Disusun Oleh:
M. Radinalkhaq
SEMESTER 4
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan
pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan
di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring
dengan visi profesi konseling yaitu: Terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah
memenuhi Asas dan Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan
asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih
menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya
akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta
mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan
konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang
dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di
ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga
dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang
harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa pengertian, tujuan
dan fungsi bimbingan konseling , serta asas asas dalam bimbingan
konseling.
2
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mendapatkan informasi tentang pengertian, tujuan dan fungsi bimbingan
konseling , serta asas asas dalam bimbingan konseling
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu
proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing
kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan
perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai
berikut :
a) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga
bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan
terarah kepada tujuan tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah suatu
kegiatan yang prosesnya berkesinambungan dengan sistematis, terencana,
tahap demi tahap dan teraarah kepada tujuan yang ingin dicapai oleh
pembimbing dan orang yang dibimbing.
b) Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien)
yang memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat
mengembangkan dirinya secara optimal, melatih kemandirian yang
memanfaatkan teknik dan layanan bimbingan dalam suasana asuhan yang
normatif dengan personil atau pembimbing yang mempunyai kemampuan
membimbing.
Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh
seseorang yang profesional dalam hal ini adalah guru agar konseli memiliki suatu
pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam
memecahkan permasalahan yg dihadapi sehingga memiliki kemampuan dlm
mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yg
dimiliki.
2. Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang
berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice” atau
5
memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara
tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga
dikenal dengan istilah penyuluhan.
Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses interaksi.
Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun
sebagai teknik. Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of
guidance) layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth
strang mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of guidance”,
jadi konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal
ini disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang
integral.
Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik
dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan.. Adapun prinsip – prinsip dari bimbingan dan konseling, antara lain
: 1) Prinsip – prinsip umum, meliputi
6
2. Prinsip – Prinsip Khusus
7
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli
diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk
memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat
pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan.
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat
pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek,
yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan
umum dam tujuan khusus, antara lain:
1. Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah
membantu individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti
halnya tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2/1989), yaitu
terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
8
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud,
1994:5)
2. Tujuan Khusus
9
Memiliki rasa tanggung jawab
Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
Dapat menyelesaikan konflik
Dapat membuat keputusan secara efektif
Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
10
proses perkembangannya. Kegiatan dalam fungsi pencegahan dapat berupa
orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dll.
2. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman, meliputi :
Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah ) terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi
jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan budaya/nilainilai) terutama oleh
peserta didik.
3. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan
melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam
masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau
lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang dicapainya secara jelas dapat
diidentifikasi dan dievaluasi.
5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
11
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
12
pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas
kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta
didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan
dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan
diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
13
dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan
konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik
dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang
berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju.
14
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dlm keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur
pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung
pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki
wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar dengan memperhatikan
asas asas bimbingan dan konseling di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdiknas
Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok.
Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Padang
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No.
2/1989) Depdikbud, 1994:5
15