Anda di halaman 1dari 19

KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Umum
Dosen Pengampu : Hj. Betti Megawati M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Delpina Harahap
Ayu Syahrini Hsb
Erni Agustin
Deliamna Sonja Hasbuan
Bella Ananda Lubis
Candra Wahyudi
Darma Syhaputra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU
RANTAU PRAPAT
2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
dan pengikutnya yang setia yang telah membawa umat manusia ke jalan yang di ridhoi Tuhan
dengan cara memberi suri teladan dengan memeragakan akhlak dan moral tinggi kepada
umatnya menuju kehidupan yang lebih baik, di dunia dan diakhirat.
Alhamdulillah wa syukurillah bahwa berkat rahmat dan anugerah-Nya makalah yang
berjudul “Keterkaitan Antara Pendikan dan Ilmu Pendidikan”, keluarga dan sekolah” dapat
diselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu HJ. BETTI MEGAWATI, M.Ag selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu pendidikan umum di Universitas Al- Washliyah
Labuhanbatu yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
berbagai usaha, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis juga secara
terbuka untuk bagi para pembaca untuk memberikan saran dan kritik terhadap makalah ini
sehingga dapat diperbaiki.
Penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk dan
dapat diambil hikmahnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Labuhanbatu, 26 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah ....................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Pengertian Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan.......................................................................... 6
B. Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu pendidikan.............................................................. 8
C. Tugas Pokok Pendidikan ......................................................................................................... 9
D. Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan ..................................................................... 12
E. Tri Pusat Pendidkan ............................................................................................................... 13
BAB III ......................................................................................................................................... 17
PENUTUP..................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang cerdas karena dari semua mahluk ciptaanNya
manusia lah yang memiliki akal guna berpikir. Terbukti dengan adanya pembuktian sejarah pada
zaman dahulu manusia mencari makanan dengan berburu., menulis di batu ataupun tembok
adalah bukti bahwa Manusia adalah mahkluk yang memiliki potensi yang terus berkembang..
Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di kembangkan hingga akhirnya manusia mampu
mengubah perkembangan zaman dari tradisional hingga zaman yang modern. Manusia terus
berpikir dan mennghasilkan segala Sesuatu dari apa yang telah ia pikirkan sebelumnya. Pada
zaman dahulu orang menulis hanya di batu ataupun dedaunan namun sekarang manusia telah
menulis di kertas dengan tinta pulpen. Ini membuktikan bahwa manusia yang berpikir
menghasilan pengetahuan yang terus berkembang sepanjang hidup manusia itu sendiri.

Hingga akhirnya sering berjalan nya waktu manusia mendapatkann pengetahuan dari
pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Hinggga akhirnya dari pengalaman –
pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang baru dalam hidup manusia. Namun
dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya kita dapatkan dari pengalaman saja namun juga di
dapatkan dari proses pendidikan.

Pada zaman sekarang, setiap orang terus berlomba dalam jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Di zaman modern ini semakin sulit mencari pekerjaan jika hanya lulusan sekolah
menengah bahkan S1 sekalipun masih sibuk dalam mencari pekerjaan. Banyak yang mengatakan
semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu pengetahuan yang
mereka miliki. Dengan adanya pendidikan dapat memudahkan anak dalam memahami ilmu
pengetahuan secara jelas dan rinci serta bertahap.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran dan normatif. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat hidup berkembang sejalan
dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka. Proses perkembangan dan pendidikan manusia tak hanya dipengaruhi oleh proses
pendidikan yang ada dalam system pendidikan formal saja, akan tetapi juga tergantung

4
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal. Oleh karena itu pendidikan
sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pendidikan Dan Pendidikan?
2. Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu Pendidikan
3. Tugas Pokok Pendidikan?
4. Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan?
5. Apa Itu Tri Pusat Pendidkan

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Menegtahui Perbedaan Dari Pengertian Pendidikan Dan Pendidikan?
2. Untuk Menegetahui Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu Pendidikan
3. Untuk Memahamitugas Pokok Pendidikan?
4. Untuk Mengetahui Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan?
5. Untuk Memahami Tri Pusat Pendidkan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan


Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun
anak.Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman
melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni: membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkankekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa,
pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.

Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa
pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.Dalam pendidikan terdapat dua hal penting
yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari
sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur
yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah
memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak
hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas

Achmadi, Idielogo Pendidikan Islam, (Yogyakakarta : Pustaka Pelajar, 2005), h.27

6
Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam bahasa‫م‬
Arab: ‫ )ال ْعْلـ‬memiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”. Ilmu
adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan baik.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.Pengertian secara ilmiah yang paling sering
digunakan, ilmu adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas
penelitian dengan metode ilmiah.

Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang diperoleh dari rangkaian pengalaman


tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.Namun, pada dasarnya ilmu dan
pengetahuan itu berbeda. Perbedaan terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya.
Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material keduanya mempunyai perbedaan. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-
rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Dengan kata lain “Ilmu ”berbeda dengan
“ilmu pengetahuan”. Demikian juga “pengetahuan ”yang berbeda dengan “ilmu pengetahuan”.
Istilah “pengetahuan ”sangat luas maknanya. Oleh karena itu, tambahan kata “ilmu ”dapat
mempersempitnya.Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu
terbentuk dari 3cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang
tersebut terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.Ilmu pengetahuan ialah suatu
proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus sampai menjelaskan fenomena yang
bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan
tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal usulnya, sehingga dapat juga
memperoleh hasil yang logis.

Ilmu pengetahuan merupakan usaha yang bersifat multidimensional, sehingga dapat


didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku.Ilmu Pengetahuan dalam arti lainnya adalah
suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan suatu metode tertentu. Jadi, ilmu adalah segala

7
proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara, metode,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.

B. Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu Pendidikan

Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan juga sebagai dinamisator
masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengatahui betapa sektor pendidikan selalu
terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih
dilihat sebagi sektor konsumtif, juga karena “by definition” pendidikan adalah penjaga status quo
masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini apabila tidak ada dasar
pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.

Dibawah ini akan kami kemukakan syarat – syarat ilmu pendidikan yang ada pada
umumnya seta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.

a.) Syarat pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada objek
tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan ada pula sesuatu
yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu pengetahuan.

b.) Syarat kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur
sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan
yang lengkap.

c.) Syarat ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat
sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan
tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal ini termasuk lapangan/ bagian
metodologi.

Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah
pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang
ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut.

Danim, Sudarman. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta hal 54


Nata, Abuddin, 2001. Paradigma Pendidikan ,Jakarta : Grasindo

8
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang diselidiki
atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya
manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian.
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap
objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak
hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-
bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga
menimbulkan ilmu yang berbeda-beda

Dalam pengembangan ilmu pengetahun memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk pengembangan suatu ilmu, yang berorientasi pada kebenaran suatu ilmu itu sendiri.
Dengan cara ini akan menghasilkan ilmu teoritis murni yang tidak menghiraukan kegunaannya
dalam praktik. Di samping tujuan tersebut ilmu pendidikan mengembangkan ilmu yang
selanjutnya dapat digunakan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Hal yang demikian ini sering
disebut dengan ilmu bersifat praktis. Artinya teori yang ditemukan harus berorientasi pada
praktik, atau dapat dipraktikan.

C. Tugas Pokok Pendidikan


1. Tugas Pokok Pendidikan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, didalam lingkungan keluargalah


pertama-tama anak mendapatkan pengaruh dasar. Tugas pokok pendidikan keluarga adalah
sebagai berikut:

a. Memberikan dasar pendidikan agama

Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan


agama. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak, terutama pendidikan
agama. Anak sejak lahir akan mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya dan mereka juga
akan menganut apa yang dilakukan orang tuanya dalam beribadah. Namun saat mereka sudah
besar kadang ada yang pindah agama, mungkin dengan mereka berinteraksi denganlingkungan
sekitar mereka dapat mengetahui agama yangbenar dan sesuai dengan hati nuraninya.

9
b. Menanamkan dasar pendidikan moral pada anak.

Dalam keluarga anak dididik oleh orang tua melalui nasehat, ataupun melalui
contohcontoh perbuatan hidup sehari-hari. Dengan begitu, dengan sendirinya anak akan
mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Kalau orang tua memberikan contoh yang
tidak baik, anak juga akan mengikuti apa yang telah dicontohkan kepadanya. Jadi anak itu baik
atau tidak itu tergantung didikan orang tuanya. Jadi didalam keluarga tertanam dasar-dasar
pendidikan moral dimana pendidikan ini tidak diberikan dengan penerangan atau ceramah tetapi
melalui contoh-contoh kongkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.

c. Membentuk dasar pendidikan social

Dalam kehidupan keluarga ditanamkan rasa tolong-menolong secara kekeluargaan yang


dapat menciptakan ketertiban, kedamaian dan memupuk berkembangnya benih-benih sosial pada
anak.. disini anak diajarkan agar saling tolong menolong. Misalnya anak dibagi tugas untuk
membantu orang tua misalnya membantu menyapu dan memasak. Anak juga diajarkan bersikap
tertib, misalnya kalau setelah pulang sekolah anak melepas sepatu dan seragam kemudian
menaruhnya pada tempatnya. Dengan begitu kebiasaan yang sudah ditanamkan sejak kecil akan
selalu dilakukan dimanapun dia berada Anak juga diajarkan apabila melihat orang yang
membutuhkan bantuan supaya mereka mau membantu meskipun tanpa diminta untuk membantu.

2. Tugas Pokok Pendidikan Masyarakat.

Masyarakat sebagai lembaga yang ketiga setelah lembaga pendidikan formal


(sekolah),akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam proses pembentukan
kepribadian anak. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat bersifat lebih terbuka. Bahan yang
dipelajari dapat mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan semua sumber belajar yang ada
dalam lingkungannya.

Dalam lingkungan masyarakat, metode pembelajarannya mencangkup semua bentuk


interaksi dan komunikasi antar warga masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung,
menggunakan media cetak maupun elektronik.

3. Tugas Pokok Pendidikan Negara / Pemerintah.

10
Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi warga negaranya, sesuai dengan dasar-dasar dan tujuan negara yaitu mengatur
kehidupan umum menurut ukuran-ukuran yang sehat menjadi bantuan bagi pendidikan keluarga
dan dapat mencegah kerugian perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya. Tugas
pokok pendidikan pemerintah adalah mengembangkan warga Negara Indonesia sesuai dengan
falsafah pacasila; menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME; berakhlak
mulia; menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; memiliki kesehatan jasmani dan rohani;
memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat; memiliki jiwa yang mantap dan
mandiri serta memilki tanggung jawab kemasyarakatan dan rasa kebangsaan agar mewujudkan
kehidupan bangsa yang cerdas.

Dalam upaya mewujudkan tugasnya, pemerintah mencanangkan strategi pembangunan


pendidikan. Strategi pembangunan pendidikan nasional yang dicanangkan pemerintah meliputi:

o Pelaksanaan manajemen otonomi pendidikan


o Pelaksanaan wajib belajar
o Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
o Penyelenggaraan sistem pendidikan yang terbuka
o Peningkatan profesionalisme tenaga pendidikan
o Penyediaan sarana dan prasarana belajar yang mendidik
o Pembagian pendidikan berkeadilan
o Pemberdayaan peran serta masyarakat
o Evaluasi dan akreditasi pendidikan secara independent

Jadi pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Tugas pokok pendidikan adalah:

a. Mengarahkan peningkatan dan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,


pengembangan sikap, dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri
seorang peserta didik.
b. Mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang serta dapat menjalankan fungsinya
sebagai makhluk Tuhan YME, anggota keluarga, masyarakat dan negaranya.

11
c. Memberikan pengetahuan yang perlu dan berguna bagi peserta didik di dalam
masyarakat.

D. Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan


Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pendidikan
merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu
lisan, tulisan dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena
obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.

Adapun Keterkaitan anatra antara pendidikan dengan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari
syarat-syarat sebuah pengetahuan menjadi ilmu yaitu:

a. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
b. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 90.

Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yokyakarta: ArRum Media, 2014), hal. 171

12
d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula

Pendidikan merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada
peserta didik. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dengan meletakkan ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya. Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi dua yaitu:

a. Ilmu-ilmu murni, yaitu ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman
ilmu murni
b. lmu-ilmu Empiris, yaitu ilmu berdiri sendiri tidak terikat oleh ilmu empiris, misalnya
matematika.yang terikat oleh obyek tertentu yang terdapat didalam pengalaman seperti
ilmu alam.

Ilmu Epmiris dibagi dua yaitu:

a. Ilmu pengetahuan alam, yaitu ilmu yang obyeknya terdapat di alam


b. ilmu pengetahuan rohani, yaitu ilmu yang obyeknya di dalam keaktifan rohani manusia.

E. Tri Pusat Pendidkan

Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar


Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tripusat
pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan pendidikan ini meliputi “pendidikan di
lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan
masyarakat/pemuda”. Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami
perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan tersebut. Pada garis besarnya kita mengenal
tiga lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan ini disebut dengan Tripusat Pendidikan. Tripusat
pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu

13
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pada pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hajar Dewantara tentang Tripusat
Pendidikan, diantaranya:

1. Keinsyafan Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan tidak mungkin tercapai hanya
melalui satu jalur
2. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus berhubungan akrab serta harmonis.
3. Alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan memberikan
pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial.
4. Perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan
ketampilan.
5. Alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam kemasyarakatan)
sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter dan kepribadiannya.

Dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan, menambah da


memberikan perasaan kesosialan sang anak.Ketiga pusat pendidikan sama-sama memegang
peran penting dalam keberhasilan pendidikan dan pada dasarnya semua saling berkaitan dan
saling kerjasama satu sama lain. Ketiganya secara tidak langsung telah mengadakan pembinaan
yang erat dalam praktik pendidikan. Kaitan ketiganya dapat dilihat dari :

1. Orang tua melaksanakan kewajibannya mendidik anak di dalam keluarga.


2. Karena keterbatasan orangtua dalam mendidik anak di rumah, dan akhirnya proses
pendidikan diserahkan di sekolah.
3. Masyarakat akan menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan
ketrampilannya.

Tripusat pendidikan merupakan tiga pusat pendidikan secara bertahap dan terpadu
mengemban suatu tanggungjawab pendidikan bagi generasi muda, dengan kata lain perbuatan
mendidik yang dilakukan orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan
memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial anak (Hasbullah,
2009:37).

14
a. Lembaga Pendidikan Keluarga (Informal) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan. Keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama,
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga (Hasbullah,
2009:38).
b. Lembaga pendidikan sekolah (formal) Pendidikan di sekolah merupakan lanjutan dari
pendidikan dalam keluarga. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah tergantung
pada pengaruh pendidikan di dalam keluarga (Purwanto, 2011:79). Pendidikan di sekolah
adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis,
bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi) (Hasbullah, 2009:46).
c. Lembaga pendidikan masyarakat (non formal) Masyarakat adalah sekumpulan orang
yang saling tolong menolong dalam kehidupannya sesuai dengan sistem yang yang
menentukan bagaimana hubungan mereka dengan bagian yang lainnya dalam rangka
merealisir tujuan-tujuan tertentu dan menghubungkan mereka dengan sebagian lainnya
dengan beberapa ikatan spiritual maupun materiil (Ahmad, 1989:44). Sedangkan menurut
Yusuf (2013:6) mengemukakan bahwa ada tiga ciri yang membedakan masyarakat
dengan kelompok lainnya. Pertama, pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu
yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu harus mempunyai hubungan yang
melahirkan kerjasama diantara mereka. Ketiga, hubungan individu itu minimal harus
diikat oleh nilai-nilai umum bersifat permanen.Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini telah mulai ketika anak-anak lepas dari asuhan keluarga dan berada
di luar dari pendidikan sekolah (Hasbullah, 2009:55). Oleh karena itu, masyarakat
memiliki peran penting di dalam dunia pendidikan, dimana masyarakat adalah sebagai
kesatuan yang memiliki tujuan yang sama termasuk dalam bidang pendidikan, yang mana
para orang tua menginginkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang tinggi dan
mumpuni, sehingga dengan turut sertanya masyarakat dalam proses perkembangan
pendidikan anak mereka masyarakat akan merasa terikat dan memiliki rasa tanggung
jawab dalam perkembangan sekolah.

15
Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia. Karena pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual,
kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dalam dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Proses pendidikan bermula dari pelatihan akhlak mulia dengan memberi Uswah Al Hasanah ,
kemudian dilanjutkan dengan pengembangan daya nalar serta ketrampilan yang mendukung
masa depan. Berkaitan dengan pendidikan, maka lingkungan sangatlah berpengaruh dalam
perkembangan kepribadian, dan lingkungan pendidikan tersebut dikenal dengan istilah Tripusat
Pendidikan

Nasution S, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hal. 41

Fudyartanta, Buku Ketaman Siswaan, (Yogyakarta: Tp. 1990), Hal.39 13

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan
melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya
dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.

Pendidikan yang berlangsung beberapa puluh tahun menunjukkan perkembangannya


sebagai ilmu yang semakin mantap, baik dalam artian isi maupun metode. Maka, perkembangan
isi cabang ilmu pendidikan ini selain mengenai perbangdingan sistem pendidikan, tetapi juga
meliputi kaitan atau peranan pendidikan terhadap perkembangan aspek- aspek kehidupan lain
yang meliputi ekonomi, sosial dan politik.Ilmu pendidikan di Indonesia saat ini, praktis hanya
memperhatikan dan menganalisis persoalan- persoalan pendidikan formal di sekolah. Perhatian
ilmu pendidikan terhadap masalah- masalah non-formal relatif kecil.

Pertumbuhan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pengalaman- pengalaman


pendidikan formal, tetapi juga dipengaruhi oleh pendidikan non-formal dan informal. Ilmu
pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Ilmu-ilmu murni adalah ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman.
Contohnya matematika.

2) Ilmu terapan adalah ilmu yang dikaji berdasarkan pengalaman (empiris), penelitian,
pengkajian dan penyimpulan yang disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis. ilmu
pendidikan adalah ilmu yang berdasarkan pengalaman(empiris), pendidikan, rohani, normatif,
memiliki obyek yang jelas, dapat diuji kebenarannya dan disusun secara teoritis dan
dilaksanakan secara praktis.

Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu:

a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris.

17
b. Ilmu itu bersifat sistematis

c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek
pengetahuan yang lain

B. Saran
Demikianlah tugas makalah kami ini susun, semoga apa yang telah saya uraikan diatas
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun saya pribadi. Kami menyarankan agar memberikan
kritikan pada makalah yang telah mkalah uraikan guna untuk menjadikan motivasi kami agar
dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

Kami memohon maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karena
terbatasnya ilmu pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan saran dari para pembaca akan kami
terima dengan lapang dada agar menjadi motivasi dan lebih baik lagi untuk kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Nasution S, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

Fudyartanta, Buku Ketaman Siswaan, (Yogyakarta: tp. 1990),

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

Hasbullah. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo. Persada.

Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yokyakarta: ArRum
Media, 2014)

Achmadi, Idielogo Pendidikan Islam, (Yogyakakarta : Pustaka Pelajar, 2005)

Danim, Sudarman. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta


Nata, Abuddin, 2001. Paradigma Pendidikan ,Jakarta : Grasindo

19

Anda mungkin juga menyukai