Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DAN TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata kuliah : Pengembangan Kurikulum PAUD

Dosen pengampun : Desi Suryani, M.Pd.

Disusun Oleh :

Andriani 2108000353

Zahra Khoirunnisa 2108000355

Rifa Nurlaudza 2108000346

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI ( PIAUD )

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM DARUSSALAM (UID)

CIAMIS JAWA BARAT

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW.
Kami panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Prinsip-Prinsip dan Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum ”, guna memenuhi tugas mata
kuliah “Pengembangan Kurikulum PAUD”.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Ibu Desi Suryani M.Pd. yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kami.

Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis , 09 Maret 2024

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... I

DAFTAR ISI ........................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sumber dan Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum ................................... 2

2.2 Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum ................................................... 3

2.3 Tahap Pengembangan Kurikulum ................................................................ 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 8

3.2 Saran ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu komponen
penting dalam proses pembelajaran anak. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi,
pendidikan juga mengalami perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengembangan kurikulum PAUD untuk mengikuti tren pendidikan terbaru

Kurikulum PAUD yang dikembangkan harus memperhatikan perkembangan anak secara


holistic, termasuk perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Hal ini harus
mencangkup semua aspek kehidupan anak seperti Kesehatan, nutrisi, keamanan, dan lingkungan.
Selain itu, kurikulum PAUD yang terbaru juga harus memperhatikan nilai-nilai dan karakter yang
harus dikembangakan pada anak usia dini. Anak-anak harus diajarkan untuk menjadi individu yang
bertanggung jawab, mandiri, kreatif, dan inovatif.

Dalam proses pengembangan kurikulum tentu ada prinsip-prinsip dan tahap-tahap yang
harus diketahui tenaga pendidik. Bahwa untuk mengembangkan kurikulum PAUD harus dilakukan
pengematan dan evaluasi untuk menentukan kurikulum yang akan diterapkan pada lembaga.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum PAUD?
b. Apa saja prinsip umum pengembangan kurikulum PAUD?
c. Apa saja tahap pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan Masalah


a. Untuk mengetahui sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum PAUD
b. Untuk mengetahui prinsip umum dan tahap pengembangan kurikulum PAUD
c. Untuk mengetahui tahap pengembangan kurikulum

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum

Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai sutu rancangan,


kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Karena kurikulum adalah untuk
memfasilitasi transformasi siswa menjadi orang yang diinginkan, perubahan untuk perbaikan
merupakan suatu keharusan pendidikan (Ansyar, Mohamad). Perubahan merupakan suatu proses
alami yang tidak dapat dihindari, sebab melalui perubahanlah kehidupan terbentuk, tumbuh, dan
berkembang. Apalagi di era globalisasi yang salah satu cirinya ialah perubahan cepat dan besar
sehingga mengharuskan revisi kurikulum sesuai perkembangan zaman dan tuntutan kemajuan.
Dari uraian di atas terlihat urgensi kurikulum direvisi secara berkelanjutan. Artinya, sekolah
perlu melakukan apa yang disebut John Garder self-renewal yaitu perbaikan diri sekolah. Apabila
perubahan mengikuti tuntutan perkembangan dan kemajuan gagal dilakukan dengan baik dan
dengan cara yang tepa, pertanyaan yang timbul adalah apa saja faktor yang memicu perubahan
tersebut?
Menurut Arifin (2013) terdapat empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu :
data empiris (empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita/legenda yang hidup di
masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense). Sebagaimana pendapat Oliva,
Arifin, (2013) menjelaskan bahwa :
1. Data empiris (empirical data)
Menunjukkan adanya pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif.
2. Data eksperimen (experiment data)
Berdasarkan dengan temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan
data yang dipandang valid dan reliabel sehingga Tingkat kebenaran dan akuransinya lebih
meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Dalam fakta kehidupan,
data hasil penelitian itu sifatnya terbatas.
3. Cerita/legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum)
Folklore merupakan sebagian dari kebudayaan yang berbentuk lisan, bukan tertulis, seperti
cerita-cerita dan legenda. Menurut Brundvand, folklore dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu : 1) folklore lisan, seperti dialek julukan, title, peribahasa, teka-teki, syair rakyat, cerita
rakyat, mitos, legenda, dan nyanyian rakyat.
4. Akal sehat (common sense)
Merupakan hasil pertimbangan dan penilaian akar pikiran. Data yang diperoleh dari penelitian
sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Olivia tersebut, dapat dikategorikan bahwa hanya
ada dua sumber yang menjadi prinsip pengembangan kurikulum yaitu sumber ilmiah dan sumber
nonilmiah. Sumber ilmiah didapat dari hal-hal maupun data-data dari kegiatan yang bersifat ilmiah

4
seperti halnya penelitian, data-data empiris tentang kelemahan dan kekurangan kurikulum
sebelumnya, informasi factual dan sebagaianya. Sedangkan sumber non ilmiah didapat dari hal-
hal yang bersifat non ilmiah seperti cerita rakyatlegenda, mitos, dan sebagainya yang telah menjadi
keyakinan umum oleh suatu masyarakat dan memiliki nilai-nilai tertentu didalamnya.
Menurut pendapat lain, yang dikemukakan oleh Sukmadinata, yang dikutip dari buku
Pengembangan Kurikulum Teori dan parktek sumber pengembangan kurikulum ada lima,
dianatara :
1. Kurikulum dan pekerjaan orang dewasa. Isi kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan
anak dan disesuaikan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
2. Budaya Masyarakat, termasuk mengenai semua disiplin ilmu mengenai pengetahuan
ilmiah, nilai-nilai kehidupan, perilaku, benda, dan kebudayaan lainnya
3. Anak, anak menjadi pusat sumber kegiatan pembelajran. Pengembangan kurikulum
dilakukan sebagai sarana pembengan potensi yang dimiliki anak-anak secara optimal.
4. Penyusunan beracuan pada kurikulum sebelumnya (hasil evalusasi)
5. Tata Nilai di masyarakat, nilai-nilai yang dikembangkan diajakarkan dalam
pelaksanaan kurikukulum.
6. Kekuasaan sosial-politik, dimana kebijakan utama ditetapkan oleh pemerintahan
sebagai acuan utama berupa undang-undang yang ditetapkan tentang Pendidikan untuk
keberlakuan kebijakan.

Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu Tingkat validitas dan reliabilitas prinsip
yang digunakan. Berikut terdapat tiga prinsip pengembangan kurikulum :
1. Anggapan utuh atau menyeluruh (Whole trusth)
Anggapan utuh atau menyeluruh adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh dan telah
diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang sehingga bias dibuat generalisasi dan bias
mendapat tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum.
2. Anggapan kebenaran parsial (partial truth)
Anggapan kebenaran partial yaitu suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti
efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan, karena
dianggap baik dan bermanfaat.
3. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (Hypothesis)
Hipotesis yaitu asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentative atau masih dalam
kesimpulan yang sementara dan muncul dari pemikiran akal sehat.

2.2 Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam

5
implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk menggunakan prinsip
yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan banyak
prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Hamalik, sebagaimana dikutip oleh syafaruddin dan Amiruddin menyebutkan delapan
prinsip dalam pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut antara lain; prinsip berorientasi pada
tujuan, relevansi, efisien, fleksibilitas, kontinuitas, keseimbangan, keterpaduan, dan mutu.
Sedangkan Sukmadinata, membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok,
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Adapun
penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip relevansi,
setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan eksternal. Secara internal,
kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi,
dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan
sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi
psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis).
Oleh sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan
masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk
berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip di atas memang harus
betul-betul diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak
kalah penting harus sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam
upaya membangun negara.

2. Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan fleksibel
dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat
dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa, peran
kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini
harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam
prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi halhal yang solid, tetapi dalam
implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi
regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan
anakanak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk
anak-anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan
kurikulum masih bisa dilakukan.

6
Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik
untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan
dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan
bidang lingkungan mereka.

3. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu
adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau
membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Selain
berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan
berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi lainnya. Sedangkan fleksibilitas
adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada guru
maupun peserta didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada
unsur paksaan dalam menempuh program pembelajaran.
4. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital dalam
proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan pembelajaran agar lebih
optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri menawarkan berbagai macam
perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu
pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah cita-
cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk
memilki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Efisiensi adalah salah satu prinsip yang
perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan
satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan.
Sehingga siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu
diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya
pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip efektivitas,
yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana program pembelajaran
dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru,
jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan

7
dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan,
workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan
kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah
direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi
pembelajaran.
2.3 Tahap Perkembangan Kurikulum
Berdasarkan beberapa research, pengembangan kurikulum dikebangkan melalui beberapa
tahap.
1. Perencanaan kurikulum.
Tahapan yang menjadi awal dari pengembangan adalan perencanaan. Perlu adanya
perencanaan matang dan penyesuaian yang tepat dalam pengambilan keputusan karena
kurikulum ini akan digunakan dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu
dikembangkan dalam tahan perencanaan, pengembangan aspek tujuan, perkembangan
aspek materi, perkembangan aspek tata kelola lembaga.
Perencanaan ini juga dikembangkan lagi menjadi:
1.) Strategic Planning
dalam proses ini diperhatikan perumusan standar kompetensi, penetapan isi dan
struktur progran, dan penyusuan bagaimana strategi penetapan pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan.
2.) Program Planning
Rancangan terstuktur yang menyesuaikan untuk menjalakan strategi yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan diadakannya kurikulum. Seperti
penentapannya kompetensi dasar atau saat ini kita kenal sebagai capain
pembelajran, menentukan tujuan pembelajaran dan rangkaian lainnya.
3.) Program delivery plans
Bagian terakhir dari tahaapan ini merupakan perencanaan Kegiatan Belajar.
pada tahapan akhir ini menetapkan implementasi dari program plans and
strategic plan dengan cara penyusunan indikator pembelajaran yang akan
menjadi acuan sebagai bentuk kegiatan yang akan dibuat untuk
pemngembangan potensi yang dimiliki anak.

2. Implementasi kurikulum
Setelah diadakannya perencanaan, dilanjutkan dengan implementasi. Implementasi
krikulum meliputi menerapkan seluruh proses rancangan yang tercantum dengan model
implementasi yang dapat disesuaikan dengan situai pembelajaran lembaga masing-
masing.
Model implementasi yang bisa dipelajari dikuti dari Curtis R. Finch & Jhon R.
Cruncilton, ada empat model implementasi:

8
1.) Program pendidikan berbasis individu (individual educational program)
Model ini beracuan pada peserta didik sebagai komponen utama.
Diperlukanmedia, buku ajar, strategi, dan lingkungan pembelajaran yang sudah
ditetapkan untuk proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

2.) Pembelajaran berbasis modul (modularized instruction)


Menurut Curtis R. Finch & Jhon R. Cruncilton, format pembelajaran berbasis
modul memuat enam komponen, yaitu: pendahuluan (introduction), tujuan
(objectives), penilaian awal (preassessment), pengalaman belajar (learning
experiences), buku ajar (resource materials), dan penilaian akhir
(postassessment)
3.) Pendidikan berbasis kompetensi (competency- based education)
Model ini digunakan dengan cara memilih materi-materi yang sesuai dengan
pengembangan potensi anak. Penggunaan banyak strategi yang kolaboratif dan
tidak motonon dapat menjadikan anak bereksplorasi sehingga tergali potensi
dan dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Model ini mengacu pada
pengetahuan, tugas, keterampilan, sikap, nilai, dan penghargaan yang
dibberikan kepada anak.
4.) Kewirausahaan berbasis sekolah (school-based enterprize)
Model ini dipakai dengan cara guru mewujudkan pembelajaran melalui
kewirausahaan dengan contoh bentuk implementasinya berupa adanya kelas
restaurant, perusahaaan, perbengkelan, dan kelas-kelas lain berupa
kewirausahaan lain. Namun, model ini sangat tidak sesuai bagi pendidikan
AUD. Seperti yang kita tahu, penerapan ini diterapkan pada pendidikan setara
menengah atas atau kita sering mendengarnya sebagai sekolah kejuruan.
3. Evaluasi kurikulum.
Runtutatn terakhir dalam tahapan pengembangan kurikulum yaitu tahapan evaluasi.
Evalusia ini berupa penilaian atas kesesuaian kurikulum yang sudah dikembangkan.
Apakah hasil nya baik atau kurang. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan cara evaluasi
Model CCIP (Context, Input, Process, Product). Model CCIP ini dikemukakan oleh
Daniel Stufflebeam. Berikut adalah penjelasannya.
1.) Evaluasi Konteks.
Konteks disini mengacu pada kesesuaian tujuan dibuatnya kurikulum. Berupa
evaluasi mengenai dokumen-dokumen yang telah dibuat, baik dokumen khusus
maupun dokumen umum serta keseuaian secara keseluruhan mengenai data-
data yang dibuat untuk penetapan kurikulum yang baru.
2.) Evaluasi Input,

9
Penilaian menegenai kebetuhan yang menyesuaikan dengan proses yang telah
dilakukan. Evaluasi ini menekankan sumber daya dan strategi untuk
ketercapaian kurikulum baru yang sudah dikembangkan untuk ditetapkan.
Sumber daya berupa media, materu dan modul serta penggunaan strategi.
3.) Evalusai Proses.
Penilian terhadap implementasi yang sudah diadakan. Evealusai ini
menunjukan adakah ketidak sesuaian berupa masalah yang terjadi selama
implementasi berlangsung.
4.) Evaluasi Produk.
Tinjauan evaluasi ini dapat dilihat melalui hasil. Bagaimana dampak atau
perubahan yang terjadi ujicoba atau implementasi dilakukan. Keberhasilan ini
dapat dilihat dari lulusan yang memiliki kualitas yang dihasilkan, akankah
termasuk tinggi atau menjadi rendah.

Selain pengembangan kurikulum di atas, disini akan membahas tentang tahap pengembangan
kurikulum merdeka ada 7 yaitu:
1. Menganalisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran
Capaiana pembelajaran adalah kopetensi pembelajaran yang harus di capai peserta didik di
setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada setiap jenjang, mulai dari satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendididkan menengah. Pendidikan pembelajaran
memuat sekumpulan kopetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi. Pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic
Asesmen diagonistik bertujuan mengidentifikasi kopetensi, kekuatan, dan kelemahanpeseta
didik . Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran
sesuai kebutuhan peserta didik. Perencanaan pembelajaran juga dapat memekai beberapa
pertimbangan lain seperti latar belakang keluarga, kesiapan didik dan informasi lain yang
terkait.
3. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan mengembangkan perangkat ajar yang memadu
pendidik melaksanakan pembelajaran.Proses pengembangannya harus bersifat esensial :
menarik, bermakna, dan menantang, revan dan kontekstual, serta berkesinambungan.
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik
Pembelajaran paradigm baru berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran
disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup materi
pembelajaran meliputi sesuatu yang diajarkan pendidik di kelas atau materi yang dipelajari

10
peserta didik. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses pembelajaran, produk hasil belajar,
dan mengondisikan lingkungan belajar.
5. Perencanaan , pelaksanaan dan pengelolaan asesmen formatif dan sumatif
Terdapat 5 prinsip yang harus dipenuhi saat merencanakan dan melaksanakan asesmen:
a. Asesmen sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran,
dan menyediakan informasi yang holistic sebagai umpan balik.
b. Asesmen dirancang dan dilakukan adil, propesional, valid, dan dapat dipercaya.
c. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai fungsi asesmen, serta diberikan keleluasaan
dalam menentukan teknik dan waktu pelaksanan asesmen.
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informative
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua
6. Pelaporan kemajuan belajar
Bentuk laporan hasil belajar yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama,
melibatkan orang tua peserta didik. Kedua, melibatkan peserta didik dan pendidikan sebagai
patner. Ketiga, merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. Keempat, menyeluruh,
jujur, adil, dan dapat dipertanggung jawabkan. Kelima, jelas dan mudah dipahami oleh semua
pihak.
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
Tahapan berikutnya setelah pembelajaran dan asesmen adalah evaluasi. Pada tahap ini
pendidik melakukan refleksi pada masing-masing modul ajar. Dengan evaluasi, pendidik
dapat mengidentifikasi hal-hal yang sudah berhasil dan yang perlu diperbaiki. Tujuannya
adalah agar modul ajar dapat disempurnakan kembali.

Selain menurut Hamalik Tahapan Pengembangan Kurikulum terbagi menjadi tujuh:


1. Studi kelayakan dan kebutuhan, yaitu proses untuk menentukan apakah program memiliki
dasar yang suesuai dan layak untuk diterapkan.
2. Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum, secara umum ini mencakup mengenai
identifikasi tujuan adanya kurikulum, lalu menganalisis kebutuhan sesuai dengan kebutuhan
siswa, serta konteks pendidikan yang relevan.
3. Pengembangan rencana pelaksanaan kurikulum, melibatkan penyusunan rencana berupa
strategi untuk menjalankan kurikulum. Bisa mencakup strategi pembelajaran dan kegiatan.
4. Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan, setelah melaui beberapa tahapan proses untuk
penentuan isi kurikulum. Kurikulum bisa diuji coba untuk mengetahui efektifitas dari
penyesuian kurikulum yang ada.
5. Pelaksanaan kurikulum, pelakasaan atau pengimplementasian dalam konteks yang nyata di
terapkan di sekolah-sekolah.

11
6. Pelaksnaan penilaian dan pemantauan kurikulum, nah hal ini dilakukan untuk menjaga
kualitas dan keberhasilan implementasi yang sudah diterapkan dengan beberapa hal yang
sudah diperbarui di dalam pendidikan.
7. Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian, tindakan ini diambil untuk mengevaluasi secara
lkeseluruhan mengenai kurikulum baru yang dihasilkan apakah mencapai efektivitas dan
efiisiensi yang diharapkan atau belum.

12
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai sutu rancangan,
kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Karena kurikulum adalah untuk
memfasilitasi transformasi siswa menjadi orang yang diinginkan, perubahan untuk
perbaikan merupakan suatu keharusan pendidikan (Ansyar, Mohamad). Perubahan
merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, sebab melalui perubahanlah
kehidupan terbentuk, tumbuh, dan berkembang. Apalagi di era globalisasi yang salah satu
cirinya ialah perubahan cepat dan besar sehingga mengharuskan revisi kurikulum sesuai
perkembangan zaman dan tuntutan kemajuan.
Prinsip Umum Pengembangan Kurikum
- Prinsip relevansi
- Prinsip fleksibilitas
- Prinsip kontinuitas
- Prinsip efisiensi
- Prinsip efektivitas
Tahap Perkembangan Kurikulum
1. Menganalisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic
3. Mengembangkan modul ajar
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik
5. Perencanaan , pelaksanaan dan pengelolaan asesmen formatif dan sumatif
6. Pelaporan kemajuan belajar
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat ini., semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahn ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan
kami juga sangat mengarapkan saran dan keritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahman Prasetyo, T. H. (n.d.). Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum. Volume 8 Nomor
1.

Arifin, Z. (2015). Konsep Model Pengembangan Kurikukulum. STIPN.

Kusuma, R. F. (n.d.). Urutan Tahapan Pengembangan Kurikulum Merdeka.

N. S. Sukmadinata. (2004). Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja Rodakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai