FILSAFAT PENDIDIKAN
( LANDASAN – LANDASAN PENDIDIKAN )
Dosen Pengampu : Dody Feliks P Ambarita, S.Pd.,M.Hum.
Disusun Oleh :
Kelompok 9
1. Ilham Pratama Siregar ( 6223111094 )
2. Muhammad Akhdan Sitorus ( 6223111022 )
3. Ferdinando Sirumapea ( 6223111093 )
4. Andre Roisinton Nainggolan ( 6223111071 )
5. Evlyne Keriahenta br Brahmana ( 6223111039 )
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat –Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah filsafat pendidikan yang telah
memberikan kesempatan dalam mengasah kemampuan dan meneliti pelajaran dengan
tugas seperti makalah ini.
Dengan adanya tugas ini , kami berharap kami semakin mampu menguasai materi
pembelajaran dan semakin kritis dalam menanggapi materi-materi dalam buku
ataupun sumber bacaan lainnya. Begitu juga dengan para pembaca semoga tugas ini
bermanfaat dalam referensi pembelajaran mata kuliah filsafat pendidikan.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.................................................................................................................................6
Tujuan....................................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Landasan – Landasan Pendidikan...................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN
Di dalam dunia pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena
dengan berfilsafat dunia pendidikan akan mengetahui hakikat dari makna, tujuan,
metode, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting
dari berfilsafat itu sendiri adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan
ditetapkan dapat tercapai. Sebagaimana Ali Khalil Abu ‘Ainaini merumuskan
pengertian filsafat pendidikan yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis dalam
“bukunya Filsafat Pendidikan Islam” bahwa filsafat pendidikan itu sebagai “kegiatan-
kegiatan pemikiran yang sistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk
mengatur dan menerangkan nilai-niai tujuan pendidikan yang akan dicapai
(direalisasikan).[1]
Rumusan Masalah
1. Landasan pendidikan yaitu Landasan agama
2. Landasan pendidikan yaitu Landasan filsafat
3. Landasan pendidikan yaitu Landasan sosiologi
4. Landasan pendidikan yaitu Landasan hukum
5. Landasan pendidikan yaitu Landasan moral
6. Landasan pendidikan yaitu Landasan asas-asas pendidikan
Tujuan
1. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan agama
2. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan filsafat
3. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan sosiologi
4. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan hukum
5. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan moral
6. Mengetahui Landasan pendidikan yaitu Landasan asas-asas pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan religius yaitu landasan yang menjadi asumsi dasar yang bersumber dari
agama. Agama mengatur seluruh aspek kehidupan pemeluknya sebagai individu,
anggota masyarakat serta lingkungannya. Agama merupakan penghambaan manusia
terhadap Tuhannya. Agama bersifat dogmatis, otoriter serta imperatif sehingga setiap
pemeluknya harus mentaati aturan, nilai serta norma yang ada di dalammnya. Aturan-
aturan tersebut bersifat mengikat dan berfungsi sebagai pedoman bagi pemeluknya
untuk mencapai kebahagian yang diidamkannya. Bila aturan tersebut dilanggar maka
dampaknya bukan hanya pada individual saja tetapi juga lingkungan sekitar. Bila
berbicara tentang agama maka tidak akan pernah lepas dari pendidikan. Agama selalu
bersifat pendidikan karena di dalamnya ada transfer ilmu dan pengetahuan yang
bersifat dogmatis. Lain halnya bila berbicara tentang pendidikan maka tidak selalu
berkaitan dengan agama. Namun dalam proses pendidikan maka pendidikan harus
sejalan dengan agama dan saling melengkapi sehingga output yang dihasilkan oleh
pendidikan bersifat menyeluruh
Pembentukan manusia yang Cerdas dan Kompetitif tidak semata dilakukan hanya
dengan transfer ilmu dan pengetahuan saja tetapi juga penanaman nilai-nilai moral
yang sesuai dengan nilai dan norma yang terdapat di dalam agama. Hal ini dilakukan
agar output pendidikan yang dihasilkan tidak hanya cerdas secara ilmu dan
pengetahuan tetapi juga memiliki akhlak dan moral yang baik. Akhlak dan moral
inilah yang menjadi penyeimbang dan penggerak output pendidikan sehingga tidak
lepas control dan tidak menjadi sombong dengan hasil yang dicapainya. “Ilmu tanpa
agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. (Albert Einstein). Dalam
setiap agama memiliki landasan agamis terhadap pendidikan. Karena landasan agama
terhadap pendidikan merupakan landasan yang paling mendasari dari landasan-
landasan pendidikan lainnya.
Landasan Agama ini sangat penting dalam pendidikan karena Negara kita adalah
Negara yang mengakui adanya Tuhan, sebagaimana bunyi Pancasila sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. So, Pendidikan juga tidak boleh keluar dari larangan
agama ataupun menentang agama yang kita anut masing-masing.
Landasan Religius Pendidikan ialah seperangkat asumsi yang bersumber dari ajaran
agama yang dijadikan titik tolak dalam pelaksanaan pendidikan.
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu
sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak
terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan
filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat
pendidikan, filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.
Jadi berpikir filsafat dalam pendidikan adalah berpikir mengakar/menuju akar atau
intisari pendidikan.
Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada
pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh
ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Misalnya: apakah yang dimaksud dengan pengetahuan
dan/atau ilmu? Dapatkah kita bergerak ke kiri dan kanan di dalam ruang tetapi tidak
terikat oleh waktu? Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar
pendidikan dan ilmu pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan bukanlah sekedar
gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan pendidikan
yang terbaik untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk kita masing-masing; ilmu
pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi
tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu studi terapan
berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan atau ilmu perilaku
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan
adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan
filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang
pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum
yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat hubungan implikasi antara
gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum terhadap gagasan-gagasan
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang
pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang
seharusnya atau yang dicita-citakan. Upaya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
pemikiran- pemikiran filsafati yang terjadi di belakang peristiwa pendidikan. Filsafat
sebagai induk dari semua ilmu, berperan untuk mempersoalkan dan mengkaji segala
sesuatu yang berada "di belakang" peristiwa pendidikan. Peran filsafat ini yang
meletakkan dasar pikiran kepada landasan pendidikan. Landasan filsafat sebagai salah
satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan bergayut dengan sistem nilai. Sistem nilai
merupakan pandangan seseorang tentang "sesuatu" terutama berkaitan dengan arti
kehidupan (pandangan hidup). Pandangan hidup sebagai sistem nilai yang dipegang
teguh bukan semata-mata terdapat pada individu, melainkan juga pada sekelompok
masyarakat suatu bangsa. Filsafat pendidikan nasional Indonesia berakar pada nilai-
nilai budaya yang terkandung pada Pancasila (Munib,2008). Oleh karena itu kaidah
dan norma sosial maupun sistem nilai yang dianut secara nasional mengacu kepada
Pancasila. Berkenaan dengan landasan filosofis pendidikan, maka operasionalisasi
pendidikan baik secara makro maupun mikro haruslah berlandaskan Pancasila dan
diarahkan membentuk manusia Indonesia yang Pancasilais sejati. Pendidikan nasional
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan.
Filsafat Pancasila mencakup nilai yang dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman
perbuatan dan tingkah laku bagi setiap warga negaranya. Dengan demikian dalam
keseluruhan proses pendidikan, pendidik harus mempunyai pandangan mengenai
gambaran masyarakat yang dicita-citakan dan bagaimanakah gambaran manusia yang
harus dibentuknya. Di samping itu landasan filsofisnya menjadi acuan dalam
menentukan tujuan, corak, metode. dan alat pendidikan. Selanjutnya arah pendidikan
hendaknya bermuara pada aspek integralistis (individu dan sosial), aspek etis (taat
pada norma-norma Pancasila), dan aspek religius (kebebasan beragama dan taat pada
norma-norma agama yang dipeluknya).
Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu metafisika, epistimologi, logika,
dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :
1. Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang
terdapat di alam ini. Dalam kaitanya dengan manusia, ada dua pandangan
yaitu:
(1)Manusia pada hakekatnyanya adalah spiritual. Yang ada adalah jiwa atau
roh,yang lain adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari
ikatan semu. Pendidikan adalah untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini
dianut oleh kaum Idealis, Scholastik dan beberapa Realis.
3. Logika ialah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan
benar. Dengan memahami filsafat logika di harapkan manusia bisa berpikir
dengan mengemukakan pendapatnya secara tepat dan benar.
4. Etika ialah filsafat yang menguraikan tentang perilaku manusia mengenai nilai
dan norma masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam
filsafat ini. Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan
pendidikan untuk mengembangkan perilaku manusia, anatara lain afeksi
peserta didik. (Made Pidarta, 1997: 77-78).
Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, secara sadar maupun tidak, sesungguhnya ia
telah belajar dan berkenalan dengan hubungan-hubungan sosial yaitu hubungan antara
manusia dalam masyarakat. Hubungan sosial dimulai dari hubungan antara anak
dengan orang tua kemudian meluas hingga lingkungan sekitar yaitu tetangga. Dalam
hubungan sosial tersebut terjadilah proses pengenalan dan proses pengenalan tersebut
mencakup berbagai budaya, nilai, norma dan tanggung jawab manusia, sehingga dapat
tercipta corak kehidupan masyarakat yang berbeda-beda dengan masalah yang
berbeda pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau
titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal. Filosofis
adalah suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu
untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Daftar Pustaka
Kurniasih, (2010). Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: Percikan Ilmu.
http://sahabatwanitamuslimah.blogspot.com/2012/08/filosofis-pendidikan.html
http://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-filosofi
pendidikan/
Muchtar, O., (1976), Pendidikan Nasional Indonesia, Pengertian dan Sejarah
Perkembangan, Balai penelitian, IKIP Bandung