Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu :

Muslimin, S.Pd.I,M.Pd

Disusun Oleh :

Fendi Nur Cahyono (2111088)

Mufidul Barakah Fasya (2111001)

Karimatul Asfiyah (2111095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengertian Dan Ruang
Lingkup Ilmu Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Muslimin, S.Pd.I, M.Pd. pada mata kuliah Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian Dan Ruang Lingkup Ilmu
Pendidikan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Muslimin, S.Pd.I,M.Pd,


selaku dosen pada mata kuliah Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tuban, 18 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Pendidikan.....................................................................................................2
B. Landasan Pendidikan......................................................................................................4
C. Ruang Lingkup Pendidikan.............................................................................................7
D. Kegunaan Ilmu Pendidikan...........................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia.


Adanya pendidikan ini manusia memiliki bekal yang bertujuan untuk membantu
hidupnya dan membantu negaranya. Pendidikan ini bisa berupa Pendidikan formal
dan pendidikan non formal. Pendidikan formal didapatkan pada saat pembelajaran
disekolahan sedangkan pendidikan non formal didapatkan dari kehidupan sehari-hari
bisa dari keluarga dan masyarakat seperti sopan santun, sikapa dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Dalam kedudukannya pendidikan berkembang tidak
sendirian tetapai juga terpengaruh pada perkembangan ilmu-ilmu yang lain. Sampai
saat ini pendidikan masih memanfaatkan filsafat, selain itu juga memanfaatkan
temuan temuan psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, hukum, fisiologi, dan
sebagainya. Sejalan dengan perkembangan pikiran manusia dan tuntutan hidup
manusia ilmu pendidikan telah mengembangkan sayapnya dengan adanya cabang
cabang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bisa membuat lebih mendalam
dalam penelaahanya.
Dalam pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kita perlu pendidikan,
karena pendidikan adalah suatu dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang membuat siswa atau peserta didik menjadi aktif dan bisa
mengembangkan potensi dirinya agar bisa memiliki kekuatan dalam keagamaan, bisa
mengendalikan diri, kepribadian, menambahkan kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, kepada masyarakat, dan seluruh bangsa dan
negara.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tentang pendidikan?


2. Apa saja landasan-landasan pendidikan?
3. Apa saja ruang lingkup dalam pendidikan?
4. Apa kegunaan ilmu pendidikan?

3. Tujuan Masalah

1. Memahami pengertian pendidikan


2. Memahami landasan-landasan dan pendidikan
3. Memahami ruang lingkup pendidikan
4. Memahami kegunaan ilmu pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

4. Pengertian Pendidikan

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses


pengubhan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya
mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Istilah
pendidikan ini berasal dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang
di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa inggris “
Education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sehingga secara etimologi
pendidikan adalah proses pengembangan dalam diri individu. Pendidikan secara
terminologi adalah suatu proses pengubahan dan etika serta perilaku seseorang
maupun kelompok tertentu dengan tujuan meningkatkan pola pikir melalui atau
pengajaran serta perubahan yang bersifat mendidik.

Kemudian pendidikan secara luas diartikan juga sebagai proses sikap dan tingkah
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan menusia melalui
upaya pengajaran dan latihan (Poerwadarmita,1985:702). Dalam pengertian luas
bahwasannya pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidian seumur
hidup bermakna bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan sendiri. pengalaman
belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. (Soyomukti,
2015:22)

Maka dalam arti luas tersebut, pendidikan dianggap sebagai suatu proses yang
berkelanjutan di dalam kehidupan. Dengan kata lain pendidikan juga dapat bermakna
segala aktivitas pengembangan seseorang di berbagai lingkungan yang ber;angsung
sepanjang hidupnya dan berhubungan dengan dimensi-dimensi lain. Untuk itu
pendidikan tidak dapat mengabaikan hubungan interaksi manusia dengan aspek lain,
seperti manusia dengan manusia,menusia dengan alam dan budaya, bahkan manusia
dengan Tuhannya.

Pengertian Pendidikan Menurut Undangan-Undang Dasar UU No. 2 Tahun 1989


adalah suatu usaha sadar untuk mempersiapka peserta didik melalui suatu kegiatan
pengajaran, bimbingan, dan atau latihan bagi peranannya bagi masa yang akan datang

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah suatu usaha sadar
serta terencana bertujuan mewujudkan adanya suasana belajar dan proses
pembelajaran didalamnya agar para peserta didik mampu secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan secara spritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta berbagai
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

2
5. Jenis-Jenis Pendidikan

Pendidikan dibagi menjadi dua


a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah suatu jenis pendidikan yang mempunyai jenjang


secara terstruktur dimulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah
dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA)
dan pendidikan tinggi (Universitas).

Contoh-contoh dari pendidikan formal adalah sebagai berikut:

1) PAUD atau TK
2) Raudatul Athfal (RA)
3) Sekolah Dasar (SD)
4) Madrasah Ibtidaiyah (MI)
5) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6) Madrasah Tsanawiyah (MTs)
7) Sekolah Menengah Atas (SMA)
8) Madrasah Aliyah (MA)
9) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
10) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
11) Perguruan Tinggi
12) Akademi
13) Politeknik
14) Sekolah Tinggi
15) Institut
16) Universitas

b. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah suatu jalur pendidikan di luar dari pendidikan


formal yang umumnya dapat berlangsung secara berjenjang dan terstruktur. Jenis
pendidikan ini dapat disetarakan dengan adanya hasil program pendidikan formal
melalui proses penilaian yang berasal dari pihak berwenang.

Berikut ini contoh pendidikan nonformal:

1) Kelompok bermain (KB)


2) Taman penitipan anak (TPA)
3) Lembaga kursus (Bimbel)
4) Lembaga pelatihan
5) Kelompok belajar
6) Sanggar

3
7) Pusat kegiatan belajar masyarakat
8) Majelis taklim
9) PKK
c. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang dapat berasal dari


keluarga maupun berbagai lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar
secara mandiri (otodidak). Berikut contoh-contoh bentuk pendidikan informal:

1) Agama
2) Etika
3) Budi pekerti
4) Sopan santun
5) Sosialisasi
6) Moral

4
B. Landasan Pendidikan

1. Pengertian Landasan pendidikan

Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang


menyelubungi pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait
dengan landasan pendidikan ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk
pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial, aliran pelaksanaan, hingga
permasalahan-permasalahan pendidikan.
Yatimah (2017, hlm. 354) mengatakan bahwa secara leksikal, landasan berarti
dasar, tumpuan, atau alas. Oleh karena itu, landasan (pendidikan) merupakan
tempat bertumpu, titik tolak atau dasar pijakan dalam melaksanakan pendidikan.
Landasan-landasan tersebut meliputi landasan hukum, filosofis, ilmiah, hingga
yuridis atau hukum yang melindungi hak pendidikan.

2. Fungsi Landasan Pendidikan

Mengapa kita harus memiliki landasan seperti itu? Karena pendidikan


merupakan salah satu hak dasar manusia dan berpengaruh besar terhadap
kehidupan seseorang. Mulai dari kehidupan sosial hingga taraf ekonomi
seseorang.
Tanpa landasan yang jelas, salah-salah pendidikan dapat menjadi sesuatu yang
mencengkram manusia lewat komersialisasi dan kekhususan yang berdampak
pada kesenjangan pendidikan. Kita sebagai bangsa yang telah mengalami
kolonialisasi, telah belajar melalui cara yang pedih akan hal tersebut.
Ketika di masa kolonialisasi Belanda, tidak semua lapisan masyarakat
mendapatkan pendidikan yang layak. Hanya sebagian kecil bahkan golongan
status tertinggi saja yang diberikan pendidikan. Hal tersebut karena pemerintah
Hindia Belanda tidak ingin mencerdaskan rakyatnya, sehingga mereka dapat terus
mengeksploitasi negeri ini.
Selain itu, pendidikan adalah modal yang jauh lebih bernilai jika dibandingkan
dengan harta yang melimpah sekalipun. Nilai ekonomi sebesar apa pun tanpa
pengetahuan dan manajemen penggunaannya akan habis dalam seketika. Dari
mana pengetahuan dan kemampuan manajemen tersebut berasal? Jawabannya tak
lain dan tak bukan adalah pendidikan.

5
3. Tujuan Landasan Pendidikan

Tentunya landasan pendidikan juga memiliki hasil yang ingin dicapai melalui
kajian dan pengaplikasiannya. Tujuan dari landasan pendidikan adalah sebagai
berikut.

a. Pendidikan menjadi hak seluruh manusia tanpa syarat apa pun.


b. Pemerataan pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas bagi
seluruh umat manusia.
c. Terjaganya hak pendidikan bagi seluruh kalangan tanpa terkecuali.
d. Pendidikan berfungsi sebagaimana mestinya, yakni memajukan dan
membantu manusia untuk dan tidak disalahgunakan untuk hal yang
negatif.
4. Jenis Jenis Landasan Pendidikan

Landasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Landasan religius pendidikan, yang mencakup asumsi dan teori yang


bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktik pendidikan. Dalam konteks religius, pendidikan adalah hal yang
sangat bergantung pada keimanan dan keyakinan peserta didik masing-
masing. Pendidikan adalah hal yang harus berdasarkan keinginan peserta
didiknya sendiri, bukan paksaan atau dorongan dari orang atau bahkan
instansi dan lembaga lain.
b. Landasan filosofis pendidikan, berbagai asumsi hingga teori yang bersumber
dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan juga berarti berkenaan
dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai sebuah ilmu. Oleh
karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan filosofis
pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang
meliputi tiga bidang kajian yaitu:
1) ontologi
2) epistemologi
3) aksiologi

c. Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi dan teori yang bersumber dari
berbagai cabang atau disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan rangka
praktik pendidikan.Contohnya adlaah: landasan psikologi pendidikan,
landasan sosiologi pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan

6
historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai
landasan empiris, teori, atau faktual pendidikan.
d. Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yakni asumsi, teori, dalil, dan
hukum yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
Landasan yuridis tentang pendidikan Indonesia, antara lain:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


2) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3) Berbagai Peraturan Pemerintah (PP) yang berkenaan dengan pendidikan
yang menyertainya.1

C. Ruang Lingkup Pendidikan

Ruang lingkup pendidikan meliputi

1. Unsur-unsur pendidikan

Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang berkualitas perlu dipahami dan


diketahui apa saja unsur-unsur pendidikan. Unsur-unsur pendidikan yaitu :

a. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung


menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek
atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang
memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri)
secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran merupakan
individu aktif dengan berbagai karakteristiknya, sehingga dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun
antara siswa dengan siswa.

b. Pendidik

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses


pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan
(kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir
(kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan).

1
https://serupa.id/landasan-pendidikan-pengertian-fungsi-tujuan-jenis-dsb/ diakses pada 17 Oktober
2022.
7
Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah
kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani
tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal.
Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita-cita hidup dan
pandangan hidup yang tetap.

Pendidik menurut (Sudhita, 2014) harus memiliki persyaratan antara lain jujur,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak tercela dan tidak pernah berurusan
dengan kepolisian karena tindakan kriminal, sehat jasmani dan rohani, memiliki
kualifikasi pendidikan tertentu, mampu melaksanakan kompetensi pendidik dan
memiliki sertifikat pendidik.

c. Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika
proses belajaran diruangan sedang berlangsung diharapkan antara pendidik dan
murid adalah menjadi partner yang saling berargumen logis guna mendapatkan
suasana belajar yang efektif. Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa materi
pelajaran dan contoh-contoh. Saling menghargai juga akan sangat membantu
keberhasilan pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

d. Materi/isi pendidikan (Kurikulum)

Dalam Sistem Pendidikan KKNI, perlu disesuaikan antara standar kompetensi


(profil lulusan) dengan Capaian pembelajaran yang diharapkan dari satu program
studi. Capaian pembelajaran dirinci kedalam capaian pembelajaran sikap,
pengetahuan, ketrampilan umum dan ketrampilan khusus.

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum


yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini salah satunya meliputi
materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung
misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.

Standar Nasional pendidikan tinggi (Undang-undang No 20 2003) terdiri dari


standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran,
standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar
pembiayaan pembelajaran. Pada perguruan tinggi, standar untuk mencapai
kompetensi lulusan dituangkan dalam kurikulum.

Kurikulum terdiri dari sekelompok mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Mata kuliah terdiri dari
mata kuliah umum dan mata kuliah keahlian yaitu keahlian utama dan keahlian
khusus.

8
e. Alat dan Metode

Konteks yang mempengaruhi pendidikan antara lain alat dan metode. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan media sosial, misalnya
IT (Internet Technology), Hand Phone, Televisi, Radio dan lain-lain. Metode
pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu (a) yang bersifat preventif, yaitu
mencegah terjadinya hal–hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan,
pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman, dan (b) yang bersifat kuratif, yaitu
memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan,
saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.

f. . Perbuatan Pendidik

Perbuatan pendidik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik ketika


menghadapi peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam
penyampaian pelajaran juga menunjang pekembangan peserta didik, pendidik
harus menghindari sikap menekan mental peserta didik, karena hal ini sangat
berpengaruh besar terhadap pendirian, mental, serta perkembangan pengetahuan
peserta didik.

g. Tempat Pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan berpengaruh pada tercapainya tujuan pendidikan.


Lingkungan belajar meliputi sarana dan prasarana belajar, seperti ruangan kelas
yang memadai, tersedianya ruangan untuk pratikum, kenyamanan dalam belajar
(lingkungan luar tidak berisik).

2. Unsur Pendidikan

Unsur pendidikan adalah satuan-satuan yang mendirikan dan memungkinkan


terjadinya suatu proses pendidikan. Berbagai satuan unsur pendidikan tersebut,
menurut Elfachmi (2015, hlm. 15) adalah sesederhana penjabaran berikut ini.

a. Tujuan pendidikan
b. Peserta didik
c. Pendidik
d. Interaksi edukatif
e. Materi pendidikan
f. Alat dan metode pendidikan
g. Lingkungan pendidikan
3. Tujuan Pendidikan menurut Para Ahli

9
a. Ki Hadjar Dewantoro

Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro adalah penguasaan diri itu


sendri, sehingga peran pendidikan adalah memanusiakan manusia (humanis),
selain itu pendidikan juga bertujuan untuk menjadikan para peserta didik menjadi
manusia yang merdeka.

b. Friedrich Frobel

Menurut Friedrich Frobel, tujuan pendidikan adalah sebagai pendorong dan


pembimbing manusia sebagai sadar, berpikir dan memahami sehingga ia menjadi
pribadi yang baik sesuai dengan kenginan batinnya. Menurut Friedrich Forbel
pendidikan harus dapat menunjukkan kepadanya cara dan makna mencapai dari
tujuan tersebut.

c. John Dewey

Menurut John Dewey, tujuan pendidikan adalah mengubah dan memperbaharui


suatu masyarakat dalam peranannya sebagai sarana untuk dapat meningkatkan
keberanian dan pembentukan kemampuan inteligensi.

d. Tujuan Pendidikan menurut Undang-Undang

Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan


kehidupan suatu bangsa serta mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan, mempunyai budi pekerti luhur, kemandirian, kepribadian yang baik,
serta dapat bertanggungjawab terhadap bangsa.

4. Fungsi Pendidikan

a. Mengembangkan Kemampuan
b. Membentuk Watak
c. Membentuk Kepribadian
d. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
e. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa2

D. Kegunaan Ilmu Pendidikan

Kegunaan ilmu pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian:3


2
https://www.bimakini.com/2020/12/unsur-unsur-pendidikan/ Diakses pada 17 Oktober 2022.
3
Mukhlison Effendi. (2006). Ilmu Pendidikan. STAIN Po Press Ponorogo.hal:7

10
1. Untuk pengembangan individu
Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat mengembangkan dirinya
sedemikian rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan
yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup, baik perorangan
maupun kehidupan bersama. Penyebab berkembangnya kehidupan manusia
sebagai makhuq budaya antara lain:
a. Adanya kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia
b. Adanya usaha pengembangan potensi manusia sehingga berwujud
kemampuan yang nyata
Atas dasar itu maka pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal
dalam kehidupan manusia. Artinya tidak mungkin dijumpai suatu
kehidupan masyarkat tanpa adanya kegiatan pendidikan. Untuk seorang
pendidik

2. Kegunaan ilmu pendidikan bagi seorang pendidik antara lain:


a. Memudahkan praktek pendidikan.
Dengan ilmu pendidikan kegiatan pendidikan dapat direncanakan
dengan teratur sehingga praktek belajar dapat berjalan dengan
sistematis menuju ke tujuan yang telah ditetapkan.
b. Dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tugasnya, anak didik dan
kebenaran.
Dengan ilmu pendidikan seorang pendidik akan selalu mempelajari
tentang tugas apa yang harus dilakukannya, bagaimana cara
menghadapi anak didiknya dan bagaimana cara menyampaikan
mendidik dengan benar.
c. Dapat menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam
melaksanakan praktek pendidikan.
Dalam sebuah proses pendidikan pasti mengalami kesulitan dan
kesalahan salah satunya cara mendidik yang terlalu keras, hal ini dapat
mengakibatkan rasa kurang percaya diri bagi peserta didik. Sebaliknya,
mendidik dengan terlalu lunak berarti terlalu memanjakan peserta
didik. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan inilah pendidik
diharapkan memahami ilmu pendidikan karena memahami ilmu
pendidikan seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh dilakukan.
d. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah tujuan mana,
yang akan dicapai.
Karena ilmu pendidikan merupapakan ilmu yang membahas sistem
pendidikan maka tujuan dari pendidikan itu sendiri akan menjadi
jelas.4

4
Zeihendri Zen dan Syafril. (2017) Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. KENCANA dari prenadaniedia group:
Jakarta. Hal 38

11
e. Dapat dijadikan tolak ukur sampai dimana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas pendidikan.
Jika tujuan dari pendidikan jelas maka tolak ukur seorang pendidik
dalam menjalankan tugasnya pun menjadi jelas. Apakah dia berhasil
dalam menjalankan tugasnya atau sebaliknya yakni gagal dalam
menjalani tugasnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pendidikan adalah proses pengembangan dalam diri individu. Pendidikan secara


terminologi adalah suatu proses pengubahan dan etika serta perilaku seseorang maupun
kelompok tertentu dengan tujuan meningkatkan pola pikir melalui atau pengajaran serta
perubahan yang bersifat mendidik.

Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang


menyelubungi pendidikan secara keseluruhan. Landasan pendidikan dibagi menjadi 4
yakni landasan religius pendidikan, landasan filosofis pendidikan, landasan ilmiah
pendidikan, dan landasan yuridis pendidikan.

Ruang lingkup pendidikan meliputi Tujuan pendidikan, Peserta didik, Pendidik, Interaksi
edukatif, Materi pendidikan, Alat dan metode pendidikan, Lingkungan pendidikan
Kegunaan ilmu pendidikan antara lain:
1. untuk pengembangan individu
2. untuk seorang pendidik
a. dapat memudahkan praktek pendidikan
b. dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tugas pendidik, anak didik, dan kebenaran
dalam mendidik
c. dapat menghindarkan dari kesalahan dan kesukaran dalam pelaksanaan pendidikan
d. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah tujuan mana, yang akan
dicapai.
e. Dapat dijadikan tolak ukur sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas
pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, M. (2006). Ilmu Pendidikan. STAIN Po Press: Ponorogo .


Zen, Z dan Syafril. (2017) Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. KENCANA dari prenadaniedia
group: Jakarta
https://serupa.id/landasan-pendidikan-pengertian-fungsi-tujuan-jenis-dsb/ diakses pada 17
Oktober 2022.
https://www.bimakini.com/2020/12/unsur-unsur-pendidikan/ Diakses pada 17 Oktober 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai