Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES SOSIAL BUDAYA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sosio-Antropologi
Dosen Pengampu : Ahmad Abdul Aziz, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Ananda Zhauharotul M J NIM: 2120151003


2. Sri Nur Laily NIM: 2120151126
3. Siti Jamilatul Khumairo` NIM: 2120150939

KELAS A5 LK
SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad Abdul Aziz,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Sosio-Antropologi yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Blora, 15 September 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara Pendidikan dengan Sosial Budaya..............2
B. Pendidikan Sebagai Proses Sosial.............................................3
C. Pendidikan Sebagai Proses Budaya..........................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................6
B. Saran..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................8

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian. Visi
pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tentang zaman yang selalu berubah. Untuk mencapai Visi
tersebut di tetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk di
jadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan.
Sosial dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Struktur
sosial masyarakat dan kebudayaan adalah suatu konteks, suatu lingkungan dan
segala sesuatu yang berada di dalamnya akan dapat di mengerti. Sosial budaya
antara masyarakat daerah satu berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan
terletak pada cara berpikir, bersikap, berperilaku, tingkat perkembangan merka,
dan respon mereka terhadap fenomena internal dan eksternal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan Antara Pendidikan dengan Sosial Budaya?
2. Bagaimana Pendidikan Sebagai Proses Sosial?
3. Bagaimana Pendidikan Sebagai Proses Budaya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Pendidikan dengan Sosial Budaya
2. Untuk Mengetahui Pendidikan Sebagai Proses Sosial
3. Untuk Mengetahui Pendidikan Sebagai Proses Budaya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Pendidikan dengan Sosial Budaya


Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian,bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat di di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu
proses pendidikan. Karena itu sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha manusia sendiri melestariakan hidupnya.
Pendidikan mencerminkan kehidupan dan kondisi suatu masyarakat.
Program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan sosial-
budaya, sejarah, dan filosofi yang semuanya akan memberikan arah untuk
pendidikan. Karena itu kajian tentang keadaan sosial budaya sangat penting.
Studi tentang keadaan sosial budaya dan kaitannya dengan pendidikan
melahirkan bermacam-macam mata kuliah, tergantung dari disiplin ilmu yang
dipakai seseorang, seperti: dasar-dasar sosial pendidikan, dasar-dasar
sosiologis pendidikan, sekolah dan masyarakat, antropologi pendidikan, dan
dasar-dasar sosial budaya pendidikan.1
Selain diajarkan pada tingkat pendidikan tinggi, kajian tentang sosial-
budaya juga diajarkan pada tingkat sekolah. Sebagai suatu lembaga sosial,
sekolah tidak dapat menghindari diri dari pengaruh latar belakang sosial
budaya masyarakatnya. Sekolah didirikan dengan tugas:
1. Menyampaikan warisan kebudayaan
2. Menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
3. Mengembangkan potensi-potensi baik individu maupun masyarakatnya
4. Mengembangkan warga Negara yang setia dan percaya akan negerinya.

1
Imran Manan, Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud Dikjen Dikti
Proyek Pengembangan LPTK, 1989), hlm. 4-5.
2
Untuk mengimplementasi tugas sekolah tersebut diperlukan kerja sama
antar warga sekolah maupun dengan pihak lain yang berkaitan dengan
kepentingan sekolah dan peserta didik, seperti: guru, teman sebaya, orang tua,
tenaga kependidikan, atau warga sekolah lainnya.2

B. Pendidikan Sebagai Proses Sosial


Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik atau interaksi antara
berbagai segi kehidupan bersama. Bentuk umum dari proses-proses sosial
adalah interaksi sosial yang menjad isyarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan
bahkan bentuk baru atau pertikaian. Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu proses
yang asosiatif (bentuk interaksi sosial posistif, yang mengarah pada kesatuan
dan kerja sama) dan disosiatif (bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah
kepada konflik perpecahan, baik individu maupun kelompok).3
Proses pendidikan adalah proses sosial dimana terjadi interaksi melalui
kontak sosial dan komunikasi antar individu yang ada disekolah. Bila interaksi
tersebut berjalan baik dan maksimal maka hasil yang dihasilkan sekolah
tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui proses interaksi disekolah,
potensi-potensi peserta didik berkembang.
Dalam dunia pendidikan, kontak sosial merupakan salah satu sarana
mencapai hasil pendidikan yang diharapkan. Kontak sosial yang baik dan
efektif antara guru dengan peserta didik dapat menimbulkan rasa saling
pengertian dan saling mendukung yang mendalam, jadi kontak sosial yang
negative dapat menimbulkan rasa benci dan konflik. Dalam kontak sosial
pendidik dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap peserta didik
agar diperoleh pemahaman dan pengertian yang benar terhadap pesertaa didik,
sebab masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang relatif berbeda,
2
Farida Hanum, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kanwa Publisher, 2013), hlm. 87-88.

3
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dsar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha
Nasioanal, 1981). Hlm. 77.
3
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Demikian pula peserta didik melalui kontak sosial langsung dengan guru dapat
mengerti kepribadian masing-masing guru. Didalam proses belajar mengajar
sepatutnya interaksi yang terjadi wajar, siswa dapat menerima kekuasaan guru
dan rela mematuhi serta menghormati mereka. Dengan demikian, lulusan yang
dihasilkan memang benar-benar berkompeten sesuai dengan tujuan.
Sedangkan komunikasi dapat diartikan seseorang memberikan tafsiran
pada perilaku oranglain (berwujud berbicara, gerak-gerik atau sikap),
perasaan-perasaan yang ingin disampaikan pada orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang
disampaikan orang lain terhadapnya. Dengan komunikasi, maka sikap-sikap
dan perasaan-perasaan seseorang atau kelompok dapat diketahui orang lain
atau kelompok lainnya.4

C. Pendidikan Sebagai Proses Budaya


Pendidikan adalah bagian dari budaya itu sendiri dan memiliki pengaruh
timbal balik. Bila budaya berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila
pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Tampak bahwa
pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan. Pendidikan adalah
medan manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya.
Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin ia mampu menciptakan
atau mengembangkan kebudayaan. Sebab pelaku (aktor) budaya adalah
manusia.5
Pembentukan formasi dan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya merupakan suatu proses transformasi. Dalam proses
transformasi itu pendidikan berfungsi. Jadi proses pendidikan adalah proses
transformasi kebudayaan. Salah satu fungsi yang mendasar dari pendidikan

4
Ibid., hlm. 78-79.

5
Lastiko Runtuwene, Fungsi Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Budaya, PDF, hlm.
1.
4
adalah untuk pengembangan budaya. Fortes mengemukakan tiga variable
utama dalam transformasi kebudayaan, yaitu:
1. Unsur-unsur yang di transformasikan
2. Proses transformasi
3. Cara transformasi
Unsur-unsur transformasi budaya adalah nilai-nilai budaya, adat-istiadat
masyarakat, pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep hidup lainnya
yang ada didalam masyarakat, berbagai kebiasaan sosial yang digunakan dalam
interaksi atau pergaulan para anggota masyarakat tersebut, berbagai sikap dan
peran yang diperlukan didalam dunia pergaulan dan akhirnya berbagai tingkah-
laku lainnya termasuk proses fisiologis, refleks dan gerak atau reaksi-reaksi
tertentu dan penyesuaian fisik termasuk gizi dan tata makanan untuk dapat
bertahan hidup.
Unsur-unsur itu yang merupakan ikhtiar budaya yang memungkinkan
berkembangnya peradaban manusia. Dalam konteks ini,maka pendidikan tidak
hanya merupakan pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skliss),tetapi juga termasuk meliputi pengalihan nilai-nilai
budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social
norms). Kiranya dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat sebagai pengemban
budaya (culture bearer). Kepentimgan untuk memelihara keterjalinan antara
berbagai upaya pendidikan dengan usaha pengembangan kebudayaan.
Kesinambungan hidup bermasyarakat ikut dipengaruhi oleh berlangsungnya
pengaliahn nilai budaya dan norma sosial dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kesinambungan ini dimungkinkan oleh orientasi pada nilai budaya
yang sama serta konformisme perilaku berdasarkan sosial yang berlaku.
demikianlah pendidikan berarti sebagai proses pembudayaan dan seiring
bersama itu berkembanglah sejarah peradaban manusia.6

6
Ibid., hlm. 4-5.
5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian,bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat di di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu
proses pendidikan. Karena itu sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha manusia sendiri melestariakan hidupnya.
Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik atau interaksi antara
berbagai segi kehidupan bersama. Bentuk umum dari proses-proses sosial
adalah interaksi sosial yang menjad isyarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan
bahkan bentuk baru atau pertikaian. Proses pendidikan adalah proses sosial
dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial dan komunikasi antar individu
yang ada disekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan maksimal maka
hasil yang dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui
proses interaksi disekolah, potensi-potensi peserta didik berkembang.
Pendidikan adalah bagian dari budaya itu sendiri dan memiliki pengaruh
timbal balik. Bila budaya berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila
pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Tampak bahwa
pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan. Pendidikan adalah
medan manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya.
Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin ia mampu menciptakan
atau mengembangkan kebudayaan. Sebab pelaku (aktor) budaya adalah
manusia.

6
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan kami sadari masih banyak kekurangan saran
dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Imran Manan, 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan, Jakarta:


Depdikbud Dikjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.
Farida Hanum, 2013. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 1981. Pengantar Dsar-Dasar Kependidikan,
Surabaya: Usaha Nasioanal.
Lastiko Runtuwene, 2013. Fungsi pendidikan Sebagai Proses Transformasi
Budaya,pdf(online)diaksesdihttp://sulut.kemenag.go.id/file/file/katolik/
msfa1363205309. Pdf & sumbere=s&q= pendidikan + sebagai + transformasi +
budaya + pdf, pada 15 september 2022 pukul 22:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai