinta (Ayu) dukungan sosial adalah adanya
pemberian informasi baik secara verbal maupun non verbal, pemberian bantuan tingkah
laku atau materi yang didapat dari hubungan sosial yang akrab atau hanya disimpulkan
dari keberadaan mereka yang membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan
dicintai sehingga lebih lanjut bertujuan atau menguntungkan bagi individu yang
menerima.
Mappiare dalam Ayu mengemukakan bahwa remaja berusaha menghadapi
masalahnya dengan lebih matang. Langkah-langkah pemecahan masalah itu
mengarahkan remaja pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam
banyak situasi lingkungan dan situasi perasaan diri sendiri. Menurut Chaplin dalam Ayu,
proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban
mengarah pada satu sasaran atau ke arah pemecahan yang ideal adalah problem solving.
Beddel & Lennox dalam Ayu mengemukakan bahwa problem solving adalah proses
yang dapat membantu seseorang untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan
bagaimana mencapainya dengan cara yang paling efektif.
Menurut peneliti para remaja saat berkumpul saling mendengarkan dan bercerita satu
sama lain, biasanya pada saat bercerita, teman diminta untuk membantu menyelesaikan
masalahnya atau hanya sekedar mendengarkan ceritanya, para remaja mendapat
dukungan sosial dari teman sebayanya dengan banyak cara.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving
pada remaja?

C. Teori Yang Digunakan


1. Masa remaja menurut Sarwono dalam Ayu adalah masa yang rentan terhadap berbagai
masalah, karena pada masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa dan remaha mengalami perubahan fisik dan psikis.
2. Hurlock dalam Mappiare (Ayu) berpendapat bahwa remaja dapat menghilangkan
masalah atau keluh kesahnya, serta kekuatan yang ditimbulkan oleh emosi yang ada
dengan cara mengungkapkan hal-hal tersebut kepada seseorang yang dapat
dipercayainya.
3. Dukungan sosial adalah adanya pemberian informasi baik secara verbal maupun non
verbal, pemberian bantuan tingkah laku atau materi yang didapat dari teman sebaya yang
akrab atau keberadaan mereka yang membuat individu merasa diperhatikan,
bernilai,dicintai, dimintai bantuan, dorongan dan penerimaan apabila individu
mengalami kesulitan.
Menurut Cohen dkk (Ayu) ada empat dukungan sosial yang akan diukur, yaitu:
a. Tangible support
b. Appraisal support
c. Self esteem support
d. Beloging support
4. Problem Solving adalah kemampuan dalam pemecahan masalah yang diantaranya adalah
usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban, sehingga menggerakan
lebih dekat dengan tujuan.
Menurut Haris (Ayu) terdapat beberapa komponen dapat membantu pemecahan masalah,
yaitu: eksplorasi masalah, membuat tujuan, membuat ide, pemilihan ide, pelaksanaan,
dan evaluasi.

D. Kerangka Berpikir
Banyak remaja yang berpendapat orangtua biasanya menganggap bahwa masalah
yang dihadapi oleh remaja adalah masalah kecil atau kurang penting, hal itu
mengakibatkan orangtua menjadi tidak serius menanggapi pembicaraan dari para remaja
itu. Akhirnya dalam menyelasaikan masalahnya tersebut remaja lebih memilih teman
sebaya untuk saling membantu dan memberi dukungan (Mappiare dalam Ayu).
Definisi diatas bisa disimpulkan bahwa remaja butuh dukungan sosial dari teman
sebaya. Dukungan sosial sendiri dapat diartikan sebagai kenyamanan, perhatian, atau
bantuan yang diterima individu dari orang lain, dimana orang lain disini bisa berarti
individu secara perorangan ataupun kelompok.
Dari dukungan sosial itu diharapkan bisa membantu remaja dalam menyelesaikan
masalah atau bisa disebut problem solving. problem solving adalah proses yang dapat
membantu seseorang untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana
mencapainya dengan cara yang paling efektif (Beddel & Lennox dalam Ayu).

E. Hipotesis
Adanya hubungan yang positif antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan
problem solving pada remaja.

F. Metode Penelitian
1. Subyek
Remaja pria dan wanita yang berusia 15-18 tahun. Bersekolah di SMU Negeri 3
Bogor, SMU YMIK, dan SMK 2 Bogor.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Skala Dukungan Sosial yang disusun oleh peneliti dan
Skala Problem Solving dalam jurnal penelitian Lyubomirsky, Tucker, Caldwell, Berg
dalam Ayu yang dikembangkan oleh Mughni (Ayu). Dan angket sebagai bentuk test.
Subjek diminta untuk menuliskan masalah dan menuliskan solusinya dan
menggunakan pengalaman sebelumnya sehingga terjadi transfer positif. Transfer positif
adalah menggunakan pengalaman sebelumnya dan derajat kewaspadaan dimana pada
saat akan terjadi masalah remaja sudah mulai dapat mengidentifikasikannya dan
memungkinkan remaja untuk menghindari masalah yang akan terjadi.
3. Analisis Statistik
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifkan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem
solving pada remaja.

G. Hasil dan Kesimpulan


Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving pada
remaja. Secara khusus berdasarkan perbandingan mean empirik dan mean hipotetik,
dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dari teman sebaya pada subjek termasuk
kategori tinggi dan kemampuan problem solving subjek juga tinggi.
Ada beberapa hal yang membuat remaja memilih untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri seperti yang diungkapkan oleh Havinghurts (Ayu), bahwa salah satu tugas
perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian emosional dari ketergantungan pada
orangtua maupun orang lain.
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan subjek dalam angket penelitian
menunjukan bahwa remaja memiliki kemampuan dalam memahami masalah,
mengumpulkan informasi, mencari akar permasalahan dan membuat beberapa solusi
pilihan, memilih solusi terbaik serta mewujudkan solusi masalah dengan cara yang
efektif, dan menurut Kneeland (Ayu) hal ini juga merupakan faktor-faktor yang membuat
remaja dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.

H. Diskusi
Menurut pandangan penulis, tema penelitian yang diteliti oleh Ayu sangat menarik
karena sebagai remaja yang akan memasuki masa dewasa awal, penulis merasakan
bahwa dukungan sosial dari teman berpengaruh pada motivasi untuk meyelesaikan
masalah. Namun sayangnya hal itu tidak terjawab dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai