Anda di halaman 1dari 13

Konsep Dasar

Bimbingan & Konseling


i mbi ngan
B
seling
& Kon By Selvia (2005136191)
Pengertian
Bimbingan dan Konseling memiliki pengertian yang berbeda dan
mengandung makna yang saling berkaian antara satu dengan yang
lainnya. Pengertian Bimbingan dan Konseling tersebut akan
diuraikan dari masingmasing arti, namun tidak dapat dijelaskan
dengan pengertian yang satu. Pengertian bimbingan, berasal dari
kata guidance dan konseling yang dahulunya disebut atau dikenal
dengan penyuluhan, berasal dari kata counseling. Penggunaan istilah
bimbingan dan penyuluhan sebagai terjemahan dari kata guidance
dan counseling ini dicetuskan oleh Tatang Mahmud, MA seorang
pejabat Departemen Tenaga kerja Republik Indonesia pada tahun
1953.
Pengertian Bimbingan
Pengertian Bimbingan Secara etimologi bimbingan merupakan
terjemahan dari kata bahasa Inggris, yakni “guidance”. Secara
harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti:
1. Mengarahkan (to direct)
2. Memandu (to pilot)
3. Mengelola (to manage)
4. Menyetir (to steer).

Yang mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun


ataupun membantu” sesuai dengan istilahnya, maka secara
umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau
tuntutan
Pengertian Bimbingan
Pengertian bimbingan yaitu bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu untuk
mencapai kemandirian melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana
asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dalam etimologis, istilah bimbingan
berasal dari terjemahan dari kata “guidance”. Kata tersebut artinya bantuan atau tuntunan.

Terjemahan dari kata “guidence” yang kata dasarnya “guide” mempunyai beberapa pengertian
antara lain:
1. Menunjukan jalan (showing the way)
2. Memimpin (leading)
3. Memberikan petu juk (giving intruction)
4. Mengatur (regulating)
5. Mengarahkan (governing)
6. Memberi nasihat (giving advice)

Fungsi dari bimbingan yaitu sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan supaya dapat memahami dirinya sendiri. Dengan
pemberian bimbingan juga dapat membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan
secara optimal dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pengertian Konseling
Pengertian konseling yaitu hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan
klien) untuk menangani masalah, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk
tujuan yang berguna.

Dalam etimologis, istilah konseling berasal dari terjemahan dari kata


"counseling". 

Terjemahan dari kata “counseling” yang kata dasarnya “counsel” mempunyai


beberapa pengertian antara lain:
1. Nasihat (to abtion counsel)
2. Anjuran (to give counsel)
3. Pembicaraan (to take counsel)

Fungsi dari konserling yaitu untuk membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami
diri dan lingkungannya.
Persamaan
Persamaan Bimbingan dan Konseling

1) Setelah mengetahui penjelasan dari bimbingan dan konseling,


berikut ini ada persamaan di antara bimbingan dan konseling. Antara
bimbingan dan konseling sama-sama membantu kepada individu
dalam memecahkan sebuah masalah.
2) Sama-sama berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik
dan dinamis. 
3) Melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, agama, dan status sosial ekonomi.
4) Sama-sama beracuan pada norma-norma yang berlaku.
5) Bagian integral dari pendidikan dan pengembang individu.
Perbedaan
Perbedaan Bimbingan dan Konseling

1) Kegiatan
Untuk kegiatan bimbingan lebih condong melakakukan usaha pemberian informasi
dan melakukan pencegahan kepada individu dalam mengatasi suatu masalah.
Sedangkan untuk konseling, kegiatan lebih mengharuskan tatap muka dalam
mengatasi suatu masalah. Jadi kesimpulannya bimbingan lebih mengutamakan pada
pencegahan suatu masalah. Sementara umtuk konseling, lebih mengutamakan
seseorang agar bisa memecahkan masalahnya sendiri.

2) Tenaga
Untuk hal tenaga bimbingan bisa diterapkan oleh guru, orang tua, wali kelas, kepala
sekolah dan orang dewasa kepada siswa atau murid yang memerlukannya. Sedangkan
untuk konseling, tenaga yang diterapkan tidak semua individu bisa. Hanya orang-rang
yang terlatih, karena melakukan konseling butuh keahlian.
Kesalahpahman Bimbingan & Konseling di Sekolah
Kesalahpahaman yang sering dijumpai di lapangan antara lain adalah sebagai berikut:

1) Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari
Pendidikan. Ada dua pendapat yang ekstern berkenaan dengan pelayanan bimbingan
dan konseling:
a) Bimbingan dan konseling sama saja dengan pendidikan. Paradigma ini
menganggap bahwa pelayanan khusus bimbingan dan konseling tidak disekolah.
Akibatnya sekolah cenderung mengutamakan pengajaran dan mengabaikan aspek
aspeklain dari pendidikan serta serta tidak melihat sama sekali pentingnya bimbingan
dan konseling.
b) Pelayanan bimbingan dan konseling harus benar benar dilaksanakan secara khusus
oleh tenaga yang benar benar ahli dengan perlengkapan (alat, tempat dan sarana)
yang benar benar memenuhi syarat. Untuk menjadi konselor yang baik, seseorang
perlu menguasai keterampilan dasar, baik kerampilan pribadi dalam memberikan
konseling maupun kematangan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling
disekolah.
2) Konselor disekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Konselor ditugaskan mencari mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil
tindakan bagi siswa-siswi yang bersalah, konselor didoronguntuk mencari bukti-bukti atau berusaha
agar siswa mengaku bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya atau kurang wajar,
atau merugikan. Berdasarkan pandangan itu , wajar bila siswa tidak mau datang kepada konselor
karena menganggap bahwa dengan datang kepada konselor berarti menunjukkan aib, ia mengalami
ketidakberesan tertentu, ia tidak dapat berdiri sendiri, ia telah berbuat salah, atau predikat-predikat
negative lainnya. Pada hal, sebaliknya dari segenap anggapan yang merugikan itu disekolah
konselor haruslah menjadi teman dan kepercayaan siswa serta tempat pencurahan kepentingan
siswa.

3) Bimbingan dan konseling semata mata sebagai proses pemberian nasihat.


Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian nasihat. Pemberian nasihat
hanyalah merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan
bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan siswa dalam rangka pengembangan
pribadi siswa secara optimal. Disamping memerlukan pemberian nasihat, pada umumnya siswa
sesuai dengan masalah yang dialaminya, memerlukan pula pelayanan lain seperti pemberian
informasi, penempatan dan penyaluran, konseling, bimbingan belajar, pengalihtangan kepada
petugas yang lebih ahli dan berwenang, layanan kepada orang tua siswa dan masyarakat dan lain
sebagainya.
4) Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani yang bersifat incidental.
Pada hakikatnya pelayanan itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu yang lalu,
sekarang dan yang akan datang. Maka petugas BK harus terus memasyarakatkan dan membangun
suasana bimbingan dan konseling serta mempu melihat hal hal tertentu yang perlu diolah
ditanggulangi, diarahkan, dibangkitkandan secara umum diperhatikan demi perkembangan
individu.

5) Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk siswa siswa tertenntu saja.
Bimbingan dan konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa yang
memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus dapat melayani seluruh
siswa (Guidance and Caunseling For All). Setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan
pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia.

6) Bimbingan dan konseling melayani orang sakit atau kurang normal


Bimbingan dan konseling tidak melayani orang sakit atau kurang normal karena bimbingan dan
konseling hanya melayani orang-orang yang normal yang mengalami masalah. Malalui bantuan
psikologi yang diberikan konselor diharapkan orang tersebut dapat terbebas dari masalah yang
menghadapinya. Jika seseorang mengalami keabnormalan tentunya menjadi wewenang psikiater
atau dokter untuk penyembuhannya.
7) Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan proses yang terisolasi, melainkan proses yang sarat
dengan unsur-unsur budaya, sosial, lingkungan. Oleh karnanya pelayanan bimbingan dan konseling
tidak mungkin menyendiri. Konselor perlu berkerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat
membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi siswa. Misalnya, Disekolah masalah-
masalah yang dihadapi siswa tidak berdiri sendiri. Masalah itu sering kali terkait dengan orang tuan,
guru, dan pihak-pihak lain, terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat sekitar.

8) Siswa menganggap bahwa guru BK adalah sebagai guru yang ditakuti.


Kebanyakan para siswa menganggap bahwa guru i dan Konseling yang ada di sekolah adalah guru
yang menakutkan, padahal guru tersebut diperuntukkan kepada siswa yang mempunyai suatu
permasalahan. Agar kepribadian terus berkembang dan berubah selama hidup.

9.      Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan siapapun.


Pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja, jika dianggap sebagai pekerjaan
yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran saja. Tapi jika pekerjaan bimbingan dan konseling
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prisip keilmuan (mengikuti filosofi, tujuan, metode, dan asas-asas
tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara professional, maka pekerjaan ini tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang.
Penyebab Kesalahpahaman Bimbingan dan Konseling

Ada beberapa penyebap timbulnya kesalahpahaman dalam Bimbingan dan konseling,


sebagai analisis penyebab tinggi/rendahnya hasil penilaian tentang dampak kegiatan
bimbingan di sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kesalahpahaman-kesalahpahaman diatas diakibatkan karena bidang BK masih
tergolong baru dan merupakan produk impor sehingga menyebabkan para
pelaksanaannya dilapangan belum terlalu mengetahui BK secara menyeluruh
2) Penyebabnya dari konselor itu sendiri. Banyak yang bukan dari tamatan BK itu
sendiri yang menjadi pelaksanan BK, sehingga tidak efesiennya pelaksanaan BK
dilapangan, dan juga pelaksanaan yang belum efesin dari guru BK itu sendiri, tidak
jelasnya program yang akan dijalankan, baik program harian, mingguan, bulanan
maupun semesteran, walaupun dia dari tamatan BK itu sendiri.
3)  Masih belum disepakatinya penggunaan istilah Bimbingan dan Konseling itu
sendiri, di Indonesia masih ada yang menggunakan istilah pelayanan BP, BK, dan
konseling, dan ini juga mempengaruhi persepsi masyarakat tentang pelayanan
yang dilakukan oleh petugas BK dilapangan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai