Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan


Bimbingan dan Konseling
Disusun untuk memenuhi mata kuliah: BK KEAGAMAAN
Dosen pengampu: AHMAD EFENDY,M.Ag

DI SUSUN OLEH :
NAJIBUD DAROINI : 20.11.21.01060

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU RUSYD

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah
yang membahas tentang “Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan Bimbingan dan
Konseling” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya
salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait
dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat
dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
yang membimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya
pada semester ini meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga
mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca
melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah gunanya kami
membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan
makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Tanah Grogot,  21 Januari 2023

Penulis 

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I       PENDAHULUAN..............................................................................1
A.    Latar Belakang......................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................1
C.     Tujuan...................................................................................................................1
BAB II      PEMBAHASAN................................................................................2
A.    Pengertian BK.......................................................................................................2
B.     Tujuan BK.............................................................................................................4
C.     Arah Pelayanan BK...............................................................................................8
BAB III     PENUTUP.........................................................................................10
A.    Kesimpulan............................................................................................................10
B.     Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu
sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di
sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di
perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu  agas Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak
adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu
oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu
di pakai dalam saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak
menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu istilah
Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun dalam hal tertentu pula
istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1.      Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.      Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?
3.       Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah?\

C.    TUJUAN
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan bimbingan dan konseling di
sekolah, serta pelayanan yang ada pada Bimbingan dan konseling kepada calon
tenaga pendidik agar tidak terjadi kesalah pahaman mengenai identifikasi
Bimbingan dan konseling yang sebenarnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN BK
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari
kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang
integral (Tohirin, 2011: 15).

1.      Pengertian Bimbingan
a)      Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti :
a)      menunjukkan jalan (showing the way),
b)      memimpin (leading),
c)      memberikan petunjuk (giving instruction),
d)     mengatur (regulating),
e)      mengarahkan (governing), dan
f)       memberi nasihat (giving advice).

b)      Pengertian Bimbingan Secara Terminologi


a.       Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan
masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b.      Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya
sendiri (Tohirin, 2011: 17).
c.       Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus
dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai

2
kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar –
besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya
1975).
d.      Djumhur dan M. Surya  memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu
proses pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima
dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai
dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :  bantuan


yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi,
dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan
norma-norma yang berlaku

2.      Pengertian Konseling
1)      Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to
obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat,
anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

2)      Pengertian Konseling Secara Terminologi


a.       Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan
antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya (Tohirin, 2011: 22).
b.      James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu di mana seorang Counselor membantu Counsele supaya
ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur dan
M. Surya (1975) .

3
c.       Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan
hubungan langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya
dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
d.      Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s
school (1964) mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan seseorang
dengan seseorang di mana yang seseorang di bantu oleh yang lainnya untuk
meningkatan pengertian dan kemampuan dalam menghadapi masalahnya.
e.       Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college,
berpendapat bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara dua
orang yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkan bersama
sama, sehingga akhirnya orang yang lebih muda atau orang yang mempunyai
kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu oleh orang lain untuk
memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
f.       Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and Diciplinemengemukakan
bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan langsung di mana yang seorang
terlibat dalam situasi itu karena latihan dan keterampilan yang dimilikinya atau
karena mendapat kepercayaan dari yang lain, berusaha menolong yang kedua
dalam menghadapi, menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah
penyesuaian diri.
g.      Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih
secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan
kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Tohirin, 2011: 23).
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING
adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien)
untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana
yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan
yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu
(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

B.   TUJUAN BK

4
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan
konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi mereka secara optimal.
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan
pada ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai
salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya
tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK
yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi
mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas
mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha
bimbingan dan konseling di sekolah:
1.      Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat
mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu
untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2.      Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan
mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang
ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3.      Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari
suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan
tersendirimbagi dirinya sendiri.
4.      Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

5
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar
pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan
pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5.      Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan
dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan
dirinya sendiri.

Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa


agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial (afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa
adalah:
1)      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
2)      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3)      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
4)      Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
5)      Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6)      Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
7)      Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas dan kewajibannya.
8)      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan
sesama manusia.
9)      Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

2.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik)


siswa adalah:
1)      Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.

6
2)      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3)      Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4)      Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
5)      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6)      Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa


(kebanyakan bagi siswa SMA) adalah:
1)      Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
2)      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
3)      Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya
dan sesuai dengan norma agama.
4)      Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita kariernya masa depan.
5)      Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6)      Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7)      Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila
seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier
keguruan tersebut.
8)      Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya

7
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakan ia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.

C.   ARAH PELAYANAN BK

a.      Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang
dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan
optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b.      Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan
tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan
yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan
dirinya dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran
bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa
depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan,
para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam
penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK
yang dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu
kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c.       Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan
terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi
natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani
permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan.
Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau aspek-
aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan peminatan.

8
d.      Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa
Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum
yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan
bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap
perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK.
Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.     

e.       Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti
personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang
semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok
terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi siswa. Pelayanan diperluas ini
dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas
(agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id).

9
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki
arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau
sekelompok orang. Dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian
bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling ampuh dalam keseluruhan
program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari
keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu (a)
Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
(c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk
dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk
mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Bimbingan dan Konseling memiliki
arah pelayanan seperti pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, terapeutik, dan
peminatan.

B.     SARAN
Seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa
membimbing siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai
bidang Bimbingan dan Konseling agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta
didik hendaknya membimbing mereka agar menjadi pribadi yang berkualitas pula.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers.


Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan
Konseling. Padang: Angkasa
Raya.
Syamsu, Yusuf dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan
Konseling.
Bandung: Rosdakarya.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : PT Grafindo Persada.
https://nellysside.wordpress.com/2013/09/25/pelayanan-bimbingan-dan-
konseling
pada satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-2013-2/
http://agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tujuan-
arah
pelayanan.html

11

Anda mungkin juga menyukai