Dosen
Dra . Olga D Pandeirot, M.Pd
Kelompok 4
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, akhirnya makalah Landasan Pendidikan mengenai “Pengertian dan Landasan
Pendidikan “ ini dapat diselesaikan dengan baik, tak lupa salawat dan salam ditujukan kepada
nabi yang mulia, Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita salah
satunya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Penulisan makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi mata kuliah Landasan
Pendidikan. Penulis menyadari pembuatan makalah ini belum sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam hal kedalaman materi maupun dari segi tata bahasa akademik.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan guna perbaikan dan
menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam
memberikan pengajaran, bantuan, pengarahan, informasi dan sebagainya hingga selesainya
pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan antara lain kepada yang
terhormat:
Dra . Olga D Pandeirot, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Landasan Pendidikan.
Teman – teman Mahasiswa mata kuliah Landasan Pendidikan.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa saran dan kritik yang
membangun serta dorongan semangat dan motivasi.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah berjasa dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
1.2 Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan pengertian dan landasan pendidikan
b. Memahami berbagai landasan pendidikan, utamanya landasan filosofis,
landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis
c. Menyebutkan konsepsi mengajar, mendidik dan belajar
d. Menjelaskan pendidikan seumur hidup atau (life long education)
1
1
3
BAB II
PEMBAHASAN
c. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
hidup yang setinggi-tingginya.
d. M.J. Langeveld
Pendidikan adalah upaya dalam membimbing manusia yang
belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha
dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya agar
senantiasa mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan
juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan
tanggung jawab.
f. Francis J. Brown
Pendidikan adalah proses kontrol yang memperhatikan
perubahan perilaku yang dihasilkan seseorang dan seseorang dalam
kelompok.
3
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu
kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi dapat dilakukan melalui
komunikasi antara orang dewasa dan anak.
3
3). Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi
tantangan ;
3
4). Esensialisme
Filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip Idealisme dan Realisme
secara ekletis. Esensialisme mulai lebih dominan di Eropa sejak adanya
semacam pertentangan antara para pendidik, sehingga mulai timbul pemisah
antara pelajaran teoritik ( Liberal arts ) yang memerdekakan akal dengan
pelajaran praktek.
3
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedangkan setiap manusia
menjadi anggota masyarakat dan pendukung budaya. Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Sebagai makhluk kebudayaan
manusia hidup dalam suatu sistem yang mengatur bagaimana manusia itu
harus hidup dan bertindak baik dalam kehidupannya secara perorangan atau
sebagai anggota masyarakat.
Sistem pendidikan di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia, pancasila dan UUD 1945.
3
Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Hasil mendidik
tidak dapat dilihat dalam waktu yang instan. Contoh seorang guru matematika
mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh
perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas
mengajar belum mendidik.
a. Belajar untuk mengenal (learning to know) cara dan sarana untuk memahami
pengetahuan lebih lanjut.
3
pendidikannya tak ada lagi ikatan pedagosis antara pendidik dan anak didik.
Anak didik itu sendiri akan terus menyempurnakan hidupnya namun pada saat
– saat tertentu dapat saja memperoleh pendidikan untuk menyempurnakan
kepribadiannya,. Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung seumur
hidup.
3
c).Landasan kultural yang mempunyai hubungan timbal balik yang berakar
pada kebudayaan indonesia berdasarkan pancasila seperti pendidikan perlu
mengembangkan nilai budaya bangsa sendiri.
d).Landasan psikologis, pemahaman peserta didik menjadi kunci keberhasilan
pendidikan dengan implikasinya pendidik tidak memperlakukan sama pada setiap
peserta didik karena setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang berbeda.
Pendidikan dimulai pada sejak bayi sampai akhir hayat. Pendidikan menurut
Langeveld, batas bawah atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak
sudah sanggup menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Gejala ini nampak
pada usia kira – kira 3,5 tahun dan terlihat pada usia 5 tahun.
3
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
3
3
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen MKDK UNJ, 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan
UNJ.
Surna, I Nyoman dan Olga D. Pandeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta : Erlangga
10
LAMPIRAN
11
memantapkan usaha pengembangan filsafat di Jakarta. Inilah dies natalis pertama
Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara pada tahun 1969
Prof. Dr. Martinus Jan Langeveld belajar sejarah dan Bahasa Inggris di Universitas
Utrecht, tapi gelar PhD diperoleh dari Linguistic tahun 1994. Berkat dorongan dari
gurunya Philip Kohntamm, Lavengeld berhasil memperoleh gelar professor dibidang
Pedalogi dari Universitas Utrecht dari 1931-1971. Bersama Buytendijk, Rumke en
Pompe, Lavengeld mendirikan program studi IVLOS sekarang bernama ilmu sosial.
3. Ki Hajar Dewantara
11
Ki Hajar Dewantara lebih dikenal sebagai bapak pendidikan suryaningrat. Beliau
merupakan keturunan dari Keraton Yogyakarta. Pada umur 40 tahun, beliau merubah
namanya menjadi Ki Hajar Dewantara bersekolah di ELS yang dulu merupakan sekolah
dasar Belanda. Selanjutnya beliau juga melanjutkan sekolah di Stovia yang merupakan
sekolah dokter untuk bumi putera, tetapi selama seolah di Stovia beliau tidak tamat
karena sakit. Beliau juga pernah bekerja menjadi wartawan diberbagai media cetak
seperti Mideem Java, Sedyotomo, De Express, Kaoem Moeda, Poesara, Poetoesan
Hindia, dan Tjahaya Timur. Tulisan beliau sangat komukatif dan juga kritis sehingga
dapat meningkatkan semangat rakyat pada sat itu.ada banyak sekali hal yang harus kita
banggakan terhadap beliau. Pada tahun 1908 beliau aktif sebagai pengurus di organisasi
Boedi Toemoe. Selanjutnya beliau juga membuat organisasi sendiri bersama Dowes
Dekeer atau lebih dikenal dengan Dr. Danudirja Setia Budi dan dr. Cipto
Mangunkusumo mendirikan sebuah organisasi bernama Indische Partij pada tanggal 25
desember tahun 1912. Organisasi ini merupakan partai politik pertama di Indonesia dan
beralira nasionalisme. Ketika ingin mendaftarkan partai ini, mereka ditolak oleh
Belanda karena dianggap menumbuhkan nasionalisme pada rakyat
Dengan ditolaknya partai tersebut, mereka akhirnya membuat komite boemi poetra
yang digunakan untuk membuat kritikan ke pemerintahan belanda. Mereka menulis
berbagai kritikan dan ditulis disurat kabar De Express.
John Dewey adalah seorang filsuf Amerika psikologi dan pembaharu pendidikan.
Ia diakui sebagai pencetus sekolah filsafat pragmatisme, pelopor dalam psikologi
fungsional dan seorang pengembang gerakan pendidikan.
Menurut Dewey tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata
bagi kehidupan oleh karena itu fislafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-
pemikiran metafisik belaka filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki
serta mengolah data tersebut secara kritis. Dewey juga dianggap oleh aliran
11
fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis sehingga dalam
ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
5. Francis J. Brown
6. Arthur K. Ellis
11
Menurut Arthur K. Ellis, pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman belajar
seseorang selama hidupnya, bukan hanya dalam pendidikan formal. Ini adalah proses
seseorang mendapatkan, mengerti dirinya sendiri seperti mengerti lingkungannya.
11