Delpina Harahap
Ayu Syahrini Hsb
Erni Agustin
Deliamna Sonja Hasbuan
Bella Ananda Lubis
Candra Wahyudi
Darma Syhaputra
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
dan pengikutnya yang setia yang telah membawa umat manusia ke jalan yang di ridhoi Tuhan
dengan cara memberi suri teladan dengan memeragakan akhlak dan moral tinggi kepada
umatnya menuju kehidupan yang lebih baik, di dunia dan diakhirat.
Alhamdulillah wa syukurillah bahwa berkat rahmat dan anugerah-Nya makalah yang
berjudul “Keterkaitan Antara Pendikan dan Ilmu Pendidikan”, keluarga dan sekolah” dapat
diselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu HJ. BETTI MEGAWATI, M.Ag selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu pendidikan umum di Universitas Al- Washliyah
Labuhanbatu yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
berbagai usaha, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis juga secara
terbuka untuk bagi para pembaca untuk memberikan saran dan kritik terhadap makalah ini
sehingga dapat diperbaiki.
Penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk dan
dapat diambil hikmahnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang cerdas karena dari semua mahluk ciptaanNya
manusia lah yang memiliki akal guna berpikir. Terbukti dengan adanya pembuktian sejarah pada
zaman dahulu manusia mencari makanan dengan berburu., menulis di batu ataupun tembok
adalah bukti bahwa Manusia adalah mahkluk yang memiliki potensi yang terus berkembang..
Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di kembangkan hingga akhirnya manusia mampu
mengubah perkembangan zaman dari tradisional hingga zaman yang modern. Manusia terus
berpikir dan mennghasilkan segala Sesuatu dari apa yang telah ia pikirkan sebelumnya. Pada
zaman dahulu orang menulis hanya di batu ataupun dedaunan namun sekarang manusia telah
menulis di kertas dengan tinta pulpen. Ini membuktikan bahwa manusia yang berpikir
menghasilan pengetahuan yang terus berkembang sepanjang hidup manusia itu sendiri.
Hingga akhirnya sering berjalan nya waktu manusia mendapatkann pengetahuan dari
pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Hinggga akhirnya dari pengalaman –
pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang baru dalam hidup manusia. Namun
dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya kita dapatkan dari pengalaman saja namun juga di
dapatkan dari proses pendidikan.
Pada zaman sekarang, setiap orang terus berlomba dalam jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Di zaman modern ini semakin sulit mencari pekerjaan jika hanya lulusan sekolah
menengah bahkan S1 sekalipun masih sibuk dalam mencari pekerjaan. Banyak yang mengatakan
semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu pengetahuan yang
mereka miliki. Dengan adanya pendidikan dapat memudahkan anak dalam memahami ilmu
pengetahuan secara jelas dan rinci serta bertahap.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran dan normatif. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat hidup berkembang sejalan
dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka. Proses perkembangan dan pendidikan manusia tak hanya dipengaruhi oleh proses
pendidikan yang ada dalam system pendidikan formal saja, akan tetapi juga tergantung
4
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal. Oleh karena itu pendidikan
sangatlah penting dalam kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pendidikan Dan Pendidikan?
2. Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu Pendidikan
3. Tugas Pokok Pendidikan?
4. Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan?
5. Apa Itu Tri Pusat Pendidkan
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Menegtahui Perbedaan Dari Pengertian Pendidikan Dan Pendidikan?
2. Untuk Menegetahui Syarat – Syarat ,Objek Dan Tujuan Ilmu Pendidikan
3. Untuk Memahamitugas Pokok Pendidikan?
4. Untuk Mengetahui Keterkaitan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan?
5. Untuk Memahami Tri Pusat Pendidkan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.
Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa
pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.Dalam pendidikan terdapat dua hal penting
yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari
sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur
yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah
memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak
hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas
6
Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam bahasaم
Arab: )ال ْعْلـmemiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”. Ilmu
adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan baik.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.Pengertian secara ilmiah yang paling sering
digunakan, ilmu adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas
penelitian dengan metode ilmiah.
7
proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara, metode,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.
Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan juga sebagai dinamisator
masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengatahui betapa sektor pendidikan selalu
terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih
dilihat sebagi sektor konsumtif, juga karena “by definition” pendidikan adalah penjaga status quo
masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini apabila tidak ada dasar
pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.
Dibawah ini akan kami kemukakan syarat – syarat ilmu pendidikan yang ada pada
umumnya seta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.
a.) Syarat pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada objek
tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan ada pula sesuatu
yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu pengetahuan.
b.) Syarat kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur
sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan
yang lengkap.
c.) Syarat ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat
sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan
tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal ini termasuk lapangan/ bagian
metodologi.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah
pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang
ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut.
8
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang diselidiki
atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya
manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian.
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap
objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak
hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-
bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga
menimbulkan ilmu yang berbeda-beda
Dalam pengembangan ilmu pengetahun memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk pengembangan suatu ilmu, yang berorientasi pada kebenaran suatu ilmu itu sendiri.
Dengan cara ini akan menghasilkan ilmu teoritis murni yang tidak menghiraukan kegunaannya
dalam praktik. Di samping tujuan tersebut ilmu pendidikan mengembangkan ilmu yang
selanjutnya dapat digunakan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Hal yang demikian ini sering
disebut dengan ilmu bersifat praktis. Artinya teori yang ditemukan harus berorientasi pada
praktik, atau dapat dipraktikan.
9
b. Menanamkan dasar pendidikan moral pada anak.
Dalam keluarga anak dididik oleh orang tua melalui nasehat, ataupun melalui
contohcontoh perbuatan hidup sehari-hari. Dengan begitu, dengan sendirinya anak akan
mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Kalau orang tua memberikan contoh yang
tidak baik, anak juga akan mengikuti apa yang telah dicontohkan kepadanya. Jadi anak itu baik
atau tidak itu tergantung didikan orang tuanya. Jadi didalam keluarga tertanam dasar-dasar
pendidikan moral dimana pendidikan ini tidak diberikan dengan penerangan atau ceramah tetapi
melalui contoh-contoh kongkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.
10
Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi warga negaranya, sesuai dengan dasar-dasar dan tujuan negara yaitu mengatur
kehidupan umum menurut ukuran-ukuran yang sehat menjadi bantuan bagi pendidikan keluarga
dan dapat mencegah kerugian perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya. Tugas
pokok pendidikan pemerintah adalah mengembangkan warga Negara Indonesia sesuai dengan
falsafah pacasila; menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME; berakhlak
mulia; menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; memiliki kesehatan jasmani dan rohani;
memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat; memiliki jiwa yang mantap dan
mandiri serta memilki tanggung jawab kemasyarakatan dan rasa kebangsaan agar mewujudkan
kehidupan bangsa yang cerdas.
Jadi pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Tugas pokok pendidikan adalah:
11
c. Memberikan pengetahuan yang perlu dan berguna bagi peserta didik di dalam
masyarakat.
Adapun Keterkaitan anatra antara pendidikan dengan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari
syarat-syarat sebuah pengetahuan menjadi ilmu yaitu:
a. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
b. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 90.
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yokyakarta: ArRum Media, 2014), hal. 171
12
d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula
Pendidikan merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada
peserta didik. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dengan meletakkan ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya. Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi dua yaitu:
a. Ilmu-ilmu murni, yaitu ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman
ilmu murni
b. lmu-ilmu Empiris, yaitu ilmu berdiri sendiri tidak terikat oleh ilmu empiris, misalnya
matematika.yang terikat oleh obyek tertentu yang terdapat didalam pengalaman seperti
ilmu alam.
13
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pada pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hajar Dewantara tentang Tripusat
Pendidikan, diantaranya:
1. Keinsyafan Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan tidak mungkin tercapai hanya
melalui satu jalur
2. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus berhubungan akrab serta harmonis.
3. Alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan memberikan
pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial.
4. Perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan
ketampilan.
5. Alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam kemasyarakatan)
sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter dan kepribadiannya.
Tripusat pendidikan merupakan tiga pusat pendidikan secara bertahap dan terpadu
mengemban suatu tanggungjawab pendidikan bagi generasi muda, dengan kata lain perbuatan
mendidik yang dilakukan orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan
memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial anak (Hasbullah,
2009:37).
14
a. Lembaga Pendidikan Keluarga (Informal) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan. Keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama,
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga (Hasbullah,
2009:38).
b. Lembaga pendidikan sekolah (formal) Pendidikan di sekolah merupakan lanjutan dari
pendidikan dalam keluarga. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah tergantung
pada pengaruh pendidikan di dalam keluarga (Purwanto, 2011:79). Pendidikan di sekolah
adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis,
bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi) (Hasbullah, 2009:46).
c. Lembaga pendidikan masyarakat (non formal) Masyarakat adalah sekumpulan orang
yang saling tolong menolong dalam kehidupannya sesuai dengan sistem yang yang
menentukan bagaimana hubungan mereka dengan bagian yang lainnya dalam rangka
merealisir tujuan-tujuan tertentu dan menghubungkan mereka dengan sebagian lainnya
dengan beberapa ikatan spiritual maupun materiil (Ahmad, 1989:44). Sedangkan menurut
Yusuf (2013:6) mengemukakan bahwa ada tiga ciri yang membedakan masyarakat
dengan kelompok lainnya. Pertama, pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu
yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu harus mempunyai hubungan yang
melahirkan kerjasama diantara mereka. Ketiga, hubungan individu itu minimal harus
diikat oleh nilai-nilai umum bersifat permanen.Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini telah mulai ketika anak-anak lepas dari asuhan keluarga dan berada
di luar dari pendidikan sekolah (Hasbullah, 2009:55). Oleh karena itu, masyarakat
memiliki peran penting di dalam dunia pendidikan, dimana masyarakat adalah sebagai
kesatuan yang memiliki tujuan yang sama termasuk dalam bidang pendidikan, yang mana
para orang tua menginginkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang tinggi dan
mumpuni, sehingga dengan turut sertanya masyarakat dalam proses perkembangan
pendidikan anak mereka masyarakat akan merasa terikat dan memiliki rasa tanggung
jawab dalam perkembangan sekolah.
15
Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia. Karena pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual,
kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dalam dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Proses pendidikan bermula dari pelatihan akhlak mulia dengan memberi Uswah Al Hasanah ,
kemudian dilanjutkan dengan pengembangan daya nalar serta ketrampilan yang mendukung
masa depan. Berkaitan dengan pendidikan, maka lingkungan sangatlah berpengaruh dalam
perkembangan kepribadian, dan lingkungan pendidikan tersebut dikenal dengan istilah Tripusat
Pendidikan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan
melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya
dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.
1) Ilmu-ilmu murni adalah ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman.
Contohnya matematika.
2) Ilmu terapan adalah ilmu yang dikaji berdasarkan pengalaman (empiris), penelitian,
pengkajian dan penyimpulan yang disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis. ilmu
pendidikan adalah ilmu yang berdasarkan pengalaman(empiris), pendidikan, rohani, normatif,
memiliki obyek yang jelas, dapat diuji kebenarannya dan disusun secara teoritis dan
dilaksanakan secara praktis.
Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu:
17
b. Ilmu itu bersifat sistematis
c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek
pengetahuan yang lain
B. Saran
Demikianlah tugas makalah kami ini susun, semoga apa yang telah saya uraikan diatas
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun saya pribadi. Kami menyarankan agar memberikan
kritikan pada makalah yang telah mkalah uraikan guna untuk menjadikan motivasi kami agar
dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
Kami memohon maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karena
terbatasnya ilmu pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan saran dari para pembaca akan kami
terima dengan lapang dada agar menjadi motivasi dan lebih baik lagi untuk kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nasution S, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
Hasbullah. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo. Persada.
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yokyakarta: ArRum
Media, 2014)
19