Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

DALAM MASYARAKAT

Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Sumarni, S.Pd.I, M. Hum

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 6
1. Alaidin Hasugian
2. Ernawati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH ABDUR RAUF


( STAISAR )
LIPAT KAJANG – ACEH SINGKIL
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rasa syukur ini senantiasa penulis ucapkan kepada Allah


swt. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad
SAW yang membawa umat manusia dari dunia yang tidak berilmu pengetahuan
ke dunia yang berilmu pengetahuan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak pihak-pihak yang
sangat besar jasanya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga makalah
ini mempunyai nilai positif dan bermanfaat.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca, serta
pihak-pihak yang membutuhkan dan menambah wawasan dan ilmu. Penulis
berharap kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikan, atas segala kekurangan penulis mengucapkan mohon maaf dan
terima kasih.

Lipat Kajang, 22 November 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN).............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan .............................................................................. 1
BAB II (PEMBAHASAN) ............................................................................... 2
A. Perkembangan Pendidikan di Indonesia ................................................ 2
B. Pengaruh Masyarakat di Lingkungan Pendidikan ................................. 3
C. Perkembangan Pendidikan dalam Masyarakat ...................................... 5
BAB III (PENUTUP)........................................................................................ 8
A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan
tidak lain merupakan proses tranmisi pengetahuan , sikap, kepercayaan,
ketrampilan dan aspek perilaku-perilaku lainnya kepada generasi kegenerasi.
Dengan pengertian tersebut, sebenarnya upaya diatas sudah dilakukan sepenuhnya
oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari
adalah hasil dari hubungan kita dengan orang lain, baik dirumah, sekolah, tempat
bermain, pekerjaan dan lainnya. Dengan kata lain dimanapun kita berada kita pasti
akan belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi
menunjang kelangsungan kemajuan hidupnya, agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan
dan bentuk tata perilaku lainnya bagi generasi muda. Tiap masyarakat selalu
berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai
coraknya masing-masing periode zamannya kepada generasi muda melalui
pendidikan atau secara khusu melalui interaksi sosial. Dengan demikian fungsi
pendidikan tidak lain adalah sebagai proses sosialisai

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan di indonesia?
2. Bagaimana pengaruh masyarakat di lingkungan pendidikan?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan dalam masyarakat?

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh masyarakat di lingkungan pendidikan.
3. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan dalam masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendidikan di Indonesia


Pendidikan tidak lain merupakan proses tranmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, ketrampilan dan aspek perilaku-perilaku lainnya kepada generasi
kegenerasi. Dengan pengertian tersebut, sebenarnya upaya diatas sudah dilakukan
sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita
pelajari adalah hasil dari hubungan kita dengan orang lain, baik dirumah, sekolah,
tempat bermain, pekerjaan dan lainnya. Dengan kata lain dimanapun kita berada
kita pasti akan belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan. 1
Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi
menunjang kelangsungan kemajuan hidupnya, agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan
dan bentuk tata perilaku lainnya bagi generasi muda. Tiap masyarakat selalu
berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai
coraknya masing-masing periode zamannya kepada generasi muda melalui
pendidikan atau secara khusu melalui interaksi social. Dengan demikian fungsi
pendidikan tidak lain adalah sebagai proses sosialisasi.
Dalam pengertian sosialisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktifitas
pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak ia dilahirkan kedunia yaitu keluarga.
Didalam keluargalah anak pertama menerima pendidikan dan pendidikan yang
diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan utama atau terpenting
terhadap perkembangan pribadi anak. Pada didalam kehidupan keluarga memberi
corak pola kepribadian anak yang hidup di dalam keluarga. Alam keluarga adalah
pusat pendidikan yang pertama sejak timbulnya adapt kemanusiaan hingga
sekarang, hidup keluarga itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti dari
tiap-tiap manusia.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri pula ternyata masyarakat dunia secara
global telah ikut mempengaruhi iklim pendidikan. Pengaruh modernisasi di

1
Faturrahman, dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta,
hlm. 15

2
berbagai sektor kehidupan telah melahirkan karakter pendidikan yang hampir
sama di seluruh dunia, memiliki mempunyai ciri khas tertentu di tiap- tiap Negara.
Dalam masyarakat yang sudah maju, proses pendidikan sebagian dilaksanakan
dalam lembaga pendidikan yang disebut sekolah dan pendidikan dalam lembaga
tersebut merupakan suatu kegiatan yang lebih teratur dan terdeferensiasi. Inilah
pendidikan formal yang biasa dikenal oleh masyarakat sebagai “Schooling”
Perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan peranan sekolah
sebagai lembaga pendidikan akan mulai tergeser. Sekolah tidak lagi menjadi satu-
satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi terbatasi oleh ruang
dan waktu. Peran guru tidak akan menjadi satu-satunya sumber belajar karena
banyak sumber belajar dan informasi yang mampu memfasilitasi orang untuk
belajar. Oleh karena itu aktualisasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan
pendidikan sangat diperlukan.
Pendidikan adalah Suatu usaha untuk mewujudkan suatu suasana
pembelajaran dan pengembangan diri baik secara fisik maupun non fisik yang
dapat diterapkan dikehidupan berkeluarga,bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.
Materi Pendidikan harus disajikan memenuhi nilai-nilai hidup. nilai
hidup meliputi nilai hidup baik dan nilai hidup jahat. penyajiannya tidak boleh
pendidikan sifatnya memaksa terhadap anak didik, tetapi berikan kedua nilai
hidup ini secara objektif ilmiah. dalam pendidikan yang ada di Indonesia tidak
disajikan nilai hidup, sehingga bangsa Indonesia menjadi kacau balau seperti
sekarang ini.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.

B. Pengaruh Masyarakat di Lingkungan Pendidikan


Seperti diketahui bahwa faktor lingkungan dapat mempengaruhi
pendidikan, baik yang berimplikasi positif maupun negatif terhadap pertumbuhan,
perkembangan, sikap, akhlak, dan perasaan agama seorang anak. Dapat lihat

3
orang yang mengetahui hukum shalat itu wajib, namun tidak dibiasakan shalat
oleh orang tuanya, dia akan malas melaksanakan kewajiban shalat itu. Setelah
anak berusia enam tahun ke atas, lalu memasuki masa remaja dan masa dewasa,
barulah pendidikan diberikan melalui pengertian dan penghayatan.
Setelah anak memasuki lingkungan sekolah maka mulailah anak menerima
pengetahuan yang bersifat sistematis dan konseptual berupa sejumlah mata
pelajaran. Di sini anak mulai berinteraksi dengan orang lain, yaitu teman-teman
sebayanya dan guru. Karena itu guru harus memiliki kepribadian, agama, akhlak,
sikap, penampilan, pakaian, dan cara bicara yang baik terhadap anak didik. Di
sekolah anak terkadang mencari figur guru idola yang menurut dia dapat
diteladani. Dengan mulainya anak berinteraksi diharapkan dia dapat hidup layak
dan wajar dengan teman-temannya karena nantinya anak akan menjadi anggota
masyarakat. Sekolah juga memberikan suatu harapan yang dapat tergambar oleh
masyarakat, yaitu dengan mendapat ijazah untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya ataupun untuk mencari pekerjaan. Perlunya penghayatan
dan pengamalan dari pengetahuan yang diperoleh di sekolah dirasakan sangat
urgen agar anak didik tidak menjadi orang yang pintar dalam teori, tetapi
mengabaikan pengetahuan praktikal.
Di sinilah pengaruh pendidikan masyarakat, di mana anak didik
memperoleh pengetahuan praktikal yang sedikit sekali didapatkan di sekolah. Di
masyarakat anak didik belajar berinteraksi dengan orang-orang yang lebih luas.
Karenanya jika anak bergaul dengan masyarakat yang tidak bermoral secara tidak
langsung anak menerima pendidikan yang berakibat negatif. 2
Sebagai contoh lingkungan anak muda yang suka membentuk geng,
bersaing dengan geng lain, bahkan sampai ada yang menyediakan minuman
terlarang, ekstasi, dan lain-lain. Kalau sudah memasuki suatu geng secara
langsung atau tidak sengaja, terpaksa atau kehendak sendiri, anak otomatis belajar
atau setidaknya terpengaruh pada perbuatan negatif tadi. Adapun mengenai
pengaruh negara dalam pendidikan, pengaruhnya lebih kepada sistem pendidikan.

2
Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta, hlm. 45

4
Namun pada akhirnya sistem pendidikan itu pun akan mempengaruhi proses
pendidikan anak didik.
Ada satu hal yang juga sangat penting yang mempengaruhi pendidikan,
yaitu individu itu sendiri. Sebagai subjek pendidikan, anak harus mempunyai
keinginan yang kuat untuk belajar dan berhasil. Anak harus dapat semaksimal
mungkin mengembangkan bakat-bakat yang baik yang dapat menunjang
keberhasilan belajar dan berusaha menghilangkan sifat yang dapat menghambat
keberhasilan belajar. Dalam hal ini orang-orang yang ada di sekitarnya seperti
orang tua dan guru serta lainnya harus mampu membimbing pribadi anak untuk
kesuksesan belajar. 3

C. Perkembangan Pendidikan dalam Masyarakat


Sebagai suatu kekuatan yang menentukan prestasi dan produktivitas
dibidang lain. Menurut Prof. Richey bahwa istilah pendidikan berkenaan dengan
fungsi yang luas dalam perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama
membawa warga masyarakat yang baru mengenai tanggung jawab bersama di
dalam masyarakat. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan
masyarakat tetap ada dan berkembang di dalam masyarakat yang kompleks,
fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan
formal yang terjadi, tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal diluar
sekolah. Menurut Prof. Lodge pendidikan mempunyai dua pengertian yaitu dalam
arti luas dan dalam arti sempit.
Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari
perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan
membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga
pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan
sebagai profesi, maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu
demikian pula dalam profesi-profesi lainnya.

3
Amri, Sofan S.Pd. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan
Menengah. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta, hlm. 24

5
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga yang
berfungsi juga membantu keluarga untuk mendidik anak-anak. Anak-anak
mendapat pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak dapat di dalam keluarga atau
kedua orang tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan
dan pengajaran kepada anak-anaknya. Tugas yang diberikan guru di sekolah
adalah merupakan tugas pelimpahan dan lanjutan dari tanggung jawab yang harus
dilaksanakan dengan baik dan menjadi contoh teladan bagi anak-anak. Oleh
karena itu seorang guru dituntut memiliki kepribadian yang utuh sebagaimana
telah ditentukan dalam persyaratan seseorang menjadi guru antara lain taqwa
kepada allah, berilmu pengetahuan sesuai dengan profesi, sehat jasmani dan
rohani, berkelakuan baik yang tampak pada sikap, seperti mencintai tugas sebagai
guru, adil, sabar, ikhlas, pemaaf dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
Dididik dan mendidik adalah hal yang unik bagi makhluk manusia yang
tidak dapat disangkal lagi, namun kita sering mendengar bahwa istilah mendidik
itu juga dipergunakan dalam dunia kehewanan seperti yang dikemukakan oleh
Prof. Lodge dalam bukunya “Philosophy of Education” bahwa anjing dapat
mendidik tuannya, dapat pula kita amati pada seekor kucing yang beranak pada
waktu anak-anaknya masih lemah, disusui dan dibersihkan badan anaknya dengan
air ludahnya, sementara anaknya menjadi besar dilatih dengan berbagai macam
gerakan menerkam dan lari seperti kepandaian yang dimiliki induknya. Pada saat
tertentu tidak boleh lagi anak-anaknya itu menyusui dan setelah anaknya besar
dan mencari makan sendiri, lepaslah anak-anak kucing dari induknya.
Jika kita renungkan kembali dengan saksama proses perkembangan hidup
dan kehidupan manusia tidak akan berkembang dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan dan dorongan orang lain. Seorang bayi yang lahir dalam keadaan
lemah dan tidak berdaya, dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang
lain, baik ibunya, perawat atau orang lain yang memeliharanya. Jika anak tidak
diberi makan dan minum, maka si anak akan mati dan jika anak tidak diberikan
bimbingan dan pendidikan, baik jasmani maupun rohani berupa pendidikan
intelek, sosial, maka si anak tidak akan menjadi manusia sebenarnya atau manusia
hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan.

6
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pendidikan itu berusaha untuk
mengembangkan potensi-potensi manusia yang utuh dan merupakan aspek-aspek
kepribadian termasuk diantaranya aspek individualistis, moralitas, seimbang
antara bentuk jasmani dan rohani dan antara duniawi dan ukhrawi.
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga
pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah
bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan
secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan
politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi
menunjang kelangsungan kemajuan hidupnya, agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan
dan bentuk tata perilaku lainnya bagi generasi muda. Tiap masyarakat selalu
berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai
coraknya masing-masing periode zamannya kepada generasi muda melalui
pendidikan atau secara khusu melalui interaksi social. Dengan demikian fungsi
pendidikan tidak lain adalah sebagai proses sosialisasi.
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pendidikan, baik yang
berimplikasi positif maupun negatif terhadap pertumbuhan, perkembangan, sikap,
akhlak, dan perasaan agama seorang anak. Dapat lihat orang yang mengetahui
hukum shalat itu wajib, namun tidak dibiasakan shalat oleh orang tuanya, dia akan
malas melaksanakan kewajiban shalat itu. Setelah anak berusia enam tahun ke
atas, lalu memasuki masa remaja dan masa dewasa, barulah pendidikan diberikan
melalui pengertian dan penghayatan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, kami menyadari penulisan makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi pemakalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan S.Pd. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan
Menengah. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Faturrahman, dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Prestasi Pustaka Publisher.


Jakarta.

Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai