MAKALAH
Disusun Oleh :
Nama : BUDIANUR,S.Pd
NIP :
Tempat Tugas :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia,
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan
Dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya, untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................................... 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran PKn di SD ................................................................. 6
B. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 7
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) .......................... 8
D. Metode Bermain Peran .................................................................... 10
1. Pengertian Bermain Peran ......................................................... 10
2. Tujuan Penggunaan Bermain Peran ......................................... 11
E. Penggunaan Model Bermain peran dalam Mata Pelajaran PKn ..... 11
F. Langkah-langkah Penerapan Metode Bermain Peran Dalam
Pelajaran PKn .................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan agama itu tidak akan
berhasil apabila hanya diserahkan pada guru agama saja. Karena inti dari
pendidikan keagamaan itu, selain dari hafal juga mencakup keimanan dan
ketakwaan, maka pendidikan keagamaan juga merupakan tugas bersama antara
guru, sekolah, orang tua dan masyarakat. Dalam artian, harus adanya keterpaduan
baik keterpaduan tujuan, materi, proses dan lembaga.
1
2
B. Rumusan Masalah
b. Jelaskan ulama yang terkenal dengan Qaul Qadim dan Qaul Jadid ?
C. Tujuan Penulisan
c. Mengetahui ulama yang terkenal dengan Qaul Qadim dan Qaul Jadid
D. Manfaat Penulisan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-Qur’an
Al-Qur'an sebagai sumber dari Pendidikan Agama Islam karena dalam al-Qur'an
meliputi kekuasaan Allah, cerita orang-orang terdahulu, hukum amali yang berkaitan
dengan perkataan pepatah, tingkah laku apapun yang timbul dari manusia.
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit".
4
5
2. As-Sunnah (Hadits)
As-Sunnah menurut pengertian bahasa berarti tradisi yang bisa dilakukan, atau
jalan yang dilalui (al-thariqah al-maslukah) baik yang terpuji maupun yang tercela. As-
Sunnah adalah "segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi SAW. berikut berupa
perkataan, perbuatan, taqrir-nya, ataupun selain dari itu.”1 Termasuk “selain itu”
(perkataan, perbuatan, dan ketetapannya) adalah sifat-sifat, keadaan, dan cita-cita
(himmah) Nabi SAW., yang belum kesampaian. Misalnya, sifat-sifat baik beliau,
silsilah (nasab), nana-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh para ahli
sejarah, dan cita-cita beliau.
3. Sejarah Islam
Sejarah Islam mempakan segala dinamika kehidupan dan hasil karya masa
lampau yang pernah dan terus dikembangkan dalam kehidupan umat Islam secara terus-
menerus. Semuanya ini akan memberikan gambaran bagi pembinaan dan
pengembangan pendidikan Islam yang dapat dijadikan landasan sebagai sumber penting
pendidikan Islam. Sejarah Islam bermakna juga terhadap berbagai persoalan yang
diungkap al-Qur‟an mengenai pengalaman hidup manusia masa lalu, ataupun sejarah
(peradaban) Islam sejak Nabi Muhammad Saw., periode klasik, periode pertengahan,
periode kejayaan dan kemunduran serta periode kebangkitan kembali kehidupan Islam
di zaman modern sekarang ini.
1
Masjfuk Zuhdi, Pengantar 11mit Hadits, (Surabaya : Pustaka Progresif, 1978), h. 13-14.
2
Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung : Mizan, 1991), h. 113.
6
Sikap dan perbuatan para sahabat serta ijtihad para ulama disebut sebagai dasar
tambahan. Dasar tambahan ini dapat dipakai selama tidak bertentangan dengan dasar
pokok. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan pendidikan yang dilakukan para
sahabat. Pada masa Khulafaal- Rasyidin misalnya sumber pendidikan dalam Islam
sudah mengalami perkembangan. Selain Al-Qur’an dan Sunnah, digunakan juga
perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat sebagai dasar pendidikan yang dibangun.
Perkataan para sahabat dan ulama dapat dipegangi karena Allah sendiri di dalam Al-
Qur’an yang memberikan pernyataan, bahwa :
Artinya : orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya.
mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah [09] : 100)
Para sejarahwan mencatat, bahwa perkataan dan sikap para sahabat yang
dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam Islam di antaranya adalah:
6
7
b. Umar Ibn Khatab terkenal dengan sifatnya yang jujur, adil, cakap, berjiwa
demokrasi yang dapat dijadikan panutan masyarakat. Sifat-sifat Umar ini
disaksikan dan dirasakan sendiri oleh masyarakat pada wakru itu. Sifat-sifat
seperti sangat perlu dimiliki oleh seorang pendidik. Sebab, di dalamnya
terkandung nilai-nilai paedagogis dan keteladanan yang baik untuk ditiru dan
dikembangkan. Hal ini seirama dengan pendapat Muhammad Salih Samak yang
menyatakan bahwa, “ Contoh teladan yang baik dan cara guru memperbaiki
pelajarannya, serta kepercayaan yang penuh kepada tugas, kerja, akhlak dan
agama adalah kesan yang baik untuk sampai kepada matlamat pendidikan
agama”.
Menurut Fazlur Rahman, para sahabat Nabi memiliki karakteristik yang berbeda
dari kebanyakan orang. Karakteristik yang berbeda itu di antaranya :
1) Sunnah yang dilakukan para sahabat tidak terpisah dari sunnah Nabi.
5. Realitas Kehidupan
3
Muhammad Fadhil Jamali, dalam Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam:
telaah sistem pendidikan dan pemikiran para tokohnya, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), h.108
8
Realitas kehidupan merupakan bagian yang amat penting untuk dilihat dan
dicermati dalam kerangka pengembangan suatu pola pendidikan yang dikehendaki.
Adanya berbagai perkembangan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan i1mu
pengetahuan serta realitas kehidupan alam semesta kesemuanya merupakan aspek-aspek
penting yang tidak boleh dilupakan dalam kerangka pengembangan suatu pendidikan.
Semua persoalan ini tentu saja memiliki hubungan dan tidak terlepas dari berbagai
aspek sumber dasar pendidikan Islam lainnya. Di sinilah perlunya korelasi dan integrasi
berbagai dasar dan sumber pendidikan Islam di atas yang mesti dilihat secara utuh,
interaktif dan integratif. Untuk itulah pentingnya realitas kehidupan menjadi salah satu
bagian penting menjadi dasar sekaligus sumber dalam kerangka pendidikan Islam.
Kita juga sering mengenal sebutan ayat-ayat qauliyat (yang diwahyukan) dan
ayat-ayat kauniyah (yang diciptakan). Maksudnya tanda-tanda keilmuan itu bukan saja
ayat-ayat tertulis dalam al-Qur’an melainkan juga ayat-ayat (tanda-tanda) yang
terhampar luas dalam alam hidup dan kehidupan im menyangkut interaksi manusia-
Tuhan-alam dan berbagai makhluk lainnya. Termasuk dalam hal ini berbagai dinamika
dalam kehidupan umat manusia dalam suatu masyarakat, bangsa dan negara yang
diwujudkan dengan berbagai bentuk lembaga pengembangan manusia, masyarakat dan
peradaban manusia itu sendiri dimana dalam kehidupan sekarang sangat dipengaruhi
oleh perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi (iptek) serta berbagai
bentuk kemajuan dan penemuan umat manusia bagi kesejahteraan dan kebahagiaan
hidupnya. Kesemuanya ini juga dapat dijadikan landasan sekaligus sumber dalam
rangka pendidikan Islam. 4
4
M. Akmansyah, Al-Qur’an, al-Sunnah dan Pendidikan Islam, Modul, (Lampung : IAIN Raden Intan,
2015), h. 14
8
9
Imam Syafi'i yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bi Indris Asy-
Safi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. lahir di Gaza pada tahun 150 Hijriah (767 M) dan wafat
di Mesir pada tahun 204 Hijriah (819 M). Beliau adalah pendiri Mazhab Syafi'i yang
dipedomani oleh mayoritas Ummat Islam di Indonesia, dan juga tergolong kerabat
Rasulullah Muhammad SAW yaitu keturunan dari al-Muthtgalib saudara dari Hasyim
yang merupakan kakek Rasulullah SAW.
Pada usia 13 tahun, Imam Syafi'i pergi ke Madinah untuk belajar kepada Imam
Malik, seorang ulama besar pada masa itu. Dua tahun kemudian, beliau menuju Irak
utnuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi. Imam' Syafi'i memiliki dua qaul
(kumpulan ijtihad), yaitu:
1. Qaul Qadim atau kumpulan ijtihad lama, yang menurut pendapat mashyur
ulama adalah kumpulan pernyataan Imam Syafi'i selama berada di Baghdad,
baik dalam bentuk tulisan, dikte lisan kepada murid, atau fatwa.
2. Qaul Jadid, atau kumpulan Ijtihad baru, yang menurut pendapat mashyur
ulama adalah kumpulan pernyataan Imam Syafi'i selama berada di Mesir,
baik berupa tulisan, dikte lisan kepada murid, ataupun fatwa5.
Mengenal Qaul Qadim dan Qaul Jadid Imam as-syafii Qaul Qadim dan Qaul
Jadid Imam as-syafii Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa ba du, Seperti
yang umum dikenal mereka yang belajar Fiqh, bahwa Imam Muhammad bin Idris as-
Syafii memiliki dua qaul (kumpulan ijtihad), al-qaul al-qadim (kumpulan ijtihad lama)
al-qaul al-jadid (kumpulan ijtihad baru) Ulama berbeda pendapat dalam memberikan
batasan antara qaul qadim dan qaul jadid. (Faraid al-fawaid fi Ikhtilaf al-qoulaini Li
Mujtahid Wahid, hlm. 60).
Pertama, batasan kedua qaul kembali kepada tempat, Qaul qadim adalah
kumpulan pernyataan Imam as-syafii selama beliau di Baghdad, baik dalam bentuk
tulisan, dekte ke murid, maupun fatwa. Qaul jadid adalah kumpulan pernyataan Imam
as-syafii selama di Mesir baik dalam bentuk tulisan, dekte ke murid, maupun fatwa. Ini
merupakan pendapat yang masyhur dari para ulama syafi iyah yang memberi penjelasan
5
Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/18574245#readmore
10
Kedua, batasan kembali kepada waktu [1] Qaul qadim adalah kumpulan
pernyataan Imam as-syafii sebelum beliau masuk ke Mesir Qaul jadid adalah kumpulan
pernyataan Imam as-syafii setelah beliau masuk ke Mesir Ini merupakan pendapat Ibnu
Hajar al-haitami (Tuhfatul Muhtaj, 1/59), dan Syamsuddin ar- Ramli (Nihayah al-
muhtaj, 1/50).
Dan pendapat ini juga diikuti para ulama Syafiiyah belakangan. Sehingga
berdasarkan batasan kedua, tercakup juga pernyataan Imam as-syafii selama perjalanan
beliau dari Baghdad ke Mesir. Seperti peryataan as-sayfii ketika di Mekah, sebelum
masuk ke Mesir. Seperti kitab ar-risalah yang beliau tulis di Mekah, sehingga lebih tepat
dimasukkan dalam al-qaul Qadim. (al-qadim wal Jadid fi Fiqh as-syafii, Dr. Lamin an-
naji, 2/249) Representasi Qaul Qadim dan Qaul Jadid.
Pertama, Representasi qaul qadim Imam as-syafii ada di kitab al-hujjah yang
diriwayatkan al- Hasan az-za farani (w. 260 H). Beliau perawi paling menonjol untul al-
qaul Qadim, dan beliau yang memberi nama kitab ini dengan al-hujjah.
Karena tujuan kumpulan pendapat ini adalah bantahan untuk para ulama ahlu ra
yi di kalangan hanafiyah dan para ulama Kufah yang ada di Iraq. Hanya saja, kitab al-
hujjah ini termasuk daftar kitab yang hilang. Karena itu, tidak ada cara untuk
mengetahui al-qaul Qadim kecuali melalui referensi-referensi lama, seperti at-takhis
karya Ibnul Qas, at-taqrib karya al-qaffal as-syasyi, Jam ul Jawami karya Abu Sahl az-
zuzini, al-hawi karya al-mawardi, dan Nihayah al-mathlab karya Imam al- Haramain.
10
11
seperti Ikhtilaf Malik dan Ikhtilaf Abu Hanifah, ada juga tafsir ayat-ayat hukum, ada
juga kumpulan hadis-hadis hukum dan atsar. (al-umm, as-syafii, 1/16).
Hanya saja, ar-rabi tidak menyusun kitab ini sesuai sistematikan bab fiqh. Beliau
hanya meriwayatkan tanpa susunan dan sistematika. Kitab al-umm yang diterbitkan saat
ini adalah berdasarkan sistematika al-bulqini (w. 805 H). (Mukadimah Tahqiq ar-
risalah, Ahmad Syakir, hlm. 9). Kitab Mukhtashar al-buthi (w. 231 H) Kitab ini
merupakan pelajaran yang disampaikan as-syafii, yang diriwayatkan oleh Yusuf bin
Yahya al-buthi. Kitab Mukhtashar al-muzanni (w. 264 H.
Mukhtashar Harmalah bin Yahya at-tujibi (w. 243 H) Harmalah termasuk salah
satu muridnya Imam as-syafii dari mesir. Dan beliau termasuk periwayat keterangan as-
syafii. Al-Baihaqi mengatakan, يقع لم المصريين من وغيره يحيى بن حرملة عنه رواها مال وا كتب وله
القليل ال ا ديارنا لى ا منهاImam as-syafii memiliki beberapa kitab dan pelajaran yang
diriwayatkan Harmalah bin Yahya dan orang mesir lainnya. Tidak ada yang sampai ke
kami kecuali sedikit. (al-madkhal ila al- Madzhab as-syafii, hlm. 216). al-imlak riwayat
Musa bin Abil Jarud Para ulama Syafiiyah, seperti an-nawawi dan ar-rafii menyebut
kitab al-imlak sebagai kitab yang baru. Meskipun kitab ini tidak banyak terkenal,
bahkan ada yang mengatakan kitab ini termasuk kitab yang hilang. Apakah hanya as-
syafi I yang memiliki al-qaul al-qadim dan al-qaul al-jadid? Bukankah para ulama yang
lain juga mengalami perubahan pedapat. Lalu mengapa istilah pendapat baru dan
pendapat lama hanya untuk imam as-syafii? Ada beberapa sebab untuk menjawab
pertanyaan ini, diantaranya,
Bahwa perubahan ijtihad yang terjadi pada Imam as-syafii bersamaan dengan
perpindahan beliau dari satu daerah ke daerah kedua yang secara geografis jaraknya
12
sangat jauh. Baik pendapat baru maupun pendapat lama, masing dituangkan dalam
karya tulis muridmuridnya.
Murid beliau yang ada di Baghdad tidak ikut berpindah bersama Imam as-syafii
ke Mesir. Sebab Terjadinya Perubahan Ijtihad as-syafii Sebagaimana menjadi kaidah
umum bagi setiap orang yang belajar ilmu agama, bahwa الجمود يعرف ال العلمIlmu tidak
mengenal jumud (kebekuan). Sehingga semua ulama yang selalu mengedepankan
prinsip terus belajar, sangat memungkinkan baginya untuk mengalami perubahan dalam
berijtihad. Tak terkecuali Imam as- Syafii. Mesir merupakan tempat berkembangnya
madzhab Imam Malik, memalui murid beliau, Ibnul Qasim. Sementara Imam Malik
termasuk salah satu gurunya Imam as-syafii yang banyak memberikan pengaruh bagi
beliau. Sehingga ada beberapa hadis atau keterangan para ulama Malikiyah di Mesir
yang baru didapatkan Imam as-syafii.
Pengaruh Fiqh Imam al-laits bin Sa d (w. 175). Imam al-laits bin Sa d termasuk
salah satu ulama besar mesir, ahli hadis dan fiqh di Mesir. Meskipun sebagian penulis
menilai bahwa sebab ini tergolong lemah, karena Imam as-syafii tidak banyak menyebut
al-laits dalam fatwa maupun karyanya.
Beliau mengetahui adanya beberapa hadis yang belum pernah beliau dapatkan.
Ada yang mengatakan, perubahan ijtihad ini disebabkan perbedaan kondisi antara Iraq
dan Mesir. Dan alasan ini sangat lemah sekali. Dengan beberapa alasan,
Yang mencatat qaul qadim dari Imam Syafi’i adalah Al-Hasan bin Muhammad
yang dikenal dengan Az-Za’farani dan Abu ‘Ali Al-Husain bin ‘Ali yang dikenal
dengan Al-Karabisi.
Qaul jadid adalah pendapat Imam Syafi’i di Mesir baik berupa tulisan maunpun
fatwa. Yang meriwayatkan adalah Al-Muzani, Al-Buyuthi, Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al-
Maradi dan Ar-Rabi’ Al-Jizi. Yang lain yang meriwayatkannya adalah Harmalah,
Yunus bin ‘Abdul A’laa, ‘Abdullah bin Az Zair Al-Makkiy, Muhammad bin ‘Abdullah
12
13
bin ‘Abdul Hakam. Al-Muzani, Al-Buyuthi dan Ar-Rabi’ Al-Maradi adalah tiga murid
utama, yang lain menukil dari tiga ulama ini.
Untuk memahami islam kita sebagai umat islam sebaiknya lebih banyak belajar
juga dari kiai, ulama, ustadz yang memang kompeten dibidang agama. Jelas asal-usul
belajarnya. Melalui buku-buku keislaman karya ustadz kompeten tersebut kita juga
seharusnya lebih banyak membaca keteladanan Rosulullah, Ulama, dan Salafussolih
terdahulu. Bukan bermaksud mendeskreditkan orang, tetapi karena banyak ustadz-
ustadz bertebaran di Indonesia saat ini yang hanya numpang tenar di televisi dan media
sosial, dikhawatirkan belajar agamanya setengah-setengah dan tausiyahnyapun kurang
menyeluruh, sehingga ditakutkan apa-apa yang diucapkan ustadz-ustadz tersebut ditelan
mentah tanpa dicerna dengan baik oleh orang awam.
Akibat buruknya adalah orang paham islam, cinta islam dengan cara yang salah.
Salah satunya kejadian yang menimpa di gereja di Yogya pekan kemarin. Faktanya
ketika ditanya, orang tersebut benci umat lain selain islam. Itu diluar ajaran islam
sebenarnya yang memegang prinsip lakum dinukum waliyadin.
Secara etimologi qaul qadim terdiri atas dua kata, yaitu qaul ( )قولyang berarti
perkataan,dan kata qadim ( )قديمyang berarti lama atau terdahulu. (Syarifuddin Anwar,
Kamus Al-Misbah Arab-Indonesia, (Jakarta : Bina Aman, t.t), hlm. 404) Jadi, dapat
disimpulkan secara bahasa berarti perkataan, ketetapan lama atau terdahulu.
Qaul qadim merupakan pendapat Asy-Syafi`i pada awal beliau menjadi sorang
mujtahid mutlak, karena sebelum itu Asy-Syafi`i adalah seorang pengikut mazhab
Imam Malik. Qaul qadim ini lahir ketika Asy-Syafii berada di Irak dan setelah ia sering
melakukan diskusi dengan ulama Irak, dan sempat pula mempelajari fiqih masyarakat
Irak pada seorang ulama Muhammad Hasan Asy-Syaibani yang merupakan sahabat
14
sekaligus murid Imam Hanafi seorang ulama besar dari kalangan Ahlul Ro`yi. Jadi qaul
qadim adalah pendapat Imam Asy-syafi`i yang bercorak Ro`yi. (Ibid, hlm. 106) Fatwa-
fatwa qaul qadim kebanyakan terhimpun dalam kitab al-Risalah (Al-qodimah) dan al-
Hujjah, yang selalu disebut dengan al-kitab al-qodim. (Ibid, hlm. 107)
Qaul jadid secara etimologi dari atas dua kata, yaitu ( )قولyang berarti
perkataan atau ketetapan. Adapun jadid ( )جديدberarti yang baru. (Syarifuddin
Anwar, Op Cit, hlm. 80) Secara terminologi qaul jadid pendapat-pendapat Imam
Asy-Syafi`i yang dikemukakan selama dia tinggal di Mesir(Jaih Mubarok, Op,
Cit, hlm.106-107)
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa qaul qadim lahir ketika Imam Asy-
Syafi`i berada di Bagdad. Adapun lahirnya qaul qadim ini disebabkan bermula
dari ia mengenal dan mempelajari fiqih ulama Irak yaitu salah seorang tokohnya
bernama Muhammad Asy-Syaibani.( Jaih Mubarak, Modifikasi Hukum Islam,
Studi tentang Qawl Qadim dan Qawl Jadid, (Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada, 2002), hlm. 28)
Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat mulia. Ibarat kata, ilmu adalah
perhiasan bagi si empunya. Saking pentingnya, Abu Darda sekali kesempatan
pernah berseloroh “bagiku belajar sepanjang malam jauh lebih utama ketimbang
jungkir balik salat semalaman suntuk”
Pada tempo yang lain, Nabi Sulaiman diceritakan diperintah Allah untuk
memilih harta, ilmu, atau kekuasaan. Pilihannya jatuh kepada ilmu dan Sulaiman
akhirnya diberi kekuasaan sekaligus kekayaan.
16
Cerita-cerita seperti ini sangat populer dalam kitab-kitab klasik, salah satunya
diabadikan dalam Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali yang diterbitkan pada abad ke-
12.
Engkau ingin mengejar keuntungan darinya, tetapi hanya kerugian yang kau dapati.
Manusia sempurna karena akal pikirannya. Akal pikiran yang sempurna tentu
diberi asupan gizi yang sempurna pula. Asupan gizi yang dimaksud tentu saja
adalah ilmu dan hikmah. Fatah Musali berkata "alaisa maridh idza muni’a thoam
wa syarbu wa dawa’ yamutu? Kadzalika qalbu idza muni’a anhulhikmah wal ilmu
tsalatata ayyam yamutu" ("bukankah bagi seorang yang sakit dan tidak diberi
makan, minum, dan obat-obatan akan segera meninggal? Demikian pula hati. Tiga
hari saja tidak digelontor ilmu dan hikmah ia sekonyong-konyong akan mati").
Sadar akan derajat dan kemuliaan Ilmu, ulama-ulama terdahulu memiliki tradisi
berkembara mencari ilmu. Mereka rela bertandang ke lokasi-lokasi nun jauh dari
tempat domisili demi mencari ilmu.
16
17
Abdul Wahid Hasyim, lelaki necis putra K.H. Hasyim Asyari, adalah
satu di antara beberapa contoh yang memiliki tradisi rihlah ilmiah dan ngalap
berkah. Setelah dinyatakan tamat dari Madrasah Tebuireng, Jombang pada usia
dua belas, Wahid mengawali pengembaraannya ke Pesantren Siwalan Panji,
Sidoarjo. Ia hanya menghabiskan waktu dua puluh lima hari di sana.
Seperti dicatat dalam Seri Tempo: Wahid Hasyim (2016), perjalanannya
dilanjutkan ke Pesantren Lirboyo, Kediri asuhan K.H. Abdul Karim. Lepas dari
Lirboyo selama masa dua tahun, setelah itu Wahid berpindah dan mengembara
dari satu pesantren ke pesantren lain yang ada di sekitar Jawa Timur (hlm. 21).
dibilang bahwa setiap orang sudah otomatis menggunakan mazhab Abu Hanifah
dan Malik sekaligus. Meski tidak secara pas boleh dikatakan demikian.
20
21
dengan air bekas wudhu'. Sehingga pendapat beliau dalam qaul jadid
adalah sisa air wudhu' itu air musta'mal yang hukumnya suci (bukan air
najis) namun tidak sah kalau dipakai berwudhu' (tidak mensucikan).
22
23
DAFTAR PUSTAKA
h. 13-14.
Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/18574245#readmore
https://rumahfiqih.com/x.php?id=1173012377
https://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-
fikr/read/2014/03/25/18758/imam-al-ghazali-tentang-kekuasaan-dan-memilih-
pemimpin.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_Muhammad_asy-Syafi%27i
https://docplayer.info/55631053-Mengenal-qaul-qadim-dan-qaul-jadid-imam-as-
syafii.html#download_tab_content
https://kisahmuslim.com/294-kesabaran-seorang-ulama.html
https://rumaysho.com/11539-mengenal-qaul-jadid-dan-qaul-qadim-dari-imam-
syafii.html