Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH WAWASAN DASAR BK

TENTANG PENGERTIAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

DISUSUN OLEH:
NAMA : CHELSI ROSALINA
NIM : 2214060060

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL


PADANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN
ISLAM
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr..wb. Saya sangat berterimakasih kepada Allah SWT. Telah


memberikan saya kesempatan untuk membuat makalah tentang Wawasan Dasar BK,
semoga para pendengar dapat memahami segala hal yang telah saya sampaikan pada
makalah yang telah saya buat, dan semoga bermanfaat bagi yang telah membaca apa
yang telah tertera di dalam materi ini.

Dengan itu saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah tentang
Wawasan Dasar BK ini. Saya ucapkan terimaksih dan semoga dapat bermanfaat kepada
hadirin yang telah membaca makalah yang telah saya buat. Sekian terimakasih,
Wasalamualaikum wr..wb.

Padang, 30 Agustus 2022

Tertanda,

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2       Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3       Tujuan.........................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling..............................................................6
2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling...................................................................10
2.3 Asas Bimbingan dan Konseling...................................................................11
BAB III......................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................13
Daftar Pustaka.........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling adalah sebuah proses tolong menolong  antara individu
satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Bimbingan dan
konseling dapat menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan
sosial yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.

Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu bertindak sebagai hakim


atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam
tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung  jawab seperti guru untuk memastikan
bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk
mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan
pelajar.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai


pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan
menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan
sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan  bertujuan untuk mempercepat
perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas,
dan landasan-landasan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan definisi dari Bimbingan dan Konseling?
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling?
3. Menjelaskan asas-asas yang berkenaan dengan Bimbingan dan Konseling.

1.3       Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui asas-asas yang berkenaan bimbingan dan konseling

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

            Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata
“conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan
yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman
yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut pengertian bimbingan dan konseling
diuraikan secara terpisah.

A. Pengertian Bimbingan

Pengertian bimbingan konseling ini berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan
konseling. Bimbingan dalam pengertian bimbingan konseling ini memiliki banyak makna
menurut para ahli:

1. Abu Ahmadi (1991)


Abu Ahmadi berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimilikinya mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, dan mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih
baik.

2. Priyatno dan Erman Amti (2004)


Menurut mereka, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri
Mereka juga diharap dapat mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

3. Bimo Walgito (2004)


Sementara itu, Bimo Walgito mengungkapkan pendapatnya mengenai bimbingan
yang merupakan bantuan dan pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.

B. Pengertian Konseling
Sementara itu, pengertian konseling di dalam pengertian bimbingan konseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang yaitu
konselor dan konseli, melalui hubungan dengan mengembangkan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya dan dapat menyediakan situasi belajar.
Dalam hal ini, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya sendiri
dengan keadaan sekarang, dan mungkin keadaannya di masa mendatang yang dapat ia
ciptakan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat.

C. Pengertian Bimbingan Konseling Menurut Ahli

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah No. 111 Tahun 2014,
pengertian bimbingan konseling yakni suatu upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling.
Guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik atau
konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

2. Tohirin
Menurut Tohirin, pengertian bimbingan konseling yaitu sebuah proses bantuan
yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu atau konseli melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli
mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya.
Konseli juga diharap mampu memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya
sendiri.
3. Prayitno
Sementara itu, Prayitno mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian
bimbingan konseling sebagai suatu bentuk pelayanan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar peserta didik mandiri dan berkembang secara baik.

4. Jainab Aqib
Sedangkan menurut Jainab Aqib, pengertian bimbingan konseling sebagai bentuk
kegiatan yang integral, dimana bimbingan dan konseling tak terpisahkan dengan layanan
bimbingan yang lain.

5. Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995


Pengertian bimbingan konseling adalah salah satu layanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma
yang berlaku.

Selain itu ada juga makna-makna dari bimbingan konseling, yaitu:

1. Makna Bimbingan
Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan tuntunan. Ada juga
yang menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi secara etimologis, bimbingan dan
konseling berarti bantuan dan tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan,
tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.

Makna bimbingan bisa diketahui melalui kata bimbingan sebagai berikut:

B          (bantuan)

I           (individu)

M         (mandiri atau kemandirian)

B          (bahan)

I           (interaksi)
N         (nasihat)

G         (gagasan)

A         (asuhan)

N         (norma)

Jadi bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan,
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan
berdasarkan norma-norma yang berlaku

2. Makna Konseling
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya
dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain consel),
anjuran (to give counsel) dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas,
konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan
bertukar pikiran.

(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan


antar pribadi dimnana orang yang satu yang membantu yang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut;

K         (kontak)

O         (orang)

N         (menangani)

S          (masalah)

E          (expert atau ahli)

L          (laras)
I           (integrasi)

N         (norma)

G         (guna)

Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua orang
(konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan
dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk
tujuan yang berguna bagi klien.

Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat dirumuskan makna


bimbingan dan konseling sebagai berikut:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang


diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari
pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga
konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan
potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya.
 

2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling

            Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan
bimbingan dan konseling adalah dalam rangka: 
- Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing
atau dikonseling. 
- Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien. 
- Membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu
dan lingkungannya. 
-  Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara
mandiri.

Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.


2. Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).
3. Pengembangan potensi semaksimal mungkin.
4. Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.
5. Hamdan Bakran Adz Dzaky, (2004), merinci tujuan bimbingan dan konseling dalam
Islam sebagai berikut:
a.  Untuk mnghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan
jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah),
b.  Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan
keluarga, sekolah, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan
sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan,
tolong menolong dan rasa kasih sayang.
d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya,
ketulusan memenuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-
Nya.
e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu
dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar,
dapat dengan baik menaggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
membeikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupan.
 
2.3 Asas Bimbingan dan Konseling
      
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, ada asas-asas yang
dalam melakukannya, yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam pelaksanaan
pelayanan itu. Asas-asas yang di maksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian,alih tangan kasus dan tut wuri handayani. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan
diuraikan secara terperinci masing-masing asas tersebut sebagai berikut:

1. Asas kerahasiaan, konselor dituntut dan bertanggung jawab atas kerahasiaan data dan
keterangan klien yang menjadi sasaran layanan, data dan keterangan tidak boleh dan
tidak layak diketahui oleh pihak lain selain konselor dan klien.

2. Asas kesukarelaan, yaitu menghendaki adanya kesukarelaan klien untuk mengikuti,


menjalani layanan yang diperlukan baginya.

3. Asas keterbukaan, yaitu agar menghendaki klien untuk bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna untuk
pengembangan dirinya
.
4. Asas kekinian, menghendaki agar klien bimbingan dan konseling untuk permasalahan
klien yang sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lalu
dilihat dampak dan kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

5. Asas kemandirian, yaitu klien diharapkan menjadi individu yang mandiri dengan ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri,

6. Asas kegiatan, yaitu menghendaki agar klien berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.

7. Asas kedinamisan, usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya


perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang hal yang sama, yang bersifat monoton,
melainkan perubahan yang selalu menuju ke sesuatu pembaharuan, sesuatu yang lebih
maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.

8. Asas keterpaduan, pelayanan usaha bimbingan dan konseling berusaha memadukan


berbagai aspek kepribadian klien, disamping keterpaduan pada diri klien, juga harus
diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan.Untuk terselenggaranya
asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan
klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat dipergunakan
untuk menangani masalah klien, dan semuanya dipadukan dalam keadaan serasi  dan
saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.

9. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum Negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Kenormatifan ini diterapkan
terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

10. Asas keahlian, usaha bimbingan dan konseling perlu  di lakukan asas ke ahlian secara
teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, alat yang memadai. Untuk
itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya baik teori dan praktik, sehingga
akan dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan yang terbaik

11. Asas alih tangan, dalam pemberiaan layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan
jika konselor sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien, namun
klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim
klien tersebut kepada petugas, badan  atau lembaga yang lebih ahli.

12. Asas tutwuri handayani, asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Asas ini
menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu
klien mengalami masalah dan menghadap konselor saja, namun diluar hubungan proses
bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya
pelayanan bimbingan dan konseling itu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai
tujuan yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara
dua orang untuk menangani masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam
suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk
tujuan yang berguna bagi klien. Bimbingan dan konseling adalah dua komponen
yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling berperan didalam proses
bimbingan dan konseling.
2. Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi
dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu
proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi
lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat
yang lain.

3. Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat
penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dipandang
sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya

3.2 Saran 
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh
dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan
makalah sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. 

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Daftar Pustaka.

 https://www.academia.edu/28691684/
LATAR_BELAKANG_PERLUNYA_BIMBINGAN_KONSELING_DI_S
EKOLAH#:

 Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan & Konseling di Sekolah.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

 Prayetno dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Depdiknas.

 Prayetno dan Emti, Erman. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.


Jakarta: Rieneka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai