Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

WAWASAN DASAR BK

KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN BIMBINGAN

Dosen Pengampu :

Dra. Nursyamsi, M.Pd.

Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons

Disusun Oleh :

Nama : Chelsi Rosalina

NIM : 2214060060

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah
- Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang nerjudul “Kebutuhan
Masyarakat Dan Bimbingan”

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Nursyamsi,
M.Pd. dan ibu Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons. Ibu dosen Pengampu
mata kuliah Wawasan Dasar Bk pada kelas BKPI 22 B. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan
masukan dalam Makalah ini.

Makalah ini memberikan pengajaran materi tentang Kebutuhan


Masyarakat Dan Bimbingan. Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah
ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkam demi perbaikan
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan
pengetahuan yang penting.

Padang, 25 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 3
B. Rumusan ....................................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................ 4

BAB II ISI............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Pertumbuhan........................................................................ 5
B. Perkembangan Bimbingan............................................................................ 8
C. Masa Depan Bimbingan Dan Konseling....................................................... 8

BAB III PENUTUP............................................................................................. 14


A. Kesimpulan................................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan bimbingan sangat dipengaruhi oleh faktor: filosofis,


psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam
pendidikan, dan perluasaan program pendidikan. Latar belakang folosofis berkaitan
dengan pandangan tentang hakekat tetang manusia. Salah satu filsafat yang
berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah
filsafat humanisme. Aliran ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk
dapat dikembangankan seoptimal mungkin, termasuk anak berkebutuhan khusus yang
belajar bersama di kelas reguler.

Bahwa dalam pelaksanaan pendidikan inklusif perlu keseriusan guru


bimbingan dan atau guru pembimbing khusus dan pihak lain yang terlibat didalamnya
untuk mengatasi permsalahan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus dalam
berbagai aspek disekolah yaitu latar belakang psikologis berkkaitan erat dengan
proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam
perkembangannya. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki
kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan
keunikan dan potensi masing-masing tanpa menimbulkan konflik dengan
lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman individu bimbingan diperlukan
untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam
lingkungannya.

Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu
berinteraksi dengan sistem lain. Diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat
berinteraksi aktif dengan lingkungannya. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat, kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula,
sehingga para siswa memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan
minat dan kemampuannya terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu berubah dan
meluas.

Sistem pemerintahan yang semakin demokratis berdampak positif terhadap


seluruh aspek kehidupan. Kesempatan yang sama bagi semua orang untuk
memperoleh pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi, sekolah-sekolah
menampung siswa dari berbagai asal usul dan latar belakang kehidupan yang berbeda.
Keadaan ini menimbulkan masalah yang dihadapi seseorang yang terlibat dalam
kelompok campuran. Dalam keadaan semacam ini pelayanan bimbingan merupakan
salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat dirumuskanmasalah yaitu;
1.Bagaimana Latar Belakang Pertumbuhan ?
2.Bagaimana Perkembangan Bimbingan?
3.Bagaimana Masa Depan Bimbingan dan Konseling?

C. TUJUAN
. 1.Mengetahui secara umum tentang Latar Belakang Perkembangan
2.Mengetahui Perkembangan Bimbingan.
3.Mengetahui Masa Depan Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pertumbuhan


Pertumbuhan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari suatu yang
belum ada menjadi ada, dari yang kecil berubah menjadi lebih besar. Pertumbuhan
menggambarkan sesuatu yang hidup dan berkembang. Pertumbuhan perusahaan adalah hidup
dan berkembangnya suatu perusahaan. Di dalam dunia bisnis, pertumbuhan perusahaan
menunjukan semakin besarnya skala perusahaan. Pertumbuhan perusahaan terjadi apabila di
dalam perusahaan ada perubahan yang meningkat. Misalnya peningkatkan omset penjualan,
peningkatan produksi, bertambahnya modal usaha, kenaikan tingkat keuntungan dan lain
sebagainya. Pertumbuhan perusahaan sering dipakai tolak ukur dalam menilai perkembangan
suatu perusahaan. Ainun dan Fuad (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan
antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe
kepemilikan perusahaan. Tugas pengelolaan perusahaan khususnya manajer keuangan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui beberapa keputusan yang harus dilakukan yaitu
keputusan investasi. Keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dalam hal
alokasi profit perusahaan atau kebijakan deviden. Dengan demikian, perkembangan nilai
perusahaan juga menunjukkan efisiensi dari manajer keuangan dalam menjalankan fungsinya.
(Husnan, 1998: 3-7).
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat
dibagi menjadi dua golongan, antara lain Kebutuhan Primer dan Kebutuhan Sekunder.
Kebutuhan primer yang pada umumya merupakan kebutuhan faal seperti, lapar, haus, tidur,
dan lain-lain. Semua ini adalah kebutuhan faal yang merupakan syarat kelangsungan hidup
seseorang. Kebutuhan-kebutuhan ini timbul dengan sendirinya atau sudah ada sejak
seseorang lahir. Kebutuhan Sekunder merupakan kebutuhan yang timbul dari interaksi antara
orang dengan lingkungannya seperti kebutuhan untuk bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga
diri dan lain-lain.
Menurut Maslow (dalam Hambali 2013:180-183) bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, harga diri, kognitif,
estetika dan aktualisasi diri. Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting bagi
manusia. Maslow dalam teori hirarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan
harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini
karena harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang
ditampilkannya. Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan
bahwa dirinya adalah seseorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang
baik. Setiap individu normal pasti berharap dan menginginkan dapat merasakan hidup sukses,
dihormati dan dihargai sebagai manusia.

B.Perkembangan Bimbingan
1. Prinsip-prinsip Bimbingan Perkembangan
Pada hakekatnya bimbingan merupakan proses bantuan yang diberikan kepada
individu agar individu (anak) mampu mencapai perkembangan yang optimal. Bantuan dalam
arti bimbingan yaitu memfasilitasi individu (anak) untuk mengembangkan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Adapun perkembangan
optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianut.
(Kartadinata, 2010. Muro dan Kottman menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling
perkembangan merupakan program bimbingan yang di dalamnya mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a. Bimbingan diperlukan oleh seluruh anak. Setiap anak membutuhkan layanan
bimbingan perkembangan. Hal ini didasarkan bahwa tidak ada individu yang tidak
bermasalah. Layanan bimbingan tidak hanya diperuntukkan bahwa anak bermasalah
tetapi perlu menjadi upaya bantuan yang diberikan untuk seluruh anak didik.
b. Bimbingan perkembangan memfokuskan pada upaya membelajarkan anak.
Bimbingan perkembangan diarahkan untuk membantu tercapainya proses
pembelajaran anak.
c. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong
perkembangan (encouragement).Metode encouragement diarahkan untuk :
(1) menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri
(2) percaya pada dirinya sendiri
(3) percaya akan kemampuan diri sendiri dan membangun penghargaan akan
dirinya,
(4) pengakuan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh
(5) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan
perkembangan sehingga anak merasa memiliki tempat dalam kelompok
(7) membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara
psikologis
(8) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki
anak,dan
(9) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran.
d. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah ketimbang akhir
perkembangan yang definitif. Perkembangan anak merupakan suatu proses yang
dengan karakteristik dan kemampuannya.
e. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari konselor
profesional. Keberhasilan program bimbingan perkembangan tidak terlepas dari
kerjasama seluruh pihak yang terlibat. Keefektifan pelaksanaan program bimbingan
tidak terlepas dari pemahaman, pengetahuan dan keterampilan guru
pembimbing/konselor dalam melaksanakan program bimbingan.
f. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan
kebutuhankebutuhan khusus dari anak. Setiap anak memiliki karakteristik dan
kemampuan yang berbeda-beda, identifikasi awal dalam pelaksanaan program
bimbingan perkembangan perlu dilaksanakan untuk menemukan dan memahami
berbagai kebutuhan khusus yang dimiliki anak.

Bertolak dari penjelasan tentang prinsip-prinsip bimbingan dan konseling


perkembangan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
perkembangan merupakan suatu upaya bantuan yang dapat diberikan kepada anak
didik yang dirancang dengan memperhatikan berbagai kebutuhan, kemampuan, minat,
dan masalah-masalah dalam perkembangan anak.
2. Bimbingan Perkembangan
Terdapat empat pendekatan yang dapat diformulasikan sebagai suatu
pendekatan dalam bimbingan, yakni pendekatan krisis, remedial, preventif, dan
perkembangan.
Pendekatan krisis merupakan layanan bimbingan yang diberikan bila
ditemukan adanya masalah kritis yang harus segera ditanggulangi, dan guru berusaha

membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk menyelesaikannya.


Pendekatan remedial merupakan layanan bimbingan yang diberikan guru dengan
memfokuskan bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan kelemahan
atau masalah yang dihadapi anak. Bantuan ini bertujuan untuk menghindarkan
terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi. Pendekatan preventif merupakan
pendekatan yang mencoba mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan
muncul pada anak dan mencegah terjadinya masalah tersebut.
Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan
proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan
perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan anak muncul dari karakteristik
dan permasalahan perkembangan anak didik. Pendekatan perkembangan dalam
bimbingan lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan anak didik,
dengan kata lain bagaimana menciptakan suatu lingkungan yang kondusif agar anak
didik dapat berkembang secara optimal.
Pendekatan ini bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan
berlangsung dalam interaksi yang sehat antara anak didik dengan lingkungannya.
(Blocher, 2004) Optimalisasi perkembangan kepribadian manusia terjadi melalui
interaksi yang sehat dengan budaya atau lingkungannya. Untuk itu setiap personal
yang terlibat dalamaktivitas pendidikan dan bimbingan di sekolah hendaknya merujuk
pada asumsi bahwa setiap anak pada hakikatnya perlu mengembangkan pemahaman
diri (self-understanding) serta pemahaman dan penghargaan setiap individu di
sekitarnya. Sebab penerimaan diri secara positif (positive regard) dan sikap
menghargai (respect) manusia sebagai makhluk termulia merupakan interdependen
dan pokok dalam relasi kehidupan masyarakat. (Kartadinata, 2010)
Dalam pendekatan perkembangan kebutuhan akan pelayanan bimbingan anak,
muncul dari karakteristik dan permasalahan perkembangan peserta didik, baik
permasalahan yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial,
emosi, bahasa, maupun moral spiritual anak. Pendekatan perkembangan dalam
bimbingan lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta
didik.
Adapun Komponen struktur program bimbingan perkembangan yang
komprehensif menurut Muro dan Kottman terdiri atas empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan (Guidance Curriculum)
Layanan dasar bimbingan merupakan layanan yang mendasari proses
bimbingan, suatu layanan umum yang bersifat pengembangan dan diperuntukkan bagi
semua anak didik. Layanan ini terarah pada pengembangan keterampilan hidup,
kemampuan dan perilaku yang harus dikuasai anak sesuai dengan tugas dan tahap
perkembangannya.
b. Layanan Responsif (Responsive Services)
Layanan responsif adalah layanan yang diarahkan untuk membantu anak didik
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada saat ini, baik masalah sosial-pribadi
maupun masalah pengembangan pendidikan. Isi layanan responsif adalah hal-hal yang
menjadi kepedulian anak dalam jangka pendek yang terjadi dan dirasakan pada saat
ini yang perlu mendapat intervensi bimbingan. Layanan responsif mengandung
layanan yang bersifat penanganan krisis, remediatif dan preventif. Penanganan krisis
merupakan layanan responsif yang dilakukan untuk menangani berbagai masalah
yang dihadapi anak yang harus segera diatasi.
c. Perencanaan Individual (Individual Planning)
Layanan perencanaan individual merupakan layanan yang dimaksudkan untuk
membantu anak didik merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan
dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Serangkaian isi perencanaan
individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan anak untuk memahami secara
khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Layanan ini pada dasarnya lebih
bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang
ditentukan oleh masing-masing anak didik. Tujuan pokok dari aspek ini adalah
membantu anak memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya
secara proaktif.
d. Dukungan Sistem (System Support)
Dukungan sistem merupakan komponen yang secara tidak langsung
memberikan dukungan bagi kelancaran perkembangan anak didik. Komponen ini
berkenaan dengan pemberian layanan dan kegiatan yang berkaitan dengan aspek
manajerial yang antara lain mencakup pengembangan program, pengembangan staf,
alokasi dana dan fasilitas, kerjasama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan
pengembangan. Dengan demikian, pendekatan perkembangan bertolak dari asumsi
bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara
anak dengan lingkungannya. Interaksi yang sehat merupakan iklim perkembangan
yang harus dikembangkan oleh guru. Makna pernyataan di atas adalah guru hendaklah
menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan lingkungan
perkembangan sebagai pendukung sistem pelaksanaan bimbingan. Guru hendaknya
mampu menciptakan lingkungan yang memberi kesempatan, peluang dan kemudahan
kepada anak untuk belajar dan berkembang sebagai manusia yang berkepribadian
matang dan mandiri.

C. Masa Depan Bimbingan dan Konseling


Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia disuguhi tentang kejamnya seorang oknum
murid yang tega membunuh seorang Guru. Kasus tersebut hanya sebagian kecil gambaran
tentang kondisi moral generasi penerus Indonesia yang jauh dari nilai-nilai luhur.
Berbagai macam pelajaran yang memuat budi pekerti, sopan santun, kejujuran,
kesetiaan dan pendidikan moral di sekolah seolah tidak berarti apapun melihat tindakan
oknum yang tidak beradab tersebut. Padahal seringkali kita mendengar sebuah pepatah yang
tidak asing ditelinga, “Pemuda masa kini adalah gambaran pemuda di masa yang akan
datang”. Lalu, dapat dibayangkan Indonesia menjadi lebih mengerikan dengan peristiwa yang
ditampilkan di masa sekarang.
Menuju 100 Tahun Indonesia merdeka tentu setiap orang mengharapkan sebuah
kesejahteraan, kebahagiaan dan kedamaian dalam bingkai kehidupan berbangsa dan
bernegara. Peran pendidikan adalah salah satu dari banyak peran yang diharapkan turut serta
dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa.
Seperti yang termuat dalam penggalan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Republik Indonesia yang berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial…”.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pengertian tersebut, secara sadar proses pendidikan yang baik bukan di nilai
hanya melalui angka-angka yang bernilai tinggi. Tetapi, melalui integrasi nilai-nilai budi
pekerti yang luhur dalam pendidikan.
Mendiskusikan tentang cita-cita bangsa ke depan melalui peran pendidikan, tentu
tidak bisa dilepaskan dengan Guru Bimbingan Konseling. Hadirnya sebuah persoalan yang
dihadapi dalam proses pendidikan jika tidak segera diselesaikan tentu akan berdampak pada
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Indonesia di masa yang akan datang tentubisa lebih baik. Jika, saat ini Guru
Bimbingan Konseling mengambil peran dalammewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang
beradab. Ada beberapa hal yangmenjadi peran penting dalam mewujudkan Indonesia beradab
dalam rangka menuju100 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia bersama Bimbingan
Konseling, yaitu:

1.Mengubah Pola Pikir


Pola pikir yang terbangun dalam lingkungan sekolah saat initerhadap Guru
Bimbingan Konseling adalah sebagai “Polisi Sekolah”. Dimana peran tersebut bertujuan
untuk menghukumsiswa-siswi yang berperilaku tidak baik di sekolah. Pola pikir itu
hendaknyadiubah dengan budaya sikap yang ditampilkan oleh Guru Bimbingan Konseling
yangditerapkan bersama dalam aturan sekolah setempat.
Misalnya saja, denganmengadakan “Jum’at Sahabat”. Dimanakegiatan pada hari itu di
fokuskan pada jam tertentu agar siswa-siswi diberikankesempatan menceritakan curahan
hatipada Guru Bimbingan Konseling. Langkah ini dilakukan untuk memberikan kesanbahwa
Guru Bimbingan Konseling adalah sahabat bagi peserta didik.

2. Profesi Kemanusiaan
Menjadikan profesi Guru Bimbingan Konseling sebagai profesikemanusiaan. Berarti,
memberikan kesempatan diri untuk lebih bermanfaat bagiorang lain tidak hanya dalam
lingkungan sekolah. Ketika seorang Guru Konselingmenyadari hal ini, tentu akan berdampak
positif bagi orang lain secara umum.
Sebab, proses bimbingan konseling tidak hanya meliputi seputar perilakunegatif.
Tetapi, jika ada seseorang yang membutuhkannya untuk berkonsultasimisalnya melanjutkan
karir ke jenjang yang lebih baik, bimbingan pendidikanbagi anak jalanan.
Maka, seorang GuruBimbingan Konseling dapat menjadikan profesinya sebagai
panggilan hati untukmembantu sesama. Disamping dalam lingkungan formal sekolah. Maka,
GuruBimbingan Konseling dapat bermanfaat dilingkungan yang lain. Sebab, disadaribahwa
peran seorang Guru Bimbingan Konseling tidak terikat ruang dan waktu

3. Memahami KonteksKekinian
Menjadi Guru Bimbingan Konseling juga harus semakin dinamis sesuai
perkembangan zaman. Jika proses Bimbingan Konseling hanya bisa dilakukan dengan
bertatap muka, maka penggunaan teknologi dalam arti yang positif dapat dilakukan. Misalnya
saja, dengan melakukan video call kepada orang tua siswa-siswi yang mendapatkan masalah.
Sehingga akan terjalin hubungan antara sekolah, orang tua murid dan siswa itu sendiri.
Akhirnya menuju tahun 2045 (100 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia) ke
depan, peran Guru Bimbingan Konseling semakin luas dan terarah. Proses Bimbingan
Konseling tidak bersifat kaku dan mengikat.
Berfokus pada tujuan dan cita-cita Bangsa Indonesia ke depan bahwa persoalan
bangsa ini bisa dijawab dengan peran Guru Bimbingan Konseling dalam artian yang luas.
Bukan sekedar profesi mengikat dalam lembaga pendidikan semata. Namun, menjadi profesi
kemanusiaan yang sesuai dengan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan
manusia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesiumpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari suatu yang
belum ada menjadi ada, dari yang kecil berubah menjadi lebih besar. Pertumbuhan
menggambarkan sesuatu yang hidup dan berkembang. Pertumbuhan perusahaan adalah
hidup dan berkembangnya suatu perusahaan. Di dalam dunia bisnis, pertumbuhan
perusahaan menunjukan semakin besarnya skala perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
terjadi apabila di dalam perusahaan ada perubahan yang meningkat. Misalnya
peningkatkan omset penjualan, peningkatan produksi, bertambahnya modal usaha,
kenaikan tingkat keuntungan dan lain sebagainya.
Uman Suherman (2007: 25) mendefinisikan bimbingan dan konseling perkembangan
sebagai suatu rangkaian bimbingan dan konseling secarabertanggung jawab dalam
memfasilitasi perkembangan peserta didik pada semuaaspek kehidupannya, sehingga
mereka dapat berfungsi dan berperan aktif selamasiklus kehidupannya, terutama
menjamin eksistensi dirinya sebagai individu atauanggota masyarakat yang bermartabat
Perbedaan antara bimbingan konseling konvensional dengan bimbingan dan konseling
perkembangan terdapat pada layanan dan prinsip yang mengembangkan secara
menyeluruh dan kolektif dan tidak bersifat kasuistis dan secara pasif.
Masa depan merupakan sesuatu yang sangat misterius, karena kita tidak akan tahu
jadi apa kita di masa depan, entah jadi guru, dokter, petani, presiden atau apapun, namun
kita harus berusaha untuk bisa menggenggam masa depan.Usaha untuk menjadi penguasa
di masa depan salah satunya dengan berpendidikan, namun di jaman now ini pendidikan
sangatlah mahal, terlebih jika akan meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
tentu memerlukan biaya yang besar, sehingga banyak diluar sana yang ingin melanjutkan
pendidikan harus mengubur impiannya karena keterbatasan dalam hal ekonomi.

B.Saran
Kami memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih
bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB_I.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/7865/6/1101151003%20BAB%20I.pdf
https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2021/08/1.-
BKPERKEMBANGAN.pdf
https://www.kompasiana.com/syafri06/5ba2a0c943322f6e4317b682/bimbingankonseling-
sebagai-jembatan-di-masa-depan
https://www.koranindependen.co/opini/r-9538/bimbingan-konseling-di-masasekarang-dan-
masa-depan

Anda mungkin juga menyukai