Anda di halaman 1dari 17

Konsep Bimbingan Konseling Di Sekolah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi


salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu:
Ahmad Shofiyuddin, M.Pd.I
Oleh:
Azidah Ellistiyawati
Misbahul khoir

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
JANUARI 2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah
satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Bimbingan dan Konseling pada Semester Genap 2020.
Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang Konsep Bimbingan Konseling di
Sekolahan, Penyelesaian masalah ini tidak lepas dari sumbangsi para orang orang
terdekat penulis, karena itu dengan tulus penulis sampaikan banyak terima kasih
kepada:

1. Dosen pengampuh mata kuliah Bimbingan dan Konseling IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang telah memimbing jalannya pembelajaran
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
menyediakan buku buku referensi
3. Teman teman sekelas semester satu prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membantu do’a dan
pemikiran keilmuan
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun tidak
mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis,
namun juga bagi pengembangan dan pengetahuan.

Kranji, 20 Januari 2020

penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul i

Kata pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang 1

B. Rumusan masalah 1

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian bimbingan konseling 3

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling 3

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling 5

D. Asas Bimbingan dan Konseling 7

E. Prinsip Bimbingan dan Konseling 10

BAB III PENUTUP 11

A. Simpulan 11

iv
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan Konseling merupakan pendidikan yang bertujuan untuk


membantu seseorang menjadi manusia yang dewasa dan mandiri. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik
dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta prencanaan dan prkembangan karier.

Pada dasarnya bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk


menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok
maupun individu sesuai dengan tingkat kemanusiaan dengan berbagai potensi,
kelebihan, kekurangan, kelemahan, dan permasalahnnya.

Oleh karena itu bimbingan dan konseling perlu dipahami secara utuh
bukan hanya guru pembimbing, melainkan oleh seluruh komponen pendidikan
mulai dari kepala sekolah sampai karyawan taata usaha pihak keamanan
sekolah. Berikut ini adalah penjelasan tentang konsep dari bimbingan konseling.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Bimbingan Konseling?

2. Apa Tujuan Bimbingan dan Konseling?

3. Apa Fungsi Bimbingan dan Konseling?

4. Apa Asas Bimbingan dan Konseling?

5. Apa Prinsip Bimbingan dan Konseling?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Bimbingan Konseling.

2. Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling.

3. Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling.

4. Mengetahui Asas Bimbingan dan Konseling.

5. Mengetahui Prinsip Bimbingan dan Konseling.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling


Secara Etimologis, bimbingan dan konseling terdiri dari dua kata yaitu
bimbingan dan konseling. Kata bimbingan terjemahan dari kata “guidance”
yang mempunyai arti menunjukan jalan, memimpin, memberikan petunjuk,
mengatur, mengarahkan, dan memberi nasihat, dan konseling dari kata
“counceling” mempunyai arti nasihat, anjuran, dan pembicaraan.
Menurut tohirin, konseling merupakan proses pertemuan tatap muka atau
relasi timbal balik antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dalam proses
pertemuan tersebut terjadi dialog dan pembicaraan yang disebut dengan
wawancara konseling.1
Menurut Prayitno, bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik baik secara perorang maupun kelompok agar bisa mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bidang pribadi, sosial maupun karier.2
Dapat disimpulkan dari pmbahasan diatas, bahwa bimbingan dan
konseling adalah proses pelayan atau pertemuan antar konselor dan konseli
untuk memimpin, mengarahkan atau memberikan nasihat kepada konseli agar
bisa mendiri dan bisa berkembang serta bisa memecahkan masalah.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan dan Konseling adalah untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya menjadi lebih mampu, mendorong
orang tua untuk mendampingi perkembangan anaknya, serta mendorong guru
untuk menyediakan pembelajaran di kelas.

1
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Skolah dan Madrasah, (Jakarta: Gravindo Persada,
2011),
2
Prayetno, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, departemen Pendidikan nasional, 2004.

3
Adapun menurut Abin Syamsudin (2004: 277) tujuan bimbingan
konseling adalah agar individu dapat mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan yang optimal untuk membantu dan membekali individu agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi belajarnya, membentuk kebiasaan-kebiassaan
belajar yang positif agar mencapai prestasi optimal.
Menurut Muhibin Syah (2007: 23) secara umum tujuan bimbingan
belajar adalah tercapainya penyesuaian akademis secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki siswa.
Sementara menurut Suherman (2007: 24) tujuan pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling dapat:
1. Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif, baik terkait
dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
2. Memahami tentang kondisi
3. Merencakanakan aktifitas penyelesaian studi, perencanaan karier, serta
kehidupannya di masa yang akan datang.
4. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, serta memanfaatkan
kekuatan lingkungan secara optimal.
5. Menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan pendidikan, masyarakat,
pekerjaan maupun agama yang dianutnya.3

Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitutujuan


umum dan tujuan khusus, antara lain:

1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu


individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang llebih baik. Sesuai denga
tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2/1989), yaitu
terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada

3
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2018), 11-12

4
Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memilikipengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab.4

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa


agar mencapai tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir.

Dapat disimpulkan diatas, bahwa tujuan Bimbingan dan Konseling


adalah untuk membantu, mengembangkan, menyesuaikan diri dalam
membentuk kebiasaan peserta didik baik psikis ataupun fisik untuk mencapai
tujuan baik pribadi maupun sosial.

C. Fungsi bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan jalur formal yang disajikan
oleh Depdiknas (2008-202) dijelaaskan sepulung fungsi bimbingan dan
konseling yang meliputi:
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan maupun norma agama). Fungsi pemahaman ini yaitu:
a. Pemahaman tentang diri peserta didikterutama peserta didik itu sendiri,
orang tua, pendidik, dan guru pembimbing.5
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa termasuk dalam lingkungan
keluarga dan sekolah.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas terutama dalam
informasi pendidikan, pekerjaan, karier dan informasi budaya untuk
siswa.

4
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Rekanita
Cipta: Jakarta, 2001), 14.
5
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah), 14.

5
2. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
perkembangan yang optimal, selaras, dan seimbang yang meliputi seluruh
aspek dalam konseli.
3. Fungsi penyesuaiaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, keluarga
dan lingkungannya secara dinamis dan konsruktif.6
4. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
pserta didik dalam memilih bidang ekstakulikuler, jurusan atau program
studi dan menetapkan karier atau jabatan sesuai dengan minat, bakat,
keahlian atau ciri-ciri kebribadian lainnya.
5. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidik, kepala
sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseling.
6. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mecegahnya supaya tidah dialami oleh konseli. Fungsi
pencagahan merupakan usaha pertama menghindari timbulnya masalah
secara potensial dapat menghambat atau mengganggu perkembangan
kehidupan individu. Dalam fungsi ini konselor verupaya mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk mencegah
supaya masalah itu tidak dialami peserta didik.
7. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kesalahan dalam berfikir, berprasaan
serta bertindak. Fungsi perbaikan atau pnyembuhan merupakan bantuan
bimbingan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta
didik. Perbaikan pserta didik dari berbagai masalah yang dihadapinya baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier.

6
Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2018), 11-12.

6
8. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
penyembuhan (kuratif).
9. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta daalam dirinya. Fungsi pemeliharaan yaitu
memelihara segala sesuatu yang baik pada diri individu.
10. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih produktif dari fungsi-fungsi lainnya. Fungsi pengembangan berarti
bahwa layanan bimbingan yang diberikan dapat membantu para pserta didik
dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan mantap.
D. Asas Bimbingan dan Konseling
Adapun asas-asas yang harus terpenuhi dalam bimbingan konseling:
1. Asas kerahasiaan

Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dana konseling yang menuntut


dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik yang menjadi
sarana layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak layak diketahui rang
lain.7 Dalam hal membimbing guru berkewajiban menjaga semua data dan
keteraangan itu.

2. Asas kesukarelaan

Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang


mengehendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseling mengikuti atu menjalani
pelayanan kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan.

3. Asas keterbukaan

7
Erisa Kurniati, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas, Jurnal Bimbingan
konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember, 2008, 56.

7
Asas bimbingan dan konseling yng menghendaki agar konseli yang
emenjadi sarana pelayanan atau kegiatan berifat terbuka dan tidak berpura-pura
baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berrguna bagi
perkembang pserta didik.

4. Asas kegiatan

Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli menjadi


sarana pelayanan berpatisipasi secara aktif dalam kegiatan bimbingan. Dalam
hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam kegiatan
bimbingan dan konseli untuk peserta didik.8

5. Asas kemandirian

Asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum


dalamm bimbingan dan konseling yaitu peserta didik sebagai sarana layanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi mandiri dengan ciri-ciri mengenal
dan menerima diri sendiri dan lingkuan, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan
terdahulu.

6. Asas kekinian

Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek dan sarana
layanan bimbingan dan konseling ialah prmasalahan pserta didik dalam
kondisinya sekarang yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi dimasa
lampau” dilihat dampak yang berkaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang
dapat diperbuat sekarang.

7. Asas kedinamisan

8
Kamaludin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, 450-451.

8
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sarana layanan yang sama hendaknya selalu bergerak maju tidak
monoton dan terus berkembang serta berkemajuan untuk kebutuhan dan tahap
perkembangan dari waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan

Asas bimbingan dan konseling yang menghendki agar berbagai layanan


baik dilakukan oleh guru pmbimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
humoris dan terpadukan. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
perlu terus dikembangkan.

9. Asas kenormatifan

Asas bimbingan dan konseling untuk tidak boleh bertentangan dengan


nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu: norma agama, hukum dan praturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.

10. Asas keahlian

Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar kayanan kegiatan


bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah profesional. Para
plaksana layanan dan kegiatan bimbingan dn konseling hendaklah tenaga yang
benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.

11. Asas alih tangan

Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang


tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik.

12. Asas tut wuri handayani

9
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan yang menciptakan suasana
mengayomi dalam memberi rasa aman.9

E. Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip-prinsip pelaksanaan layanan bimbingan konseling mencakup


sasaran layanan, permasalahan yang dihadapi, program layanan dan pelaksanaan
layanan. 10 Prinsip pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah, yaitu:
1. Guru pembimbing harus memiliki kesiapan program sejak awal tahun
pembelajaran dan personel sekolah lainnya mengetahui dengan jelas
program-program tersebut.
2. Guru pembimbing harus profesional dan memahami perannya dalam bentuk
kegiatan nyata.
3. Guru pembimbing bertanggung jawab kepada semua pserta didik dengan
berbagai permasalahan yang mereka miliki.
4. Guru pembimbing harus senantiasa mengembangkan kompetensinya.
5. Guru pembimbing harus mampu bekerja sama dengan seluruh massyarakat
pendidikan yang ada, terutama orang tua peserta didik sehingga dapat
bekerja lebih efektif.

9
Erisa Kurniati, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas, Jurnal Bimbingan
konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember, 2008, 58.
10
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Solo: Cv Ae Media Grafika, 2017),
13-14.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses pelayan
atau pertemuan antar konselor dan konseli untuk memimpin, mengarahkan atau
memberikan nasihat kepada konseli agar bisa mendiri dan bisa berkembang serta
bisa memecahkan masalah.

Tujuan Bimbingan dan Konseling adalah untuk membantu,


mengembangkan, menyesuaikan diri dalam membentuk kebiasaan peserta didik
baik psikis ataupun fisik untuk mencapai tujuan baik pribadi maupun sosial.

Fungsi bimbingan dan konseling terdiri dari Fungsi pemahaman, Fungsi


fasilitasi, Fungsi penyesuaiaan, Fungsi penyaluran, Fungsi adaptasi, Fungsi
pencegahan, Fungsi perbaikan, Fungsi penyembuhan, Fungsi pemeliharaan,
Fungsi pengembangan,

Adapun asas-asas yang harus terpenuhi dalam bimbingan konseling, asas


: Asas kerahasiaan, Asas kesukarelaan, Asas keterbukaan, Asas kegiatan, Asas
kemandirian, Asas kekinian, Asas kedinamisan, Asas keterpaduan, Asas
kenormatifan, Asas keahlian, Asas alih tangan, Asas tut wuri handayani.

Prinsip-prinsip pelaksanaan layanan bimbingan konseling mencakup


sasaran layanan, permasalahan yang dihadapi, program layanan dan pelaksanaan
layanan

11
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini pasti ada banyak kesalahan baik dalam
bentuk penulisan maupun isinya, maka dari itu penulis mengaharapkan saran
dan kritik agar dapat membenahi kesalahan tersebut, dan semoga apa yang
penulis sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiarti Melik. 2017. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Solo: Cv Ae Media


Grafika,.
Kamaludin. Bimbingan dan Konseling Sekolah.

Kurniati Erisa. 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip dan Asas. Jurnal
Bimbingan konseling Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember.

Prayetno. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, departemen Pendidikan nasional.
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Rekanita Cipta: Jakarta.
Susanto Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Kencana
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Skolah dan Madrasah. Jakarta: Gravindo
Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai