Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dio Catur Widodo

Nim : 211B10160

Matkul: BK ABK

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


Matakuliah : Bimbingan dan Konseling Fakultas : Ilmu Pendidikan
ABK

SKS/Kode : 2 SKS Prodi : BK

Hari/Tgl : - (dapat dikosongi dulu) Dosen : Bhennita Sukmawati, S.Psi., M.Psi.

Waktu : - (dapat dikosongi dulu)

1. Jelaskan teori dari Brief Konseling dan behavioral counseling beserta contoh
kasusnya?
a. Brief konseling atau disebut juga dengan konseling singkat adalah jenis
konseling dengan waktu singkat atau terbatas dan fokus pada orientasi saat ini.
Brief konseling atau konseling singkat berfokus pada gejala dan keadaan
hidup yang dialami oleh konseli saat ini, dan menekankan kekuatan dan
sumber daya yang dimiliki oleh konseli. Konselor dalam pelaksanaan brief
konseling atau konseling singkat akan melaksanakan proses konseling dengan
aktif dan direktif. Penghentian konseling merupakan fokus utama dari sesi
awal (fokus untuk cepat mengentaskan masalah dan mengakhiri sesi
konseling). Contoh kasusnya, Konsep diri akademik menjadi salah satu
pemeran penting dalam pembentukan identitas diri siswa untuk mencapai
keberhasilan dalam bidang akademik. Beberapa kasus siswa membolos hingga
berhenti sekolah dengan alasan tidak menyukai mata pelajaran tertentu
ditengarai akibat kurangnya pemahaman para siswa mengenai konsep diri
akademik mereka sendiri, sehingga hal ini dapat menimbulkan menurunnya
hasil belajar hingga kegagalan pada siswa. Bimbingan dan konseling sebagai
komponen pendidikan disekolah sesungguhnya dapat mengambil peranan
dalam membantu siswa meningkatkan konsep diri akademik. Salah satu
kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dapat dilaksanakan adalah
kegiatan konseling individu. Tentu untuk mencapai hasil yang maksimal
dibutuhkan teknik atau pendekatan khusus. Adapun pendekatan yang dapat
digunakan adalah pendekatan Solution-Focused Brief Counseling (SFBC),
melalui pendekatan ini siswa akan berkolaborasi dengan konselor untuk
berfokus menemukan solusi sehingga bisa melakukan perubahan pada diri
menjadi individu yang memiliki konsep diri positif. Pendekatan berfokus pada
pembangunan solusi sehingga dengan solusi yang ditemukan, siswa bisa
secara singkat untuk membantu penyelesaian tugas perkembangannya.
b. Konseling behavior adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang diberikan
oleh konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
tingkah laku (behavioral), dalam hal pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri
klien. Konseling behavioral merupakan suatu proses membantu orang untuk
belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan
tertentu, Contohnya NADIA (20tahun) adalah seorang mahasiswi yang
mengalami gangguan emosional. Ia akan merasa cemas dan was-was yang tak
terkendali saat orang-orang yang disekitarnya menghampirinya, berperilaku,
dan berkata manis padanya. Hal ini terjadi ketika di masa kecilnya ia
mengalami bullying. Saat masih duduk di bangku SMA, banyak yang
mendekatinya hanya untuk memanfaatkan kepintararan yang dimilikinya,
bahkan ada yang membullynya jika Ia tidak membantu atau mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan. Gejala fisiologis yang dialami oleh Nadia
seperti, mengeluarkan keringat dan jantungnya berdetak 2x lebih cepat.
Semenjak persitiwa tersebut, Nadia mempelajari sebuah kecemasan ketika
menghadapi sebuah stimulus tertentu.

2. Apa fungsi teori dalam konseling ?


Fungsi konselor sebagai berikut:
a. Teori membantu konselor menemukan persatuan dan kesinambungan dalam
perbedaan eksistensi.
b. Teori memaksa konselor untuk mengamati hubungan yang mungkin mereka
lewatkan sebelumnya
c. Teori memberikan pada konselor panduan operasional untuk digunakan dalam
bekerja dan membantu konselor mengevaluasi perkembangannya sebagai
profesional
d. Teori membantu konselor memusatkan diri pada data yang relevan dan
menunjukkan apa yang harus dicari
e. Teori membantu konselor dalam membantu klien mengubah perilaku yang efektif
f. Teori membantu konselor mengevaluasi pendekatan lama dan baru pada proses
konseling. Ini adalah basis untuk membangun pendekatan konseling yang baru

3. Jelaskan perbedaan antara konsultasi dengan konseling dan apa fungsi untuk
anak berkebutuhan khusus
Konsultasi adalah sebuah dialog, yang di dalamnya ada aktifitas berbagai dan bertukar
informasi dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui
lebih dalam tentang suatu tema. Oleh karenanya konsultasi adalah sesuatu yang
edukatif dan inklusif. Sedangkan Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar.

Konsultan fungsinya memberikan layanan yang tepat sesuai dengan diagnosa dari
kebutuhan khusus sang anak, jadi diharap para orang tua tidak perlu takut akan
adanya kesalahan dalam pemberian layanan psikologi. Semoga tulisan ini bisa
membantu para orang tua yang kesulitan dan kebingungan dalam menangani anak
berkebutuhan khusus. Sedangkan Konseling fungsinya bagi Anak Berkebutuhan
Khusus bertujuan agar setelah mendapat layanan bimbingan konseling anak dapat
mencapai penyesuaian dan perkembangan yang optimal sesuai dengan sisa
kemampuannya, bakat, dan nilai nilai yang dimilikinya.

4. Study kasus
“ Tudi dikenal dengan anak yang pintar dimana ketika mendapatkan pelajaran
cepat menangkap dan memahami, dilihat dari nilai tugas dan ujiannya selalu
mendapatkan nilai 100. Kepintaran yang dimiliki Tudi membuat temen temenya
iri dan minder. Meskipun banyak temen - temennya yang iri dan minder
padanya, Tudi tidak memiliki temen yang dekat setiap harinya, di sekolah Tudi
hanya membaca buku dan cuek kepada temen- temennya. Tudi sering kali
meremehkan temen - temennya. Sikap yang dimiliki Tudi membuat temen –
temennya tidak munyakai Tudi”. Bagaimana kita menyelesaikan masalah yang
dimiliki tudi? Teori konseling apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah
Tudi?

Teori Konseling Humanistik, Pendekatan ini akan membantu Tudi mengeksplorasi


dan mengembangkan potensi dirinya yang lebih luas, termasuk perasaan empati dan
hubungan yang lebih baik dengan teman-temannya. Melalui pendekatan humanistik,
Tudi dapat belajar menerima dan menghargai perasaan teman-temannya, serta
mengembangkan kesadaran diri dan kepercayaan diri yang sehat. Konselor akan
memberikan dukungan dan penerimaan unconditional pada Tudi, sehingga Tudi akan
merasa lebih diterima dan dipahami.Pilihan teori konseling tergantung pada preferensi
Tudi dan konselor yang membantu serta sifat masalahnya. Disarankan untuk mencari
bantuan dari konselor yang berpengalaman agar Tudi dapat mengatasi masalahnya
dengan cara yang paling efektif.

5. Study kasus
“ Tino (nama samaran) adalah anak dengan keterbatasan fisik, yang memiliki
semangat dalam belajar. Nilai ujiannya memiliki nilai yang tinggi. Akan tetapi
dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, Tino merasa keinginan untuk meraih
prestasi yang lebih tinggi merasa tidak bisa di raihnya”. Kasus diatas apakah
dengan kelebihan yang dimiliki tidak tercapai yang disebabkan oleh kekurangan
fisik. Apakah yang harus dilakukan seorang guru/konselor untuk menangani
permasalahan Tino
Peranan guru merupakan motivasi dan dorongan bagi anak cacat fisik untuk
senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan, berbagai sumber, dan media
sehingga akan diperoleh prestasi sesuai dengan kemampuan siswa. Guru
memberikan motivasi kepada anak cacat fisik supaya bisa meningkatkan
prestasinya sehingga bisa bersaing dengan individu lain yang tidak
mengalami kecacatan. Guru dapat mengembangkan cara dan kebiasaan
belajar anak cacat fisik dengan baik. Guru dapat memberikan pelayanan dan
fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif. Potensi
yang ada pada diri anak cacat fisik ini perlu ditumbuhkembangkan dalam
rangka peningkatan prestasinya. Namun untuk memotivasi anak cacat fisik
tidaklah mudah, sebagai guru membutuhkan kesabaran serta ketelatenan
dalam mendidik anak cacat fisik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk mengambarkan peranan guru pada anak cacat
fisik yang berprestasi. Penelitian dilakukan di SLB Kemala Bhayangkari I
Trenggalek, untuk memperoleh data penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan observasi, selanjutnya data yang diperoleh dianalisa secara
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek
penelitian mempunyai peranan sebagai motivator, fasilitator dalam
meningkatkan, mengembangkan serta memaksimalkan potensi diri anak
cacat fisik.

6. Study kasus
“ Andri (nama samaran) memiliki keterampilan memainkan musik dengan baik,
namun keterampilannya tidak banyak diketahui orang lain disebabkan Andri
yang memiliki keterbatasan, sering kali orang lain tidak terlalu
menghiraukannya. Selain itu, Andri juga merasa tidak percaya diri. Hal itu di
buktikan apabila andri memainkan musik dengan mengikuti lomba hasilnya
tidak maksimal/ tidak sebagus seperti latihan. Kasus diatas bagaimana guru/
konselor bisa membantu permasalahan Andri?

Setiap siswa butuh akan pengakuan serta perhatian oleh Bapak/Ibu guru, jangan
sampai meremehkan hasil atas pencapaian siswa. Apresiasi diberikan dapat
melalui reward ataupun memberikan pujian atas pencapaian siswa sekecil apapun
itu. Reward dapat berupa hadiah ataupun bintang yang dapat ditempel di papan
penghargaan. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih percaya diri dan termotivasi
untuk semakin lebih baik lagi dalan perlombaan. Motivasi adalah faktor penting
dalam kesuksesan siswa. Setelah Guru Pintar mengidentifikasi bakat dan minat yang
dimiliki siswa, Guru Pintar harus memberikan motivasi yang baik pada siswa. Guru
Pintar dapat memberitahu bahwa bakat dan minat siswa tersebut memiliki peran yang
besar pada proses belajar mengajar. Selain itu bakat dan minat siswa juga dapat
menunjang kesuksesan karir mereka di masa depan. Menstimulasi dan Memfasilitasi
dengan sarana pengembangan bakat. Guru Pintar dapat memberikan stimulasi-
stimulasi untuk mengasah bakat dan minat siswa yang telah diidentifikasi. Bagaimana
caranya? Dengan cara memberikan latihan-latihan atau memberikan kesempatan pada
siswa untuk menunjukkan kebolehannya.Akan lebih baik lagi jika Guru Pintar dapat
menyediakan sarana dan prasarana di kelas supaya siswa dapat menggali potensi yang
dimilikinya. Sarana yang harus disediakan tidak harus yang mahal dan canggih.
Bahkan Guru Pintar dapat mengajak siswa untuk bersama-sama membuat sarana yang
dapat digunakan bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai