Kelompok 2
1. Aisya Putri Qaimah (23016055)
2. Zahroh Salsabila Basir (23016195)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " hakikat ilmu pendidikan".
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Mutiara Felicita
Amsal, S.Pd.I., M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar ilmu pendidikan
yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu
baik secara moral maupun material sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terwujud.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi
kesempurnaan dari makalah ini.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu adalah suatu bentuk prosedur atau langkah untuk menciptakan suatu
kumpulan pengetahuan yang sistematis tentang fenomena alam dan sosial guna
menentukan kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, atau
melaksanakan serangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
menggunakan metode yang berbeda-beda.
Pendidikan adalah proses transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada
peserta didik. Ilmu pendidikan erat kaitannya dengan materi pelajaran pendidikan.
Pengetahuan yang diberikan pada umumnya adalah pengetahuan yang memberikan
pengetahuan kepada peserta didik dengan harapan mampu mempelajari segala macam
keadaan alam, sosial, dan budaya yang ada di dunia. Misalnya pada pendidikan formal
dan sekolah, pengetahuan merupakan tujuan utama proses pendidikan.
Mengapa pendidikan disebut ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan
merupakan pokok bahasan pendidikan. Tanpa ilmu, segalanya tidak akan berjalan lancar.
Misalnya, anak-anak sejak dini diajari oleh orang tuanya untuk makan dengan tangan
kanan. Ini yang disebut pendidikan, dan mereka diajarkan makan dengan tangan kanan
karena tidak sopan menggunakan tangan kiri. Contoh lainnya adalah jika seseorang
melamar suatu pekerjaan, maka ia harus menjalani pelatihan terlebih dahulu sebelum
diterima menjadi pegawai tetap. Pelatihan ini disebut pendidikan dan materi yang
digunakan selama pelatihan disebut pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan?
1
C. Tujuan
1. Mampu menguasai pengertian ilmu pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun ketiga istilah ini dapat digunakan secara bergantian, namun sebagian
pakar pendidikan berpendapat bahwa istilah-istilah tersebut mempunyai arti khusus
(terpisah). Saeed Muhammad Naqib Al Attas berpendapat bahwa:
a. Ta’lim
Ta'lim hanya berarti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan. Al-
Ta'lim ( (تعلیمmerupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata
'allama. Istilah tarbiyah diterjemahkan dengan pendidikan, sedangkan ta'lim
diterjemahkan dengan pengajaran. Dalam al- Qur’an dinyatakan, bahwa Allah
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-quran yang artinya
b. Al- tarbiyah
Kata al-Tarbiyah تربیةdalam bahasa Arab, Rabba, yarbu, tarbiyah: memiliki makna
“tumbuh” “berkembang”, tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a).
Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan
mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Qurtubi
seperti yang dikutip oleh sahrodi mengatakan bahwa "Rabb" merupakan suatu
gambaran yang diberikan kepada suatu perbandingan antara Allah sebagai pendidik dan
manusia sebagai peserta didik. Allah mengetahui dengan baik kebutuhan-kebutuhan
3
mereka yang dididik, sebab ia adalah pencipta mereka. Disamping itu pemeliharaan
Allah tidak terbatas pada kelompok tertentu. Ia memperhatikan segala ciptaan-Nya.
Karena itulah Ia disebut Rabb al-'Alamin. Tarbiyah dapat juga diartikan dengan "proses
transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik (rabbani) kepada peserta didik agar ia
memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari
kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur".
Seperti firman Allah dalam Surah Al-Isra’ yang artinya :
Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil"". (QS. Al-Isra’:17)
c. Ta’dib
Istilah ta’dib berasal dari akar kata addaba, yuaddibu, ta’diiban yang mempunyai arti
antara lain: membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik, sopan santun, dan tata
cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata addaba yang merupakan asal kata dari ta’dib
disebut juga muallim, yang merupakan sebutan orang yang mendidik dan mengajar anak
yang sedang tumbuh dan berkembang. Ta'dib lazimnya diterjemahkan dengan
pendidikan sopan santun. Ta'dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan,
peradaban atau kebudayaan. Artinya orang yang berpendidikan adalah orang yang
berperadaban, sebaliknya, peradaban yang berkualitas dapat diraih melalui pendidikan.
Kata ta’dib تأدیبdipergunakan, seperti sebuah Hadits Rasulullah Saw. yang berbunyi:
1. Ki hajar dewantara
4
yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara meliputi konsep trisentris pendidikan
dan Tringgo (pemahaman, perasaan, tindakan), Tut Uri Handayani.
Dalam konsep Tut Uri Handayani, guru tidak “menarik” siswa secara langsung,
melainkan mencari jalannya sendiri dan mengambil langkah sesuai keputusan siswa itu
sendiri. Mengenai dua sila lainnya yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha dan Ing Madya
Mangun Karsa yang dikembangkan oleh R.M.P Sosrokartono, mempunyai arti
“Memberi teladan yang baik di depan, memberi semangat di tengah, memberi semangat
di belakang” Melakukan. Konsep pendidikan yang digagas Ki Hajar Dewantara
menekankan bahwa proses belajar mengajar terletak pada siswa.
5
2. Prov. Dr Hamka
1. Teoritis
Ilmu pengetahuan terdiri dari dua komponen utama: fakta dan teori.
Teori ini mendefinisikan fakta sebagai pengamatan empiris yang dapat diverifikasi dan
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi hubungan yang ada antara fakta-fakta
tersebut. Ilmu pengetahuan tidak dapat disusun hanya berdasarkan fakta, tetapi untuk
menjadi suatu ilmu, fakta harus disistematisasikan dan diinterpretasikan, dan tanpa
6
metode ini fakta tidak dapat menjadi ilmu. Dalam pendidikan teoritis, orang cerdas
mahir mengorganisasikan dan mensistematisasikan permasalahan berpikir terstruktur
sebagai pola berpikir pedagogi. Berdasarkan praktik teoritis tersebut, pendidikan
dikonstruksikan secara teoritis. Pemikiran teoritis tersebut kemudian disistematisasikan
menjadi suatu sistem pendidikan, yang biasa disebut pedagogi teoritis.
2. Empiris
Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris. Artinya kesimpulan dan kesimpulan
ilmiah harus menjadi bahan pertimbangan dan verifikasi oleh indra manusia. Oleh
karena itu, kaidah logika formal dan hukum sebab akibat harus menjadi landasan
kebenaran objektif dan netral.
3. Praktis
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu
pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat praktis
karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan, sehingga
pendidik bertugas menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku manusia yang
dibanggaakan, dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat (kondisi sebaliknya akan
menyebabkan anak dijauhi oleh masyarakat)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis
adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan
dalam mencari pengetahuan.
4. Normative
Sebagai ilmu normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah, pedoman, atau
ukuran perilaku manusia. Norma berarti membicarakan baik buruknya tingkah laku
manusia. Ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah tingkah laku manusia untuk
mencapai keteraturan dalam kehidupan.Tatanan kehidupan menjamin kelangsungan
keakraban (kekompakan) antar manusia (Hubungan Sosial Manusia). Ilmu pendidikan
yang bersifat normatif juga berarti bersifat praktis.Hal ini disebabkan ilmu pendidikan
merupakan bahan ajar yang patut diterapkan agar pendidik mempunyai tugas
mengajarkan suatu sistem norma perilaku manusia yang patut dibanggakan dan
7
dihormati masyarakat.
Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan peranan ilmu pen- didikan itu
dinyatakan oleh Raka Joni (1985: 2) sebagai berikut:
8
Kemampuan yang harusnya dilakukan oleh manusia tidak dibawa dari
lahir, tetapi diperoleh setelah kelahiran melalui upaya bantuan dari pihak lain,
mungkin melalui upaya pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan, dan
berbagai bentuk kegiatan lainnya yang dapat dirangkum dalam istilah
pendidikan.
Di pihak lain manusia yang bersangkutan juga harus belajar atau harus
mendidik diri sendiri.Sebaik atau sekuat apa pun usaha pendidikan dari luar
dilakukan untuk mencapai manusia yang ideal tersebut, tetapi kalau diri yang
bersangkutan tidak mau mendidik dirinya sendiri, maka upaya dari luar itu tidak
akan memberikan kontribusi bagi kemungkinan seseorang untuk menjadi
manusia yang ideal. Sebaliknya, manusia yang tidak memperoleh bantuan dari
orang lain untuk mencapai kemanusiaannya, maka manusia tersebut hanya akan
hidup berdasarkan instingnya.Pengembangan semua dimensi kemanusiaan yang
optimal dan seimbang tentu akan mencapai harkat dan martabat manusia yang
sangat tinggi. Manusia seperti ini akan mudah hidup dan bergaul dengan siapa
saja, di mana saja dan dalam pekerjaan apa saja.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Imma nuel Kant,
bahwa "Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Jadi,
manusia adalah makhluk yang perlu dididik dan mendidik dirinya sendiri. M.J.
Langeveld menyebutnya dengan Ani- mal Educandum."
9
dan dalam pekerjaan apa saja, serta akan mencapai kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat karena pendidikannya tidak hanya untuk kebutuhan hidup yang baik di
dunia, tetapi pendidikan yang meningkatkan derajat keimanan, ke takwaan dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan aspek penting dan strategis dalam pembangunan nasional,
karena merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan
kualitas masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan jati diri
seseorang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan budaya. Dalam Islam, pendidikan
disebut tadib, artinya pendidikan yang menitikberatkan pada belajar mengajar. Dalam
Al-Qur'an, Allah mengajarkan manusia apa yang tidak dia pahami.
Pengajaran ini merupakan proses transformasi pengetahuan dari guru ke siswa,
memastikan mereka memiliki pemahaman dan kemampuan yang kuat dalam memahami
dan mengatur kehidupannya. Al-Quran juga menekankan pentingnya pendidikan dalam
menumbuhkan karakter dan pengembangan karakter yang baik. Pendidikan merupakan
sarana untuk mengembangkan potensi seseorang agar memiliki kemampuan spiritual,
rasa percaya diri, dan budi pekerti yang baik. Ini adalah sarana untuk mengembangkan
karakter, karakter, dan karakter seseorang, yang penting untuk kehidupan yang sukses.
B. saran
Demikianlah makalah yang penulis buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, penulis mohon maaf.
Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis
ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Syafril, M., & Zen, Z. (2019). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Prenada Media.
12