Anda di halaman 1dari 16

LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SUAIP
20800121026

NURUL QALBI S
20800121001

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang memberikan


penerangan dan petunjuk kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan
banyak kenikmatan yang masih kita rasakan sampai saat ini. Shalawat serta salam
selalu tercurah kepada junjungan dan tauladan kita semua, Rasulullah SAW, juga
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya. Karena jasa-jasa beliaulah
kita dapat mengenal dan merasakan indahnya Islam.

Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha


dan bermalas-malas. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Makalah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
dengan judul “Landasan dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum”.

Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan


tentang Landasan dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum. Makalah ini tidak
lepas dari kekurangan karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi
kami berusaha untuk membagi ilmu dan wawasan yang telah kami rangkum
dalam makalah ini. Semogah makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan
dalam memproleh ilmu pengetahuan.

Samata, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Landasan Pengembangan Kurikulum..................................................3

B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum...............................................6

C. Model Pengembangan Kurikulum.......................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................11

B. Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Kurikulum memiliki peranan yang penting dalam dunia Pendidikan.
Pendidikan takkan lepas dari kurikulum, karena kurikulum mempunyai peranan
penting dalam mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, besar
pengaruh kurikulum terhadap hasil pendidikan. Hasil pendidikan yang baik tentu
berasal dari kurikulum yang baik pula. Kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang mendukung tercapainya tujuan dan hasil pendidikan yang maksimal yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.

            Pendidikan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena
melalui pendidikan akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang mana akan
menentukan nasib bangsa itu sendiri di masa yang akan datang. Generasi penerus
bangsa yang baik tentu dihasilkan dari pendidikan yang baik pula pada bangsa itu
sendiri. Oleh karena itu, diperlukan kurikulum yang baik dan sesuai dengan cita-
cita bangsa tersebut sebagai jalan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari
waktu ke waktu tentu berpengaruh terhadap pendidikan dalam suatu bangsa,
karena pendidikan harus disesuaikan dengan laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti bahwa, kurikulum harus
senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tentunya juga penyesuaian
tersebut harus sesuai dengan cita-cita bangsa itu sendiri. Dalam mengembangkan
kurikulum tentu tidak sembarangan, harus melalui tahapan-tahapan tertentu
dengan berpedoman pada landasan-landasan pengembangan kurikulum, melalui
pendekatan dan model pengembangan kurikulum. Pada makalah ini, kami dari
kelompok 2 selaku penulis akan membahas mengenai landasan dan pendekatan
pengembangan kurikulum.

1
2
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan
1. Apa saja landasan pengembangan kurikulum?
2. Apa saja pendekatan pengembangan kurikulum?
3. Apa saja model pengembangan kurikulum?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan masalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui apa saja landasan pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja pendekatan pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui apa saja model pengembangan kurikulum.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan
dan kekuatan lain yang berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan
yang akan diberikan sekolah kepada peserta didik. Berikut landasan
pengembangan kurikulum:
1. Landasan Filosofis
Kedudukan Landasan filsafat dalam pengembangan kurikulum merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan arah,sasaran dan target dari proses
pendidikan. Landasan ini digunakan untuk melaksanakan, membina, dan
mengembangkan kurikulum di sekolah atau madrasah. Filsafat adalah cara
berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mendalam (Socrates) atau suatu cara
berpikir yang mengupas sesuatu sampai ke akar-akarnya. Plato menyebut filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mencari nilai-nilai kebenaran.
Berfikir secara mendalam tentang permasalahan yang dihadapi manusia, termasuk
masalah pendidikan merupakan target dari kajian filsafat.1
2. Landasan Sosiologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu, yaitu antara
peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang
yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang, benda
dan tumbuhan karena salah satunya yaitu kondisi psikologis yang dimilikinya.
Benda dan tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Sedangkan binatang tidak
memiliki taraf psikologis yang lebih tinggi dibanding manusia yang juga memiliki
akal sebagai titik pembeda di antara keduanya.
Jika dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan
individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah
proses sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antrofologi, pendidikan adalah

1
Ruhban Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: CV
Anugrah Utama Raharja, 2019), h. 44-45.
4

“enkulturasi” atau pembudayaan. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan


muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi
manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. 2
3. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sedangkan
kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah
perilaku manusia. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh
psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dikembangkan. Siswa adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani, intelektual, sosial, emosional,
moral, dan sebagainya. Tugas utama para guru adalah membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa. Sebenarnya tanpa pendidikan pun anak tetap akan
berkembang, tetapi dengan proses pendidikan diharapkan perkembangan anak
tersebut akan lebih optimal. Apa yang dididikkan dan bagaimana cara
mendidiknya harus disesuaikan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak.
Karakteristik perilaku pada terbagai tingkatan perkembangan merupakan bahan
kajian dari psikologi perkembangan. Perkembangan-perkembangan yang dialami
oleh anak pada umumnya diperoleh melalui proses belajar.3
Guru selalu mencari upaya untuk dapat membelajarkan para siswanya.
Cara belajar dan mengajar yang bagaimana yang dapat memberikan hasil optimal
dan bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan kajian/studi yang sistematik
dan mendalam. Studi tersebut merupakan bidang kajian dari psikologi belajar.
Dari uraian tersebut tampak adanya dua cabang psikologi yang sangat penting
diperhatikan di dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan
dan psikologi belajar
a. Psikologi perkembangan, membahas membahas perkembangan individu sejak
masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai
dengan dewasa. Pengetahuan tentang perrkembangan individu diperoleh
melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanalitik,
2
Baderiah, Buku Ajar Pengembangan Kurikulum, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
IAIN Palopo, 2018), h. 17-18.
3
Ruhban Masykur, Op.Cit. h. 46-47.
5

sosiologik, atau studi kasus. Studi longitudinal, menghimpun informasi


tentang perkembangan individu melalui pengamatan dan pengkajian
perkembangan sepanjang masa perkembangan, dari saat lahir sampai dengan
dewasa, seperti yang pernah dilkakukan oleh Williard C. Olson. Metode cross
sectional pernah dilakukan oleh Arnold Gessel. Ia mempelajari beribu-ribu
anak dari berbagai tingkat usia, mencatat ciri-ciri fisik dan mental, pola-pola
perkembangan dan kemampuan,serta perilaku mereka. Studi psikoanalitik
dilakukan oleh sigmund frued beserta para pengikutnya. Studi ini lebih
banyak diarahkan mempelajari perkembangan anak pada masa-masa
sebelumnya, terutama pada masa kanak-kanak (balita). Menurut mereka,
pengalaman yang tidak menyenangkan pada masa balita ini dapat
mengganggu perkembangan pada masa-masa berikutnya. Metode sosiologik
digunakan oleh Robert Havighurst. Ia mempelajari perkembangan anak
dilihat dari tuntutan akan tugas-tugas yang harus dihadapi dan dilakukan
dalam masyarakat. Tuntutan akan tugas-tugas kehidupan masyarakat ini oleh
Havighurst disebut sebagai tugas-tugas perkembangan (developmental tasks).
Ada seperangkat tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai individu
dalam setiap tahap perkembangan. Metode lain yang sering digunakan untuk
mengkaji perkembangan anak adalah studi kasus. Dengan mempelajari kasus-
kasus tertentu, para ahli psikologis perkembangan menarik beberapa Dasar
Pengambangan Kurikulum Sekolah 14 kesimpulan tentang pola-pola
perkembangan anak.4
b. Psikologi Belajar, merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.
Banyak sekali definisi tentang belajar. Secara sederhana, belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengelaman.
Segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, efektif, maupun
psikomotor dan terjadi karena proses pengalaman dapat dikatagorikan sebagai
perilaku belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi karena insting
atau karena kematangan serta pengaruh hal-hal yang bersifat kimiawi tidak
termasuk belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan

4
Widodo Winarso, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Cirebon, 2015), h. 13-14.
6

pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap


individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka
pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya.5
B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Sumber adalah dasar atau landasan untuk berdiri sesuatu. Fungsi dasar
ialah sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu sekaligus memberikan kepada
arah tujuan yang akan dicapai. Setiap negara mempunyai dasar/sumber
pendidikannya sendiri. falsafah hidup suatu bangsa merupakan cerminan sumber
pendidikan bangsa tersebut. Ia adalah pijakan dasar untuk menyusun pendidikan
suatu bangsa. oleh karena itu maka sistem pendidikan setiap bangsa berbeda
karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda.6
Dalam merancang sebuah kurikulum diibaratkan pada fondasi bangunan
yang terdiri atas dasar atau landasan. Jadi, berkualitas atau tidaknya kurikulum
yang dirancang, sangat ditentukan oleh dasar pengembangan kurikulum yang
kuat. Seller dan Miller, sebagaimana dikutip oleh Sanjaya, mengemukakan
bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terus-menerus 7
Jadi yang dimaksud dengan pendekatan ialah cara kerja dengan
menerapkan strategi dan metode yang tepat serta langkah-langkah pengmbangan
yang sistematis untuk memperoleh kurikulum yang lebih baik. Ada beberapa
macam pendekatan dalam pengembangan kurikulum:
1. Pendekatan bidang studi
Sebagai guru, anda mungkin perlu bertanya pada diri sendiri, apa yang
akan dilakukan sebelum menemui siswa di kelas dalam proses belajar. Sebagai
guru yang baik, anda pasti memikirkan tentang bidang/mata pelajaran apa yang
akan anda sajikan pada saat proses belajar. Anda pasti telah mempersiapkan
dengan baik pokok- pokok bahasan yang berhubungan dengan studi atau mata

5
Ibid, h. 14.
6
Ramayuli, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 121.
7
Sanjaya,W, Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), h. 32.
7

pelajaran yang akan anda ajarkan. Inilah yang dimaksud dengan pendekatan
bidang studi atau pendekatan mata pelajaran
2. Pendekatan berorientasi pada tujuan
Jika anda mengajar, pertanyaan pokok yang muncul adalah “tujuan apa
yang ingin dicapai melalui suatu pengajaran?” Lebih jauh, pertanyaan tersebut
bisa dikembangkan ke arah pertanyaan mengenai pengetahuan dan keterampilan
apa yang akan dimiliki siswa.
Apapun kegiatannya,”tujuan” selalu menduduki posisi sentral. Dengan
tujuan ini dapat diketahui arah dari suatu kegiatan,tidak terkecuali kegiatan
pembelajaran.Sebagai guru tentunya anda mempunyai tujuan dalam mendidik
siswa.
1) Pendekatan dengan pola orientasi bahan. Pendekatan ini mencakup pola
pendekatan Subject Matter Curriculum, Correlated Curriculum, dan
Integrated Curriculum.
2) Pendekatan pola mata pelajaran (subject matter curriculum), yang
menekankan pada pemisahan mata pelajaran menjadi beberapa bagian,
misalnya: sejarah, ilmu bumi, biologi, berhitung, dan sebagainya. Mata
pelajaran ini tidak berhubungan satu sama lain.
3) Pendekatan dengan pola korelasi (correlated curriculum), yang
mengelompokan beberapa mata pelajaran (bahan) yang saling berhubungan.
Misalnya, bidang studi IPA dan IPS yang mengkombinasikan beberapa
bidang tertentu.
4) Pendekatan pola integrasi (integrated curriculum), yang menerpadukan
bagian-bagian menjadi keseluruhan yang mempunyai arti tertentu.
Keseluruhan itu tidak hanya sekedar kumpulan dari bagian- bagian, tetapi
keseluruhan yang mempunyai arti tertentu. Sebatang pohon, misalnya,
bukan hanya kumpulan dari akar, batang, ranting, dan daun, akan tetapi
merupakan sesuatu yang memiliki arti tertentu yang utuh, yaitu pohon.
Dalam konteks ini, mata pelajaran tidak diajarkan secara terpisah-pisah,
namun harus terjalin dalam satu keutuhan yang meniadakan batas tertentu
dari masing-masing bahan pelajaran.
8

5) Pendekatan Rekonstruksionalisme, disebut juta rekonstruksi sosial karena


menempatkan masalah-masalah penting yang dihadapi masyrakat, seperti
polusi, ledakan penduduk, dan bencana yang diakibatkan oleh penggunaan
teknologi tertentu, dalam kurikulum.
6) Pendekatan Humanistik, pendekatan ini menempatkan peserta didik pada
posisi sentral (student centered) dan perkembangan afektif siswa sebagai
prasyarat dan merupakan bagian integral dari proses belajar. Siswa
diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki dengan
selalu mengedepankan peran siswa di sekolah.
7) Pendekatan akuntabilitas (accountability). Pendekatannya yang dikenal
sebagai scientifc management atau manajemen ilmiah menetapkan tugas-
tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu.Setiap
pekerja bertanggung jawab atas penyelesaian tugas tersebut.
Sistem yang akuntabel memiliki standar dan tujuan spesifik serta
mengukur efektivitas suatu kegiatan dengan mengukur taraf keberhasilan siswa
untuk mencapai standar itu.Gera kan ini mulai dirasakan manfaatnya bagi dunia
pendidikan ketika sebuah universitas di Amerika Serikat dituntut untuk
membuktikan keberhasilannya dalam mencapai standar yang tinggi. Untuk
memenuhi tuntutan itu, pengembang kurikulum mendesain tujuan pelajaran yang
dapat mengukur prestasi belajar siswa.Implikasinya, perguruan tinggi
menerapkan seleksi akademis yang ketat sebagai syarat memasuki universitas.8
C. Model Pengembangan Kurikulum
        Pengembangan Kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan
yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi
pada diri siswa. 9
Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan
zaman.

8
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), h. 198.
9
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 97
9

  Untuk melakukan pengembangan kurikulum ada berbagai model


pengembangan kurikulum yang dapat dijadikan acuan atau diterapkan
sepenuhnya.
1. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya
1) Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen
kurikulum
2) Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh
berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya
mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan
dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan
ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka
panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum
tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.
3) Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang
terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual.
Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru
datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi
kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan
kepribadian peserta didik.
2. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan
1) Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata
pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya,
mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi,
dan seterusnya.
2) Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan
10

pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata


pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata
pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.
3) Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang
lain.
3. Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya
1) Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
2) Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing
negara bagian di Amerika Serikat.
3) Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari
keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.10

10
Baderiah, Op. Cit. h. 56-57.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang
sangat penting. Landasan pengembangan kurikulum seperti sebuah pondasi
bangunan. Persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana
cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi
atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan sistem
nilai keutuhan masyarakat.

B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan kami
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurma.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baderiah. 2018. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo: Lembaga


Penerbit Kampus IAIN Palopo

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum:Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

Masykur, Ruhban. 2019. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar


Lampung: CV Anugrah Utama Raharja.

Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sanjaya,W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.

Winarso, Widodo. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon.

12

Anda mungkin juga menyukai