Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Tujuan,dan konsep dasar bimbingan konseling belajar

Dosen Pengampu: T.FADHLI, S.pd, M.pd

KELOMPOK 2:

MUNAWARAH (23101411015)

MAYANG SARI (231101411016)

MAHFUD RAMADHANI (231101411037)

UNIVERSITAS JABAL GHAFUR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

GLEE GAPUI, SIGLI

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta Shalawat dan

Salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sahabat rasul yang mulia, sampai

pada kita para pengikutnya. Penulis dengan segala kekurangan akhirnya dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Tujuan,dan konsep dasar bimbingan konseling belajar” Makalah

tersebut guna memenuhi Tugas mata kuliah Bimbingan konseling belajar di Universitas Jabal

Ghafur.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk Bapak T.FADHLI, S.pd, M.pd selaku

Dosen Pembimbing mata kuliah bimbingan konseling belajar. Terima kasih untuk Bapak

yang telah memberikan segalanya baik berupa dukungan moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan kekeliruan

sehingga penulis mohon dukungan baik berupa kritik maupun saran.semoga penulis bisa

memperbaiki kekurangan kekeliruan baik mengenai isi kandungan, tulisan, pemilihan

bahasa, dll. Pada tulisan karya tulis selanjutnya,Terima kasih.

GLEE GAPUI, MARET 2024

PENULIS

I
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB Ⅰ: PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

BAB Ⅱ: PEMBAHASAN 3

2.1 Definisi Bimbingan Konseling 3

2.2 Prinsip dalam Bimbingan dan Konseling 6

2.3 Tujuan dalam bimbingan dan konseling 8

2.4 Fungsi dalam bimbingan dan konseling 10

2.5 Asas-asas dalam bimbingan dan konseling 12

BAB Ⅲ: PENUTUP 15

3.1 Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 17

II
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK

dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi

tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling

yaitu: Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui

tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan

pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan

Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan

memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,

sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan

pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan

dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan

konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling

menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program

pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program

pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis

atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan

dan konseling di sekolah.

1
2.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bimbingan dan konseling itu?

2. Apa fungsi bimbingan dan konseling itu?

3. Apa tujuan bimbingan dan konseling itu?

4. Apa sajakah asas-asas dalam bimbingan dan konseling itu?

2
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“Guidance” yang artinya menunjukkan, memandu, mengelola dan menyetir.

Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,

mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta

didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan

fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dianamis pula.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar

peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa

depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier

maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan.

Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup

mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan

keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada

umumnya.

Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses

pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang

3
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri,

dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungannya.

Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar

sebagai berikut:

a) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga

bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan

terarah kepada tujuan tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah

suatu kegiatan yang prosesnya berkesinambungan dengan sistematis,

terencana, tahap demi tahap dan teraarah kepada tujuan yang ingin

dicapai oleh pembimbing dan orang yang dibimbing.

b) Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu

(klien) yang memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga

individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal, melatih

kemandirian yang memanfaatkan teknik dan layanan bimbingan dalam

suasana asuhan yang normatif dengan personil atau pembimbing yang

mempunyai kemampuan membimbing.

Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang

yang memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseling memiliki suatu

pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan

permasalahan yg dihadapi sehingga memiliki kemampuan dlm mengambil keputusan

dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yg dimiliki

4
2. Pengertian Konseling

Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” dalam kata

lain berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat atau memberi

anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia,

pengertian konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.

Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses interaksi.

Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai

teknik. Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of guidance)

layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth strang

mengatakan bahwa: “counseling is a most important tool of guidance”, jadi konseling

merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal ini disebabkan

karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral.

Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling

merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.

Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua individu,

dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk

mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-

masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Konseling Komprehensif adalah konseling yg berlaku bagi klien/konseli yg

berbagai macam karakter, dilaksanakan melalui suatu proses interaksi antara konselor

dan konseli, bersifat sangat pribadi dlm memberikan bantuannya agar konseli

memiliki kemampuan untuk tumbuh kembang seoptimal mungkin & mengarah pada

suatu pilihan dalam hidupnya sesuai dengan potensi yg dimiliki.

5
2.2 Prinsip Dalam Bimbingan Dan Koseling

Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip merupakan paduan hasil kajian

teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu

yang dimaksudkan. Pemahaman tentang prinsip – prinsip dasar dari bimbingan dan

konseling ini sangat penting dan perlu terutama dalam penerapan di lapangan. Hal ini

dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan dalam praktik

pemberian layanan bimbingan dan konseling. Adapun prinsip – prinsip dari

bimbingan dan konseling, antara lain;

1. Prinsip-Prinsip umum

Prinsip – prinsip umum, meliputi :

a) Bimbingan berhubungan dengan sikap, tingkah laku dan lainnya dari individu

yang terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.

b) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.

c) Masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah harus diserahkan pada

individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.

d) Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan – kebutuhan yang

dirasakan oleh individu yang dibimbing.

e) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah yang

bersangkutan.

f) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang

memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.

g) Terhadap program bimbingan harus ada penilaian yang teratur.

6
2. Prinsip – Prinsip Khusus

a) Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua klien atau

konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria

maupun wanita; baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Dalam hal ini

pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan

pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik

kelompok dari pada perseorangan (individual).

b) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi

Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui

bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya

tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan

adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik

kelompok.

c) Bimbingan menekankan hal yang positif.

Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang

negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara

yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut,

bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan

dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun

pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan

peluang untuk berkembang.

7
2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dam

tujuan khusus, antara lain:

1. Tujuan umum

Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah

membantu individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti halnya

tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan

pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia

seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa: Tujuan umum

bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri

secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya

(seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada

(seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai

dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling

membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki

wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat

berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Dengan demikian, siswa

diharapkan akan menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri:

a) Mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif,

b) Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,

8
c) Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,

d) Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan

e) Mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu

siswa agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara lain:

pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk

mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi

yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk

mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan

untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

a. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan dan Konseling

membantu siswa agar:

1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal

kekhususan yang ada pada dirinya.

2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang

yang mereka senangi.

3) Membuat pilihan secara sehat

4) Mampu menghargai orang lain

5) Memiliki rasa tanggung jawab

b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan Konseling

membantu siswa agar:

1) Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif

2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan

3) Mampu belajar secara efektif

9
c. Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan Konseling

membantu siswa agar:

1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri

pekerjaan di dalam lingkungan kerja

2) Mampu merencanakan masa depan

3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.

4) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat

2.4 Fungsi Bimbingan Dan Konseling

Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

1. Fungsi pencegahan/Preventif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan

yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun

menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

Kegiatan dalam fungsi pencegahan dapat berupa orientasi, program bimbingan karier,

inventarisasi data dll.

2. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan peserta didik pemahaman, meliputi:

a) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

b) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya

lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang

tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

10
c) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi

jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan budaya/nilainilai) terutama oleh

peserta didik.

3. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli

sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak

(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap

konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan

yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang

produktif dan normatif.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling

yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan

kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan

berkelanjutan.

5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.

Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah

mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli

memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan

penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri

kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama

dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga Pendidikan.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli

agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan

konstruktif.

11
2.5 Asas Dalam Bimbingan Dan Koseling

1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap

data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data

atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini,

guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan

keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,

2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan

peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan

baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan

kesukarelaan seperti itu.

3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang

menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam

memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai

informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru

pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik

(klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih

dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat

dengan asas kerahasiaan dan kekarelaan.

4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi

sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan

bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta

didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.

5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan

konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan

konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri

12
mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,

mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)hendaknya

mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya

kemandirian peserta didik.

6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan

dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi

sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki

keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat

sekarang.

7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran

layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan

terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap

perkembangannya dari waktu ke waktu.

8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun

pihaklain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan

koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling

menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan

kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama,

hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang

berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan

konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam

memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

13
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan

dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini,

para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya

tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru

pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik

bimbingan dan konseling.

11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak

mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas

atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan

kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih

tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya

guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang

lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah

12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan

dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi

(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan

dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien)

untuk maju.

14
BAB Ⅲ

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan

pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dan

konseling merupakan salah satu komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan

khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan

yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan

pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap

konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Tujuan bimbingan dan konseling, Agar siswa dapat:

a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta

kehidupannya di masa yg akan datang

b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yg dimilikinya seoptimal

mungkin

c) Menyesuaikan diri dg lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta

lingkungan kerjanya

d) Mengatasi hambatan dan kesulitan yg dihadapi dalam studi, penyesuaian dg

lingkungan

2. Fungsi-Fungsi bimbingan dan konseling

Fungsi Pencegahan, Fungsi Pemahaman, Fungsi Perbaikan, Fungsi Pemeliharaan dan

Pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi Penyesuaian, Fungsi Penyaluran,

Fungsi Fasilitas.

15
3. Asas-Asas bimbingan dan konseling

Asas Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan, Kegiatan, Kemandirian, Kekinian,

Kedinamisan, Keterpaduan, Kenormatifan, Keahlian, Alih Tangan Kasus, Tut Wuri

Handayani.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. 2010.

Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. cet-1. 2002.

Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Reneka Cipta. 1995.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah. Tabanan: Rinera Cipta. 2000.

sakti. KONSEP BIMBINGAN KONSELING. Blogspot.com. Published February 21, 2016.

AccessedMarch5,2024.https://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/02/m

akalah-konsep-bimbingan-konseling.html

17

Anda mungkin juga menyukai