Dosen Pengampu:
Ahmad Shofiyuddin, M.Pd.I
Oleh:
Azidah Ellistiyawati
Misbahul khoir
1. Dosen pengampuh mata kuliah Bimbingan dan Konseling IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang telah memimbing jalannya pembelajaran
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
menyediakan buku buku referensi
3. Teman teman sekelas semester satu prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membantu do’a dan
pemikiran keilmuan
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun tidak
mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis,
namun juga bagi pengembangan dan pengetahuan.
penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Kata pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Simpulan 11
iv
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu bimbingan dan konseling perlu dipahami secara utuh
bukan hanya guru pembimbing, melainkan oleh seluruh komponen pendidikan
mulai dari kepala sekolah sampai karyawan taata usaha pihak keamanan
sekolah. Berikut ini adalah penjelasan tentang konsep dari bimbingan konseling.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Skolah dan Madrasah, (Jakarta: Gravindo Persada,
2011),
2
Prayetno, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, departemen Pendidikan nasional, 2004.
3
Adapun menurut Abin Syamsudin (2004: 277) tujuan bimbingan
konseling adalah agar individu dapat mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan yang optimal untuk membantu dan membekali individu agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi belajarnya, membentuk kebiasaan-kebiassaan
belajar yang positif agar mencapai prestasi optimal.
Menurut Muhibin Syah (2007: 23) secara umum tujuan bimbingan
belajar adalah tercapainya penyesuaian akademis secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki siswa.
Sementara menurut Suherman (2007: 24) tujuan pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling dapat:
1. Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif, baik terkait
dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
2. Memahami tentang kondisi
3. Merencakanakan aktifitas penyelesaian studi, perencanaan karier, serta
kehidupannya di masa yang akan datang.
4. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, serta memanfaatkan
kekuatan lingkungan secara optimal.
5. Menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan pendidikan, masyarakat,
pekerjaan maupun agama yang dianutnya.3
1. Tujuan umum
3
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2018), 11-12
4
Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memilikipengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab.4
2. Tujuan khusus
4
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Rekanita
Cipta: Jakarta, 2001), 14.
5
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah), 14.
5
2. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
perkembangan yang optimal, selaras, dan seimbang yang meliputi seluruh
aspek dalam konseli.
3. Fungsi penyesuaiaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, keluarga
dan lingkungannya secara dinamis dan konsruktif.6
4. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
pserta didik dalam memilih bidang ekstakulikuler, jurusan atau program
studi dan menetapkan karier atau jabatan sesuai dengan minat, bakat,
keahlian atau ciri-ciri kebribadian lainnya.
5. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidik, kepala
sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseling.
6. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mecegahnya supaya tidah dialami oleh konseli. Fungsi
pencagahan merupakan usaha pertama menghindari timbulnya masalah
secara potensial dapat menghambat atau mengganggu perkembangan
kehidupan individu. Dalam fungsi ini konselor verupaya mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk mencegah
supaya masalah itu tidak dialami peserta didik.
7. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kesalahan dalam berfikir, berprasaan
serta bertindak. Fungsi perbaikan atau pnyembuhan merupakan bantuan
bimbingan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta
didik. Perbaikan pserta didik dari berbagai masalah yang dihadapinya baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier.
6
Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2018), 11-12.
6
8. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
penyembuhan (kuratif).
9. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta daalam dirinya. Fungsi pemeliharaan yaitu
memelihara segala sesuatu yang baik pada diri individu.
10. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih produktif dari fungsi-fungsi lainnya. Fungsi pengembangan berarti
bahwa layanan bimbingan yang diberikan dapat membantu para pserta didik
dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan mantap.
D. Asas Bimbingan dan Konseling
Adapun asas-asas yang harus terpenuhi dalam bimbingan konseling:
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
7
Erisa Kurniati, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas, Jurnal Bimbingan
konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember, 2008, 56.
7
Asas bimbingan dan konseling yng menghendaki agar konseli yang
emenjadi sarana pelayanan atau kegiatan berifat terbuka dan tidak berpura-pura
baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berrguna bagi
perkembang pserta didik.
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek dan sarana
layanan bimbingan dan konseling ialah prmasalahan pserta didik dalam
kondisinya sekarang yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi dimasa
lampau” dilihat dampak yang berkaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang
dapat diperbuat sekarang.
7. Asas kedinamisan
8
Kamaludin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, 450-451.
8
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sarana layanan yang sama hendaknya selalu bergerak maju tidak
monoton dan terus berkembang serta berkemajuan untuk kebutuhan dan tahap
perkembangan dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
9
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan yang menciptakan suasana
mengayomi dalam memberi rasa aman.9
9
Erisa Kurniati, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas, Jurnal Bimbingan
konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember, 2008, 58.
10
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Solo: Cv Ae Media Grafika, 2017),
13-14.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses pelayan
atau pertemuan antar konselor dan konseli untuk memimpin, mengarahkan atau
memberikan nasihat kepada konseli agar bisa mendiri dan bisa berkembang serta
bisa memecahkan masalah.
11
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini pasti ada banyak kesalahan baik dalam
bentuk penulisan maupun isinya, maka dari itu penulis mengaharapkan saran
dan kritik agar dapat membenahi kesalahan tersebut, dan semoga apa yang
penulis sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati Erisa. 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas. Jurnal
Bimbingan konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember.
13