Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
“Bimbingan Konseling” ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penulisan
makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Ibu Anisah, S.Pt., M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah terkait.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
pembaca mengenai “Masalah masalah bimbingan konseling”, erta untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis mengenai materi terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...……..1
B. Rumusan Masalah….…………………………………………………………...2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………...............5
B. Saran………………………………………………………………………….....5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tahap terakhir yakni tahap evaluasi atau follow up, dalam tahap ini
seorang konselor dan klien akan melakukan evaluasi atau perbaikan dalam
memecahkan masalah, meskipun hasil yang sebelumnya menurut kita sudah baik
atau sesuai tujuan alangkah baiknya tahap ini selalu dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan-kesalahan sekecil apapun yang akan mungkin terjadi
lagi. Langkah-langkah di atas harus dilakukan secara bersama, tidak bisa konseli
saja \yang melakukan, melainkan klien juga harus melakukan agar semua
masalah yang terjadi dapat terselesaikan dengan cepat, baik dan menghasilkan
pemikiran-pmikiran yang lebih luas lagi, agar semua masalah tidak selalu
dianggap serius.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap dan perilaku anak yang berbeda dalam masa puber tersebut sering
mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase
remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani
kehidupan pada fase remaja.
Adapun langkah-langkah dalam bimbingan konseling :
8. Menentukan masalah
9. Pengumpulan data
10. Analisis data
11. Diagnosis
12. Prognosis
13. Terapi
14. Evaluasi/follow up.
B. Saran
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa
mengenai interaksi edukatif di lembaga pendidikan. Penyajian makalah ini masih
jauh dari kata sempurna.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/afyfy/58cc5b30727e61cf29c29942/
strategi-dan-langkah-memecahkan-masalah
Nurihsan, A. J.(2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-86201-111409096-bab1-
31072013054401.pdf
A.
B.3. Pranata sosial,
C.kebanyakan pranata
sosial dikembangkan
atas dasar
D.kepentingan
penguasaan lingkungan
permukiman yang
amat
8
E. penting artinya bagi
kelangsungan hidup
masyarakat yang
F. bersangkutan.
Berbagai peraturan
dikembangkan untuk
G.menyisihkan orang-
orang yang bukan
anggota kesatuan
sosial
H.yang bersangkutan.
Mereka tidak mempunyai
hak dan kewajiban
I. yang sama atas
penguasaan sumber
9
daya alam yang
tersedia
J. seperti anggotanya.
K.4. Kebutuhan sosial,
L. lingkungan sosial itu
terbentuk didorong
oleh keinginan
M. manusia untuk
memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebagaimana
N.diketahui, bahwa tidak
semua kebutuhan hidup
manusia itu bisa
O.terpenuhi oleh
seorang diri, terutama
10
kebutuhan sosial
(social
P. needs). Karena itu
pemenuhan kebutuhan
hidup yang mendasar
Q.(basic needs)
senantiasa menimbulkan
kebutuhan sampingan
R.(drived needs).
S. Berdasarkan pemaparan
di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa
T. konsep lingkungan
sosial itu terdiri dari
11
pengelompokan sosial,
penataan
U.sosial, pranata sosial
dan kebutuhan sosia
V. mengetahui apa yang
harus diberikan dan
apa yang dapat
W. diharapkan dari pihak
lainnya.
X.3. Pranata sosial,
Y. kebanyakan pranata
sosial dikembangkan
atas dasar
Z. kepentingan
penguasaan lingkungan
12
permukiman yang
amat
AA. penting artinya
bagi kelangsungan
hidup masyarakat yang
BB. bersangkutan.
Berbagai peraturan
dikembangkan untuk
CC. menyisihkan orang-
orang yang bukan
anggota kesatuan
sosial
DD. yang bersangkutan.
Mereka tidak mempunyai
hak dan kewajiban
13
EE. yang sama atas
penguasaan sumber
daya alam yang
tersedia
FF. seperti anggotanya.
GG. 4. Kebutuhan sosial,
HH. lingkungan sosial
itu terbentuk didorong
oleh keinginan
II.manusia untuk
memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebagaimana
JJ. diketahui, bahwa
tidak semua kebutuhan
hidup manusia itu bisa
14
KK. terpenuhi oleh
seorang diri, terutama
kebutuhan sosial
(social
LL. needs). Karena itu
pemenuhan kebutuhan
hidup yang mendasar
MM. (basic needs)
senantiasa menimbulkan
kebutuhan sampingan
NN. (drived needs).
OO. Berdasarkan
pemaparan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa
15
PP. konsep lingkungan
sosial itu terdiri dari
pengelompokan sosial,
penataan
QQ. sosial, pranata sosial
dan kebutuhan sosi
16