Anda di halaman 1dari 15

Makalah

PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Firma Yudha, M.Pd

Disusun oleh:
1. Ulin Nuha (2022390101653)
2. Siti Nur Rohmah (2022390101648)
3. Willy Nur Aini (2022390101658)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 


FAKULTAS TABIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBAHIMY GENTENG BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,


shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, senyun langkah dan seiring
bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah terdapat banyak pertolongan yang Allah hadirkan
untuk penulis, diantaranya dengan kehadiran orang-orang yang membantu
menyelesaikan tulisan ini.
Oleh karena itu, selayaknya penulis bersyukur dalam bentuk ucapan
terimakasih. Semoga kajian ini bermanfaat. Dalam rangka melengkapi tugas
dari mata kuliah Sosiologi Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama
Islam IAI Ibrahimy Genteng. Banyak trimakasih oleh Dosen pengampu Firma
Yudha, M.Pd, yang telah meberikan bekal kepada kami dengan ini penulis
mengangkat judul “PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca.

Banyuwangi, 10 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dan Mobilitas Sosial............................................ 3
B. Pengertian Kemandirian Belajar......................................................... 5
C. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial.................................................... 6
D. Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas sosial................................... 8
E. Peran pendidikan dalam Mobilitas Sosial ........................................... 9
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang.
Pendidikan lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup
seseorang. Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu, namun
pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat dan
keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan. Pendidikan
juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap orang.

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki


setiap individu dan anak, karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga
berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan
serta memperoleh penghargaan. Di lingkungan keluarga dan sosial, anak yang
mandiri dan bertanggung jawab akan mudah menyesuaikan diri sehingga anak
akan mudah diterima anak-anak dan teman-teman disekitarnya Seseorang yang
secara fisik dapat bekerja sesuai kemampuan diri sendiri, mampu
menggunakan fisiknya dalam aktivitas kehidupannya; secara mental dapat
berpikir sendiri, menggunakan kreativitasnya, mampu mengekspresikan ide-
idenya kepada orang lain; secara emosional mampu mengelola emosinya; dan
secara moral memiliki nilai-nilai yang mampu mengarahkan perilakunya
menjadi lebih baik, maka orang tersebut dapat dikatakan mandiri (Sulistyorini,
2006).
Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak
dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian dan harus
dilatihkan pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas
perkembangan anak selanjutnya. kemampuan untuk mandiri tidak terbentuk
dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh dengan kemauan, dan dorongan
dari orang lain.
Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya (Horton & Hunt, 1999). Masyarakat
dengan sistem stratifikasi terbuka memilki tingkat mobilitas yang tinggi

1
dibanding masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial yang tertutup. Dalam
dunia modern seperti sekarang ini, banyak negara mengupayakan peningkatan
mobilitas sosial dalam masyarakatnya, karena mereka yakin bahwa hal tersebut
akan membuat orang melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri
mereka. Apabila tingkat mobilitas tinggi, meskipun latar belakang sosial
individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama
dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas
sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam
status para nenek moyang mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas sosial?
2. Apakah yang di maksud kemandirian..?
3. Bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial?
4. Bagaimanakah hubungan pendidikan dengan mobilitas sosial..?
5. Bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas
sosial
2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan dan kemandirian
3. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial.
4. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan mobilitas sosial.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL


1. Pengertian Pendidikan
Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan
dalam bahasa latin berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E
berarti perkembangan dari luar dari dalam ataupun perkembangan dari
sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang berkembang. Dari
sinilah, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya guna mengembangkan
kemampuan diri. Menurut Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran,
penelitian serta pelatihan. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui
sebuah pengajaran maupun pelatihan.
Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli Pendidikan:
Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan ialah
tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan
upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka
mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup
mereka.
I. Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar
oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian
yang utama secara jasmani dan rohani.
II. Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta
didik agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan
bertanggung jawab secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga
diartikan sebagai upaya untuk membangun anak agar lebih dewasa.

3
III. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam
bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana
lingkungan yang teroganisir seperti sekolah dan rumah, mampu
mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan
prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan
non formal.

1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti


kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh
badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas
2. Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas
kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan
pemerintahan, misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui
buku bacaan serta belajar melalui pengalaman orang lain

2. Pengertian Moilitas Sosial


Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau
perpindahan golongan yang cukup banyak. Orang naik atau turun statusnya
dalam berbagai sistem status dalam masyarakat itu yang didasarkan atas
golongan sosial, kekayaan jabatan, kekayaan dan sebagainya. Perpindahan
orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau lebih rendah
disebut mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu
itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya.
Sedangkan menurut Haditono mobilitas sosial adalah perpindahan seorang
atau sekelompok orang dari kedudukannya yang satu ke kedudukan lain.
Kedudukan dapat berarti: situasi tempat, dapat pula berarti status. Berikut
adalah pengertian mobilitas sosial menurut para ahli:
a. Menurut Soerjono Soekanto:Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial.

4
b. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial
adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
c. Menurut William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu
lapisan ke lapisan sosial lainnya.
d. Menurut H.EdwardRansford: Mobilitas sosial adalah perpindahan ke
atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
e. Menurut Robert M.Z. Lawang:Mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi
ke dimensi yang lainnya.
f. Menurut Horton dan Hunt: Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau kelompok dari lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan
yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang berarti
mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat lain. Dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Mobilitas
sosial merupakan suatu konsep dinamika sosial yang secara harfiah
seringkali diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah
atau berubah posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang
berbeda.

B. PENGERTIAN KEMANDIRIAN BELAJAR


Kemandirian belajar sangat penting, karena sikap kemandirian bertujuan
agar dapat mengarahkan diri ke arah perilaku positif yang dapat menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan kemandirian membuat siswa
terlatih dan mempunyai kebiasaan melakukan tindakan yang baik serta dapat
mengatur setiap tindakannya sehingga siswa mempunyai kedisiplinan dalam
proses belajar. Dalam pembelajaran, kemandirian sangat dibutuhkan agar siswa
mempunyai tangung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain
itu dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri.

5
Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh
tanggung jawab sehingga mampu mencapai hasil belajar yang baik.
Tuntutan terhadap kemandirian sangat besar dan jika tidak direspon secara
tepat bisa menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan psikologis siswa di masa mendatang. Siswa dituntut untuk
mandiri agar dapat menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. Untuk
dapat mandiri siswa membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan agar
dapat mencapai kemandirian atas dirinya sendiri.
Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah,
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
( Mudjiman,2007)

C. PROSES TERJADINYA MOBILITAS SOSIAL


Gerak sosial atau sosial mobility adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok
dan hubungannya adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya. 
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial
yang horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan peralihan
individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya, seseorang yang beralih
kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga
peralihan lainnya. Dengan adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial.
Gerak sosialvertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek
sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal,
yaitu yang naik (social-climbing) dan turun (social-sinking).Dalam pelapisan

6
masyarakat, semakin seimbang kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan
kedudukan tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu berarti bahwa sufat
sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Dalam sisyem lapisan terbuka,
kedudukan apa yang hendak dicapai semuanya terserah pada individunya. 
Menurut Pitirim A Sorokin, gerak sosialvertikal mempunyai saluran-
saluran dalam masyarakat. Proses gerak sosialvertikal melalui saluran tersebut
disebut social circulation. Sebagai contoh lembaga pendidikan sebagai saluran
gerak sosial seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran konkrit gerak
sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat dianggap sebagai sosial
elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke
kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai keadaan disekolah-
sekolah tertentu hanya dapat dimasuki oleh golongan-golongan masyarakat
tertentu di Indonesia sendiri, secara relatif dapat ditelaah kedudukan apa yang
ditempati oleh lapisan yang rendah maka dia akan menjadi saluran geraksosial
yang vertikal. Adapula mobilitas antargenerasi (Perpindahan Status yang
dilakukan oleh dua generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya) dan
mobilitas intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama).
Adapun cara melakukan mobilitas diantaranya yaitu:
a.       Perubahan standar hidup melalui perkawinan
Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat
tinggal yang baru mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi.
b.      Perubahan tingkah laku
Manusia memerlukan kedudukan dan peranan didalam masyarakat
dalam hal ini tidak selalu sama dalam hal pemenuhannya. Maka tidak
dapat dihindarkan bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam
sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya
dalam masyarakat. Dengan demikian mau tidak mau maka harus ada
pelapisan masyarakat dan mobilitas sosial karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan

7
mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan
kedudukan dan peranannya. Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan
daya dorong agar mesyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan
tetapi wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan, karena
tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat jelas
bahwa kedudukan dan peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap
masyarakat adalah kedudukan dan peranan yang dianggap terpenting serta
memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal. 

D. HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL


Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih
baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar
harapan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan
untuk ke golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai
kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu kegolongan yang lebih
tinggi. Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas sosial.
Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial seseorang
yang sukar ditembus karna sistem golongan yang ketat. Para tokoh-tokoh
pendidikan banyak yang menaruh kepercayaan akan keampuhan pendidikan
untuk mengubah dan memperbaiki nasib seseorang. Dengan memperluas dan
meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas-batas golongan-golongan
sosial. Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan bagi seriap
peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban
belajar atau pendidikan universal memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang sama bagi semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan
demikian perbedaan golongan sosial akan dikurangi sekalipun tidak dapat
dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-cita itu tidak mudah
diwujudkan.
Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang
dikemukakan Robert G. Burgess dalam Bahar (1989: 37) bahwa sistem
pendidikanlah yang menjadi mekanisme mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid
(1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting dalam

8
mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan tertentu.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis
pekerjaan. 
Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan
mobilitas sosial yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh
faktor-faktor tertentu antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.
Kalangan masyarakat bawah menginginkan terjadinya perubahan atau
mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk mendapatkan
pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan
mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara
satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial
dipengaruhi adanya pendidikan, maka pendidikan menghasilkan kualifikasi
yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial
dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.

E. PERAN PENDIDIKAN DALAM MOBILITAS SOSIAL


Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas. Yang pertama berakhir
pada jabatan mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “sosial hanya
satu, tapi dua mobilitasarus mampu untuk mengubah mainstream peserta didik
akan realitas sosialnya. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang
penting. Pendidikan dapat menjadi penyandar bagi mobilitas. Artinya, dari
ketiga pendidikan yang ada, formal, informal, dan nonformal, nampaknya dua
dari tiga pendidikan tersebut dapat diandalkan. Pada pendidikan formal dunia
pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus
seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan zaman kemudian mereka lebih mempercayai kemampuan
individu atau skill yang harus menghormati kepemilikan ijazah yang kadang

9
tidak sesuai dengan kenyataannya. Inilah yang ahirnya memberikan peluang
bagi tumbuhnya pendidikan nonformal yang lebih bisa memberikan
keterampilan praktis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya memiliki
pengaruh bagi seseorang.
Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah
pendidikan kritis yang pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan
kritis mengajarkan kita selalu memperhatikan kepada kelas-kelas yang terdapat
di dalam masyakarakat dan berupaya memberi kesempatan yang sama bagi
kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh pendidikan. Disini fungsi
pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang berkelanjutan. Akan
tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta
didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial.
Pendidikan yang diinginkan oleh masyarakat adalah proses pendidikan yang
bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan
manusia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
agar dapat berdiri sendiri dan bertanggun jawab. Sedangkan mobilitas sosial
adalah gerak dalam suatu struktur sosial atau perpindahan seseorang atau
kelompok dari kedudukannya yang satu ke kedudukan lainnya. Terdapat
banyak faktor penghambat dan pendorong timbulnya mobilitas sosial. Oleh
karena itu pendidikan untuk mencapai mobilitas sosial ini maka pendidikan
merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Selain itu, kita harus
mengupayakan supaya semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan
yang sama tanpa memandang perbedaan status social.
B. Saran

Sebagai seorang pendidik sebaiknya bisa menjadi pendidik yang baik


yang membimbing serta memberikan solusi bagi semua peserta didiknya serta
dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya maupun peserta
didiknya secara optimal. Dengan adanya mobilitas sosial dalam pendidikan ini
diharapkan semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan yang sama
tanpa memandang perbedaan status sosial yang mereka miliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan. 2000. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nababan. 2012. Pengertian Mobilitas. [Online]. Tersedia :

http://nababan363.blogspot.com/2012/11/pengertian-mobilitas.html.

Ramayulis, dkk. Dasar-dasar Pendidikan. 2009. Padang: The Zaky Press.

Rizal Rasyid, Imra. Pendidikan dan Mobilitas sosial. 2012. [Online].

Tersedia

:https://imrarizalrasyid.wordpress.com/2012/11/25/pendidikan-dan-

mobilitas-sosial.

Sadiah, Nurul. 2013. [Online]. Pendidikan dan Mobilitas Sosial Studi Kasus

Pengangguran Terdidik. Tersedia :

http://blog.umy.ac.id/nurulsadiah/2013/01/20/pendidikan-dan-

mobilitas-sosial-studi-kasus-pengangguran-terdidik..

Syadia, Donny. 2013. [Online]. Ekonomi-Sosiologi Semester-1 Mobilitas-Sosial.

Tersedia:https://donnysyadia.wordpress.com/ekonomi/sosiologi/semest

er-1/mobilitas-sosial.

12

Anda mungkin juga menyukai