Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN DAN KONSELING

Kelompok 1 : Lia Azahra


Neng Fadhilah
Ilyas Dafa Purnama
Muhamad Gozali

Mata Kuliah : Bimbingan dan Penyuluhan


Dosen : Abdul Salim S.Pd.i.,M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL - BAROKAH
Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan
seluruh ummatNya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Bimbingan Dan Konseling berjudul “Bimbingan dan konseling”. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
khususnya kepada Bapak Abdul salim, S.Pd.i.,M.Pd. selaku dosen Bimbingan dan koseling yang
telah memberikan tugas ini pada kami. Kami memperoleh banyak manfaat setelah menyusun
tugas ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan
kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.

Depok, 19 Oktober 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong menolong ant
ara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di
dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu
individu, sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi
pendidikan, vokasional dan social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara
berpengetahuam bagi pelajar.
Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan
bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah
dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru
untuk memastikan bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu
konselor mampu untuk mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai
pertumbuhan dan perkembangan pelajar.
Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai
pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan
menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan
sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan bertujuan untuk mempercepat
perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas,
dan landasan-landasan tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bimbingan dan koseling?
2. Apa fungsi bimbingan dan konseling?
3. Apa saja prinsip prinsip bimbingan dan konseling?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa definisi dari bimbingan dan koseling.
2. Mengetahui fungsi dari bimbingan dan koseling.
3. Mengetahui prinsip prinsip bimbingan dan konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Bimbingan Dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Keduanya merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam
uraian berikut pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.

Makna Bimbingan
Seperti disebut diatas bahwa, “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”
dari kata dasar “guide” yang berarti menunjukkan jalan (showing the way), memimpin
(leading), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mrngarahkan
(governing), dan memberi nasihat (giving advice) (Winkel, 1991).
Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan tuntunan. Ada juga yang
menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi secara etimologis, bimbingan dan konseling
berarti bantuan dan tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntunan atau
pertolongan berarti konteksnya bimbingan.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:
B (bantuan)

I (individu)

M (mandiri) atau kemandirian

B (bahan)

I (interaksi)

N (nasihat)
G (gagasan)

A (asuhan)

N (norma)

Jadi bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan,
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Makna Konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya
dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain consel), anjuran
(to give counsel) dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling
secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar
pikiran.

(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar


pribadi dimnana orang yang satu yang membantu yang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut;

K (kontak)

O (orang)

N (menangani)

S (masalah)
E (expert atau ahli)

L (laras)

I (integrasi)

N (norma)

G (guna)

Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua orang (konselor dan
klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana
yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna
bagi klien.

Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat dirumuskan makna bimbingn
dan konseling sebagai berikut:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan
oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan
melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau
proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor)
kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah
sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu
memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya.

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan bimbingan
dan konseling adalah dalam rangka: pertama. Membantu mengembangkan kualitas
kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu mengembangkan
kualitas kesehatan mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan perilaku yang lebih
efektif pada diri individu dan lingkungannya. Keempat, membantu klien menanggulangi
problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.

Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

 Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.


 Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).
 Pengembangan potensi semaksimal mungkin.
 Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.

Hamdan Bakran Adz Dzaky, (2004), merinci tujuan bimbingan dan konseling
dalam Islam sebagai berikut: pertama, untuk mnghasilkan suatu perubahan, perbaikan,
kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai
(muthmainnah), bersikap lapang (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufiq dan
hidayah-Nya (mardhiyah).
Kedua, untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga,
sekolah, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan sekitarnya.
Ketiga, untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong
dan rasa kasih sayang.
Keempat, untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan memenuhi
segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.
Kelima, untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat
dengan baik menaggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat membeikan kemanfaatan
dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
3. Prinsip Prinsip / Landasan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999): Landasan Bimbingan dan konseling ada 6, yaitu:

Landasan Filosofis
Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan
tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal
yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis menjadi alat
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum dan bagi konselor
secara khusus, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dapat
membuat keputusan yang tepat.

Landasan Religius
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan
pada tiga hal pokok, yaitu:
Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allh SWT.
Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana
dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang
sesuai dan mneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.

Landasan Psikologis
Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam
bimbingan dan konseling adalah memberikan kepahaman tentang perilaku individu yang
menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan
konseling adalah perilaku klien, yaitu perilaku klien yang perlu di ubah atau
dikembangkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Landasan sosial-budaya
Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor
tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi
terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan
produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan
dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-
budaya yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku dan berbangsa memiliki sosial
budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas budaya sehingga akan
berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan (bimbingan konseling).

Landasan Ilmiah dan Teknologi


Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan
tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan
menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen,
prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan
penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang
sedang melakukan praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik;
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi,
yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan
salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan
konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan
konseling.
Adapun asas dalam bimbingan konseling yaitu :
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, ada asas-asas yang
dalam melakukannya, yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam pelaksanaan
pelayanan itu. Asas-asas yang di maksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian,alih tangan kasus dan tut wuri handayani.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan
yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang untuk
menangani masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan
integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Bimbingan dan konseling adalah dua komponen yang tak terpisahkan dan saling
membutuhkan dan saling berperan didalam proses bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai