Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL, PENDIDIKAN

DAN MOBILITAS SOSIAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Sosiologi Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Khairun Nisa M.Pd

PAI 3 / SEM V

Disusun oleh: Kelompok VIII

Tri Muliyani 0301202130

Laras Utami 0301202059

Ismail Effendi Nst 0301192130

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.

Dan tak lupa pula shalawat serta salam marilah kita ucapkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga dengan kita selalu bershalawat kepadanya kita termasuk umat
yang akan mendapatkan syafaat di kemudian hari kelak.

Penulisan makalah ini membahas tentang Pendidikan dan Perubahan Sosial, Pendidikan
dan Mobilias Sosial , tugas ini di buat untuk memenuhi mata kuliah Sosiologi Pendidikan
Islam yang di berikan oleh Ibu Khairun Nisa M.Pd. Pada makalah ini menjelaskan tentang
penjelasan dari materi seperti pengertian, fungsi dan contohnya.

Selama proses pengerjaan makalah ini kami memperoleh dari beberapa sumber dan juga
di bimbing oleh dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam. Kami menyadari
bahwa mungkin makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan kami
supaya pembaca ataupun dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam.
Berkenaan untuk memberikan umpan balik berupa kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah yang kami buat ini bisa memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 07 November 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3

A. Pengertian Pendidikan.........................................…..…………………………………3
B.Pengertian Perubahan Sosial.................................…..…………………………………3
C. Konsep Perubahan Sosial................................…..…………………………………......5
D. Pengertian Mobilitas Sosial.................................…..………………………………….7
E. Jenis-jenis Mobilitas Sosial.........................................................................................7
F. Hubungan Pendidikan, Perubahan Sosial dan Mobilitas Sosial....................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 13

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 13.


B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari apa yang
diharapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat bermacam-macam,
meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat,
hubungan antar manusia di dalam sekolah,pengaruh sekolah terhadap perilaku dan
kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga pendidikan dalam masyarakat.Untuk itu,
para guru dan calon guru harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil
mengoperasionalkan dalam kegiatan pendidikan.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan tali untuk mengantarkan peserta didik


menuju pada kesadaran sosial yang lebih tinggi dari sebelum ia mengenyam pendidikan.
Namun, kadang dalam perjalanannya pendidikan kerap kali malah memisahkan pesrta
didik dari kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi karena pendidikan yang diberikan bukan
lagi berbasis akan realitas masyarakat. Akan tetapi lebih berorientasi apada pemenuhan
kebutuhan pasar baik yang sekarang ataupun yang akan datang. Sehingga peserta didik
setelah selesai mendapatkan pendidikan bukan peka akan realitas sosial malah hilang dari
realitas sosial yang ada dimasyarakat.

Melihat realitas tersebut perlu kiranya merubah akan orientasi dari pendidikan
tersebut. Agar pendidikan dapat memainkan peranannya sebagai motor penggerak
mobilitas sosial. Sebab, pendidikan sebagai pembentuk intelektual peserta didiknya
merupakan faktor yang sangat penting dalam peruabahan yang terjadi di masyarakat.
Bahkan boleh dikatakan, perubahan dalam kalangan masyarakat tergantung akan
pendidikan apa yang diterima oleh peserta didiknya. Sebagai contoh, apabila pendidikan
mengajarkan bahwa komunis, kapitalisme, dan anakirme tidak baik. Maka peserta didik
tidak akan melakukan hal tersebut. Misalnya juga, bahwa untuk dapat mendekatkan diri
kepada Tuhan harus dengan peka terhadap realitas sosial maka peserta didik yang
dihasilkan akan selalu melakukan analisa sosial.Mobilitas sebagai salah satu indikator
bahwa masyarakat kita mengalami kemajuan atau tidak cukup pantas kiranya dijadikan
sebuah orientasi dari pendidikan. Sebab, tanpa adanya mobilitas sosial masyarakat tidak
mungkin untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Perubahan Sosial ?

2. Apa saja konsep perubahan sosial?

3. Apa yang dimaksud Mobilitas sosial?

4. Apa saja jenis-jenis mobilitas sosial

5. Apa hubungan pendidikan, perubahan sosial dan mobilitas sosial?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari perubahan sosial

2. Untuk mengetahui apa saja konsep perubahan sosial

3. Untuk mengetahui pengertian dari mobilitas sosial

4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis mobilitas sosial

5. Untuk mengetahui apa hubungan pendidikan, perubahan sosial, dan mobilitas


sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan dan bimbingan. Istilah pendidikan
dalam islam disebutkan tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi pendidikan oleh ahli,
diantaranya sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba memberikan
pengertian pendidikan dengan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
peserta didik menuju terbentuknya pribadi yang utama. Pendidikan dapat juga diartikan
sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggun
jawab.1
Pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai
sesama (subjek) yang masing-masing bernilai setara. Tidak ada perbedaan hakiki dalam nilai
orang perorang karena interaksi antar pribadi (interpersonal) itu merupakan perluasan dari
interaksiinternal dari seseorang dengan dirinya sebagai orang lain. Adapun beberapa
pendapat mengenai pendidikan diantaranya:2
1. Ki Hadjar Dewantara, berpendapat pendidikan ialah usaha kebudayaan yang
bermaksud memberikan bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak didik
agar dalam garis-garis kodrat pribadinya serta pengaruh-pengaruh lingkungan,
mendapat kemajuan hidup lahir batin.
2. Ahmad D. Marimba, berpendapat pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani maupun rohani peserta
didik menuju terbentuknya kepribadian utama.
3. J.J. Rousseau, berpendapat pendidikan sebagai perbekalan yang tidak ada pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
4. Langeveld, berpendapat mengenai pendidikan sebagai setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, maupun bantuan yang diberikan pada anak untuk membantu anak agar
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

1
Abdul Rahmad, Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Ideals Publishing, 2017). hal.12
2
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakrta: Bumi Aksara, 2010) hal.60

3
Jadi, dari beberapa pengertian mengenai pendidikan dapat disimpulkan bahwasannya
pendidikan ialah sebagai suatu usaha sebagai makhluk hidup manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat maupun kebudayaan
yang mana sebagai bekal kehidupan dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
B. Pengertian Perubahan Sosial
` Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga
sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu
selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang
dapat disebutkan,ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak
dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan,
ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang
heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan
melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau
hukum-hukum yang bersifat formal.3
Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan, strukturstruktur, organisasi,
lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi
itu sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan
seterusnya.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons
ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama :
1) Faktor alam
2) Faktor teknologi
3) Faktor kebudayaan4
Setiap inovasi merupakan pemanfaatan unsur-unsur budaya yang tidak dapat dipungkiri
dan pelanggaran terhadap aspek-aspek status quo budaya. Sejarah mencatat bahwa yang
diinginkan bukan sekedar perubahan tetapi lebih pada stabilitas. Masyarakat berusaha
memelihara kontinyuitas kehidupan sosial, baik dalam keadaan stabil maupun dalam proses
perubahan sosial.

3
Gumgum Gumilar, Teori perubahan sosial, (Yogyakarta: Unikom, 2010) hal.21
4
Suyanto, Merefelksikan Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Kompas: 2002) hal.5

4
Perubahan sosial adalah perubahan untuk mencapai ketentraman sosial yang stabil.
Stabilitas tidak hanya pada kondisi sosial yang ideal, tetapi juga pada kodisi normal.
Menurut Zaltman dan Duncan menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah pembelajaran
kembali individu atau kelompok sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam
situasi yang baru, yang menghasilkan perubahan baik, dalam bentuk dan atau fungsi sistem
sosial.
Sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai pendapat atau karya milik orang lain,
orientasi masa depan, penduduk yang heterogen, serta sistem pelapisan masyarakat yang
terbuka. Hal-hal tersebut merupakan faktor pendorong dalam perubahan sosial. Dalam
pembahasan ini yang sangat mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
dewasa ini adalah orientasi kehidupan ke masa depan sehingga memajukan sistem
pendidikan agar dapat mencetak penemuan-penemuan baru yang akhirnya mampu
menggeser tatanan yang berlaku di masyarakat.

C. Konsep Perubahan Sosial


1. Perubahan Lambat
Perubahan lambat dibedakan berdasarkan waktu. Perubahan lambat biasa juga disebut
dengan evolusi. Pada proses evolusi, perubahan terjadi secara alami tidak terencana.
Perubahan lambat ini terjadi karena adanya suatu usaha pada masyarakat yang ingin
menyesuaikan diri untuk keperluan, kondisi, dan juga keaadan yang tumbuh pada kehidupan
masyarakat. Contoh dari perubahan lambat yaitu adanya proses modernisasi, contoh proses
modernisasi yaitu adanya sistem perbankan, sistem transportasi, dan adanya spesialisasi suatu
pekerjaan. 5
2. Perubahan Cepat
Bentuk-bentuk perubahan sosial yang dibedakan berdasarkan waktu yaitu perbedaan
lambat dan cepat. Perubahan cepat yang terjadi pada kehidupan masyarakat biasa disebut
dengan revolusi. Berbeda halnya dengan perubahan lambat, perubahan cepat terjadi karena
adanya suatu perencanaan. Kecepatan suatu revolusi itu tidak bisa diukur, karena revolusi itu
bisa terjadi dengan memakan waktu yang cukup lama. Salah satu perubahan sosial cepat yang
terjadi di dunia yaitu adanya revolusi industri yang terjadi di Inggris. Perubahan yang terjadi
dari adanya revolusi industri yaitu penggunaan mesin pada suatu industri yang tadinya belum

5
Ibid, hal.15

5
menggunakan mesin menjadi menggunakan mesin. Terjadinya suatu revolusi harus
memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
a) Adanya keinginan yang besar dari masyarakat untuk melakukan suatu perubahan.
Ketika masyarakat merasakan hal yang tidak puas akan suatu keadaan, maka disitulah
akan muncul keinginan besar untu memenuhi rasa tidak puas tersebut sehingga
mempunyai keinginan untuk melakukan perubahan.
b) Melakukan gerakan perubahan tentunya membutuhkan seorang pemimpin, oleh
karena itu dibutuhkan pemimpin yang dapat memimpin masyarakat untuk bergerak
dalam perubahan. (baca juga: Alat
c) Komunikasi Zaman Sekarang)
d) Adanya seorang pemimpin harus bisa menampung aspirasi dari masyarakat yang
menyampaikan keinginan dari masyarakat tersebut, kemudian dirumuskan menjadi
suatu program kerja.
e) Pemimpin yang memimpin gerakan perubahan tersebut tentunya harus memiliki
tujuan yang konkret, agar tau ke arah mana mereka melakukan perubahan. Harus ada
sebuat momentum.
3. Perubahan Kecil
Perubahan kecil merupakan suatu perubahan yang terjadi pada suatu unsur struktur sosial
dan tidak memberikan pengaruh langsung. Contoh dari perubahan kecil yaitu adanya
perubahan mode pakaian, mainan, bentuk rumah yang tidak memberikan pengaruh bagi
setiap masyarakat. Perubahan kecil tidak akan memberikan pengaruh pada suatu lembaga
masyarakat.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar yaitu perubahan yang memberikan pengaruh yang besar terhadap
masyarakat dan juga lembaga kemasyarakatan. Perubahan dikatakan memberikan pengaruh
besar apabila dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada struktur kemasyarakatan,
pada mata pencaharian, dan juga stratifikasi masyarakat. Contoh dari perubahan besar yaitu
adanya perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industrialisasi yang disebabkan
karena adanya industri di daerah pertanian karena hal itu akan berpengaruh terhadap sistem
kerja, sistem kepemilikan tanah, hubungan kekeluargaan, dan juga sistem pelapisan
masyarakat. Selain itu menyebabkan jumlah kepadatan penduduk pada suatu wilayah
industri.
5. Perubahan Direncanakan

6
Perubahan yang direncanakan yaitu perubahan yang dari awal telah direncanakan oleh
suatu pihak masyarakat. Adanya istilah agen of change atau agen perubahan, pada perubahan
direncanakan agent of change memiliki peran yang sangat penting. Agent of change yaitu
istilah untu seseorang ataupun banyak orang yang mendapat kepercayaan untuk membawa
sebuah perubahan pada suatu lembaga masyarakat.
D. Pengertian Mobilitas Sosial
Secara bahasa mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Dan asal kata sosial
awal mulanya berasal dari bahasaa latin “socius” yang mempunyai arti segala sesuatu yang
lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya seorang individu
memang sudah ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan orang lain, karena dia tetap
membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain. Secara istilah mobilitas sosial adalah
sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Menurut
Herry Clay Smith mengatakan mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur sosial (gerakan
individu dengan kelompoknya). Paul B. Horton dan Chester L . Hunt mengatakan bahwa
mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainya.
Jadi dari pemaparan diatas tentang mobilitas sosial dapat disimpulkan bahwasanya
mobilits sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya terhadap tingkat status sosial yang dihadapinya. Suatu gerakan atau
perubahan kearah yang poaitif atau lebih baik, maka perubahan itu akan membawa seseorang
menuju tingkat sosial yang lebih baik sehingga kedudukannya atau tingkat sosialnya
meningkat didalam masyarakat. Sebaliknya jika pergerakan atau perubahan yang dilakukan
seseorang mengarah pada hal yang negatif ataupun kurang maksimal, maka kedudukanya
atau tingkat sosialnya mengalami penurunan didalam masyarakat. Proses keberhasilan
ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang dikatan
mobilitas sosial sosial (social mobility).6
E. Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
1) Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial lainya yang tidak sederajat. Mobilitas vertikal dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Mobilitas Vertikal Naik

6
Keyra Decequeen, Mobilitas Sosial, (Indonesia: 2006) hal. 5

7
Dibagi kedalam dua bentuk :
1. Masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan
yang lebih tinggi yang telah tersedia (ex: seorang bupati terpilih menjadi
gubernur, seorang manager diangkat menjadi direksi)
2. Pembentukan kelompok baru yang ditempatkan pada derajat lebih tinggi dari
kedudukan pembentukan kelompok tersebut (ex: dewan pengurus suatu organisasi
yang dibentuk melalui rapat anggota)
Faktor yang menyebabkan adalah kemajuan industri, banyaknya peserta didik,
komunikasi masa, urbanisasi dan mobilitas geografis.
b. Mobilitas sosial vertical turun
Dibagi kedalam dua bentuk :
1. Perpindahan kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya (ex:
seorang hakim menjadi narapidana karena kasus penyuapan, DPR yang dipecat
karena korupsi)
2. Turunya derajat sekelompok individu berupa disentegrasi kelompok sebagai
kesatuan
Faktor penyebab : pendidikan yang tidak memadai, menikah terlalu mudah,
meningkatnya jumlah keluarga besar , dan dilahirkan dalam suatu keluarga yang sangat
besar.
2) Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah peralihan individu atau objek-objek sosial dari satu kelompok
ke kelompok yang lainya yang sederajat. (ex: Guru SMK menjadi guru SMA, petani beralih
profesi menjadi pedagang hasil pertanian.
3) Mobilitas Intragenerasi dan Antargenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah perpindahan dari satu lapisan atau kelompok sosial ke
lapisan atau kelompok sosial lainya yang dialami seseorang dalam masa hidupnya (ex: Guru
bisa menjadi kepsek, karyawan bisa menjadi manager perusahaan). Sedangkan mobilitas
antar generasi adalah perpindahan status sosial yang melibatkan lebih dari satu generasi atau
mobilitas sosial yang terjadi pada dua generasi yaitu generasi orang tua dan anak.(ex:
Seorang anak bupati menjadi pedagang kaki lima).
4) Mobilitas Gegorafis
Mobilitas gegografis adalah perpindahan individu/kelompok dari suatu daerah ke daerah
lain. Mobilitas gegografis sering disebut juga perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk

8
dibedakan menjadi dua yaitu mobilitas penduduk permanen dan mobilitas penduduk
nonpermanen.
a. Mobilitas Penduduk Permanen
Mobilitas penduduk permanen disebut juga migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan menetap. Macam-macam imigrasi
internal (nasional) antara lain urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.
1. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk
mencari kerja dan menetap dikota, serta untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.
Sebagai contoh pemuda-pemuda di Sumtera yang pindah ke Jakarta dan kota-kota
besar untuk mencari pekerjaan atau meneruskan pendidikan.
2. Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa. Sebagai contoh,
penduduk kota yang tadinya berasal dari desa kembali ke desa setelah masa pensiunan
3. Transmigirasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah/pulau yang padat
penduduknya ke daerah/pulau lain yang masih jarang penduduknya. Sebagai contoh:
penduduk pulau Jawa dan Bali yang sudah padat ke pulau Sumatera dan Kalimintan.
b. Mobilitas Non Permanen
Mobilitas non permanen dibedakan menjadi ulang-alik dan sirkuler.
1. Mobilitas ulang-alik merupakan perpindahan penduduk yang dilakukan dalam satu
hari. Contoh orang yang bekerja diluar kota.
2. Mobilitas sirkuler merupakan perpindahan penduduk yang dilakukan secara musiman.
Contoh petani yang merantau menjadi kuli. 7
F. Hubungan Pendidikan, Perubahan Sosial dan Mobilitas Sosial
Hubungan Pendidikan dengan Perubahan Sosial
Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan sosial
nantinya akan mempunyai fungsi yaitu :
a. Melakukan reproduksi budaya
b. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
c. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan
d. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.8
Dalam proses perubahan sosial modifikasi yang terjadi seringkali tidak teratur dan tidak
menyeluruh, meskipun sendi-sendi yang berubah itu saling berkaitan secara erat, sehingga

7
Yoko Simanjuntak, Jenis-jenis Mobilitas Sosial, (Jakarta: 2010) hal. 6
8
Muhadjir, Prof Dr. H. Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. (Yogyakarta: BIGRAF Yogyakarta, 2000) hal. 17

9
melahirkan ketimpangan kebudayaan. Dikatakan pula olehnya bahwa cepatnya perubahan
teknologi jelas akan membawa dampak luas ke seluruh institusi-institusi masyarakat sehingga
munculnya kemiskinan, kejahatan, kriminalitas dan lain sebagainya merupakan dampak
negatif yang tidak bisa dicegah.Untuk itulah pendidikan harus mampu melakukan analisis
kebutuhan nilai, pengetahuan dan teknologi yang paling mendesak dapat mengantisipasi
kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan.
Ada dua istilah dalam perubahan sosial, yaitu:
1) Diferensiasi merupakan suatu keniscayaan yang pasti dilalui oleh sistem sosial dalam
mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan di lingkungannya, dan
2) Kemampuan untuk melakukan diferensiasi merupakan sebuah indikator positif
mengenai kemampuan suatu sistem dalam menyesuaikan diri sesuai dengan proses-
proses perubahan yang terjadi.
Sedangkan alur perkembangan diferensiasi pendidikan dapat diterangkan dalam beberapa
poin sebagai berikut:
a) Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan.Dalam
kehidupan masyarakatnya mengembangkan pendidikan secara informal yang
berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan-keterampilan mata pencaharian dan
memperkenalkan pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat
setempat.
b) Pada tingkatan yang lebih maju, sebagaian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari
batas keluarga, diserahkan kepada semua pemuda di masyarakat tentu saja dengan
bimbingan para orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
c) Dengan berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka meningkat pula
upaya seleksi sosial.
d) Pada tingkatan berikutnya hubungan antara pendidikan dengan masyarakat menjadi
kian rumit dan semakin kompleks. Sejalan dengan arus industrialisasi dan
kecenderungan diferensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi cirri istimewa
masyarakat pada tingkatan keempat ini.
Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial
Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Bahkan jenis pekerjaan kasar
yang berpenghasilan baik pun sukar diperoleh, kecuali jika seseorang mampu membaca
petunjuk dan mengerjakan soal hitungan yang sederhana. Pada banyak dunia usaha dan
perusahaan industri, bukan hanya terdapat satu melainkan dua tangga mobilitas yang pertama

10
berakhir pada jabatan mandor, yang lainnya bermula dari kedudukan "program
pengembangan eksekutif"dan berakhir pada kedudukan pimpinan.
Menaiki tangga mobilitas yang kedua tanpa ijazah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal
yang jarang terjadi. Hal ini diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin
besarnya kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata
ini tidak selalu benar bila pendidikan itu terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi
walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMU masih menjadi pertanyaan apakah
mobilitas sosial dengan sendirinya akan meningkat. Mungkin sekali tidak akan terjadi
perluasan mobilitas sosial seperti dikemukakan di atas ijazah SMA tidak lagi memberikan
mobilitas yang lebih besar kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapat
memberikan mobilitas itu walaupun dengan bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin
berkurang jaminan ijazah untuk meningkat dalam status sosial.
Pada dasarnya pendidikan itu hanya salah satu standar saja. Dari tiga jenis pendidikan
yang tersedia yakni pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal,
tampaknya dua dari jenis yang terakhir lebih bisa diandalkan. Pada pendidikan formal dunia
pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus seseorang
untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan kemudian
mereka lebih mempercayai kemampuan atau skill individu yang bersifat praktis daripada
harus menghormati kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai dengan kompetensi sang
pemegang syarat tanda lulus itu. Inilah yang akhirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya
pendidikan-pendidikan non formal yang lebih bisa memberikan keterampilan praktis-
pragmatis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya berpengaruh pada pencapaian status
seseorang.
Dalam perspektif lain dari sisi intelektualitas memang orang-orang berpendidikan lebih
tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya ini lebih terfokus pada jenjang-
jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat
penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam masyarakat.
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam
masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai
tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk ke golongan sosial yang lebih tinggi.
Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu kegolongan
yang di atas.

11
Dikatakan bahwa pendidikan adalah jalan menuju mobilitas sosial. Sehingga apabila ingin
mobilitas sosial semakin baik maka kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan
hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Jadi secara singkat, hubungan
dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan. 9

9
Purwanto Nurtanyo, Pendidikan dan Kahidupan Sosial, (Malang: Jurnal Managemen Pendidikan, 2017) hal.4

12
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di
luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan kehidupan secara tepat di masa yang akan datang.
Perubahan sosial adalah perubahan untuk mencapai ketentraman sosial yang stabil. Stabilitas
tidak hanya pada kondisi sosial yang ideal, tetapi juga pada kodisi normal.
Berdasarkan pembahasan tentang pendidikan dan mobilitas sosial, dapat disimpulkan
bahwasanya pendidikan merupakan suatu pembelajaran pengetahuan ataupun keterampilan
dengan bimbingan atau pemeliharaan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Serta bisa juga didapatkan tanpa bimbingan
orang lain atau otodidak. Dan mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya terhadap tingkat status sosial yang di
hadapinya.
Adapun strategi pembaharuan pendidikan demi tercapainya mobilitas sosial, bahwa
pembaharuan pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah- masalah yang ada dalam
dunia pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih
memberikan harapan kemajuan ke depan. Dalam hal ini, peran pendidikan dalam
mewujudkan mobilitas sosial yaitu sebagai alat untuk melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang
realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial. Serta, hubungan antara
pendidikan dengan mobilitas sosial, yaitu sistem pendidikan yang menjadi mekanisme
mobilitas sosial, dan pendidikan dapat memainkan peranan dalam mobilitas sosial.
B. Saran
Semoga materi pada makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
menambah referensi bagi para pembaca dan penulis, aamin. Alhamdulillah, penyusunan
makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan. Apabila ada kesalahan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maka
dari itu, penulis berharap para pembaca agar memberi kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar penyusunan makalah ini bisa sempurna dan bermanfaat bagi kita
semua.Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahmad, Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Ideals Publishing, 2017)


Gumgum Gumilar, Teori perubahan sosial, (Yogyakarta: Unikom, 2010)
Keyra Decequeen, Mobilitas Sosial, (Indonesia: 2006)
Muhadjir, Prof Dr. H. Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. (Yogyakarta:
BIGRAF Yogyakarta, 2000)
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakrta: Bumi Aksara, 2010)
Purwanto Nurtanyo, Pendidikan dan Kahidupan Sosial, (Malang: Jurnal Managemen
Pendidikan, 2017)
Suyanto, Merefelksikan Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, (Kompas: 2002)
Yoko Simanjuntak, Jenis-jenis Mobilitas Sosial, (Jakarta: 2010)

14

Anda mungkin juga menyukai