Oleh :
MUHAMMAD ALI KHAFIDZIN (3121030)
2024
PENDAHULUAN
b. Rumusan Masalah
1. Apa urgensi bimbingan dan konseling bagi pendidikan saat ini ?
2. Bagaimana karakteristik bimbingan dan konseling terhadap dunia pendidikan ?
3. Seperti apa konsep bimbingan dan konseling dalam ranah IAT ?
c. Tujuan Penelitian
1. Supaya mengetahui urgensi bimbingan konseling bagi pendidikan
2. Untuk memahami karakteristik bimbingan dan konseling bagi pendidikan
3. Dapat melihat konsep bimbingan dan konseling dalam ranah IAT
PEMBAHASAN
A. Urgensi Bimbingan dan Konseling
Berbagai pelayanan di adakan untuk memperlancar dan memberikan dampak
positif di setiap perkembangan dan kelangsungan hidup manusia. Konseling
membantu individu untuk bisa menghadapi masalah sekaligus membantu
mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki individu. Secara ringkas konseling
mempunyai tujuan yaitu membantu konseli atau klien agar memiliki pengetahuan
tentang posisi dirinya dan memiliki keberanian untuk mengambil kepuutusan,
melakukan hal-hal yang dianggap baik, benar dan bermanfaat untuk kehidupannya
secara optimal.
Bimbingan dan konseling adalah sebuah kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Pada kenyataanya menunjukan bahwa persoalan-persoalan
kehidupan silih berganti dihadapi oleh manusia. Satu persoalan selesai dihadapi
namun persoalan lainnya akan muncul tetelahnya, begitupun seterusnya. Manusia
tidak sama antara satu dengan lainnya, baik dalam sifat maupun kemampuannya.
Ada beberapa manusia dapat dengan mudah mengatasi persoalannya secara mandiri
atau sendiri namun banyak juga yang tidak mampu mengatasi persoalannya sendiri
dengan kata lain memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan persoalan
yang dihadapi, maka dengan begitu bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu upaya profesional adalah
berdimensi banyak. Jika dilihat dari latarbelakangnya munculnya bimbingan dan
konseling ini dikarenakan ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab individu dan
untuk itu perlu bantuan profesional. Jika dilihat eksistensinya, bimbingan dan
konseling bisa disejajarkan dengan bantuan profesional seperti psikiatris,
psikoterapi, kedokteran, dan penyuluhan sosial. Dilihat kedudukannya dalam proses
keseluruhan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral, atau teknik
andalan bimbingan dan konseling.
Pada umumnya klien datang kepada profesional atau konselor dengan
membawa kondisi kecemasan dan tekanan jiwa, namun tak jarang individu
langsung mau menemui konselor saat mengalami masalah. Hal ini disebabkan pada
pandangan jika mereka mengakui bahwa mencari konselor maka orang lain akan
berfikir bahwa mereka lemah dan tidak mampu mengemban tanggungjawabnya.
Sehingga kadang individu akan berusaha untuk memulihkan persoalannya sendiri
terlebih dahulu sampai pada titik dimana kondisi emosional individu sangat
terganggu sehingga kemampuan untuk menengani tanggungjawab sehari-hari
sangat terhambat dan individu tidak bisa lagi menyembunyikan penderitaan dan
tekanan emosi dari orang-orang di sekitar mereka.
Dengan adanya kemungkinan yang terburuk sudah tentu bimbingan dan
konseling ini tidak hanya mempunyai tujuan untuk membawa individu pada
keadaan yang lebih baik dengan jangka pendek saja karena jika sudah dikondisi
yang baik namun individu dapat kembali kekondisi semula itu sama saja. Maka dari
itu tujuan untamanya adalah untuk membantu klien atau konseli untuk dapat
berubah. (Zaeni, 2013)
Tujuan bimbingan dan konseling menurut Achmad Mubarok adalah sebagai
berikut:
1. Membantu konseli agar tidak menghadapi masalah
2. Membantu konseli agar bisa mengatasi masalah yang dihadapi
3. Membantu konseli memelihara dan mengambangkan situasi dan kondisi
yang baik atau yang sudah baik agar tetap baik, sehingga tidak akan menjadi
sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
Sementara tujuan bimbingan dan konseling yang menyangkut aspek akademik
(belajar) adalah memiliki memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek
belajar dan memahami hambatan-hambatan yang kemungkinan muncul dalam
proses pembelajarannya, mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif
seperti membaca buku, selalu aktif serta mengikuti seluruh program pembelajaran,
dan mempunyai motif yang tinggi untuk belajar didalam hidupnya.
Selain yang terlah disebutkan diatas, dalam Islam bimbingan dan konseling juga
mempunyai tujuannya sendiri yaitu:
1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan
jiwa dan mental sehingga jiwa akan menjadi tenang, jinak dan damai.
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan sehingga
tingkah laku yang berada dalam diri dapat menuai manfaat bagi dirinya
sendiri, lingkungan keluarga, kerja maupun lingkungan sosial dan alam
sekitarnya.
3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) kepada individu sehingga rasa
toleransi, setiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang muncul
dalam dirinya.
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual sehingga rasa keinginan untuk
berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi apa yang diperintahkan-
Nya serta ketabahan dalam menerima ujian-Nya akan muncul dalam diri
individu.
5. Untuk menghasilkan potensi Illahiah, sehingga diri individu bisa
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat
dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat
memberikan kebermanfaatan bagi lingkungannya di berbagai aspek
kehidupan.
Dan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan, individu harus
mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan
tugas-tugas perkembangannya, potensi dan peluang yang ada dilingkungannya,
mementukan tujuan dan rencana hidupnya, mengatasi kesulitannya, menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk bisa menggunakan kemampuannya. (Sartika,
2020)
3. Mengembangkan diri menjadi individu yang terbebas dari segala bentuk dan jenis
kemusyrikan kepada Allah. Seperti dalam Firman-Nya :
"Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu
apapun)." (QS. Al-Mu'minun [23] : 59)
4. Membentuk konseli menjadi pribadi yang memiliki semangat rela berkorban, penuh
dengan keikhlasan, dan memiliki keyakinan teguh bahwa setiap diri akan
dipertanggung-jawabkan. Pernyataan ini sesuai dengan surah Al-Mu'minun ayat 60-
61 :
"Dan orang-orang yang memberika apa yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-
kebaikan, dan mereka lah orang-orang yang segera memperolehnya." (QS. Al-
Mu'minun [23] : 60-61)
KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling adalah satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan yang
sudah muncul pada awal abad ke-20. Keduanya merupakan bagian yang integral antara
satu sama lain dan terus mengalami perkembangan sampai sekarang. Pada kehidupan
manusia, bimbingan dan konseling bisa dikatakan sangat penting karena setiap individu
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda khususnya daalam memahami dirinya
sendiri. Untuk mengatasi perihal permasalahan yang dihadapi individu tentunya
memerlukan metodologi yang sistematis dan sesuai sehingga seluruh persoalan yang
dihadapi individu dapat diselesaikan. Dengan itu bimbingan dan konseling dapat
membuat individu keluar dari zona tidak menyenangkannya dan memulai kembali
kehidupan yang lebih baik lagi bagi individu dan lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Ali. 2017. Karakteristik Bimbingan dan Konseling pada Setting Pendidikan dalam
Tinjauan Al-Qur’an Surah Al-Mu’minuun Ayat 57-61. Banjarmasin: UPT Publikasi
Sartika, Enik. 2020. Urgensi Bimbingan dan Konseling (Penyuluhan) Islam dalam Pendidikan.
Sambas: Syi’ar
Zaini, Ahmad. 2013. Urgensi Bimbingan dan Konseling Bagi Remaja (Upaya Pencegahan
Terhadap Perilaku Menyimpang). Kudus: Konseling Religi