Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP DAN LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agus Pahrudin,M.Pd.

Disusun : Kelompok 1

Asip Ependi 2011010473


Melya Indah Sartika 2011010430

Semester 5/Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah dan inayah Nya atas terselesaikannya tugas makalah Pengembangan
Kurikulum PAI ini.
Shalawat beserta salam semoga tetap kepangkuan junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Sebagai pencerahan kehidupan umat manusia di jagat raya ini. Amin.
Setelah terselesainya tugas Pengembangan Kurikulum PAI dengan judul: “Prinsip Dan
Landasan Pengembangan Kurikulum”. Penulis harapkan semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi mahasiswa dalam mempelajari, menelaah dan memahaminya. Harapan kami, semoga
makalah atau resuman ini bisa membantu untuk pembelajaran kita semua sesuai dengan
yang diharapan. Amin.
Pada akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berlindung dan memohon tumpahan
rahmat-Nya. Amin.
Wassalamu’alaikm Wr. Wb
Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
A.Latar Belakang ........................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
1.Landasan Pengembangan Kurikulum ................................................................... 4
2.Landasan Filosofis ................................................................................................... 5
3.Landasan Psikologis................................................................................................. 5
4.Landasan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi ........................................................ 6
5.Teori Teori Belajar .................................................................................................. 8
6.Landasan Agama ..................................................................................................... 9
7.Prinsip Prinsipn Pengembangan Kurikulum ........................................................ 10
BAB III
PENUTUP .................................................................................................................... 13
A.Kesimpulan………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. hal ini berarti bahwa
kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. pengembangan kurikulum harus didasarkan
pada landasan dan prinsip-prinsip pengembangan yang berlaku. hal ini dimaksudkan agar
pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari
pendidikan nasional. oleh sebab itu ada beberapa landasan dan prinsip-prinsip yang harus
menjadi pedoman dalam pengembangan kurikulum. makalah ini mencoba untuk memaparkan
apa yang menjadi landasanlandasan dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses
pengembangan kurikulum.
Landasan, Model, Prinsip Pengembangan Kurikulum – Pendidikan merupakan bidang
yang penting untuk memajukan suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia dimana pendidikan
dijamin oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Apalagi dalam pembukaan undang-undang
dasar 1945 terdapat cita-cita negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang artinya
pendidikan adalah kunci untuk mewujudkannya.

Maju tidaknya masyarakat dalam suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikan yang telah
disiapkan oleh pemerintah atau pihak terkait. Pendidikan yang berkualitas dapat diketahui
melalui pengembangan kurikulum yang bertujuan membentuk lingkungan belajar yang
nyaman sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Ketika peserta didik dapat belajar dengan
nyaman, maka mereka dapat menyerap apa yang disampaikan oleh guru atau pendidik dengan
baik.

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses merencanakan dan mengembangkan


kurikulum oleh pemerintah, sekolah, atau pihak yang bersangkutan untuk dapat mencapai
tujuan pendidikan nasional. Kurikulum memegang peranan yang strategis dalam pendidikan,
sehingga dalam penyusunan dan pengembangannya tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan oleh siapapun.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Untuk melakukan pengembangan kurikulum, pihak pengembang harus berlandaskan
pada suatu pegangan yang jelas sehingga kurikulum dapat terarahkan dengan baik. Apabila
tidak memiliki landasan, akibatnya terjadi pada hasil kurikulum itu sendiri yaitu sumber
daya manusia tidak dapat terbentuk dengan maksimal. Terdapat empat landasan yang
digunakan dalam pelaksanaannya.

1. Landasan Filosofis

Landasan pengembangan kurikulum yang pertama adalah landasan filosofis, yang berkaitan
dengan hakikat dari filsafat dan juga pendidikan. Filsafat atau pandangan hidup dalam dunia
pendidikan bertujuan untuk memberikan arah bagi peserta didik dalam belajar.
Ketika memiliki arah belajar yang jelas, peserta didik dapat mengeksploitasi
kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga dapat mencapai hasil terbaiknya. Berkaitan
dengan filsafat, setiap bangsa atau pada kelompok masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-
beda. Maka dari itu arah pendidikan sering kali tidak sama, tetapi hasilnya akan sama yaitu
membentuk karakter peserta didik dengan baik.
Indonesia memiliki landasan pengembangan kurikulum yang jelas yaitu pancasila. Oleh
sebab itu, tujuan pendidikan Indonesia adalah membentuk manusia yang dapat hidup
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat dengan tuntunan nilai-nilai pancasila.
Sistem pendidikan di negara ini juga telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). Adanya undang-undang tersebut,
maka pelaksanaannya di Indonesia harus berlandaskan pada peraturan tersebut agar tidak
melenceng dari arah yang seharusnya dicapai.

2. Landasan Psikologis

Perilaku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar. Interaksi antar individu
akan terjadi dalam lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perubahan
akan tercipta pada individu untuk mencapai kedewasaan dalam hidup mulai dari kedewasaan

5
fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan moral. Pendidikan memang proses untuk
mengubah perilaku individu agar lebih baik, tetapi tidak semua perubahan itu terjadi karena
adanya pembelajaran.

Ada faktor lain diluar yang berpotensi mengubahnya, yaitu kematangan diri masing-masing
dan lingkungan disekitarnya. Perlu adanya suatu sistem pengembangan kurikulum yang
digunakan untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan dalam mengubah perilaku peserta
didik.
Landasan psikologi harus menjadi landasan pengembangan kurikulum untuk
menentukkan bagaimana suatu sistem pengajaran dapat berjalan dengan semestinya. Maka
seorang pengembang dapat berpatokan pada dua cabang ilmu psikologi yaitu psikologi
pendidikan dan psikologi belajar.
Psikologi pendidikan merupakan ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana
individu mampu menerima stimulus atau rangsangan dari luar untuk mengubah dirinya menuju
kedewasaan hidup. Pendekatan dalam memberikan stimulus atau rangsangan yang tepat dapat
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan apa yang diinginkan. Ada tiga macam
pendekatan yang digunakan dalam psikologi pendidikan yaitu pendekatan secara kognitif,
behavioristik, dan humanistik.

Psikologi perkembangan juga menjadi dasar karena dapat memahami proses individu mencapai
kematangan perilaku melalui proses yang runtut. Kematangan pada diri seseorang dapat
tercapai karena dapat menyelesaikan tugas perkembangan di dalam fase kehidupannya.

Adapun tahap-tahap perkembangan psikologis peserta didik terbagi menjadi tiga, yaitu usia pra
sekolah, usia sekolah dasar, dan usia sekolah menengah. Bagaimana pun memahami peserta
didik merupakan hal yang penting karena evaluasi atas kurikulum yang telah disusun dapat
dilakukan dengan baik. Bahan evaluasi yang dimaksud seperti kemampuan yang dapat dicapai,
metode penyampaian materi yang sesuai, dan penyusunan evaluasi pembelajaran.

3. Landasan Sosial Budaya

Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan


muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat. Dengan pendidikan

6
diharapkan lahir manusiamanusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun
masyarakat.oleh sebab itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan
kondisi, karakteristik, kekeyaan dan perkembangan masyarakat.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologis

Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami banyak
perubahan dibandingkan dengan waktu pertama kali berkembang beberapa abad lalu. Ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini banyak didasari oleh penemuan pada abad pertengahan oleh
tokoh-tokoh terkenal dibidang-bidang tertentu.

Perubahan-perubahan tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar untuk pendidikan


terutama dalam dunia industri. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang
terampil dan handal dalam mengaplikasikan ilmunya dalam dunia industri. Pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat disusun
dengan sebaik mungkin.

Penggunaan berbagai peralatan yang menunjang kegiatan belajar mengajar juga diperlukan
mengingat perkembangan teknologi belakangan ini semakin canggih. Tuntutan ada apa guru
atau pendidik dan pelaksana pendidikan untuk terampil dan cakap dalam menggunakannya
sehingga mampu mentransferkannya kepada peserta didik.

Mengingat pendidikan merupakan tempat mempersiapkan manusia dalam menyongsong masa


depan, maka pengembangan kurikulum harus berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak secara tidak langsung mencakup
pengembangan isi atau materi dan media pembelajaran.

Pendidikan secara tidak langsung dituntut untuk membekali individu agar mampu
memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimiliki. Dengan begitu, peserta didik mampu mengubah kehidupan menuju arah yang
lebih jelas dan menguraikan permasalahan yang ada.

7
5 .Teori teori Belajar
Teori belajarmerupakan hal yang paling tidak ditakuti oleh orang tua atau yang
membutuhkan ilmu, namun dianggap hal menakutkan dan neraka oleh anak-anak atau
mereka yang tidak ingin belajar, padahal sudah jelas dalam pernyataan bahwa kita harus
belajar atau menuntut ilmu hingga ke negeri china. pernyataan ini memperjelas bahwa
kita harus mencari ilmu kemanapun tempatnya atau sejauh apapun tujuannya.

Selain itu, anak-anak mungkin lebih mencari hal yang dianggap cocok untuk bisa
menyampaikan materi atau ilmu dengan cara yang tidak membosankan yakni dengan
metode belajar yang berbeda. Selain penjelasan diatas, berikut ini 15 teori belajar yang
dikutip menurut para ahli :
1. Menurut Winkel
Teori pertama datang dari Winkel, menurutnya belajar merupakan aktivitas mental ataupun
psikis yang berlangsung baik di lingkungan dengan interaksi yang aktif. Selain itu
belajar diharuskan atau menghasilkan perubahan yang secara langsung ataupun tidak
langsung dalam pribadi yang melakukannya. Dalambelajar akan ada hasil perubahan
dala pengelolaan pemahaman dalam sisi apapun. Terutama untuk anak-anak yang baru
mengenal.
2. Menurut Djamarah (2002:13)
Belajar bisa diartikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan
raga ketika melakukannya, gerak tubuh harus terlihat sejalan dengan proses jiwa agar
bisa mendapatkan dan melihat adanya perubahan. Perubahan yang didapatkan tentu
bukan hanya perubahan dari fisik namun perubahan jiwa yang lebih penting, sebab
dengan adanya perubahan jiwa maka berpengaruh pada perubahan fisik atau perubahan
jasmani. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang.

3. Menurut Ernest R. Hilgard


Menurut ahli Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) Belajar memiliki
pengertian sebagai proses dari perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja atau
dilakukan dalam keadaan sadar. Kemudian menimbulkan adanya perubahan dan
menyebabkan keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan pengertian ini
belajar juga menimbulkan perubahan diri dan lebih baik jika atas kemauan dari masing-

8
masing pribadi dan bukan paksaan, karena dengan cara ini tak jarang mereka yang
belajar berakhir depresi hingga tekanan mental.1
4. Menurut Bower (1987;150)
Bower berpendapat bahwa dengan Belajar kita dapat menunjukan adanya perubahan yang
relatif dalam perilaku yang terjadi karena adanya beberapa pengalaman yang telah
dialami dan juga latihan yang sudah dilakukan dalam waktu sebelumnya. Bower juga
menjelaskan bahwa “Learning is a cognitive process” yang artinya Belajar adalah suatu
proses kognitif. Disini Bower menjelaskan proses merupakan hal yang lebih penting
dibandingkan hasil dari belajar itu sendiri.

6. Landasan Agama
Dasar Pengembangan Kurikulum pertama yaitu Agama. Agama merupakan dasar atau
landasan pertama kurikulum pendidikan agama Islam, maka sistem pendidikan harus
meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran agama Islam. Sumber utama
agama Islam, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Nabi s.a.w. Kemudian sumber lain, seperti,
ijma’, qiyas, Mashalihul Mursalah, dan Istihsan.
Maksud dari Kurikulum berlandaskan agama adalah kurikulum pendidikan yang membantu
peserta didik untuk membina iman yang kuat kepada Allah, rasul-rasul, malaikat, kitab-kitab,
qadha dan qadar, dan hari akhir. Juga berusaha menanamkan ruh atau jiwa yang kuat dalam
melaksanakan syariat agama dan memiliki akhlak yang mulia, serta menambahkan kesadaran
beragama dan menyempurnakannya dengan cara memiliki ilmu yang berguna bagi kehidupan
di dunia dan akhirat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum pendidikan Islam bersifat holistik atau menyuruh
tidak terbatas ilmu-ilmu agama seperti tafsir, hadis, fiqih, dasar-dasar akidah, ilmu hadis, ulsul
fiqih, nahu, saraf, balaghah, adab, dan lain-lain. juga semua ilmu yamg bermanfaat bagi agama
dan kehidupan dunia seperti falsafah, tarikh, ilmu alam, ilmu falak, kedokteran, matematika,

1
Belajar dan Pembelajaran. Bandung: AlfabetaAhmadi Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar
Mengajar. Pustaka Setia.
BandungArikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

9
teknik, sains, fisik, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Artinya Kurikulum pendidikan Islam
mengajarkan semua ilmu yang berguna selama tidak menyalahi akidah dan akhlak

B. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam Islam


Prinsip-prinsip tersebut berbeda-beda menurut analisis para pakar kemudian
ditambah dan disesuaikan dengan esensi kurikulum pendidikan Islam. (Iskandar
dan Usman, 1988:520-522) Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang
berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-
kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan dan hubungan-hubungan
yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus berdasarkan pada
agama dan akhlak Islam.
b. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktifitas dalam kurikulum
diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
c. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman dan aktifitas
yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan
kurikulum dengan kebutuhan peserta didik juga kebutuhan
d. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup
peserta didik, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, relevansi
dengan tuntutan pekerjaan.
e. Prinsip fleksibilitas adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit
kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi pada fleksibilitas pemilihan
program pendidikan maupun dalam mengembangkan program pengajaran.
f. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya,
manusia yang mampu mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas pikir, serta
manusia yang dapat menyelaraskan struktur kehidupan dunia dan struktur kehidupan
akhirat.
g. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana,
dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
h. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang
terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum
lainnya, baik secara vertikal (penjenjangan, tahapan) maupun secara horizontal.
i. Prinsip individualitas adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan

10
pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi
peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi,
bakat serta kelebihan dan kekurangannya.
j. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis adalah bagaimana
kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik dari
berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial
yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan
yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
k. Prinsip kedinamisan adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
l. Prinsip keseimbangan adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap
potensi peserta didik secara harmonis.
m. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektiftas pendidik yang
mengajar dan peserta didik yang belajar.2

2
Anggriamurti, Ranty Adytia. 2009. Pembelajaran Transformasi dengan Pendekatan Konstruktivis Untuk
Meningkatkan Penalaran Logis Siswa Ke4las XII SMA BPI 2 Bandung (online) Alwilsol (2004), Psikologi
Kepribadian, UMM Press Aunurrahman. 2010.

11
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan,menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaianterhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisibelajar mengajar yang baik.Ada empat sumber
prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: data empiris, dataeksperimen, cerita atau legenda,
dan akal sehat.Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi
tiga tipeprinsip, yaitu: anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh(whole truth),
anggapankebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih
memerlukanpembuktian (hypothesis)
.Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum secara umum dan khusus
Secara umum meliputi meliputi prinsip:
(1) relevansi;
(2) fleksibilitas;
(3)kontinuitas;
(4) praktis (efisiensi);
dan (5) efektivitas
. Sementara itu,
prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum berkenaan dengan:
(1) perumusan tujuanpendidikan;
(2) pemilihan isi pembelajaran;
(3) pemilihan proses pembelajaran;
(4)pemilihan media dan alat pembelajaran yang tepat;
(5) pemilihan kegiatanpenilaian.
Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang
disediakan oleh sekolah, yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya
saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya, yang pelaksanaannya bukan saja di
sekolah tetapi juga di luar sekolah.

12
DAFTAR PUSTAKA

·Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan Profesional Kurikulum


Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
·Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan UPI.
·Fuaduddin dan Sukama Karya. 1998. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta:
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Anggriamurti, Ranty Adytia. 2009. Pembelajaran Transformasi dengan Pendekatan
Konstruktivis Untuk Meningkatkan Penalaran Logis Siswa Ke4las XII SMA BPI 2
Bandung (online) Alwilsol (2004), Psikologi Kepribadian, UMM Press Aunurrahman.
2010.
Belajar dan Pembelajaran. Bandung: AlfabetaAhmadi Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi
Belajar Mengajar. Pustaka Setia.
BandungArikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

13

Anda mungkin juga menyukai